Menjadi salah tingkah

Dengan berakhirnya kuliah hari ini, para mahasiswa sudah mulai bernapas lega. Satu persatu dari mereka sudah mulai keluar dari kelas, ada yang langsung pulang, ada yang masih tetap berada diarea kampus, dan ada pula yang sekedar jalan-jalan

"Fa. Jalan-jalan yuk, malas nih langsung pulang. Yah?", Risa mengatupkan kedua tangannya didepan dagunya

"Kan gue pengen nginap dirumah loh, masa loh mau jalan trus ninggalin gue" sahut, Viona dengan polosnya

"Astaga, Viona sayang. Yakali gue ninggalin loh sendirian. Kita jalan bertiga" ujar, Risa

"Oh. Hehe, kirain kalian bakal ninggalin gue", Viona menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Hufth", Risa memutar malas bola matanya dengan mendengus

"Mau jalan kemana coba?" tanya, Syifa

"Kemana aja kek yang penting jalan dulu, jangan langsung pulang kerumah. Bosan tau dirumah terus", Risa memajukan bibirnya hingga membuat, Syifa gemas dibuatnya

"Uuuuuuuhhhh", Syifa mencubit keduan pipi, Risa dengan gemas

"Aa... Syifa sakit ih" kesal, Risa

"Hehe. Makanya jangan pasang wajah yang bakal bikin gue gemas", Syifa tertawa pelan

Saat ketiga gadis itu sedang asyik berbicara dan bercanda satu sama lain , Reza menghampiri mereka

"Sorry, gue ganggu" ucap, Reza

"Oh, Reza. Ngga kok. Ada apa, Za?", Syifa membalikkan tubuhnya menghadap, Reza

"Loh punya waktu ngga?" tanya, Reza kepada, Syifa

Syifa tidak langsung menjawab, ia kemudian bersitatap dengan, Risa juga Viona. Wajah, Syifa nampak kebingungan dengan pertanyaan, Reza

"Gue?", Syifa menunjuk dirinya sendiri

"Ia. Loh ada waktu luang ngga hari ini?", Reza memperjelas pertanyaannya

"Waktu luang sih ada. Cuma sekarang gue lagi pengen jalan bareng, Risa dan Viona. Loh ada perlu apa? Kalau penting gue mungkin bisa bantu loh kok" ujar, Syifa

Reza terlihat menggaruk tengkuknya dengan salah tingkah. Risa dan Viona yang menyadari kesalah tingakahan, Reza langsung mengerti. Risa dan Viona kemudian saling mengode satu sama lain

"Ngga apa-apa, Fa. Loh pergi aja sama, Reza. Biar gue sama, Viona aja jalannya" cetus, Risa

"Ia, Fa. Loh pergi aja sama, Reza. Siapa tau, Reza ada hal penting yang mau diomongin sama loh. Risa biar gue aja nemenin jalan" timpal, Viona

"Hmm... Ya uda deh", Syifa terpaksa mengiyakan, padahal dirinya sudah mengode, Risa dan Viona namun mereka malah menyuruhnya pergi, "Tapi ingat! Kabarin gue kalau kalian sudah sampai rumah"

"Siip", Risa dan Viona menjawab kompak dengan mengacungkan jempolnya

"Ya udah gue duluan yah. Ingat pesan gue", Syifa sudah berdiri dari tempat duduknya

"Ia ia. Sana pergi", Risa seperti sedang mengusir hewan

Syifa melangkah malas namun ia juga tidak bisa menolak ajakan, Reza karna sudah tidak punya pilihan lain. kedua temannya itu juga sama tidak taunya saat, Syifa sudah mengode mereka untuk meminta tolong

"Mau kemana, Za?", Syifa bersuara saat mereka sudah sampai di parkiran

"Temenin gue ke mall yah? Gue pengen minta tolong sama loh buat pilihan kado untuk adik gue yang mau ulang tahun" ucap, Reza saat dirinya kini membukakan pintu, Syifa. Syifa hanya mengiyakan perkataan, Reza

'Itu yang, Risa sama Viona bilang penting? Apa hubungannya sama gue coba? Dia pikir gue ahli apa dalam memilih kado' - gerutu, Syifa dalam hati

"Loh kenapa, Fa?", Reza memperhatikan perubahan wajah, Syifa saat dirinya sudah mengambil alih kemudi

"Eh. Ngga kok. Gue ngga apa" Syifa memaksa untuk tersenyum

'Gue musti gimana coba? Hufth, tarik nafas, buang. Jangan menampilkan raut wajah kesal. Reza pasti sayang banget sama adiknya, makanya dia sampai rela ngajak gue buat beliin kado adiknya' - Batin, Syifa

"Adik loh cewek?", Syifa menoleh kearah, Reza yang sedang fokus mengemudi

Reza tersenyum menoleh sekilas kearah, Syifa, "Kan ngga mungkin gue ngajak loh buat milih kado kalau adik gue cowok"

"Eh ia yah", Syifa menggaruk-garuk pelipisnya karena malu

Sesampainya di mall, Reza dan Syifa segera menuju beberapa tempat yang di mall. Mereka sibuk mencari-cari kado yang cocok untuk adik, Reza

"Reza. Usia adik loh sekarang berapa?" tanya, Syifa sambil terus menelusuri tempat perbelanjaan yang ada disana

"14 thn. Dia baru kelas VIII" jawab, Reza

"Oh. Beliin sepatu aja. Biasanya anak sekolah itu suka mengoleksi sepatu atau tas gitu", Syifa memberi usul kepada, Reza agar mereka tidak berlama-lama disana

"Ok. Tapi loh bantu milih yah?" seru, Reza. Syifa hanya mengiyakan

Saat mereka hendak masuk kedalam toko sepatu, Syifa dikejutkan dengan seseorang yang berada disana. Dia melihat seseorang yang dia kenal juga berada di toko sepatu tersebut. Syifa hendak berbalik, namun seseorang tersebut sudah melihat, Syifa terlebih dahulu

"Syifa?" ternyata dia adalah, Luthfi

"Luthfi?", Syifa seperti enggang menyapa namun, Luthfi sudah melihatnya terlebih dahulu

Luthfi datang bersama, Arvigo. Ia kemudian menghampiri, Syifa dan juga, Reza yang terlihat datang bersama

"Loh ngapain disini?" tatapan, Luthfi berhenti di, Reza

"Loh datang bareng dia?", Luthfi menunjuk, Reza

"Ia. Gue cuma bantuin, Reza buat milihin kado untuk adiknya yang mau ulang tahun" Syifa berusaha menutupi kegugupannya

"Oh"

Hanya satu kata itu yang diucapkan, Luthfi sebelum dirinya kembali masuk kedalam toko

'Aaaaaa..... Gue boleh teriak ngga sih ini? Gue pengen teriak sekencang-kencangnya. Kenapa gue harus ketemu, Luthfi sih disini? Mana gue bareng sama, Reza lagi. Aaaa...... Siapapun tolongin gue' - jerit, Syifa dalam hati

Syifa memang menampakkan raut wajah yang biasa saja, namun siapa sangka, jantungnya saat ini ingin segera berlari melepas diri. Debaran jantung, Syifa seperti sedang berdebat dengan tempatnya saat ini.

"Ayo masuk", Reza membuyarkan lamunan, Syifa

"Oh. Hmm. Ia. Ayo", Syifa mengusir rasa gugup dalam dadanya

"Loh kenapa?" tanya, Reza tiba-tiba

"Hmm? Oh, ngga. Gue ngga apa-apa kok. Ayo masuk", Syifa memaksa senyumnya

Syifa dan Reza kemudian masuk kedalam toko tersebut. Reza berkeliling untuk mencari sepatu yang cocok untuk adiknya. Sedangkan, Syifa, pikirannya kini dipenuhi dengan rasa yang tidak bisa, Syifa jelaskan. Perasaan tidak enak dalam dadanya berkecamuk hingga membuatnya tidak fokus. Namun dirinya harus segera mendapatkan sepatu yang cocok tersebut agar dirinya bisa cepat-cepat pergi dari sana

Syifa lupa menanyakan ukuran sepatu adik, Reza. Ia kemudian mencari-cari, Reza. Namun karena toko tersebut lumayan luas, Syifa kesusahan mencari dimana, Reza. Syifa bahkan berpasangan dengan, Arvigo

"Syifa? Loh disini juga? Sama siapa? Vio sama Risa?", Arvigo celingak-celinguk mencari kedua teman, Syifa

"Ngga. Gue ngga datang bareng mereka" ucapan, Syifa berhasil membuat kening, Arvigo berkerut

"Terus loh datang sama siapa kalau bukan sama mereka?" tanya, Arvigo

Syifa hendak menjawab, namun, Reza sudah menghampiri mereka berdua

"Syifa? Arvigo?", Reza memegang dua sepatu ditangannya

"Reza?", Arvigo terlihat kebingungan, "Jadi, yang datang bareng, Syifa loh?", Arvigo memastikan ucapannya

"Ia. Gue ngajakin, Syifa buat bantuin gue milih kado, bentar lagi adik gue ulang tahun" tutur, Reza

"Oh", Arvigo menganggukkan kepalanya

"Loh sendirian?" tanya, Reza

"Ngga. Gue bareng sama, Luthfi" saat menyebut nama, Luthfi, Arvigo melirik, Syifa

"Oh, Luthfi. Tadi gue ketemu dia di depan" seru, Reza

"Kalian udah ketemu, Luthfi?", Arvigo melirik, Syifa

"Sudah" jawab, Reza

"Hmm. Reza, ayo kita kesana. Tadi gue lihat ada sepatu yang cocok buat anak SMP, cuma gue ngga tau ukuran sepatu adik loh", Syifa terlihat mengalihkan pembicaraan

"Ok. Hmm, Arvigo gue duluan yah", Reza menepuk pundak, Arvigo kemudian berlalu

Arvigo segera mencari, Luthfi saat ia sudah tidak melihat, Reza dan Syifa lagi

"Kemana sih dia?", Arvigo terus mencari-cari, Luthfi

Satu tangan dari belakang tiba-tiba berada di pundak, Arvigo yang membuatnya terkejut

"Hah.. Ngagetin gue aja loh", Arvigo memegang dadanya

"Sudah selesai?" tanya, Luthfi dengan wajah cuek miliknya

"Loh tadi ketemu, Syifa di depan yah?" tanya, Arvigo

"Ia. Dia datang sama, Reza" jawab, Luthfi acuh tak acuh

"Loh ngga apa-apa kan?", Arvigo sedikit gugup untuk menanyakannya

"Loh lihatnya gue kenapa?" masih dengan raut wajah tanpa ekspresi, Luthfi melirik, Arvigo

"Yah ngga kenapa-kenapa sih", Arvigo menggaruk pelipisnya

"Ayo pulang" ajak, Luthfi, Arvigo pun mengiyakannya

Saat hendak keluar dari toko itu, Syifa dan Reza juga tampak sudah selesai berbelanja. Mereka berempat kemudian bertemu kembali didepan toko tersebut

"Syifa? Loh mau pulang?" tanya, Arvigo

"Ia. Soalnya, Risa Sama Viona pasti udah nungguin gue" ucap, Syifa

"Pulang bareng kita yuk" ajak, Arvigo tiba-tiba

Syifa yang terkejut dengan ajakan, Arvigo hanya melirik kearah, Luthfi yang tanpa ekspresi apapun. Luthfi hanya menatap, Arvigo dengan penuh pertanyaan dikepalanya. Sedangkan, Reza, ia seperti enggang menyerahkan, Syifa untuk pulang bersama mereka

"Kenapa? Gue kan kesini sama, Reza" cetus, Syifa

"Ia. Biar gue yang nganterin, Syifa pulang. Lagian kan, dia kesini bareng gue" timpal, Reza

"Gue cuma pengen ketemu, Vio. Boleh kan?" alasan tepat diberikan oleh, Arvigo

"Viona?", Syifa memiringkan kepalanya

"Ia, Vio. Vio dirumah loh kan sekarang?" cetus, Arvigo

"Ia", Syifa mengangguk, "Viona sekarang ada dirumah. Loh mau ketemu, Viona?"

"Boleh kan?", Arvigo menaikkan alisnya

"Boleh sih. Tapi nanti, Viona marah gimana?" ucap, Syifa

"Justru gue pengen ngomong sesuatu sama loh juga" ujar, Arvigo

"Sama gue?", Syifa menunjuk dirinya lalu, Arvigo mengiyakannya

"Gue cuma pengen cerita sama loh tentang, Vio" seru, Arvigo

"Maksud loh? Hubungan loh sama, Viona?" tanya, Syifa, Arvigo pun mengangguk

"Boleh. Hmm, Reza. Loh ngga perlu repot-repot nganterin gue pulang. Gue pulang bareng mereka ngga apa-apa kan?", Syifa sedikit tidak enak hati

"Hmm. Ya ngga apa-apa kok. Hati-hati yah. Terima kasih juga loh udah ngebantuin gue milih kado buat adik gue. Kalau gitu, gue duluan", Reza kemudian berlalu dari hadapan mereka

"Ayo", Arvigo kemudian mengajak, Syifa menuju parkiran

Luthfi hanya mengikuti mereka berdua tanpa bersuara sedikit pun. Luthfi mengambil alih kemudi, Arvigo duduk disebelah, Luthfi, sedangkan, Syifa duduk dikursi belakang sendiri

"Arvigo" panggil, Syifa

"Panjang amat loh nyebut nama gue", Arvigo hanya terkekeh

"Terus gue mesti manggil loh apa?" tanya, Syifa dengan polosnya. Luthfi hanya melirik melalui kaca spion didepannya

"Panggil gue, Vigo" cetus, Arvigo

"Ok, Vigo. Jadi apa yang loh mau omongan tentang, Viona ke gue?", Syifa sudah sangat penasaran

"Tapi loh harus janji buat bantuin gue? Gimana?", Vigo mengubah posisi duduknya menghadap kearah, Syifa

"Bantuin loh?", Syifa tampak kebingungan

"Pokoknya setelah gue ceritain semuanya ke loh. Loh harus janji bantuin gue" ujar, Vigo

"Hmmm... Gue kan belum tau masalah kalian apa" seru, Syifa

"Makanya gue mau cerita. Tapi loh harus janji dulu" ucap, Syifa

"Hmmm. Ok", Syifa mengiyakan dengan penuh pertimbangan

"Luthfi? Loh aja deh yang cerita", Vigo tiba-tiba menyuruh, Luthfi untuk menceritakan hubungannya dengan, Viona

"Gila. Loh yang punya hubungan kenapa gue yang harus cerita" akhirnya, Luthfi bersuara juga setelah beberapa saat lalu dirinya terus saja bungkam

"Loh kan udah tau semuanya", Vigo menatap, Luthfi

"Apa hubungannya sama gue?", Luthfi sekilas menatap kesal, Vigo

"Karna loh teman gue", Vigo terkekeh

Luthfi mendengus kesal tanpa menatap, Vigo lagi yang membuat dirinya kesal. Sedangkan, Syifa masih bingung dibuatnya mereka berdua

"Luthfi juga udah tau?", Syifa bertanya kepada, Vigo namun matanya melirik, Luthfi

"Kemarin gue udah cerita sama, Luthfi" cetus, Vigo

"Oh", Syifa membulatkan mulutnya, "Jadi hubungan kalian sebenarnya apa" lanjutnya

"Viona pacar gue" ucap, Vigo

"Apa???!!!!!!" saking terkejutnya, Syifa spontan berteriak, kemudian dengan cepat menutup mulutnya

"Sorry sorry, gue kaget" ujar, Syifa yang langsung menjadi salah tingkah

"Ngga apa-apa kok. Santai aja", Vigo mencoba menahan tawanya

"Tapi loh malah ngetawain gue", Syifa tiba-tiba cemberut

"Ekspresi loh lucu banget" tawa, Vigo sudah meledak

Luthfi yang melihat perubahan raut wajah, Syifa yang tadinya terkejut tiba-tiba beralih ke cemberut, hanya tersenyum dibuatnya.

"Dengar sendiri kan? Siapa pun ngga akan percaya, Viona pacar loh" cetus, Luthfi

"He'em. Padahal kalau, Viona lihat loh, dia pasti kesal banget. Gue malah mikirnya loh sering jahilin dia disekolah dulu" tutur, Syifa

"Loh mau gue ceritain dari awal ngga?", Vigo menoleh kearah, Syifa

"Mau-mau" jawab, Syifa dengan semangat

Luthfi memperhatikan, Syifa dari balik kaca yang sangat bersemangat mendengarkan cerita, Vigo. Syifa yang sadar kalau, Luthfi sedang menatapnya menjadi salah tingkah

"Loh......? Ngga akan ngatain gue tukang gosip kan?" tanya, Syifa dengan pelan kepada, Luthfi

Luthfi kemudian tertawa pelan, "Ngga. Lagian, Viona kan teman loh. Loh berhak tau tentang teman loh sendiri"

Syifa hanya tersenyum mendengar penjelasan, Luthfi. Vigo kemudian menceritakan awal mula hubungannya dengan, Viona. Sampai setahun belakangan ini yang membuat, Vigo heran dengan perubahan sikap, Viona terhadap dirinya

Episodes
1 Prolog
2 Bernapas lega
3 Ulat bulu jelalatan
4 Balas Dendam
5 Diapit dua cewek cantik
6 Jika hatiku rapuh karna orang lain?
7 Serapuh pasir pantai
8 Minuman Kesukaan
9 Keselek Air Liur?
10 Cewek emang gitu
11 Modus banget itu
12 Gue masih normal
13 Dasar tukang gosip
14 Menjadi salah tingkah
15 Air mata mewakili perasaan
16 Tiba-tiba merinding
17 Otak ngga waras
18 Karna Kebodohan Risa
19 Syifa Queendi tersayang
20 Kacang lupa kulit
21 Dua cowok ganteng
22 Hampir tenggelam
23 Sama-sama jomblo
24 Ceweknya Luthfi
25 Senjata makan tuan
26 Semua cewek itu baperan
27 Lapar atau doyan
28 Truth Or Dare?
29 Pilih Luthfi atau Reza?
30 Nyatain cinta
31 Langit malam sejuk
32 Jangan sakit
33 Milik orang lain
34 Bikin galau hati
35 Berantem sama tembok
36 Cubitan di pipi
37 Jangan pacaran mulu
38 Jujur sama perasaan
39 Jangan sebut nama dia
40 Sejak kapan gue buruk?
41 Udah balikan nih?
42 Bikin hati adem
43 Pemeran utama
44 Menyesakkan dada
45 Terbawa Suasana
46 Dia kembali cuek
47 Aku mencintaimu
48 Ke kuburan loh sekalian
49 Belalang kejepit pohon
50 Ketangkap basah
51 Jangan ngegosip
52 Pembunuh kata-kata
53 Jantung gue kenapa sih?
54 Seluruh tubuhnya seperti jantung
55 Terasa panas dingin
56 Sangat Pandai
57 Begitu menikmati
58 Cewek jadi-jadian
59 Tidak ingin dibantah
60 Ngga sengaja
61 Jadi batu
62 Jangan nyari ribut
63 Kesempatan
64 Kalian ngga salah
65 Calon Suami
66 Malah geli
67 Bisa semanis ini
68 Belum waktunya
69 Jangan mulai
70 Orang yang loh suka
71 Ratu drama
72 Tahan hati
73 Selalu saja kalah
74 Dasar Jailangkung
75 Kegelisahan di matanya
76 Suka sama Syifa
77 Ayo kita nikah
78 Percaya sama gue
79 Berharap yang terbaik
80 Menerima lamaran ku
81 Perkataan calon suami
82 Kami mencintaimu
83 Orang ketiga
84 Pengantin Baru
85 Bergetar hebat
86 Terima kasih
87 Bahan percobaan
88 Lanjutkan dramanya
89 Belum melayani
90 Mau teriak lagi?
91 Niat menggoda
92 Status baru
93 Istri harus mengerti
94 Tidak bisa menahan
95 Benar-benar hiburan
96 Gagal Move On
97 Gelisah galau merana
98 Tidur bersama
99 Gue udah kotor
100 Tidak terpikir
101 Menjadi salah tingkah
102 Panggil sayang
103 Cemburu
104 Begitu cuek dan dingin
105 Merasa diabaikan
106 Awas jatuh cinta
107 Ramalan
108 Akhirnya terjadi
109 Butuh pendamping
110 Buatkan kami keponakan
111 Bertemu lagi
112 Suami takut istri
113 Begitu bahagia
114 Demi aku
115 Kamu mau kita pisah?
116 Tebar pesona
117 Mengambil kesempatan
118 Ujung dunia
119 Jaga harga diri
120 Drama 2V
121 Kekuatan kebersamaan
122 Jangan harap
123 Dalam masalah
124 Harga diri dan kehormatan
125 Jangan bermimpi
126 Meredam emosi
127 Suruh dia pergi
128 Tiga Tikus pengganggu
129 Bibit pelakor
130 Punya perasaan
131 Begitu menyenangkan
132 Tak tau malu
133 Lebih rendah
134 Calon orangtua muda
135 Saling ada rasa
136 Lamaran dadakan
137 Ditolak sama Risa
138 Jangan tahan lagi
139 Pengenalan Karakter Tokoh
140 Siapa yang cemburu?
141 Pacarnya Fahri
142 Aku sayang kamu
143 Ngidam dipeluk
144 Dari mulut naik ke mata
145 Penghasut berbentuk manusia
146 Ngga pernah akur
147 Syifa bahagia sama Luthfi
148 Kemarahan Vigo
149 Hamil di usia muda
150 Hamil diluar nikah
151 Senangnya dipeluk suami
152 Tukang kepo
153 Emang bukan jodoh
154 Cewek baik-baik
155 Digodain tante-tante
156 Risa pacar loh?
157 Awal suka sama Syifa
158 Kan gengsi
159 Selesai langsung
160 Ayo nikah
161 Nikah dan punya pasangan
162 Cemburu buta
163 Melahirkan anak
164 Ditolak dua kali
165 Cowok selalu salah
166 Gibran Vanjaya
167 Berakhir Jadi Tamu
168 Serba dadakan (Lamaran)
169 Berani batalin?
170 Akhirnya tiba
171 Jangan ganjen
172 Tamat
173 Extra part 1 (Syafa dan Bian)
174 Extra Part 2 (Sifat yang menurun)
175 Extra Part 3 (Lebih cocok)
176 Extra Part 4 (So Sweet)
177 Extra Part 5 (Suami kejam)
178 Extra Part 6 (Menghadiri pernikahan)
179 Extra Part 7 (Cukup manis)
180 Extra Part 8 (Reza naksir Syifa)
181 Extra Part 9 (Kepala batu)
182 Extra Part 10 (Ending Part)
183 Novel Syafa dan Bian terbit
Episodes

Updated 183 Episodes

1
Prolog
2
Bernapas lega
3
Ulat bulu jelalatan
4
Balas Dendam
5
Diapit dua cewek cantik
6
Jika hatiku rapuh karna orang lain?
7
Serapuh pasir pantai
8
Minuman Kesukaan
9
Keselek Air Liur?
10
Cewek emang gitu
11
Modus banget itu
12
Gue masih normal
13
Dasar tukang gosip
14
Menjadi salah tingkah
15
Air mata mewakili perasaan
16
Tiba-tiba merinding
17
Otak ngga waras
18
Karna Kebodohan Risa
19
Syifa Queendi tersayang
20
Kacang lupa kulit
21
Dua cowok ganteng
22
Hampir tenggelam
23
Sama-sama jomblo
24
Ceweknya Luthfi
25
Senjata makan tuan
26
Semua cewek itu baperan
27
Lapar atau doyan
28
Truth Or Dare?
29
Pilih Luthfi atau Reza?
30
Nyatain cinta
31
Langit malam sejuk
32
Jangan sakit
33
Milik orang lain
34
Bikin galau hati
35
Berantem sama tembok
36
Cubitan di pipi
37
Jangan pacaran mulu
38
Jujur sama perasaan
39
Jangan sebut nama dia
40
Sejak kapan gue buruk?
41
Udah balikan nih?
42
Bikin hati adem
43
Pemeran utama
44
Menyesakkan dada
45
Terbawa Suasana
46
Dia kembali cuek
47
Aku mencintaimu
48
Ke kuburan loh sekalian
49
Belalang kejepit pohon
50
Ketangkap basah
51
Jangan ngegosip
52
Pembunuh kata-kata
53
Jantung gue kenapa sih?
54
Seluruh tubuhnya seperti jantung
55
Terasa panas dingin
56
Sangat Pandai
57
Begitu menikmati
58
Cewek jadi-jadian
59
Tidak ingin dibantah
60
Ngga sengaja
61
Jadi batu
62
Jangan nyari ribut
63
Kesempatan
64
Kalian ngga salah
65
Calon Suami
66
Malah geli
67
Bisa semanis ini
68
Belum waktunya
69
Jangan mulai
70
Orang yang loh suka
71
Ratu drama
72
Tahan hati
73
Selalu saja kalah
74
Dasar Jailangkung
75
Kegelisahan di matanya
76
Suka sama Syifa
77
Ayo kita nikah
78
Percaya sama gue
79
Berharap yang terbaik
80
Menerima lamaran ku
81
Perkataan calon suami
82
Kami mencintaimu
83
Orang ketiga
84
Pengantin Baru
85
Bergetar hebat
86
Terima kasih
87
Bahan percobaan
88
Lanjutkan dramanya
89
Belum melayani
90
Mau teriak lagi?
91
Niat menggoda
92
Status baru
93
Istri harus mengerti
94
Tidak bisa menahan
95
Benar-benar hiburan
96
Gagal Move On
97
Gelisah galau merana
98
Tidur bersama
99
Gue udah kotor
100
Tidak terpikir
101
Menjadi salah tingkah
102
Panggil sayang
103
Cemburu
104
Begitu cuek dan dingin
105
Merasa diabaikan
106
Awas jatuh cinta
107
Ramalan
108
Akhirnya terjadi
109
Butuh pendamping
110
Buatkan kami keponakan
111
Bertemu lagi
112
Suami takut istri
113
Begitu bahagia
114
Demi aku
115
Kamu mau kita pisah?
116
Tebar pesona
117
Mengambil kesempatan
118
Ujung dunia
119
Jaga harga diri
120
Drama 2V
121
Kekuatan kebersamaan
122
Jangan harap
123
Dalam masalah
124
Harga diri dan kehormatan
125
Jangan bermimpi
126
Meredam emosi
127
Suruh dia pergi
128
Tiga Tikus pengganggu
129
Bibit pelakor
130
Punya perasaan
131
Begitu menyenangkan
132
Tak tau malu
133
Lebih rendah
134
Calon orangtua muda
135
Saling ada rasa
136
Lamaran dadakan
137
Ditolak sama Risa
138
Jangan tahan lagi
139
Pengenalan Karakter Tokoh
140
Siapa yang cemburu?
141
Pacarnya Fahri
142
Aku sayang kamu
143
Ngidam dipeluk
144
Dari mulut naik ke mata
145
Penghasut berbentuk manusia
146
Ngga pernah akur
147
Syifa bahagia sama Luthfi
148
Kemarahan Vigo
149
Hamil di usia muda
150
Hamil diluar nikah
151
Senangnya dipeluk suami
152
Tukang kepo
153
Emang bukan jodoh
154
Cewek baik-baik
155
Digodain tante-tante
156
Risa pacar loh?
157
Awal suka sama Syifa
158
Kan gengsi
159
Selesai langsung
160
Ayo nikah
161
Nikah dan punya pasangan
162
Cemburu buta
163
Melahirkan anak
164
Ditolak dua kali
165
Cowok selalu salah
166
Gibran Vanjaya
167
Berakhir Jadi Tamu
168
Serba dadakan (Lamaran)
169
Berani batalin?
170
Akhirnya tiba
171
Jangan ganjen
172
Tamat
173
Extra part 1 (Syafa dan Bian)
174
Extra Part 2 (Sifat yang menurun)
175
Extra Part 3 (Lebih cocok)
176
Extra Part 4 (So Sweet)
177
Extra Part 5 (Suami kejam)
178
Extra Part 6 (Menghadiri pernikahan)
179
Extra Part 7 (Cukup manis)
180
Extra Part 8 (Reza naksir Syifa)
181
Extra Part 9 (Kepala batu)
182
Extra Part 10 (Ending Part)
183
Novel Syafa dan Bian terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!