Rasa Benci Itu Tidak Pernah Pudar Di Hati Justin!

Chapter 5

Justin dari kantor langsung pulang kerumah, Nyonya Wanda dan Suami sudah menunggu makan malam bersama. kedua Bodyguard Tuan Muda itu selalu setia menemani kemanapun langkah majikannya pergi.

Setibanya di rumah Justin langsung masuk kedalam, walau sedikit lelah namun tidak Dia perlihatkan sama sekali. dan betapa kagetnya Tuan Muda, setelah sampai di dalam Dia melihat sosok yang tak asing di matanya! sosok yang di benci bahkan sudah Ia rencanakan untuk tidak melihatnya lagi.

" Sayang, Kamu sudah pulang!," Nyonya Wanda berusaha mencairkan suasana

" Justin! Itu Kamu Nak?" terdengar suara itu bergetar saat menyebut nama Justin

" Ma, siapa yang membiarkan perempuan ini masuk kerumah?" Justin bersikap tegas dengan Nyonya Wanda.

" Justin, Kamu tenang dulu Nak! ayo duduk dulu" Pinta nyonya Wanda

" Aku ulangi lagi, siapa yang membiarkan perempuan ini masuk kerumah?" Justin menahan amarahnya yang hampir tak terbendung

" Nak, jangan seperti ini! walau bagaimana pun Dia tetap Mama Kamu" Pak Agung akhirnya bersuara

" Pa, Aku sudah pernah bilang! di kehidupan selanjutnya Aku hanya punya kalian berdua, semua yang menyakitiku sudah ku anggap mati"

" Nak, maafkan Mama! Mama salah, Mama sudah mengabaikan Kamu selama dua puluh tahun ini! beri Mama peluang untuk menebus kesalahan Mama"

" Mama? lancang sekali anda menyebutkan itu di hadapan Saya!" bentak Justin

" Justin! Mama tidak pernah mengajari Kamu seperti ini Nak," Nyonya Wanda bersikap tegas

" Ma, maaf kalau Aku mengecewakan Mama! tapi untuk yang satu ini tidak ada pengampunan dan negosiasi, terserah Mama mau menerimanya atau tidak! yang jelas di kehidupan sekarang bahkan di waktu yang akan datang, perempuan ini sudah musnah tak bersisa" Justin menyebutkan dengan lantang tanpa ragu.

" Justin, sebenci itukah Kamu terhadap Mama?" orang tua kandung Justin menangis tersedu-sedu.

" Maaf Ma,Pa! selagi perempuan ini masih di rumah ini Aku tidak akan pulang!"

Justin melangkah pergi meninggalkan keduanya dalam keadaan dan suasana hati yang tidak baik.

Nyonya Wanda terus memanggil, baru kali ini Tuan Muda mengabaikannya.

Justin kembali kemobil bersama dua bodyguard dan satu supir! Dia mengajak orang-orangnya pergi dari rumah itu!.

ternyata untuk melepaskan amarahnya, Justin selalu ke tempat billiard dan menghabiskan waktunya di sana. dan pak supir sudah sangat memahami jika Tuan Mudanya sedang marah, maka tempat ini lah yang Dia cari.

melihat kedatangan Tuan Muda, para pemain disana menundukkan kepala memberi hormat! mereka bergembira karena sudah pasti akan panen uang malam ini.

Selamat Datang Tuan Muda...

sapa para pemain yang ada di dalam ruangan.

Justin langsung duduk di kursi, perlahan bodyguard membukakan jas yang di kenakan Tuan Muda.

" Temani Saya bermain! Satu juta untuk satu kali main" Tuan Muda memberi harga

Aura Old Money nya begitu tercium, beberapa pemain yang ada di sana bergembira karena selain bermain mereka juga bisa mendapatkan uang tanpa berjudi atau taruhan.

Justin berdiri dan langsung mulai bermain, satu persatu lawannya tumbang! bukan karena mengalah tapi memang keahlian Tuan Muda belum ada yang bisa menandingi.

permainan masih berlanjut hingga lawan terakhir, kali ini Justin melawan Dony pemilik rumah billiard sekaligus teman karibnya.

" Seganas itu permainanmu Bos! apa... Saya akan mendapat uang saku juga?" Dony menggoda Tuan Muda

" Heh! Kamu sudah tidak punya uang Don? sampai mengemis seperti itu!"

" Haha...Sial, ayo kita adu skill!" tantang Dony

" Terakhir kita main, bukannya Kamu kalah terus melawan Saya?"

" Itu beberapa minggu yang lalu, sekarang beda!"

" Baiklah! Saya terima tantangan Kamu"

mereka mulai bermain, beberapa kali lompatan gagal! namun Justin masih tetap pemenangnya. Dony menyerah dan kembali mengakui bahwa Tuan Muda CEO Bintang Merah saat ini memang belum terkalahkan.

" Hah! sial, keahlianmu tidak berubah dan Aku akui itu" Dony memuji permainan Tuan Muda

" Hah, semua orang juga tau!" Justin sedikit sombong

" Haha, kalau boleh tau siapa orang yang sudah menyinggung hatimu Bos?"

" Tidak ada! hanya bosan!"

" Saya kenal Anda Tuan! dan Saya tidak mudah di bohongi"

" Wanita Tua itu kembali" spontan lontaran kata-kata Justin

" Serius? bukannya Dia diluar Negeri?"

" Entahlah, sekarang Dia di rumah!"

" Oo... pantas saja Kamu kesini, Hmmmz apa... tidak ada maaf untuk Mama Kamu Jus? sudah dua puluh tahun berlalu" Dony bertanya dengan hati-hati

Justin menyalakan rokok yang ada di mulutnya sembari menghisap Dia pun menjawab kata-kata Dony.

" Dalam hidup Saya, Dia sudah mati!" tegas Justin

" Aku tidak tau sedalam apa lukamu, tapi Aku berharap semoga kedamaian hatimu selalu menyertai" Dony menepuk pundak Justin " Baiklah, Aku ambilkan minum dan cemilan dulu" sambung Dony lagi

baru beberapa saat bersantai, telpon Justin berdering...

Kring...Kringg....

" Hallo?" Justin menjawab

" Hallo, Tuan Muda! Saya sudah mendapatkan kontak Nona Arena!" Bagas memberi informasi

" Segera kirim ke Saya!" pinta Justin

" Baik Tuan!"

telpon terputus...

beberapa menit menunggu, kontak Whatsapp Arena sudah masuk ke ponsel Justin.

Tuan Muda langsung save kontak tersebut dan langsung membuka profil si Gadis. "*Kamu lucu sekali, cepat atau lambat Aku pasti akan mendapatkanmu*" Gumam Justin sembari tersenyum kecil.

Dony datang membawa beberapa cemilan dan minuman bersoda. tak sengaja Dia melihat CEO sedang memantau profil seorang Gadis cantik.

" Siapa Dia Bos?" Dony bertanya sembari menggoda

" Wanitaku!" Justin menjawab spontan

" Sudah belasan tahun kita bersahabat, Aku tidak pernah melihat Kamu dekat dengan satu Gadis pun! kali ini Aku benar-benar apresiasi untuk Gadis itu, karena sudah berhasil membuka hati seorang Justin Alexandre manusia terdingin yang pernah Aku kenal" Dony sedikit drama di depan Tuan Muda

" Apa.... Dia akan menyukai Saya?" Justin bertanya kepada Dony

" Mmm, mungkin!"

Justin langsung menatap sinis ke arah Dony...

" Aaa, maksud Aku mungkin Suka, bahkan lebih dari suka! Asal..."

" Asal apa?"

" Ya...Kamu berubah! tidak dingin saat bertemu Dia, memberi perhatian dan yang pasti memanjakannya" Dony memberi saran

" Apa serumit ini untuk memikat hati wanita?"

" Ya... inilah yang di namakan perjuangan!"

" Hah, saran Kamu hanya membuat Saya pusing"

Justin beranjak pergi bersama Dua bodyguard nya.

" Eeh, mau kemana Bos! ayo minum dulu"

Justin tak menggubris dan terus melangkah keluar dari ruangan Billiard.

setibanya di mobil Dia langsung meminta supir untuk mengantarnya ke apartemen, malam ini Tuan Muda tidak pulang! emosinya masih belum stabil apalagi masih ada Wanita itu di rumah hanya akan membuat Justin semakin muak.

***

(Kediaman Arena)

Arena sudah berbaring dan Istirahat, sejak tadi Dia Chatting dengan Dikta! rasa bahagianya tidak bisa untuk di sembunyikan. tidak menyangka juga akan langsung se intim ini dalam berkomunikasi " Kak Dikta, Kamu masih orang yang Sama! lembut dan perhatian" Arena tersenyum sembari menutup wajahnya dengan bantal! salah tingkah Gadis itu seakan menembus layar hihi...

karena malam sudah semakin larut, besok harus kembali bekerja! Arena pun istirahat dan melanjutkan chattingnya di lain waktu. rasanya... malam ini akan mimpi indah dalam tidur Arena.

Malam Sudah berganti pagi...

Arena sudah bersiap-siap awal, Dia berpamitan dengan kedua kakaknya untuk pergi kerja.

Sepanjang perjalanan Dia tak hentinya tersenyum sembari membayangkan wajah Dikta, rasanya seperti mimpi bisa bertemu lagi. Sore ini Dikta mengajaknya jalan-jalan, dengan senang hati lah tanpa ada penolakan sebab momen ini yang sudah di tunggu-tunggu.

setibanya di kantor Arena langsung memarkirkan sepeda motor, tak lama setelah itu mobil Tuan Muda pun tiba.

" Hallo Nona Arena!" Sapa Bagas setelah turun dari mobil

" Hai Pak Bagas! Selamat pagi Tuan Muda" Arena tersenyum sembari mengangkat tangan

" Ehem! hm, Pagi" Justin seperti salah tingkah

" Nona Sudah sarapan?" Bagas basa-basi mewakili Tuan Mudanya

" Belum Pak, nanti saja!"

" Kebetulan Tuan Muda juga belum, bisakah Nona menemani Tuan Muda sarapan?" ucap Bagas tanpa basa-basi

Justin membelalak kearah Bagas, bagaimana mungkin se random itu menawari Gadis yang di sukainya secara langsung! Justin seperti kehilangan muka menahan malu kali ini Bagas benar-benar lancang.

" Aaa... bukannya Pak Bagas yang selalu menemani Tuan Muda sarapan?"

" pagi ini Saya ada pekerjaan yang harus segera Saya selesaikan! saya minta tolong ya Nona Arena?" Bagas memohon

" Saya... tidak keberatan! Bapak tanyakan saja kepada Tuan Muda"

" Tuan Muda bagaimana?" Bagas memainkan mata mengkode CEO

" Terserah!"

" Naaah! kalau terserah berarti setuju, Saya titip Tuan Muda dulu ya Nona. selamat sarapan"

Kini Tuan Muda dan Arena hanya tinggal berdua di depan pintu kantor, Justin tidak tau harus memulai kata-kata darimana terasa canggung dan tak biasa

" Tuan! kita... mau sarapan dimana?," Arena memulai pembicaraan

" Masuk ke mobil!"

Justin kembali masuk ke mobil di susul Arena yang ikut masuk, sepanjang perjalanan mereka hanya saling diam tanpa sepatah katapun. Supir Justin hanya tersenyum melihat tingkah lucu Tuan Mudanya yang seperti patung. ini pertama kalinya mobil ini membawa seorang Gadis! apa... Nona cantik ini yang sudah berhasil memikat hati Tuan Muda? supir bergumam dalam hati namun ikut merasa bahagia karena tidak pernah melihat Tuan Mudanya sepert ini.

Mereka sudah tiba di restorant...

"*Sarapannya orang kaya, restorant Bintang Lima ckckckck*" Arena hanya berani bersuara di dalam hati.

" Masuk!" ajak Justin

" Em!( Arena mengangguk)"

" Kamu mau makan apa?" tanya Justin sembari menyodorkan buku menu

Arena melihat, dan semua makanan yang ada di menu bukan makanan yang Ia gemari hanya ada satu nasi goreng Udang yang masih bisa lidahnya terima.

" Tuan, Saya Mau ini Saja!" sembari menunjuk menu yang Dia inginkan

" Sama! minumnya orange Jus!" Justin memesan menu yang sama

sembari menunggu pesanan Justin asik memperhatikan wajah Arena, membuat Gadis Itu tidak nyaman " *Apa...ada kotoran di wajahku? kenapa Tuan memperhatikan terus sejak tadi*?" Arena memegangi kedua pipinya

" Tidak ada apa-apa di wajah Kamu! tenang saja"

Justin menyadari perubahan Arena, Gadis itupun menutup wajahnya karena malu.

" Tuan! tolong jangan lihat Saya seperti itu, Saya... takut!"

" Huh! Saya tidak makan orang,!"

" *Iya, tapi tatapan Anda itu menyeramkan!" Sambung Arena dalam hati*.

pesanan sudah tiba...

mereka pun sarapan bersama, setelah sarapan baru kembali kekantor.

Entah apa yang akan di bicarakan dengan rekan kantor nanti, Arena pun tidak tau... tapi yang jelas, Arena tidak ada hubungan apa-apa dengan CEO hanya sebatas Bos dan Asisten. kalau pun jadi pembicaraan sudah pasti Dia yang di gosip! karena sudah berani mendekati seorang CEO kaya Raya, padahal kenyataannya tidak seperti yang di lihat dan juga bukan kemauannya.

Bersambung...

Kita gencar ya Guys... next terus 🤗 bantu vote ya saling support 😍😍😍

Terpopuler

Comments

marmota_FEBB

marmota_FEBB

Gila, endingnya bikin terharu.

2025-09-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!