Cantiknya Istriku

Ketika Athar sampai di salon itu, matanya sama sekali tak berkedip. Hulya sangat cantik, Athar menghampiri istrinya dan memeluknya didepan mamih dan mertuanya.

Bu Anisa menutup mulutnya, dia nampak shock melihat Hulya dan Athar berpelukan di tempat umum. Baginya, itu hal yang tabu. Mamih Aleesya tersenyum hangat pada besannya itu.

"Enggak apa-apa bu, mereka hanya pelukan. Itu pelukan kasih sayang namanya hehehe. Kita juga pelukan bu." Mamih Aleesya merangkul besannya itu.

"Hehehe maaf bu, di kampung saya enggak biasa. Makanya saya kaget." Ucap bu Anisa dengan nada bercanda.

"Malu mas." Ucap Hulya yang menunduk.

"Kamu cantik sayang..." Ucap Athar sambil membelai wajah cantik istrinya.

"Apa? Sayang? Apa mas Athar sayang sama aku? Secepat ini?" Gumam Hulya dalam batinnya. Athar langsung menggenggam tangan istrinya.

Kini mereka makan di restorant, mereka mengobrol santai. Athar juga menceritakan tentang pekerjaannya pada istri dan mertuanya itu.

"Wah, jadi nak Athar punya tempat silat sendiri? Hebat nak, bisa donk ajarin ibu? Biar ibu bisa lawan bu Dara yang suka julid itu." Ucap bu Anisa.

"Hahaha memangnya julid kenapa bu? Bisa bu, Athar jagonya kalau silat." Jawab mamih Aleesya.

"Ya biasa bu kalau di kampung, ada anak gadis yang ikut bertani pasti jadi omongan. Hulya dulu ingin sekali kerja di Jakarta, tapi ibu ndak kasih ijin. Ya gimana ya bu, namanya seorang ibu pasti ada rasa khawatir." Lirih bu Anisa.

"Insya Allah selama Hulya tinggal disini, dia aman bu. Apalagi suaminya jago berantem, kalau ada yang macam macam sama Hulya, pasti Athar enggak tinggal diam." Jawab mamih Aleesya lagi meyakinkan besannya.

Hulya dan Athar tersenyum hangat mendengar kedua ibunya itu. "Iya lah mih, Athar akan menjaga dan melindungi istri Athar." Ucapnya.

-

-

-

Selesai dari mall, Athar meminta ijin pada ibu mertuanya dan mamihnya akan membawa Hulya ke tempat latihannya. Mereka pun mengijinkannya.

Untung saja hari minggu jadi tempat itu sepi. Hanya ada 2 satpam di depan. "Wah besar sekali mas. Pasti mahal kalau latihan di sini." Ucap Hulya dengan polosnya.

"Kamu mau belajar silat? Buat bela diri, perempuan juga harus tangguh kan?" Kata Athar.

"Mau mas, tapi aku enggak bawa baju ganti."

Athar mengajaknya ke kantor pribadinya di lantai 2. Disana ada kaos panjang dan celana trainingnya. "Pakai ini yah, ini baru kok. Tuh labelnya masih ada. Kalau baju latihan, ada di lantai bawah, tapi di kunci, kuncinya dibawa Arjuna." Ucapnya.

Hulya mengangguk pelan, Athar menunggu di luar. Lalu dia mengganti pakaiannya. Ketika Hulya keluar ruangan itu, Athar tertawa kecil melihat istrinya yang tenggelam karena bajunya yang besar.

"Aneh ya mas? Badanku kecil jadi enggak muat." Hulya juga ikut tertawa, dan itu membuat hati Atharya berdesir.

"Cantiknya istriku." Athar merapatkan pinggangnya dan mencium kening istrinya lama. "Jangan lihatin aku mas, malu." Ucap Hulya dengan tersipu malu.

"Ayo sayang."

-

-

Athar mengajari dasar dasar silat, mereka sangat menikmati kebersamaan ini. Cukup lama Hulya latihan sampai ia keringetan. Athar mengelap kening istrinya dengan bajunya. Kedua mata mereka bertemu.

Ada rasa yang tak biasa yang dirasakan Hulya ketika suaminya menatapnya intens. Athar mengikis jarak dan mendekatkan wajahnya, dia mengecup bibir mungil itu.

CUP

Hanya sepersekian detik Athar melakukannya. Pipi Hulya sudah merah merona. Dia tersenyum tipis sekali. "Mau mandi di sini atau dirumah aja?" Tanya Athar.

"Di rumah aja mas, enggak terlalu keringetan kok. Aku enggak bau kan mas?" Kata Hulya.

"Enggak sayang, aku juga keringetan ini. Yuk pulang." Athar menyuruh istrinya ganti baju dulu. Setelah dari sana mereka pulang.

-

-

-

Ketika di jalan, tiba tiba ponsel Athar bunyi. Dia juga menghentikan mobilnya dan menjawab telepon itu. Ternyata itu dari Maira, anaknya om Ethan, sahabat papih Al.

"Halo...Maira...!" Ucap Athar.

Hulya langsung menoleh lalu menunduk lagi. Athar yang sadar akan hal, sebelah tangannya langsung menggenggam tangan istrinya.

Namun dia masih bicara dengan Maira di telepon. "Iya nanti kakak telepon lagi yah, kakak enggak janji." Athar mematikan ponselnya.

"Kenapa hmm?"

"Enggak apa-apa mas. Ayo pulang mas nanti ibu sama mamih cariin." Ucap Hulya pelan.

Athar menjelaskan dulu siapa Maira. "Ohh." Hulya menjawab singkat.

"Oh doank?"

"Terus aku harus gimana? Harus guling guling gitu?" Jawab Hulya cuek. Ada rasa tak suka saat suaminya bicara dengan wanita lain. Namun Hulya mencoba menetralisir hatinya.

Athar tersenyum tipis dan menyambar bibir ranum istrinya. Dia tak kuat melihat Hulya yang sudah memanyunkan bibirnya.

Meskipun mereka pernah berhubungan intim, namun ini pertama kalinya Hulya merasakan kelembutan dari Athar. Dia masih kaku dan belum mengerti caranya.

"Buka mulutnya sayang." Kata Athar.

Dia menyesap bibir Hulya dan melumatnya, Hulya mulai terbawa arus. Dia menikmati dan memejamkan matanya. Tangannya sudah meremas baju suaminya.

Athar melepas ciuman itu dan mengelap bibir istrinya juga merapihkan hijabnya "Kita pulang yah."

-

-

Selesai mandi, Hulya duduk di sofa, dia melihat remote tv namun dia bingung cara memakainya. Suaminya masih di kamar mandi.

"Ini gimana sih? Aku harus tekan apa? Kok enggak ada tombolnya?" Hulya bahkan mengecek tv yang menempel di dinding itu.

"Ehm."

Hulya menoleh ternyata suaminya sudah selesai mandi. Dia menelan salivanya melihat tubuh suaminya yang atletis, penuh tatto dan bulu bulu halus sekitar dada sampai pusarnya. Dia juga menunduk tak kuasa melihatnya.

"Kenapa sayang?" Tanya Athar.

Hulya mencium aroma mint dari suaminya yang hanya memakai handuk sepinggang. "Ii-ini mas, cara nyalainnya gimana?" Tanya Hulya dengan gugup.

Athar membalikan badan istrinya menghadap ke tv, dia mengajari istrinya sambil memeluknya dari belakang. Bohong kalau Athar tak nafsu pada istrinya, tapi dia menahannya.

Hulya degdegan sekali bisa sedekat ini dengan suaminya. Padahal tadi di mobil mereka berciuman. Tapi sekarang rasanya beda. "Mengerti?" Tanya Athar.

"Gimana bisa fokus coba? Kenapa enggak pakai baju sih? Kan jadi degdegan. Munduran donk mas, aku merinding sumpah." Gumam Hulya batinnya.

"Hey...halo kok ngelamun." Athar mengibaskan tangannya ke depan muka istrinya.

"Ah apa? Ma-mau mas mau..." Hulya reflek menutup mulutnya, malu sekali rasanya. Otaknya jadi tak fokus gara gara suaminya yang bertelanj**g dada.

"Mau? Mau apa hmm?" Athar semakin penasaran dengan kepolosan istrinya ini. Baginya Hulya sangat menggemas kan.

"Ma-maksud aku, iya ngerti mas."

Athar tertawa kecil, dia mengecup leher istrinya sebentar lalu pergi dari sana untuk ganti baju. Hulya menghela nafasnya.

"Untung udah pergi. Jantung aku mau copot rasanya." Hulya bergumam pelan.

Hulya masih tak mengerti cara memakai remote tv. Dia lumayan kesal, dia duduk dan mencepol rambutnya keatas. Terlihat leher jenjang Hulya yang sangat putih dan mulus. Athar panas dingin melihatnya.

Athar mendekati istrinya dan merangkulnya "Sini sayang, gini caranya."

Hulya tersenyum manis mendengarkan suaminya. "Aku cobain ya mas."

Episodes
1 Malam Tragis
2 Pernikahan Tak Terduga
3 Kesempatan Kedua
4 Kamu Milikku Hulya!
5 Cantiknya Istriku
6 Aku Sudah Mulai Mencintaimu, Hulya !
7 Setannya Keluar
8 "Aku Siap Menjadi Yang Kedua" ~Maira
9 Kekecewaan Maira
10 Kebahagiaan Hulya & Athar
11 Salah Paham
12 Sisi Gelap Atharya
13 Belajar Memasak
14 Luka Batin Maira
15 Marah dan Cemburu
16 Kegelisahan Hulya
17 Penghinaan Yang Tak Terlupakan
18 Terlukanya Hulya
19 Cinta Dalam Hidupku
20 Penderitaan Maira
21 Di Abaikan
22 Hilangnya Senyuman Hulya
23 Kepergian Maira Selamanya
24 Diungkit Sampai Punya Cucu
25 Rasa Syukur Pada Yang Maha Kuasa
26 Kecelakaan Hulya
27 Hilang Ingatan
28 Penderitaan Hulya
29 Menyelidiki Hiro
30 Fokus Kesehatan Hulya
31 Ingatan Hulya Kembali
32 Melebihi Iblis
33 Rencana Umroh
34 Kehamilan Kedua
35 Ibadah Umrah
36 Kelahiran Kedua Alana
37 Kekhawatiran Hulya
38 Hapus Tatto
39 Bayi Tampan
40 Kaysan Rifar Dewantara
41 Kebahagiaan Hulya dan Atharya
42 Sakit Hati Seorang Kakak
43 Perubahan Anna
44 Curang Sendiri
45 Tertangkap Sudah !!
46 Masa Depan Kay
47 Ketakutan Atharya
48 Cemburu Buta
49 Salah Paham Lagi
50 Duda Kaya Raya
51 Cinta Buta
52 Mamah Hulya
53 Sama Sama Sibuk
54 Keterlaluan
55 Ungkit Terus Sampai Kay Punya Cucu
56 Saingan Berat
57 Pengganggu !
58 Rumah Masa Tua
59 Mata-mata Papih
60 Happy Ending
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Malam Tragis
2
Pernikahan Tak Terduga
3
Kesempatan Kedua
4
Kamu Milikku Hulya!
5
Cantiknya Istriku
6
Aku Sudah Mulai Mencintaimu, Hulya !
7
Setannya Keluar
8
"Aku Siap Menjadi Yang Kedua" ~Maira
9
Kekecewaan Maira
10
Kebahagiaan Hulya & Athar
11
Salah Paham
12
Sisi Gelap Atharya
13
Belajar Memasak
14
Luka Batin Maira
15
Marah dan Cemburu
16
Kegelisahan Hulya
17
Penghinaan Yang Tak Terlupakan
18
Terlukanya Hulya
19
Cinta Dalam Hidupku
20
Penderitaan Maira
21
Di Abaikan
22
Hilangnya Senyuman Hulya
23
Kepergian Maira Selamanya
24
Diungkit Sampai Punya Cucu
25
Rasa Syukur Pada Yang Maha Kuasa
26
Kecelakaan Hulya
27
Hilang Ingatan
28
Penderitaan Hulya
29
Menyelidiki Hiro
30
Fokus Kesehatan Hulya
31
Ingatan Hulya Kembali
32
Melebihi Iblis
33
Rencana Umroh
34
Kehamilan Kedua
35
Ibadah Umrah
36
Kelahiran Kedua Alana
37
Kekhawatiran Hulya
38
Hapus Tatto
39
Bayi Tampan
40
Kaysan Rifar Dewantara
41
Kebahagiaan Hulya dan Atharya
42
Sakit Hati Seorang Kakak
43
Perubahan Anna
44
Curang Sendiri
45
Tertangkap Sudah !!
46
Masa Depan Kay
47
Ketakutan Atharya
48
Cemburu Buta
49
Salah Paham Lagi
50
Duda Kaya Raya
51
Cinta Buta
52
Mamah Hulya
53
Sama Sama Sibuk
54
Keterlaluan
55
Ungkit Terus Sampai Kay Punya Cucu
56
Saingan Berat
57
Pengganggu !
58
Rumah Masa Tua
59
Mata-mata Papih
60
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!