Matahari sudah mulai menampakkan dirinya dari balik dedaunan dipagi hari yang cerah. Sinar matahari yang masuk dari celah jendela kamar, Syifa berhasil membuatnya mengerjap
"Hoaammmm", Syifa memaksa tubuhnya untuk bangun meski matanya belum siap untuk terbuka, "Jam berapa ini?" ia kemudian meraih poselnya diatas meja
Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Syifa bersiap-siap mandi, namun terlebih dahulu ia pergi ke kamar, Risa untuk membangunkannya meski hanya sekedar mengetuk pintu kamarnya
Syifa kemudian kembali menuju kamarnya lalu masuk kedalam kamar mandi. Syifa dan Risa langsung menuju meja makan untuk sarapan sebelum ke kampus setelah mereka sudah berpakaian. Mereka memiliki kuliah jam 8 pagi ini.
"Kita punya kuliah jam 8?" tanya, Risa saat mereka sudah sarapan
"Loh ngga lihat jadwal apa?", Syifa membersihkan piring-piring yang kotor di meja
"Malas. Kan ada loh", Risa ikut membantu, Syifa membersihkan meja
"Kebiasaan loh yah" seru, Syifa
"Udah ah, ayo. Ini udah jam setengah 8, ntar kita telat", Risa meraih tasnya yang ada di meja
"Rumah kita emang sejauh gimana sih dari kampus? Ya ampun", Syifa hanya menggelengkan kepalanya
Mereka kemudian berjalan ke kampus. Saat sudah di depan pintu, langkah, Syifa dan Risa terhenti sejenak. Mereka saling menatap satu sama lain lalu mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk
Viona dan Reza melambaikan tangan kearah mereka. Ada dua kursi yang kosong disamping, Viona, satu disebelah kirinya, dan satunya lagi disebelah kanannya. Kursi kosong yang ada disebelah kiri, Viona juga tepat dikursi sebelah kanan, Luthfi.
Sedangkan, Reza berada di kursi depan, Viona. Dia juga tampak memilihkan kursi untuk, Syifa dan Risa. Dan tanpa permisi, Marcelia yang baru datang langsung mengambil kursi yang ada di samping, Luthfi dan Viona
"Sorry, tapi kursi ini milik teman gue", Viona menunjuk kearah, Syifa dan Risa yang sudah berjalan kearahnya
"Maksud loh?", Marcelia seakan tidak perduli
Risa langsung duduk dikursi kosong samping, Viona. Sementara, Syifa masih berdiri disamping, Viona
"Gue nyiapin kursi ini buat teman gue" protes, Viona
Saat, Marcelia hendak berbicara, Syifa memotong pembicaraan mereka
"Udah, Vi. Ngga apa-apa kok" ucap, Syifa
"Tapi....", Viona masih tidak terima
"Vi... Ngga apa-apa, lagian masih banyak kok kursi yang kosong", Syifa menenangkan, Risa dengan senyumnya
"Sini, Syifa", Reza yang sedari tadi duduk didepan, Viona memberikan kursi yang kosong disampingnya kepada, Syifa. Kursi itu tepat dihadapan kursi, Marcelia
"Terima kasih, Reza", Syifa langsung duduk dengan tersenyum
Arvigo yang baru datang langsung duduk dikursi samping, Syifa tepat dihadapan kursi, Luthfi
Risa yang terpaut dua kursi dari jarak kursi, Syifa terus tersenyum dan kadang-kadang berdehem untuk menggoda, Syifa yang kini duduk disamping, Reza
"Loh kenapa sih, Sa? Tenggorokan loh kering? Butuh air?", Viona yang tidak tau apa-apa hanya bingung dengan sikap, Risa
"Butuh debaran gue. Ups", Risa sengaja memancing, Syifa lalu pura-pura menutup mulutnya dengan menahan tawanya
"Risa!?", Syifa melototkan matanya kearah, Risa
"Apa? Gue kan ngga ngapa-ngapain?" ucap, Risa yang masih menahan senyumnya
"Kalian kenapa sih? Kok gue jadi bingung sendiri" seru, Viona dengan nada manjanya hingga membuat, Arvigo langsung menoleh dengan tersenyum
"Ngga ada apa-apa, Vi. Biasa, otak, Risa lagi sedikit bermasalah", Syifa terkekeh dengan ucapannya sendiri
"Enak aja. Otak loh aja yang ngga nyambung" protes, Risa
"Ih. Gue kok makin bingung kalian bahas apa? Ngga ada yang mau ngasih tau gue", Viona merengek dengan nada manjanya
"Nanti gue ceritain yah" cetus, Risa
"Bener?", Viona masih dengan nada manjanya
"Ia. Masa gue bohong", Risa berusaha meyakinkan, Viona
"Dasar tukang gosip", Syifa memutar malas bola matanya
"Ngasih tau teman sendiri emang itu ngegosip? Parah loh", Risa menghardik, Syifa dengan kata-katanya
"Tau tuh. Ngga nganggap gue temannya kali", Viona melipat kedua tangannya diatas perut sambil cemberut
"Astaga... Salah lagi kan gue", Syifa menepuk jidatnya sendiri
Luthfi, Reza, Marcelia dan Arvigo yang sedari tadi memperhatikan mereka hanya menggelengkan kepalanya. Bahkan ketiga pria tersebut tampak tersenyum dengan tingkah ketiga gadis itu dengan debat yang sangat menggemaskan, namun tidak dengan, Marcelia yang menganggap mereka sangat ribut hingga membuat kepalanya pusing
"Ngapain loh liatin gue gitu?", Viona masih tetap dalam mood cemberut saat tau, Arvigo memperhatikan dirinya
"Gue rindu loh yang suka manja dan cemberut gitu" ucap, Arvigo dengan senyum yang menghiasi wajahnya
Sorakan riuh terdengar menghiasi ruangan tersebut saat, Arvigo melayangkan ucapan gombalnya kepada, Viona. Sedangkan, Viona, wajahnya saat ini, mungkin sudah memerah seperti kepiting rebus. Namun ia menutup wajahnya dengan kesal
Viona melampar pulpen kearah, Arvigo saat suasana sudah kembali normal
"Sekali lagi loh ngomong gitu, bukan cuma puplen yang melayang, sepatu gue juga bisa melayang ke muka loh" ucap, Viona dengan kesal
Suara tawapun menggema mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh, Viona
"Galaknya kumat. Tapi tetap gemas gue" ujar, Arvigo.
Viona menatap tajam, Arvigo namun, Arvigo hanya tetap tersenyum membalas tatapan tajam dari, Viona. Syifa membalikkan badannya menghadap ke, Viona, kemudian ia menggenggam tangan, Viona untuk diam
Suasana yang tadinya riuh, kini sudah kembali sunyi berkat dosen yang mengajar mereka sudah memasuki kelas, dan pembelajaran tengah berlangsung. Jam kuliah pertama sudah selesai, kini jam kuliah kedua pun sudah dimulai.
Mereka harus mengikuti dua kelas sebelum istirahat, yang kemudian akan dilanjut kuliah ketiga. Setelah itu, mereka boleh pulang
Saat kuliah kedua sudah selesai, beberapa dari mereka mulai berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka dari kelaparan yang melanda setelah mengikuti dua kelas yang menghabiskan waktu selama empat jam
"Akhirnya... Selesai juga", Risa merenggangkan tubuhnya yang sedikit kaku
"Masih ada satu loh" goda, Syifa
"Hufth, kenapa ngga langsung sekalian aja sih biar cepat kelar kelasnya" ketus, Risa
"Apaan. Baru dua kelas aja loh udah malas gini" seru, Viona
"Gaya aja sok-sok'an pengen lanjut. Padagal udah mau tepar" timpal, Syifa
"Stop. Kalian ini hobby banget yah ngebully gue" cetus, Risa
"Bukannya loh yang suka ngebully?" seru, Syifa
"Udah stop. Gue lapar. Ayo ke kantin" ujar, Viona yang menghentikan perdebatan antar, Syifa dan Risa
"Biasanya juga loh yang ribet mulu" protes, Risa
"Bareng sama loh ribetnya", Syifa menunjuk, Risa kemudian tertawa pelan
Risa dan Viona hanya berdecak kesal dan memutar malas bola matanya
"Kita boleh gabung ngga?" tanya, Arvigo kepada ketiga gadis itu
"Ngga boleh" dengan cepat, Risa melarang, Arvigo gabung dengan mereka
Luthfi yang berada di belakang, Arvigo menahan tawanya saat temannya itu mendapat penolakan dengan tegas bahkan dari pacarnya sendiri
"Jangan ketawa loh, Fi" seru, Arvigo dengan kesal
"Ayo", Syifa sudah berdiri dari kursinya hendak menuju kantin yang diikuti kedua temannya
"Reza, gue duluan yah" pamit, Syifa yang di jawab anggukan oleh, Reza dengan senyuman manisnya
Luthfi hanya melirik sekilas kearah, Syifa saat gadis itu berpamitan ke, Reza. Ia dengan cepat membuang jauh pandangannya, Risa menoleh kearah, Luthfi, namun, Luthfi tak menunjukkan reaksi apapun sama sekali
Saat ketiga gadis itu sudah pergi, Arvigo juga mengajak, Luthfi ke kantin bersama. Namun saat, Luthfi hendak berdiri, Marcelia menahan lengannya
"Gue boleh gabung ngga sama kalian?", Marcelia dengan masih memegang lengan, Luthfi yang terbalut jaket
Luthfi melirik tangan, Marcelia yang masih belum melepaskan lengannya. Saat, Marcelia melirik tangannya, dengan cepat ia melepasnya
"Sorry-sorry. Gue ngga sengaja. Jadi? Apa boleh gue ikut gabung bareng kalian?", Marcelia melebarkan senyumnya
"Terserah", Luthfi berjalan mendahului mereka tanpa menoleh kearah, Marcelia sedikitpun.
Reza masih tetap ditempatnya menunggu kedatangan temannya karena mereka sudah janji akan bertemu. Sedangkan, Luthfi, Arvigo dan Marcelia tampak jalan beriringan menuju kantin
Disepanjang perjalanan, banyak mata yang tampak mengekori mereka. Namun, Luthfi tidak memperdulikan akan hal tersebut, berbeda dengan, Marcelia yang terus melebarkan senyumnya sepanjang perjalaan. Berbeda lagi dengan, Arvigo yang tampak santai dan cool
Mereka bertiga memilih duduk tepat disebelah meja, Syifa dan teman-temannya. Syifa melirik kearah, Luthfi yang sedang memesan makanan, kemudian pandangannya beralih kearah, Marcelia yang sedang duduk tepat disamping, Luthfi.
"Saingan baru nih" bisik, Risa dengan menyenggol pelan lengan, Syifa
"Apaan sih", Syifa kembali memfokuskan dirinya untuk menikmati makanan
"Hay, Vio" sapa, Arvigo saat dirinya duduk bersampingan dengan, Viona walau beda meja
Viona tak membalas sapaan, Arvigo, dirinya berpura-pura tak mendengar sapaan, Arvigo. Namun, Arvigo yang sudah mengenal sikap judes, Viona dari setahun yang lalu hanya bisa tersenyum dibuatnya
"Hmm. Gue belum tau nama loh, gue, Celia", Marcelia mengulurkan tangannya kearah, Luthfi.
Luthfi manatap sebentar tangan, Celia sebelum membalas uluran tangan tersebut, "Luthfi", masih tetap dengan ekspresi datar miliknya
"Cuek amat loh, Fi" goda, Arvigo
Luthfi hanya membuang pandangannya tanpa menghiraukan ocehan, Arvigo. Saat dirinya menoleh kearah, Syifa, mata mereka sejenak saling bertemu dan bertatapan saat, Syifa juga tidak sengaja menoleh kearah, Luthfi
Syifa kemudian langsung mengakhiri tatapan tersebut dengan salah tingkah karna, Luthfi mendapati dirinya yang sedang melihat kearahnya. Luthfi juga mengakhiri tatapan tersebut dengan langsung meminum jus jeruk miliknya
"Cieee... Yang tata-tatapan" goda, Risa berbisik ketelinga, Syifa
"Diam" wajah, Syifa tampak memerah dibuatnya
"Kalian ngomongin apaan sih? Ngga ngajak-ngajak gue lagi", Viona lagi-lagi cemberut saat mendapati kedua temannya sedang bercanda tanpa dirinya
"Nanti deh, gue cerita" cetus, Risa
"Gue nginap dirumah kalian boleh ngga?" tanya, Viona
"Boleh dong" seru, Syifa
"Biar makin rame" timpal, Risa
"Ok" senyum, Viona langsung terbit
Kini, mereka sudah berada dikelas untuk mengikuti kuliah ketiga. Dosen yang mengajar kelas ketiga ini pun sudah tampak memasuki kelas, mereka mengikuti kelas dengan sangat tenang tanpa ada keributan sama sekali
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
LISAYAAAAAA~~~
gak jelas nih author nulis nama ,kadang risa yg di bilang pacar arvigo
2020-11-03
1
Adiba Shakilla Ramdani
ciee sm2 ada saingan ...imbang lah 😄
2020-09-06
4