ISTIKHARAH

Kyai Firdaus mengangguk, begitupun rini yang baru Adza tatap. Mereka tampak menunggu jawaban dari Adza yang terdiam berpikir.

"Seperti rumor yang beredar, Gus Azka adalah seorang pria yang tidak mau dikenali. Selain itu wajahnya memang tidak pernah ada yang melihat di pesantren ini. Kalau kamu bersedia, kamu akan menjadi orang pertama yang melihatnya."

Adza diam ditempatnya, menggenggam tangannya sendiri yang terasa agak dingin. Dia pernah mendengar rumor kalau wajah pria itu juga agak rusak akibat kecelakaan.

Tidak, bukan dia membandingkan atau bukan dia tidak suka dengan kenyataan itu. Wajah bisa diobati dengan cara membawanya ke dokter kulit entah itu dibedah atau tidak.

Masalahnya, dia tidak pernah bertemu dengan Gus Azka itu, dia lama diluar negeri dan kuliah di Madinah.

Sekarang tiba-tiba kedua orang tua Azka melamarnya untuk sang putra. Jelas saja adza tak bisa membayangkannya dan juga sebagian hatinya merasa takut.

Kenapa pria itu tidak pulang saja sebentar Melamarnya lalu kalau memang berpisah lagi mungkin dia akan membiarkan.

Kyai Firdaus dan rini saling tatap, melihat wajah Adza yang tampak agak di tekuk. Seolah-olah dia tidak mau dan memang dia terlihat takut. Mereka paham kalau adza tidak bertemu langsung dengan Azka tapi putra mereka yang memilihnya.

"Nak adza ..."

Adza mengangkat kepalanya lalu tersenyum melihat wajah rini yang baru memanggilnya.

"Kenapa diam saja? Kamu bersedia atau tidak, kami juga akan mendengar pendapat dan keputusan kamu. Jangan takut untuk mengungkapkan isi hati kamu. Katakan saja," ujarnya lembut membuat adza menghela napas beberapa kali.

"Maaf, Ummi, Kyai. Saya ... Saya bukan mau menolak. Saya hanya belum pernah bertemu atau bertatap muka dengan Gus. Ini perjodohan atau bagaimana ya?" tanyanya masih sambil menggenggam tangannya sendiri.

Untuk yang pertama kalinya, dia bicara lama dengan Kyai Firdaus dan rini dan ini bukan soal nilai atau apa yang bersangkutan dengan pembelajarannya.

"Ini bukan perjodohan sebenarnya. Kemarin Gus menghubungi kami, bertanya apakah semua kegiatan yang dilakukan oleh pesantren tiap tahun yaitu pinangan ini lancar. Kami menjawab apa adanya, kami mengatakan hanya ada satu gadis yang belum mendapatkan pinangan yaitu kamu. Dia diam beberapa lama sebelum akhirnya mengatakan, dia bersedia menikahi kamu. Kami juga tidak menduga akan hal ini, semuanya terjadi tiba-tiba makanya kami memanggil kamu sekarang untuk membicarakannya."

Adza terdiam mendengar penjelasan rini.

"Nyatanya, aku tidak ada yang mau makanya Gus menikahiku. Apakah aku akan menjadi istri yang sebenarnya? Atau dia hanya mengangkat derajatku saja karena tahu aku yatim piatu?" batinnya seraya memejamkan matanya dalam menunduk.

"Bagaimana aku akan menghadapinya nanti Bagaimana kalau patah hatiku karena meninggalnya kedua orang tuaku malah bertambah dengan, patah hati akibat tidak mendapatkan cinta dari suamiku kelak?"

Rini bergerak mendekatinya.

"Kamu bisa pulang dulu dan meminta waktu. Shalat istikharah, meminta petunjuk. Kalau memang hati kamu tidak yakin, yasudah katakan pada kami. Kami juga tidak memaksa, mungkin saja jodohmu akan datang meminangmu beberapa hari lagi. Rencana Allah tidak ada yang tahu," ucap rini membuat adza mengangguk.

"Saya akan shalat istikharah dulu untuk meminta petunjuk. Dan kalau boleh tahu, apakah kami akan bertemu kalau menikah nanti?" tanyanya pelan membuat Firdaus mengangguk.

"Namun, Gus masih harus menyelesaikan kuliah dan juga pembelajarannya disana. Kamu akan menikah disana dengannya nanti, kita akan pergi kesana setelah lulus ini. Setelah itu, kalian akan melakukan hubungan jarak jauh, anggap saja untuk menumbuhkan perasaan di dalam hati kamu untuknya, begitupun dengan dia. Karena dia akan lulus kurang lebih enam bulan lagi sementara kamu masih harus kuliah disini dan memantau bisnis warisan kamu. Ketika menikah bertemu, ketika sudah sah kamu akan kami bawa kembali"

"Kami membebaskan kamu mau tinggal dimana. Disini atau diluar, atau di asrama kampus. Kami hanya akan menjagamu karena kamu kelak akan menjadi menantu kami kalau kamu setuju. Jadi jangan ragu untuk mengatakan apapun, kalau kamu setuju katakan kalau tidak, katakan saja. Semuanya yang kamu katakan adalah yang terbaik karena kamu adalah pihak wanita."

Adza mengangguk-angguk.

"Memang lebih baik tidak usah bertemu dulu. Namun, saya boleh meminta nomor ponselnya kalau sudah menikah nanti?" tanyanya membuat Kyai Firdaus tersenyum.

"Tentu saja, kalian juga akan bersama kurang lebih semingguan disana. Walau mungkin Azka sibuk, dia sedang sibuk kuliah dan menyusun skripsi, sidang dan sebagainya. Namun kita akan umroh juga sebentar, Kyai dan Ustadz serta Ameena dan para Ustadz Ustadzah di pesantren ini akan umroh setiap akhir semester. Jadi kalian bisa saling melihat beberapa kali."

Adza mengangguk pelan memahaminya. Tak lama dia pamit, pulang ke bilik asramanya dan meletakkan kitab. Dia duduk di pinggiran ranjang, memikirkan ulang apa yang dikatakan oleh Kyai Firdaus dan rini tadi.

"Ya Allah, jika dia jodoh yang baik maka hamba juga tidak akan menolak. Tetapi berikan hamba petunjuk dan keyakinan kalau semua ini adalah hal yang baik, yakinkan hati hamba."

Malam datang tak lama setelah itu. Adza bangun di tengah malam dan menuju ke tempat shalat. Dia shalat malam di masjid dengan para santri yang lain, setelahnya saat masjid mulai hening karena para santri melakukan kegiatan menjelang subuh yang lain, adza masih di atas sajadahnya dan shalat istikharah.

Dia sudah berniat untuk shalat istikharah dua kali atau bahkan tiga kali. Untuk meyakinkan hatinya kalau dia harus memilih yang mana.

rini yang melihatnya shalat tersenyum diam-diam. Gadis itu sholehah, cocok untuk putranya. Hanya saja dia paham, tak pernah bertemu dan tak pernah sekalipun bicara pastilah ada kejanggalan dan keraguan dalam hatinya.

"Semoga apapun itu ya Allah, anak hamba bisa mendapatkan yang terbaik. Begitupun dengan adza, dia anak yang baik. Orang tuanya sudah ada di sisi-Mu dan dia hanya seorang diri di dunia ini. Maka pertemukan lah dia dengan jodoh dan keluarga yang baik."

Rini mengusap wajahnya, lalu berbalik. Dia bertemu dengan Ustadzah Lina yang tampak memakai sepatunya di tangga masjid.

"Melihat Nak adza? Calon menantu Ummi kalau dia setuju?" tanyanya membuat Ustadzah rini tersenyum.

"Na'am, mohon doanya ya, Ustadzah. Apapun itu, semoga saja hatinya mantap."

Ustadzah Lina tersenyum, lalu menegakkan tubuhnya dan menatap wajah istri Kyai di pesantren itu.

"Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Nak adza. Saya juga suka melihatnya dan ingin saya jodohkan dengan anak saya. Hanya saja, saat saya bilang pada suami saya kalau dia sudah yatim piatu. Suami saya tidak mau menerimanya. Saya bingung sebenarnya kenapa seperti itu. Padahal dia adalah anak Yatim piatu, bukan anak yang nasab orang tuanya haram."

rini mengangguk pelan mendengarnya.

"Banyak Ustadz atau Kyai juga tidak mau meminangnya. Tetapi suami saya malah meminangnya sendiri untuk anak kedua kami. Semoga saja, adza mau menerimanya. Memang disini nasab itu sangat erat kaitannya sebelum menikah. Antara nasab dan jodoh, orang tua di kota ini lebih memilih nasab walau sebaik apa gadis yang menjadi menantu itu."

Ustazah Lina mengangguk.

"Semoga suatu saat, Allah buka pintu hati mereka dan Allah tunjukkan kalau memuliakan anak yatim adalah hal yang sangat luar biasa ganjarannya. Semoga kalau Nak adza setuju, keluarga Ummi diberkahi Allah."

Rini tersenyum. "Aamiin ya Allah. Mari Ustadzah, saya mau melihat kelas dua belas Aliyah."

"Tafaddoly, Ummi. Saya juga mau ke kelas sebelas."

Terpopuler

Comments

Xlyzy

Xlyzy

ayolah jangan neting dulu berfikir positif aja dulu minta petunjuk sama yang di atas kalau dia memang jodoh mu maka sejauh apa pun kalian pasti akan bertemu

2025-09-25

1

Jemiiima__

Jemiiima__

ceritanya bagus bgt adem gtu, tp emg dasarnya aku anaknya msh jauh dr agama msh agak gangerti sma ceritanya 🥺 maafkan hamba mu ini yallah

2025-09-09

1

Afriyeni Official

Afriyeni Official

katanya adza sedih gak ada yang kamar, sekarang udah ada yang lamar anak pak kyai juga, ngapain ragu ragu? udah, terima aja adza 🤦

2025-09-25

1

lihat semua
Episodes
1 LAMARAN DARI GUS
2 ISTIKHARAH
3 MENCARI JAWABAN
4 USTADZ FAREL
5 PAKET UNTUK ADZA
6 CHATTINGAN DENGAN GUS
7 ADZA KAMU YAKIN???
8 PERMINTAAN GUS
9 GUS FAIZ
10 KEPUTUSAN ADZADINA
11 MADINAH 1
12 MADINAH 2
13 ADZA BERTEMU DENGAN GUS AZKA
14 KEKESALAN GUS FAIZ
15 MENJELANG HARI H
16 AKHIRNYA SAH
17 ADZA, MAAF...
18 BADMOOD
19 NGOBROL HANGAT DENGAN SUAMI
20 SETELAH THAWAF DAN SA'I
21 FIRST KISS
22 KEMBALI PULANG
23 GUS RAHASIA YANG TAJIR
24 KEPERCAYAAN
25 BELUM IZIN SUAMI
26 INTAN
27 KECURIGAAN
28 SUDAH JATUH CINTA????
29 BENARKAH GUS AZKA SUDAH LEBIH DULU MENCINTAIKU?
30 TAWARAN ADZADINA
31 PERINGATAN KYAI FIRDAUS
32 PENGUMUMAN
33 RASA INGIN YANG TERTAHAN
34 DAY ONE DI UNIVERSITAS
35 LELAH
36 CURHAT KE SUAMI
37 MAKAN MALAM
38 BERTANYA MENGENAI PERASAAN
39 MENJELASKAN PADA SUAMI
40 RINDU
41 MULAI BERGERAK
42 SIMPANAN KAPTEN
43 RENCANA ADZA
44 KEKESALAN ADZA
45 PAKETTTT
46 MENGAGUMI
47 TIDAK LAMA LAGI
48 BERTEMU SETELAH LDR 6 BULAN
49 WAJAH ASLI SANG GUS RAHASIA
50 MAKAN MALAM????
51 MILIKKU SELAMANYA
52 TENTANG RASA CINTA
53 MENANGISLAH SETELAH ITU BAHAGIA
54 HARI WISUDA AZKA
55 SUPORT SISTEM TERBAIK
56 KAMU ADALAH YANG UTAMA
57 SEORANG MATA-MATA
58 MASKER DAN CADAR
59 DI RUMAH SYEKH
60 MALAM TERAKHIR
61 KENAPA TIDAK MIRIP??
62 MEMPERLIHATKAN KEMESRAAN
63 PERINGATAN AZKA
64 BUKAN ISTRI SEMPURNA
65 DATA IBRAHIM AL-QARIM
66 GAGAL BERMESRAAN
67 TEKAD GILA GUS FAIZ
Episodes

Updated 67 Episodes

1
LAMARAN DARI GUS
2
ISTIKHARAH
3
MENCARI JAWABAN
4
USTADZ FAREL
5
PAKET UNTUK ADZA
6
CHATTINGAN DENGAN GUS
7
ADZA KAMU YAKIN???
8
PERMINTAAN GUS
9
GUS FAIZ
10
KEPUTUSAN ADZADINA
11
MADINAH 1
12
MADINAH 2
13
ADZA BERTEMU DENGAN GUS AZKA
14
KEKESALAN GUS FAIZ
15
MENJELANG HARI H
16
AKHIRNYA SAH
17
ADZA, MAAF...
18
BADMOOD
19
NGOBROL HANGAT DENGAN SUAMI
20
SETELAH THAWAF DAN SA'I
21
FIRST KISS
22
KEMBALI PULANG
23
GUS RAHASIA YANG TAJIR
24
KEPERCAYAAN
25
BELUM IZIN SUAMI
26
INTAN
27
KECURIGAAN
28
SUDAH JATUH CINTA????
29
BENARKAH GUS AZKA SUDAH LEBIH DULU MENCINTAIKU?
30
TAWARAN ADZADINA
31
PERINGATAN KYAI FIRDAUS
32
PENGUMUMAN
33
RASA INGIN YANG TERTAHAN
34
DAY ONE DI UNIVERSITAS
35
LELAH
36
CURHAT KE SUAMI
37
MAKAN MALAM
38
BERTANYA MENGENAI PERASAAN
39
MENJELASKAN PADA SUAMI
40
RINDU
41
MULAI BERGERAK
42
SIMPANAN KAPTEN
43
RENCANA ADZA
44
KEKESALAN ADZA
45
PAKETTTT
46
MENGAGUMI
47
TIDAK LAMA LAGI
48
BERTEMU SETELAH LDR 6 BULAN
49
WAJAH ASLI SANG GUS RAHASIA
50
MAKAN MALAM????
51
MILIKKU SELAMANYA
52
TENTANG RASA CINTA
53
MENANGISLAH SETELAH ITU BAHAGIA
54
HARI WISUDA AZKA
55
SUPORT SISTEM TERBAIK
56
KAMU ADALAH YANG UTAMA
57
SEORANG MATA-MATA
58
MASKER DAN CADAR
59
DI RUMAH SYEKH
60
MALAM TERAKHIR
61
KENAPA TIDAK MIRIP??
62
MEMPERLIHATKAN KEMESRAAN
63
PERINGATAN AZKA
64
BUKAN ISTRI SEMPURNA
65
DATA IBRAHIM AL-QARIM
66
GAGAL BERMESRAAN
67
TEKAD GILA GUS FAIZ

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!