Kringggg! Kringgg! Kringgg!
Suara itu terus terdengar di telinga Mizuki, membuatnya terbangun dan berusaha mematikan suara yang selalu mengawali pagi.
Mizuki melihat ke arah Shina yang sedang tertidur di sampingnya. Ia tidak tega membangunkan Shina yang tertidur dengan lelap dan memutuskan untuk menyiapkan sarapan.
Mizuki berjalan dengan perlahan ke dapur dan menyiapkan sarapan. Hampir tiga puluh menit berlalu, Mizuki sudah selesai menyiapkan makanan. Ia menaiki tangga dan kembali ke kamar untuk membangunkan Shina.
“Shina, bangunlah. Aku sudah menyiapkan sarapan,” Mizuki menggoyang-goyangkan tubuh Shina.
“Hmm, iya sebentar,” Shina mencoba untuk membukakan matanya.
“Kalau begitu aku akan menunggumu di bawah,” Mizuki keluar dari kamar.
“Tunggu aku...”
Kesadaran Shina sudah kembali sepenuhnya. Ia memutuskan untuk beranjak dari kasur dan datang menemui Mizuki yang berada di dapur. Tak membutuhkan waktu lama baginya, Shina sudah berada di dapur dan melihat Mizuki yang telah menunggunya.
“Selamat makan,” ucap mereka berdua dengan serempak.
“Masakanmu sangat enak Mizuki. Mungkin aku akan sering ke rumahmu untuk makan,” Shina memuji sambil mengunyah makanan.
“Pintu rumahku akan selalu terbuka," sudut bibir Mizuki melengkung membuat sebuah senyuman.
Seperti biasanya, Mizuki kembali membersihkan peralatan makannya terlebih dahulu sedangkan Shina pergi ke toilet.
Saat hendak pergi ke toilet, Shina dibuat tertarik dengan sebuah kamar dengan gantungan papan nama imut yang tergantung. Lantas ia membukanya tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Kamar yang begitu mewah, banyak boneka di sana-sini. Terdapat pula sofa empuk berwarna putih. Dinding kamar itu dicat berwarna mewah muda dengan sebuah ayunan. Shina membalikkan badannya dan terkejut dengan keberadaan Mizuki.
“Ma-maaf, a-aku masuk tanpa seizinmu,” Shina gelagapan.
“Tak usah dipikirkan.”
Mizuki tak ingin memperpanjang masalah. Lagi pula Shina tidak melakukan sebuah kesalahan hanya dengan memasuki ruangan ini. Dan lagi, Mizuki tidak memiliki rahasia yang harus dipendam.
“Ini kamar Chika, Adikku. Sekarang ia dirawat di rumah sakit.”
Mizuki berjalan masuk ke dalam kamar dan mengambil beberapa foto yang tertata rapi di atas nakas. Ia kemudian memperlihatkan foto-foto itu kepada Shina.
“Ini foto Chika beberapa tahun yang lalu.”
Shina memperhatikan dengan serius foto yang diperlihatkan oleh Mizuki. Lantas ia melihat jam dinding yang masih berdetak di kamar itu.
“Bagaimana kalau kita bolos sekolah hari ini?” ajak Shina.
Mizuki sempat berpikir sebentar, “Hmm, itu menarik. Aku akan membelikan beberapa makanan ringan. Kau tunggulah di rumah.”
“Oke!” Shina mengacungkan jempol.
Mizuki pergi meninggalkan Shina sendirian di rumah. Ia kembali memakai sepeda yang biasanya digunakan untuk bepergian dan tujuannya saat ini adalah sebuah minimarket yang berada tak jauh dari rumah.
Sembari menunggu Mizuki pulang, Shina berpikir untuk kembali ke kamar Mizuki yang berada di lantai dua. Ini adalah saat yang tepat baginya untuk menggeledah seisi ruangan agar dapat mengatasi kebosanannya.
Namun setelah cukup lama mencari-cari, Shina menyerah karena tak menemukan apa pun yang berharga kecuali majalah dewasa yang disembunyikan oleh Mizuki.
Tak lama terdengar suara langkah kaki dari tangga, namun tak cukup keras untuk terdengar di telinga Shina.
“Shina, ke mana perginya Mizuki?”
“I-Ibu Dewi?” Shina terkejut bukan main dengan keberadaan Bu Dewi yang dengan tiba-tiba muncul di pintu.
Ibu Dewi lalu langsung duduk ke sofa tempat di mana ia biasanya duduk saat datang ke kamar Mizuki, ia kemudian menyilangkan kaki.
****
Tak lama Mizuki telah kembali sembari membawa sebuah kotak besar yang di dalamnya diyakini adalah sebuah Asphy. Ia juga membawa sekantong besar jajanan.
“Oh, apa kakak tidak mengajar hari ini?” Mizuki dengan santainya masuk ke kamar tanpa memedulikan kesalahan yang diperbuat olehnya.
“A-apa hubungan Ibu dengan Mizuki?” tanya Shina yang sangat penasaran.
“Kami? Saudara kandung.” Ibu Dewi mengatakannya dengan sangat bangga, lalu pandangannya berubah serius sambil menatap kedua pemuda-pemudi itu, “Karena kalian bolos sekolah, kalian tidak boleh pergi ke sekolah sampai ujian.”
Dua orang itu sontak dibuat semakin terkejut dengan perkataan Ibu Dewi. Bagi mereka, belajar adalah hal yang penting untuk dilakukan dan bagaimanapun mereka harus sekolah agar tidak ketinggalan pelajaran.
“Kak, kenapa kau selalu saja melakukan sesuatu seenak jidat?” Mizuki masih terkejut.
“Kakak tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas. Kau tahu sendiri itu, kan?” ucap Ibu Dewi untuk membungkam mulut adiknya.
“Shina juga akan tinggal di sini untuk sementara waktu,” titah Ibu Dewi.
“Tu-tunggu, kenapa begitu mendadaknya?” Shina terheran-heran sekaligus menjadi sangat terkejut.
“Shina, rumahmu sangatlah jauh dari sekolah. Jadi untuk itu Ibu memutuskan agar kamu tinggal di sini sementara waktu. Setidaknya bisa mengurangi biaya transportasi.” perjelas Ibu Dewi dengan sebagian kecil dari kebenaran yang dipendam.
“Tapi—,”
“Ibu juga akan tinggal di sini sebagai pengawas kalian.”
“Bu—,”
“Shina, Ibu sudah meminta seseorang untuk mengambil seluruh barang-barang milikmu jadi tak perlu khawatir. Jika kau bertanya bagaimana, tentu saja jawabannya adalah rapor milikmu.”
Shina masih saja menolak permintaan Ibu Dewi. Namun sama halnya dengan Shina, Ibu Dewi juga terus memaksa hingga akhirnya Shina menyerah dan berpasrah diri.
Alasan Dewi menyuruh Shina untuk tinggal dengan mereka pun cukup beralasan. Shina yang orang tuanya sudah meninggal dan tidak memiliki keluarga dekat pasti akan kesulitan.
Ibu Dewi tahu kalau ia sedang mengalami krisis uang dan tidak ingin muridnya salah jalan untuk mencari uang. Lalu tujuan lain dari Ibu Dewi sendiri adalah agar memberikan pengalaman terhadap Mizuki yang selalu menutup diri terhadap gadis di sekitarnya. Mungkin, dengan tinggalnya mereka berdua, maka mereka akan semakin dekat dan menjalin hubungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 393 Episodes
Comments
Dikhmasir Kun
bukan mahrom woe
2022-09-11
0
riskimaulana riskimaulana
wkwkwk. parah euy
2022-02-06
0
🄳🄸🄲🄷🄻 🄽🄱🄾🄴
Merindukan game nya. Kapan main lagi?
2021-12-22
7