Pov Nathalia Rania Airlangga Wisesa

Dulu ada laki laki yang disebelin tapi juga disukai Nathalia.

Namanya Nareshpati Sadewa.

Dia pendiam, culun karena kaca mata bulatnya yang agak tebal lensanya, suka dibully waktu SMA. Tapi dia tidak seperti korban buliyan yang umumnya akan merasa takut atau rendah diri. Dia tetap cuek dan memberikan apa saja yang diminta para pembully.

Pensil, pulpen, pr, buku tulis, buku cetak, bahkan uang. Dia ngga akan pelit memberikannya.

Tas punggungnya selalu kelihatan berat untuk tubuh jangkung kurusnya. Di dalam tasnya itu memuat banyak barang yang dibutuhkan pembully.

Tragedi memalukan terjadi ketika Nareshpati tiba tiba memberikannnya surat di pagi hari itu.

Mood Nathalia saat itu lagi jelek banget. Maminya memintanya tampil lebih feminim di acara ultah omanya. Padahal Nathalia paling anti berdandan ala ala putri.

Padahal maminya sudah punya Adelia yang bisa di make over jadi putri apa saja sesuai keinginan maminya, tapi tetap saja ingin mengutak atik dirinya.

Karena itu dia sendirian menyusuri lorong sekolah pagi itu, memilih menyetir sendiri ke sekolah.

Lagi bete begitu, Naresh tanpa ba bi bu mengulurkannya sebuah amplop surat warna pink. Setelah dia menerimanya, laki laki itu malah pergi begitu saja tanpa menjelaskan maksudnya.

Nathalia sempat berpikir kalo itu amplop teman mereka yang ngga bisa datang ke sekolah.

Naresh, kan, sudah biasa dititipin teman teman sekelas dan dia ngga masalah sepertinya. Jadinya Nathalia menyimpannya asal saja di dalam tasnya.

Apesnya saat Nathalia dan beberapa sepupu perempuannya keluar bentar, Abiyan-sepupu terjahilnya membuat ulah.

Abiyan dengan lantang membaca isi surat itu yang ternyata pernyataan cinta Naresh untuk dirinya. Sayangnya satu kelas sudah mendengar walaupun Nathalia berhasil merampas surat itu dari tangan Abiyan.

Nathalia sempat melihat wajah Naresh yang tertunduk dalam itu sebelum dia kembali duduk di kursinya.

Nathalia bingung harus mengatakan apa pada Naresh.

Maaf?

Tapi rasanya lebih besar dari kata maaf.

Sayangnya Nathalia ngga berbuat apa apa karena di hari itu Naresh pergi dengan membawa banyak kesakitan di hatinya.

Sekarang setelah delapan tahun berlalu Naresh berdiri di depannya, tidak sendiri. Ada yang menggandeng mesra lengannya. Bahkan kini mereka sedang berdansa.

Tanpa sadar Nathalia menghembuskan nafas kasar.

"Kamu ngga apa apa?" Adelia yang duduk.di sampingnya menatap lekat sepupunya. Luna juga, begitu juga dengan Ayra yang baru datang.

"Emangnya aku kenapa?" ketusnya sambil menggoyangkan es batu kecil di dalam gelasnya.

"Siapa tau masih mikirin Naresh," tawa Luna meledek.

"Masa kamu masih suka sama Naresh?" pancing Ayra ngga percaya.

'Delapan tahun loh, Nathal. Kalo jadi pohon, kamu udah jadi pohon beringin yang besar banget tuh, karena mendam perasaan selama itu ," tawa Ayra tergelak. Adelia dan Luna yang mendengarnya juga meledak tawa.

Nathalia mengirimkan mata lasernya pada ketiga.sepupunya yang seolah ngga takut dan tetap tergelak.

Dari mana mereka bisa tau perasaannya? Selama ini dia ngga pernah cerita, sungutnya dalam hati.

Mungkin sepupunya hanya menebaknya lewat sikapnya?

No, bantahnya lagi.

Dia tidak seterang itu menunjukkan perasaannya.

"Naresh kelihatan prof banget, ya. Cewe itu kayak udah kelelep sama Naresh." Adelia mengganti topik karena melihat wajah kembarannya udah ngga enak banget dipandang mata.

"Naresh ditatar bokapnya, kali, jadi bisa berubah gitu." Luna memberikan pendapatnya.

"Masih ingat dulu dia culun banget, juga baik. Waktu memang bisa merubah watak orang, ya," komen Ayra.

"Ya," jawab Adelia

"Eh, kok, Nevia belum balik ke sini? Kamu, kan, tadi pergi sama dia, Ay?" tanya Luna sambil menatap kembarannya.

"Tadi aku tinggalin dia sama Milan," jawab Ayra santai.

"Apaaa?!" ketiga sepupunya melengak kaget.

Ayra malah tergelak.

"Siapa tau nyumbang pasangan lagi."

Ketiganya menggelengkan kepala, kemudian tertawa juga.

"Setelahnya kalo ada lampu ijo, lanjut Naresh Nathal."

Tawa Adelia dan Luna tambah berderai.

Nathalia yang tadi ikut mengetawai nasib Nevia jadi menyeringai.

"Ngga akan," bantahnya yakin. Lihat saja Naresh sangat erat meluk calon istrinya itu. Sudah pasti dia ngga mungkin ada di antara mereka. Memangnya dia mau jadi orang ketiga.

No!

Tapi ketiganya hanya menanggapi dengan tawa yamg ngga kunjung usai.

Hingga tawa itu terhenti ketika melihat Nevia mendekat dengan wajah keruh.

"Cieee.... Yang baru jadian," tebak Ayra.

"Jadi Milan nembak kamu?" tanya Luna penasaran.

"Beneran, Nev?" tanya Adelia ngga sabar. Sedangkan Nathalia hanya menatap sepupunya lekat.

Nevia malah melototkan matanya.

"Kalian benar benar, ya," decaknya kesal. Hari ini hari paling mendebarkan buatnya.

Mendapat jawaban Nevia, Ayra, Luna dan Adelia tertawa lagi. Sedangkan Nathalia tersenyum miring.

Nevia meneguk habis minumannya yang esnya sudah sangat mencair.

Hufffttt.... Ternyata lama sekali dia perginya.

Tapi jantungnya masih berdebar cepat, masih belum normal. Ci uman Milan masih sangat kerasa.

Si al! Si al! Harusnya tadi aku ngga baper, umpatnya dalam hati.

"Mau aku ambilkan minuman lagi?" tawar Nathalia yang merasa sepupunya sudah sangat kehausan.

Nevia menggeleng. Dia mengambil lava cake dan langsung menggigitnya. Coklat lumernya tumpah melewati sudut sudut bibirnya.

Saat Nevia mengusapnya dengan tisu, kembali dia memaki dalam hati karena mengingat lagi betapa lembutnya bibir Milan tadi menempel di bibirnya.

Keempat sepupunya ngga bertanya apa apa melihat tingkah aneh Nevia. Mereka sedang menunggu sepupunya.itu bercerita.

"Aku kasih dia masa percobaan dua bulan."

Keempatnya tersenyum lebar.

"Kayak lagi lamar kerja aja," canda Ayra menahan tawanya.

"Ngga mungkin, kan, aku langsung terima. Secara tau dia seperti apa?!" gerutu Nevia kesal.

"Jadi Milan tadi beneran nembak kamu? Wooww... akhirnya dia berani juga." Kali ini Luna ngga bisa menahan decakan kagumnya.

"Kalo ngga suka ngapain diterima," skak Nathalia membuat Ayra dan Adellia tergelak.

Nevia masih tertegun mendengar ucapan Nathalia.

Kalo dia ngga suka....? Benaknya masih mencerna kata kata Nathalia.

Beberapa saat kemudian.

Dia suka Milan? batinnya terhenyak.

Milan?

Ngga mungkin, kan?

Teringat laki laki itu yang sangat gampang memeluk dan dipeluk perempuan lain. Terutama yang berpakaian se ksi.

Tensinya sepertinya naek.

Nevia memasukkan lagi lava cake ke dalam mulutnya. Kali ini utuh.

"Jadi Milan ada kemungkinan gagal melewati seleksi dua bulan?" tanya Nathalia

"Ya," jawabnya ambigu. Mereka sudah kissing!

"Masa bisa gagal?" Ayra menatap Nevia ngga terima.

"Milan pasti ngga mau gagallah. Dia pasti bakal berusaha keras buat lulus seleksi dua bulan itu," ucap Adelia yakin.

Melihat Milan akhirnya berani mengungkapkan perasaannya ke Nevia, pasti sudah dia pikirkan resikonya.

Ngga mungkin, kan, dia mau bonyok dihajar Abiyan atau Jayden, batinnya lagi.

"Kita ikut pantau Milan. Sekarang tanggal empat belas september. Berarti, empat belas november hasil seleksinya keluar," tukas Ayra.

"Ya, udah aku tandain," sambung Luna sambil membuka kalender di ponselnya.

Kalian ini, kenapa jadi nyebelin banget, umpat Nevia dalam hati.

Terpopuler

Comments

Lusi Hariyani

Lusi Hariyani

ternyara crt milan &nevia lanjut disini tak kr nggantung

2025-09-16

3

✨@dian_$💫

✨@dian_$💫

Hahaaaa... asiiiikkk lanjooottt di siniiii yuhuuyyyy.... berarti ada fadel-kay juga ya thooorrr 😍 syemingiiiiitttt🤸

2025-09-16

1

Tri Handayani

Tri Handayani

Ternyata nathalia punya perasaan yg sama dgn naresh'sama-sama memendam rasa

2025-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 Keisengan Abiyan
2 Pindah
3 Pov Nathalia Rania Airlangga Wisesa
4 Pov Nareshpati Sadewa Adibrata
5 Omelan pertama setelah delapan tahun
6 Pov Nathalia Rania part dua
7 Pov Nareshpati Sadewa Adibrata part dua
8 Kaget yang beruntun
9 Tanggung jawab Naresh
10 Membujuk Nathalia
11 Minta dilamar
12 Lebih berani dari Naresh
13 Otewe lamaran
14 Sebelum Malam Lamaran
15 Awal perasaan marah
16 Deg degan menunggu dilamar
17 Prasangka jahat
18 bab yang isinya campuran
19 Menjelang Lamaran
20 Lamaran
21 Setelah lamaran
22 Penyesalan Naresh
23 Khawatir
24 Khawatir part dua
25 Masih soal Banana Puding
26 Analisa Nidya
27 Gilanya pikiran Naresh
28 Pertemuan ngga terduga
29 Tidak sesuai Rencana
30 Juntaian rambut yang mengganggu
31 Masih belum percaya Naresh?
32 Mangkel
33 Rencana para sepupu
34 Gagal?
35 Bonus Abiyan
36 Kejujuran Naresh
37 Rencana Naresh
38 Di apartemen
39 otewe persiapan menikah
40 Di Gap?
41 Kalut dan Khawatir
42 Dikenalkan sebagai calon istri
43 Masih di perusahaan Naresh
44 Ke apartemen Karla
45 Masalah baru?
46 Nevia-Milan
47 Galau sebelum akad
48 Gaau tingkat dewa
49 Calon Pengantin Galau
50 Kita keluarga
51 Kekesalan Nidya
52 Akhirnya Sah
53 Setelah akad
54 Membungkam Bu Lilis
55 Langkah Nidya selanjutnya
56 Masih di acara resepsi pernikahan
57 Membantu Abiyan
58 Sudah diselesaikan
59 Deg degan
60 Usaha yang mengkhianati hasil
61 Tanpa pengganggu
62 Ketahuan
63 Yang sudah diketahui
64 Beberapa jam sebelumnya
65 Dari pemakaman
66 Kumpul keluarga besar
67 Berkembang jauh
68 Alasan Naresh
69 Cemburu, kan?
70 Masih menyangkal
71 Player gabut
72 Playboy cap kadal
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Keisengan Abiyan
2
Pindah
3
Pov Nathalia Rania Airlangga Wisesa
4
Pov Nareshpati Sadewa Adibrata
5
Omelan pertama setelah delapan tahun
6
Pov Nathalia Rania part dua
7
Pov Nareshpati Sadewa Adibrata part dua
8
Kaget yang beruntun
9
Tanggung jawab Naresh
10
Membujuk Nathalia
11
Minta dilamar
12
Lebih berani dari Naresh
13
Otewe lamaran
14
Sebelum Malam Lamaran
15
Awal perasaan marah
16
Deg degan menunggu dilamar
17
Prasangka jahat
18
bab yang isinya campuran
19
Menjelang Lamaran
20
Lamaran
21
Setelah lamaran
22
Penyesalan Naresh
23
Khawatir
24
Khawatir part dua
25
Masih soal Banana Puding
26
Analisa Nidya
27
Gilanya pikiran Naresh
28
Pertemuan ngga terduga
29
Tidak sesuai Rencana
30
Juntaian rambut yang mengganggu
31
Masih belum percaya Naresh?
32
Mangkel
33
Rencana para sepupu
34
Gagal?
35
Bonus Abiyan
36
Kejujuran Naresh
37
Rencana Naresh
38
Di apartemen
39
otewe persiapan menikah
40
Di Gap?
41
Kalut dan Khawatir
42
Dikenalkan sebagai calon istri
43
Masih di perusahaan Naresh
44
Ke apartemen Karla
45
Masalah baru?
46
Nevia-Milan
47
Galau sebelum akad
48
Gaau tingkat dewa
49
Calon Pengantin Galau
50
Kita keluarga
51
Kekesalan Nidya
52
Akhirnya Sah
53
Setelah akad
54
Membungkam Bu Lilis
55
Langkah Nidya selanjutnya
56
Masih di acara resepsi pernikahan
57
Membantu Abiyan
58
Sudah diselesaikan
59
Deg degan
60
Usaha yang mengkhianati hasil
61
Tanpa pengganggu
62
Ketahuan
63
Yang sudah diketahui
64
Beberapa jam sebelumnya
65
Dari pemakaman
66
Kumpul keluarga besar
67
Berkembang jauh
68
Alasan Naresh
69
Cemburu, kan?
70
Masih menyangkal
71
Player gabut
72
Playboy cap kadal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!