Episode 4

Nadin Almira Queen

Gue nangis?  Kalian pasti bingung kan seorang nadin bisa nangis?. Sama gue juga bingung, setelah sekian lama gue gak mengeluarkan cairan bening itu dari mata gue. Sekarang gue ngelakuin itu, hal yang gue benci yang orang bilang sebagai senjata perempuan, nangis.

Sumpah gue gak bermaksud buat gavin sampai masuk rumah sakit karena masakan gue. Gue cuma mau dia ngomel-ngomel karena gue nabur mecin dan bon cabe di nasi goreng nya dengan jumlah yang bisa bikin kalian geleng-geleng kepala.

Kalian pasti berfikir gue nangis karena gavin? Nyatanya apa yang kalian fikirkan itu gak bener. Gue akan bercerita tentang masa lalu gue. Ini sesuatu yang cuma gue dan keluarga gue yang tau.

Flash Back

"Jerry...  Jangan cepet-cepet lari nya kakak capek "gue ngos ngosan mengejar tikus kecil yang sedang menjulurkan lidahnya meledek gue.

"Kak nadin payah baru segitu aja udah capek "

"Ini uudah 5 puteran ya kita lari keliling kompleks, kakak mau istirahat "

Gue putuskan duduk di atas trotoar sambil memperhatikan jerry yang nampak sibuk berlari di tempat.

Perkenalkan anak laki-laki itu namanya jerry adik semata wayang gue yang nakal nya minta ampun, jerry itu anak kesayangan nyokap dan bokap gue karena setelah sekian lama gak punya anak cowok akhirnya pada saat gue smp, muncullah si tikus kecil jerry itu ke dunia.

Jerry itu anaknya pinter pake banget,makanya gak heran kalau dia bisa lulus sd hanya dalam tempo 4 tahun. Dan akhirnya masuk di sekolah gue dulu SMP Ibu Pertiwi. Dan di sanalah semuanya di mulai.

Jerry berubah jadi anak yang pendiam sejak duduk di kelas 1 SMP. Bukan hanya itu nilai-nilainya yang biasanya selalu sempurna merosot tajam hingga ke titik dimana orang tua gue harus dipanggil oleh wali kelasnya.

Gue pernah bertanya apa dia ada masalah di sekolah karena di bandingkan kakak gue Anita, jerry lebih deket sama gue. Waktu itu jerry nggak bilang apa-apa dia cuma bilang gak punya temen di sekolah. Gue fikir itu masalah spele karena jerry memang tipe orang yang mudah diajak bergaul sebenarnya tapi dia tidak bisa memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Dan sampai pada kejadian buruk itu terjadi. Waktu itu gue baru selesai ujian akhir semester, niatnya gue mau ke club untuk merayakan selesainya penderitaan yang buat otak gue sedikit berasap. Tapi nyatanya yang terjadi adalah, gue berlari secepat mungkin saat mendapat telfon dari anita kalau jerry masuk rumah sakit dan koma.

Gue sampai gak bisa nangis saat gue melihat dengan mata kepala gue sendiri, jerry berbaring dengan selang dimana-mana sebagai penopang hidupnya. Kalau boleh milih gue rela kalau harus menukarkan posisi gue pada adik kesayangan gue itu, biar gue aja yang merasakan penderitaannya.

Anita bercerita kalau jerry ditemukan tidak sadarkan diri di toilet sekolah. Waktu di bawa ke rumah sakit kondisinya betul-betul kritis. Mamah dan papah nggak henti-hentinya menangis di depan ruangan tempat jerry di rawat.

Dan suara itu membuat gue menangis, ya untuk pertama kalinya gue betul-betul ingin bunuh diri saat gue melihat jerry kejang di tempat tidurnya dan mesin itu menunjukkan garis lurus dengan bunyi konstan, jerry pergi menghadap yang maha kuasa.

"Nad...  Lo kenapa? "Suara itu membuat gue kembali dari lamunan gue.

Gavin duduk di atas tempat tidurnya sambil menatap gue. Gue tau dia bingung dan pasti jiwa keppo nya ingin mengetahui alasan kenapa gue nangis saat dia pingsan di hadapan gue.

Gavin mengingat kan gue akan jerry. Mereka berdua punya sifat yang nyaris sama. Dan saat gue melihat gavin pingsan tadi, gue seperti mengulang kejadian dulu dimana gue melihat jerry pergi untuk selama-lamanya, itu yang membuat air Mata gue gak bisa berhenti.

"Nad... "Gavin masih berusaha berbicara pada gue.

Dan entah setan mana yang merasuk ke badan gue. Atau karena kenangan jerry melintas di otak gue. Gue langsung memeluk gavin saat itu juga, gue peluk dia seerat mungkin. Di dalam otak gue dia bukan gavin tapi jerry.

"Jangan pergi..  Jangan tinggalin aku "

Gavin mungkin bingung dengan sikap gue, tapi dia tetap diam di tempatnya tanpa protes atau ngomel seperti yang biasa dia lakukan. Dan perlahan gue bisa merasakan gavin balas memeluk gue.

Gavin Christopher

Selama hidup, gue pernah ketemu dengan perempuan yang betul-betul rapuh dan butuh perlindungan. Pertama nyokap gue, kedua Aurora. Mereka berdua adalah alasan kenapa gue pernah bercita-cita jadi superman. Konyol bukan ?  Tapi serius gue berharap punya kekuatan super hero untuk melindungi wanita yang gue sayang.

Tapi hari ini gue menemukan satu orang perempuan yang sama, dia Nadin. Gue tau nadin bukan nangis karena merasa bersalah gue keracunan udang gara-gara masakan dia. Tapi gue tau dia punya alasan lain kenapa dia tiba-tiba peluk gue sambil nangis kejer begitu.

Jujur gue keppo, rasanya gue mau ancam nadin buat tau alasan kenapa dia bersikap begitu. Tapi gue urungkan niat gila itu, gue sadar diri. gue dan nadin bahkan gak berteman jadi gak ada alasan untuk kami bercerita tentang masalah pribadi.

Jadi gue putuskan untuk membalas pelukannya, bukan karena gue punya perasaan yang lain pada dia. Gue tau di kondisi seperti itu kadang orang cuma butuh orang lain buat memeluknya dan berkata semua akan baik-baik saja dan jika memungkinkan bilang saja "ini ada uang 100 juta silahkan di habiskan.

Tapi tenang, seorang gavin christopher gak segila itu kok sampai harus merogoh kocek 100 juta hanya untuk membuat perempuan berhenti menangis.

Nadin sepertinya sadar kalau gue balas memeluknya, dia langsung menjauh dan duduk di kursi penunggu pasien. Dia diam saja dan berhenti menangis. Dan jujur gue lebih takut menghadapi nadin yang bertingkah seperti itu, lebih baik dia maki-maki gue dengan sumpah serapahnya. Jadi gue memilihh untuk membiarkan nadin menangkan dirinya sendiri, gue yakin nadin punya hal yang membuat dia begitu.

Dokter memperbolehkan gue kembali ke rumah. Gue baru sadar kalau sekarang sudah pukul 12 siang. Itu berarti gue dan nadin sama-sama bolos kerja. Kalian pasti mikir gue bos yang gak bertanggung jawab bukan?  Nyatanya selama perjalanan menuju apartemen, gue melakukan video call untuk meeting bersama salah satu perusahaan advertising yang jasa nya akan kami pakai untuk iklan produk kami, jadi kalian jangan berfikir gue ini bos yang makan gaji buta.

"Gue...  Maksudnya saya Anter bos baru saya pulang ya?  Saya rasa saya harus bener-bener ganti baju "

Gue memperhatikan penampilan nadin, dia masih mengenakan pakaian yang sama dengan yang dia pakai kemaren di kantor. Itu berarti dia belum pulang sama sekali. Ternyata nadin cukup bertanggung jawab juga.

"Oke.. "

Nadin membelokkan stir mobil ke arah kiri, dan sampailah kami di apartemen gue yang terletak di pusat kota. Gue membuka seatbelt begitupun nadin. Kami berdua jalan bersisian menuju pintu lift, tidak ada percakapan tidak ada pertengkaran betul-betul seperti berjalan bersama robot.

"Bos..  Sebentar ya saya pesankan bubur dulu "nadin nampak mengetikkan sesuatu di ponsel nya.

Dari cara dia memperhatikan handphone , gue bisa tebak kalau dia sedang memesan bubur di salah satu aplikasi pengantar makanan.

Beberapa saat kemudian ada orang yang memencet bell. Nadin berjalan menghampiri pintu kemudian membuka nya. Benar saja kan seorang mas-mas berjaket hijau sedang berdiri sambil menyerahkan sebuah kantong plastik yang gue cium dari aroma nya sepertinya itu bubur.

"Jangan lupa dimakan ya boss saya gak mau masuk penjara karena tuduhan ngeracunin boss di hari pertama saya kerja"

Gue nyaris mau ngakak denger nadin ngomong begitu. Walaupun dia ngucapinnya biasa aja tanpa pakai emosi, tapi entah kenapa apapun yang nadin ucapkan di dalam fikiran gue pasti selalu mikir nadin ngucapinnya pake bumbu kesel.

"Saya permisi pulang ya boss "nadine mengambil tas nya kemudian berjalan menuju pintu keluar.

"Nad "

"Apalagi boss ada yang bisa saya bantu ? "

"Makasih "

"Itu sudah menjadi tugas saya boss "

Bedebam

Pintu tertutup dan nadin sudah tidak terlihat lagi. Ucapan dan gaya nadin barusan betul-betul berbeda. Gue merasa dia seperti sekertaris sungguhan. Loh dia kan emang sekretaris gua ya?

Nadin Almira Queen

Akhirnya gue ketemu kasur juga setelah semalaman gue harus tidur dalam posisi yang bikin pagi-pagi nya langsung encok. Tidur dengan posisi duduk memang tidak baik untuk perkembangan tulang belakang ternyata.

Seperti biasa setiap kali gue pulang ke rumah ini  gue merasa berada di kuburan. Rumah selalu sepi tanpa penghuni. Sejak kepergian jerry semua hal di rumah ini sudah tidak sama. Anita pergi ke London setelah berhasil menggaet bule saat liburan di Bali dan sepertinya mereka sudah hidup damai disana.

Papah, dengan alasan mencari uang untuk keluarga terkadang sering tidak pulang ke rumah. Sedangkan mamah, ya..  Gue tau pekerjaan beliau sangat mulia menjadi sukarelawan panti asuhan dengan alasan mencari kesibukan dan pahala.

Kapan rumah bisa sama seperti dulu lagi waktu jerry masih ada ? Entahlah gue gak boleh mengeluh apalagi nangis lagi seperti yang gue lakukan di depan gavin tadi.

Berbicara tentang gavin, jujur gue malu banget harus nunjukin sisi terlemah gue di depan dia tadi. Gue benci terlihat lemah apalagi di depan laki-laki. Gue harus jadi wanita kuat yang gak bisa di remehin. Tapi melihat gavin tidak sadarkan diri di ruang UGD tadi, membuat gue kembali mengingat kepergian jerry.

Kring kring kring

Dengan malas gue menekan tombol hijau untuk menerima panggilan.

"Hallo "

"Hai babe... "

Dari suaranya jelas gue tau siapa pria ini, dia nathan.

"Kenapa nat? "

"Malam ini jalan yuk, kita party. kamu masih inget andro kan ? dia ngadain acara ulang tahun di Colosseum "

Gue berfikir sejenak ajakan Nathan lumayan menarik juga. Toh gue cuma tinggal duduk cantik sebagai pemanis di ultah nya Andro. Pastinya Nathan akan dengan senang hati membiayai semua nya mulai dari salon, baju sampai antar jemput gue di rumah. Gue pernah bilang kan jadi orang cantik hidup lebih mudah.

"Oke, tapi... "

"I know princess, sepuluh menit lagi aku udah sampai di depan rumah kamu "

"Oke "

Setelah telfon mati, gue membuang handphone gue ke sembarangan arah.  Nathan itu mantan pacar gue yang ke..  Ah gue sendiri gak inget. Yang jelas Nathan itu setiap kali ngajak gue jalan selalu sepaket. Sepaket sama nyalon, sepaket sama beli baju sepaket sama antar jemput. Bukan tanpa alasan gue dan nathan masih berteman walaupun hubungan kami sudah lama kandas, simbiosis mutualisme adalah jawaban yang paling tepat untuk hubungan kami. Nathan butuh gue di saat di harus memperkenalkan pacarnya, dan gue tentu saja untuk mengatasi rasa kesepian yang selalu gue rasakan setiap hari nya.

Nathan itu anak pengusaha batu bara, ya kenapa gue kenal dia. Tentu aja vero yang memperkenalkan gue pada nathan. Sampai saat ini gue vero dan mila masih berteman. Walaupun kadang kami saling bergunjing di belakang tapi di depan nya pura-pura cipika cipiki dan manggil beib. Itulah kehidupan gue penuh kepalsuan.

Ting nong

Gue buru-buru menghampiri pintu setelah menjinjing tas mahal hadiah ulang tahun dari Nathan. Gue sih awalnya nolak karena tau banget harga tas itu bisa sampai membeli 2 motor sport. Tapi Nathan maksa gue, ya gue sebagai perempuan bisa apa kalau sudah begitu. Kan kalau kata orang tua rezeki jangan ditolak hehe.

"Hai nat "

"Hallo princess "nathan mengecup punggung tangan gue.

"Ready? "

"Of course "gue tersenyum, lipstik keluaran terbaru dari salah satu brand ternama  ini sepertinya memang ampuh membuat penampilan gue sempurna.

Gue dan Nathan langsung menuju salon langganan gue, sementara untuk baju, Nathan punya kenalan seorang designer yang sudah membuatkan gaun super cantik khusus buat gue.

Gak butuh waktu lama untuk sampai di Colosseum tempat dirayakannya ulang tahun andro. Andro itu artis papan atas yang lagi sering nongol di TV, jadi gak heran kalau rata-rata tamu yang dia undang Juga dari kalangan selebritis atau para sosialita.

"Hai bro..  Masih bisa hidup sampai 30 tahun lo ternyata "nathan merangkul andro.

"Kampret, kalau gue mati warisan gue juga gak akan pindah ke lo "andro terkekeh.

"Hai nad, lo dateng juga gue fikir lo udah gak jalan sama si kunyuk nathan "pandangan Andro berpindah pada gue, gue yakin dia lagi menscan badan gue yang gue akuin malam ini gue cukup berani menggunakan gaun berwarna merah dengan potongan rendah.

"Beautifull "andro memuji gue terang-terangan , hah bisa jadi mangsa baru gue nih si Andro.

"Itu mata mau gue colok, cewek cantik ini punya gue kampret "nathan merangkul pinggang gue dengan posesif.

"Haha gitu aja marah lo nat, yasudah enjoy the party bro "andro memukul pundak nathan.

Gue dan Nathan memutari club yang malam ini nampak panas dengan kehadiran seorang DJ bule asal kanada yang tampil topless sambil memainkan piringan hitamnya.

Semua wanita yang asli dan wanita jadi-jadian sudah berteriak-teriak di lantai dansa. Beberapa bahkan terang-terangan menyebutkan nama james ( nama si DJ )  sambil menarikan tarian erotis. Gue tau banget yang ada difikirkan cewek itu.

"Kamu mau minum apa beib? "

"Seperti biasa aja, aku tunggu disini ya? "

"Oke cantik "nathan meninggalkan gue, pria itu menghilang diantara kerumunan orang yang sudah memadati lantai dansa dan sepertinya semakin gila.

Sebetulnya gue kurang suka pergi ke club, bukan nya apa - apa gue selalu migran setiap kali gue keluar dari tempat yang orang bilang ladang cari dosa ini. Tapi kalau disuruh memilih sendirian di rumah atau pergi ke club gue rasa kalian sudah tau alasan gue duduk cantik di salah satu meja yang sudah di book oleh nathan.

"Nad turun yuk "andro tiba-tiba datang dan menyambar tangan gue.

"Gue lagi males and..  Lagian lo gak liat baju gue  ?"

"Ah lo biasanya juga paling gila, tuh si Kevin nanyain lo terus "andro mengedikkan bahunya ke arah pria yang sedang menatap gue seperti ingin melahap gue hidup-hidup.

Gue memperhatikan cowok yang bernama Kevin. Koko tampan yang kalau gue lirik sekilas outfit yang dia kenakan dari atas sampai bawah setara mobil city car. Hm.. Not bad.

"Oke, gue turun "

Gue mengikuti langkah andro menuju lantai dansa. Walaupun gue harus ekstra hati-hati supaya gaun cantik karya desainer ini nggak berakhir mengenaskan karena kecerobohan gue.

Musik semakin keras, membuat seluruh orang yang ada di lantai dansa semakin gila. Tentu aja gue menggerakkan badan gue mengikuti ritme lagu. Barusan saja nathan bergabung dengan kami sambil menyerahkan segelas cocktail yang nampak menggiurkan.

Entah karena efek musik atau minuman berwarna kuning yang baru saja gue habiskan. Gue merasa dunia seperti berputar nggak karuan, suara musik yang dimainkan james juga sudah mulai terdengar gak jelas di telinga gue. Gue merasa gue mabuk  entah apa yang di masukkan nathan dalam minuman gue, yang jelas gue sekarang sudah jatuh terduduk di lantai.

Aurora Sharira

Gue kembali lagi ke Indonesia setelah menempuh 18 jam perjalanan dari Amerika menuju Indonesia. Sejujurnya gue masih pusing dan merasa jetlag akibat penerbangan itu. Tapi pria di sebelah gue ini memaksa gue untuk ikut bersama nya ke acara pesta ulang tahun yang diadakan di sebuah club.

Gue cuma bisa senyum dan mengangguk, seperti boneka barbie yang sering gue mainkan dulu. Pria di sebelah gue ini selalu membuat gue berkata iya atas semua permintaannya, karena itu gue merasa gagal mempertahankan harga diri gue sebagai wanita. Gue sekarang jadi tahu gimana perasaan boneka barbie gue dulu waktu gue hobi memainkan boneka cantik itu.

Waktu gue masuk ke club tentu saja gue di suguhkan dengan pemandangan hingar bingar orang-orang, dentuman musik yang sangat keras membuat kepala gue makin terasa berdenyut. Gue melihat segerombol pria di tengah lantai dansa, pemandangan seperti itu sebenarnya bukan hal yang aneh tapi  ada seorang wanita yang sedang jadi pusat perhatian di sana. Wanita bergaun merah itu sedang meracau nggak jelas sambil menari kesana kemari. Gue bisa tebak kalau wanita itu mabuk berat.

Lelaki di sekeliling nya berteriak heboh sambil menyerukan nama si wanita. Sejujurnya gue benci pemandangan ini apalagi salah satu laki-laki di antara kermunan orang itu mengambil kesempatan dalam kesempitan. Gue udah gak bisa tinggal diam melihat pemandangan itu, gue langsung berjalan cepat menembus kerumunan orang itu kemudian menyambar tangan wanita yang sedang tidak sadarkan diri itu. Tidak gue indahkan panggilan dari hans yang sudah meneriakki nama gue berulang-ulang karena gue tiba-tiba pergi dari sampingnya. Gue rasa ocehan dari hans tidak lebih penting dari pada menyelamatkan wanita itu.

"Siapa lo? " si laki-laki yang tadi mau melecehkan si wanita mabuk menggenggam tangan gue.

"Gue..  ? Lo gak usah tau "gue tersenyum sinis.

Setelah gue berjalan, gue memberi kode pada para pengawal gue untuk memberikan pria kurang ajar itu pelajaran sopan santun.

Kalian pasti bisa menebak pelajaran seperti apa yang akan di berikan oleh 3 orang yang badannya sebesar badan Hercules. Setelahnya suasana club menjadi lebih ramai.

Mission complete

Bersambung

Terpopuler

Comments

Adil Adil

Adil Adil

Pelajaran buat yg jadi org tua, punya anak pinter memang bangga. Tapi biarkan mereka ikut umur nya, baik itu pendidikan mau pun lingkungan sosial nya. Dalam case si Jerry ini, mungkin dia di bully Dan gak bisa menyesuaikan lingkungan baru dgn usia sebenar nya. Dan ortu gak aware akan hal ini. So anak jadi korban.

2022-08-04

2

secret admirer

secret admirer

banyak POV nya, percakapannya jadi sedikit

2021-06-13

1

Sully Sumandag

Sully Sumandag

wah seru nih aurura temenan Ama nadin

2021-05-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!