Suara deringan yang berasal dari ponsel milik, Luthfi yang berada disaku celananya membuatnya sedikit terkejut. Ia kemudian merogoh ponselnya, saat ia melihat layar ponselnya dengan nomor yang tidak ia kenal, ia langsung menaruh ponselnya diatas meja
"Itu ada yang nelpon, kenapa ngga loh angkat " tegur, Syifa
"Ngga kenal nomornya" sahut, Luthfi
"Siapa tau teman loh" balas, Syifa
"Atau pacar loh" ledek, Risa
"Gue ngga punya pacar" jawab, Luthfi
"Angkat aja dulu. Siapa tau penting" ujar, Syifa
"Loh aja yang angkat", Luthfi memberikan ponselnya kepada, Syifa
"Ngga mau. Itu kan ponsel loh" tolak, Syifa
"Ya udah ngga usah diangkat kalau gitu", Luthfi kembali menyimpan ponselnya di meja
"Kalau itu penting, loh pasti nyesel" tukas, Syifa
"Kok jadi loh yang ngotot sih, Syifa" goda, Risa
"Udah mati", Luthfi cepat melerai agar kedua gadis ini tidak ribut
Ponsel, Luthfi kembali berdering untuk yang kedua kalinya. Lagi-lagi nomor yang sama. Luthfi tidak ingin menjawab karena ia tidak mengenali nomor tersebut. Risa terus menggoda, Syifa agar ia mau menjawab panggilan dari ponsel, Luthfi
"Angkat aja, Fa. Siapa tau penting loh" ledek, Risa
"Itu bukan hp gue", Syifa melototkan matanya
"Yang bilang itu hp loh siapa emang? Kan gue cuma nyuruh loh buat jawab teleponnya doang" cetus, Risa
"Loh aja sana yang jawab. Kenapa nyuruh-nyuruh gue coba" sewot, Syifa
"Kan loh yang paling dekat, gila" seru, Risa
"Ngga mau, sinting" tukas, Syifa
"Ini kenapa jadi kalian yang bertengkar", Luthfi pusing bila harus menghadapi kedua gadis ini
"Tuh, Syifa. Ngga mau nolong banget. Padahal cuma disuruh jawab telepon doang ngga mau" seru, Risa
"Siapa yang ngga mau nolong coba?" sewot, Syifa dengan kesal
"Buktinya loh ngga mau bantu, Luthfi" pancing, Risa
Tanpa berkata, Syifa dengan raut wajah yang kesal menyambar ponsel milik, Luthfi yang terus berdering diatas meja. Risa tersenyum penuh kemenangan. Sedangkan, Luthfi hanya memperhatikan, Syifa yang sudah menempelkan ponsel tersebut disalah satu telinganya
"Halo" suara, Syifa mulai merendah
"Speaker" ucap, Risa dengan pelan
Syifa kemudian menekan tombol speaker agar, Risa dan Luthfi juga bisa mendengar siapa yang sedari tadi menghubungi ponsel, Luthfi hingga menimbulkan perdebatan cukup memusingkan diantara kedua gadis itu
"Halo?" jawab orang diseberang telepon.
Terdengar suara wanita. Syifa memberikan ponsel itu kepada, Luthfi. Syifa takut itu adalah orang sedang dengan, Luthfi. Namun, Luthfi menolak. Ia terus menyuruh, Syifa yang berbicara
"Halo? Ini nomornya, Luthfi kan?" .......
"Ia. Ini siapa" tanya, Syifa
"Gue temannya, Luthfi. Loh siapanya, Luthfi?"......
"Gue temannya", Syifa melirik, Luthfi. "Ini siapa? Nanti gue sampein kalau yang ada nelpon" ucap, Syifa
"Gue, Celia, teman kampusnya. Tolong bilangin ke, Luthfi kalau, Celia nelpon"......
"Celia?", Syifa mengulang nama tersebut
"Marcelia Anandita Putri" Ia memperjelas namanya
"Oh ia. Nanti gue sampein yah", Syifa langsung menekan tombol merah tanpa menunggu jawaban dari, Marcelia
"Marcelia teman kelas kita?" tanya, Risa kepada, Luthfi
"Ngga tau. Mungkin ia" jawab, Luthfi datar
"Kok dia bisa tau nomor hp loh? Loh udah tukaran nomor sama dia", Risa seperti sedang mengintrogasi, Luthfi
"Risa", Syifa menggeleng kepada, Risa
"Kan gue cuma nanya" sahut, Risa
"Dia minta nomor hp gue tadi", Luthfi menoleh ke, Syifa
"Terus loh kasih?", Syifa seperti tidak sadar menyakannya
"Ngga", Luthfi menggeleng. "Mungkin, Vigo yang ngasih ke dia"
Syifa menghindari tatapan mata, Luthfi yang terus menatapnya. Risa terus tersenyum melihat tingkah lucu mereka berdua. Risa mencari-cari cara agar bisa menggoda keduanya
"Udah ah. Satu sama", Risa meraih botol minum yang ada di meja tanpa menghiraukan tatapan aneh kedua orang tersebut
"Apanya?", Syifa mengerutkan keningnya
Risa hanya menaikkan kedua bahunya. Luthfi menoleh kearah, Syifa seperti sedang mencari jawaban. Namun, Syifa hanya menggeleng karna tidak tau sama sekali dengan ucapan, Risa
"Oh ya, Syifa. Reza ngga nge-DM loh? Nanyain loh udah sampai rumah atau belum gitu?", Risa memancing, Syifa karna tidak tau
"Ha? Hmmm... Ngga tau", jawab, Syifa dengan gelagap
"Kalian berbagi sosmed?" tanya, Luthfi
"Ngga" jawab cepat, Syifa. "Maksud gue, dia ngefollow gue duluan di IG, terus gue follback" ucap, Syifa pelan
'Risa..... Benar-benar loh yah. Senang banget bikin gue dalam masalah' - gerutu batin, Syifa
"Udah tukeran nomor ponsel juga?" tanya, Luthfi lagi
"Belum. Eh, maksudnya ngga", Syifa meralat jawaban pertamanya
"Paling besok udah tukeran itu" sahut, Risa tiba-tiba
"Bisa diam ngga sih loh" kesal, Syifa
"Ya Ampun, Syifa Queendi tersayang. Kenapa sih. Marah-marah mulu deh" ucap, Risa tanpa dosa
Ditengah pertengkaran mereka, Viona dan Vigo sudah kembali dan menghampiri mereka yang ada diruang tengah. Terlihat mata, Viona sedikit sembab namun wajah cerianya masih terlihat. Juga raut wajah, Vigo yang sangat senang
"Jadi udah baikan nih?" goda, Risa
Viona terlihat malu-malu menjawab. Hanya, Vigo yang mengiyakan pertanyaan, Risa. Viona kemudian duduk disebelah, Risa lalu diikuti oleh, Vigo
"Kok gue serasa jadi nyamuk yah disini?", Risa mengedarkan pandangannya ke langit-langit rumah
"Emang loh aja. Gue juga kali" sahut, Syifa tidak ingin kalah
"Apaan. Loh ada, Luthfi tuh disamping loh. Masih bilang jadi nyamuk juga" ketus, Risa yang disambut tatapan tajam dari, Syifa
"Jalan yuk. Sambil makan diluar" ajak, Vigo
"Loh traktir kita ceritanya" goda, Luthfi
"Yo'i. Sebagai rasa terima kasih gue" jawab, Vigo
"Ayo" ucap, Risa dengan semangat
"Urusan makan aja cepat" ketus, Syifa
"Ya ialah. Buat gue kenyang juga" sewot, Risa
Saat mereka hendak pergi, suara deringan ponsel milik, Vigo terdengar. Ia terlebih dahulu menjawab panggilan tersebut.
"Halo" jawab, Luthfi
..........
"Serius loh?" raut wajah, Vigo nampak senang
..........
"Ok. Nanti gue temenin loh. Kabarin gue aja kalau loh udah sampai" ucapanya
...........
"Ok", Vigo menekan tombol merah dan mengakhiri panggilannya
"Siapa?" tanya, Viona
"Fahri. Dia mau pindah ke kampus kita" jawab, Vigo
"Serius?" kilatan mata, Viona juga nampak senang
"Jadi jalan ngga sih" protes, Risa
"Ngga sabaran amat sih anak", Syifa menoyor pelipis, Risa
"Sorry. Sahabat gue tadi nelpon. Dia juga bakal nyusul kita. Ayo" ajak, Vigo
Mereka akhirnya berangkat menuju tempat makan menggunakan mobil milik, Luthfi. Dalam perjalanan, ketiga gadis tersebut tidak pernah berhenti mengoceh hingga membuat kedua pria dihadapan mereka hanya menggeleng dengan senyum diwajah mereka.
Mereka akhirnya berhenti di tempat makan sederhana. Mereka memilih kursi dekat jendelan lalu saling memesan makanan masing-masing. Vigo terlihat menjauh untuk menerima panggilan telepon dari sahabatnya, Fahri. Setelah selesai, ia kemudian kembali duduk disamping, Viona
"Tempatnya bagus yah" seru, Syifa yang memperhatikan dekorasi yang ada diruangan tersebut
"Bersih lagi" sahut, Risa
"Makanannya juga enak-enak tau" ujar, Viona
"Loh pernah kesini?" tanya, Syifa
"Dulu sering. Bareng, Vigo sama Fahri" seru, Viona
"Fahri siapa?" tanya, Risa
"Sahabatnya, Vigo" jawab, Viona
"Vigo". Terdengar suara seseorang memanggil nama, Vigo yang membuat mereka berlima menoleh . Seseorang tersebut berjalan menghampiri meja mereka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Christie Fahrillah
kesini gara 2 baca syafa dan bian
2021-02-09
1
Ernie 0115
fahri nya buat Risa aja,,dari pada risa jdi nyamuk sendirii 😂😂😂
2020-10-18
4
Azizah
risa am fahri ya ?
2020-05-19
6