Bab 4 : Meyakinkan.

Maura tak bisa menutupi keterkejutannya mendengar tawaran pria asing yang baru dia temui dua kali. Menikah? Tapi kenapa harus pernikahan palsu? Tak pernah terbesit di pikirannya untuk melakukan hal gila seperti ini.

Niatnya, malam nanti Maura ingin memberitahu keluarganya jika dia ingin membatalkan acara pertunangan yang akan diselenggarakan minggu depan. Tak mungkin lagi dia melanjutkan acara tersebut saat hatinya sudah tidak baik-baik saja.

"Pikirkan baik-baik penawaranku ini. Kita akan saling diuntungkan dalam pernikahan palsu ini." kata Elvano. "Aku akan terhindar dari rencana-rencana perjodohan dan kamu bisa memanfaatkan kekuasaanku untuk menghancurkan pria yang sudah menyakitimu."

"Tapi, bagaimana aku bisa menjelaskannya pada keluargaku?" tanya Maura ragu-ragu, sepertinya dia mulai tergiur dengan tawaran yang Elvano berikan.

"Kita berdua yang akan menjelaskannya bersama-sama. Asalkan kamu setuju, aku akan mengurus semuanya." jawab Elvano meyakinkan.

Maura terdiam, menimang-nimang kembali tawaran yang diberikan oleh Elvano. Mungkin tidak ada salahnya dia mencobanya, dengan begitu dia bisa membalas dendam pada Alex dan juga Rina. Maura tidak ingin terlihat sedih dan kecewa didepan dua orang itu. Dia tidak ingin menjadi bahan tertawaan yang selalu dibodoh-bodohi oleh mereka berdua.

"Paling lama satu tahun, aku memiliki seseorang yang sedang aku tunggu. Jadi untuk menghindari perjodohan yang disiapkan oleh keluargaku, aku membutuhkan pernikahan palsu ini." terang Elvano.

Maura terdiam, mungkin hanya ini satu-satunya cara supaya dia bisa terlepas dari Alex sepenuhnya. Jika dia tiba-tiba menceritakan Alex berselingkuh dengan Rina, keluarganya pasti tidak akan ada yang percaya dan mengiranya mengada-ada. Lagipula dia tidak memiliki bukti kuat perselingkuhan mereka berdua yang bisa dia tunjukkan sebagai bukti.

"Baiklah, aku setuju."

Elvano tersenyum puas mendengar jawaban Maura. "Nanti malam aku akan menjemput kamu, kita akan memberitahu keluarga kita tentang pernikahan palsu ini."

"Oke. Tapi ingat, jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan dalam pernikahan palsu ini," kata Maura dengan nada sedikit mengancam.

"Tidak akan. Lagipula aku tidak memiliki ketertarikan padamu. Begitupun sebaliknya, sebaiknya kamu jangan bermain perasaan denganku karena hubungan kita ini hanya sementara." kata Elvano dengan nada dingin.

"Heuh, percaya diri sekali dirimu." Maura berdecak sebal. "Tenang saja, aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu tuan muda."

Maura membuka pintu mobil dan bergegas turun. Asisten Ryan menundukkan sedikit kepalanya saat melihatnya keluar dari mobil, lalu pria itu naik ke kursi pengemudi setelah mamastikan Maura masuk kembali kedalam toko bunganya.

"Siapkan segalanya untuk acara pertemuan nanti malam," kata Elvano.

"Siap, Tuan." angguk asisten Ryan.

Suara deru mobil kembali terdengar, mobil berwarna hitam itu melaju meninggalkan area toko yang kini mulai ramai oleh pengunjung. Dengan senyuman ceria Maura menyapa ramah pada pengunjung yang datang, memilih mengabaikan teleponnya yang terus berdering didalam tas.

...••••••••••...

"Shittt!" Alex menurunkan ponselnya setelah lagi-lagi panggilannya diabaikan oleh Maura. "Kita lihat saja, kamu pasti tidak akan bisa lama-lama mendiamkan aku seperti ini, Maura." kata Alex dengan penuh percaya diri.

Alex tahu jika Maura sangat mencintainya, dan selalu menuruti kemauannya. Apalagi keluarga Maura sangat mengharapkan dirinya sebagai menantu, mereka tidak akan semudah itu percaya jika Maura bercerita tentang kejadian semalam.

Tiba-tiba pintu diketuk dari luar, Alex mempersilahkan masuk dan terlihat Rina masuk dengan membawa sebuah map ditangannya.

"Permisi, Pak. Ada dokumen yang harus Anda tanda tangani." kata Rina sembari melangkah mendekat ke arah meja kerja Alex.

Alex yang sedang berdiri di samping meja melangkah ke arah pintu, menutup rapat pintu ruangannya dan menguncinya dari dalam. Lalu dia berjalan cepat ke arah Rina dengan senyuman nakal diwajahnya, meraih dagu wanita itu dan melumat bibirnya dengan penuh nafsu.

Dengan senang hati Rina menerima perlakuan itu, bahkan dia tidak menolak saat Alex mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya di atas meja, map yang dia pegang jatuh kelantai dengan begitu saja.

Tangan Alex tak tinggal diam dan mulai bergerak nakal di paha Rina, menyingkap rok yang dipakai wanita itu keatas, tangannya menelusup masuk ke dalam, mencari sesuatu yang lembab dan memainkan jari-jarinya dibawah sana.

"Lex... Hentikan... Ini dikantor," suara Rina terdengar pelan dan sedikit bergetar karena menahan desahan, dia menggigit bibir bawahnya saat merasakan sensasi yang sangat luar biasa hanya karena permainan tangan Alex saja.

"Kamu sudah sangat basah, baby. Yakin mau berhenti sampai disini saja?" bisik Alex dengan nada menggoda ditelinga Rina.

"Ja---jangan berhenti, Lex... Aku sudah tidak tahan," tangan Rina mencengkram kuat jas Alex saat gelombang kenikmatan itu datang. "Ah..."

Alex tersenyum melihat wajah puas Rina akibat permainannya. "Sampai disini saja sayang, nanti malam kita lanjut di apartemen." ujarnya lalu mengecup singkat bibir Rina.

Rina bergegas turun dari meja dan merapikan kembali rambut dan pakainya yang sedikit berantakan. Sebenarnya Rina tidak bermaksud untuk bermain gila dengan Alex, semua ini berawal lima bulan lalu saat mereka harus lembur sampai malam dikantor dan secara tidak sengaja kekhilafan itupun terjadi. Sejak malam itu dia tidak bisa menahan diri setiap kali Alex menyentuhnya dan menyebut namanya dengan mesra.

...•••••••••••...

Malam ini ruangan VVIP disebuah restaurant mewah, asisten Ryan telah berhasil mengumpulkan dua keluarga itu didalam satu ruangan. Mereka sempat bertegur sapa sebelum akhirnya duduk di kursi yang sudah disiapkan untuk makan malam.

"Ryan, ini sebenarnya ada apa? Mana Elvano dan siapa mereka ini?" tanya Oma Mia yang kini sudah duduk di salah satu kursi. Diatas meja bahkan sudah tersaji berbagai jenis makanan yang menang sengaja sudah dipesan oleh asisten Ryan sebelumnya.

Ryan menunduk hormat, "Harap bersabar Oma, sebentar lagi tuan muda akan datang."

Sepuluh menit kemudian pintu ruangan terbuka, nampak Elvano datang dengan menggenggam tangan Maura. Semua mata kini tertuju pada mereka berdua. Perlahan mereka berdiri tanpa mengalihkan pandangannya pada dua orang yang baru saja memasuki ruangan tersebut.

"Selamat malam semuanya, maaf karena aku sudah mengumpulkan kalian semua secara mendadak ditempat ini." Elvano berbicara dengan tegas dan lantang.

"El, ini sebenarnya ada apa? Dan siapa gadis yang kamu bawa ini?" tanya Rosa dengan wajah bingung.

Elvano mengangguk kecil, lalu tersenyum, "Perkenalkan, dia ini Maura."

Tatapan Elvano kini beralih pada kakak dan kedua orang tua Maura yang berdiri bersebrangan dengan keluarganya. "Om, Tante, perkenalkan nama saya Elvano Ferdinand. Dan tujuan saya mengumpulkan kalian semua disini adalah untuk memberitahukan jika saya dan Maura sudah menikah."

Semua orang terkejut, Rosa memegangi lengan Oma Mia dan membantunya duduk saat melihat wajah mertuanya itu memucat dengan tangan sedikit bergetar.

"Maura! Apa-apaan ini?" bentak Heru. "Minggu depan kamu sudah akan bertunangan dengan Alex, jangan membuat malu keluarga dengan tiba-tiba menikahi pria lain."

"Tap-tapi, Pa. Aku..." Maura mengeratkan genggamannya pada tangan Elvano, lalu dia menghela napas pelan. Sebisa mungkin dia harus bisa meyakinkan keluarga mereka supaya mereka tentang pernikahan palsu ini.

"Aku tidak mungkin bertunangan dengan Alex, karena aku sudah menikah dan sedang mengandung anaknya!"

...

...

...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

mimief

mimief

wkwkwkwk
lah...pake acara hamil
ntar gimana bulan bulan selanjutnya
tapi pasti ga bakalan ditolak si

2025-09-13

1

Zuri

Zuri

pft.../Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-09-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pengkhianatan dan Pertemuan.
2 Bab 2 : Rencana.
3 Bab 3 : Penawaran.
4 Bab 4 : Meyakinkan.
5 Bab 5 : Pernikahan Palsu.
6 Bab 6 : Menantu keluarga Ferdinand.
7 Bab 7 : Bolehkah aku membukanya?
8 Bab 8 : Rencana Resepsi.
9 Bab 9 : Mengigau.
10 Bab 10 : Membatalkan Rencana Pertunangan.
11 Bab 11 : Kamu Pantas.
12 Bab 12 : Sesuatu yang keras.
13 Bab 13 : Aku atau kamu yang mendekat?
14 Bab 14 : Dia bukan pelarian.
15 Bab 15 : Sudah pernah periksa kandungan?
16 Bab 16 : Bikin anak?
17 Bab 17 : Drama keguguran.
18 Bab 18 : Kamu harus dihukum, Maura.
19 Bab 19 : Mencuri ciuman.
20 Bab 20 : Merasa terusik.
21 Bab 21 : Perasaan bersalah.
22 Bab 22 : Suami idaman.
23 Bab 23 : Bulan madu yang dipercepat.
24 Bab 24 : Perjalanan bulan madu.
25 Bab 25 : Perkara bra.
26 Bab 26 : Gugurkan saja...
27 Bab 27 : Kedatangan Rivan.
28 Bab 28 : Video yang tersebar.
29 Bab 29 : Aku yang akan bertanggungjawab!
30 Bab 30 : Perasaan apa ini?
31 Bab 31 : Menyangkal perasaan.
32 Bab 32 : Kecewa.
33 Bab 33 : Akhiri saja...
34 Bab 34 : Detak cinta.
35 Bab 35 : Beri aku waktu...
36 Bab 36 : Salam perkenalan.
37 Bab 37 : (Bukan) Ciuman Pertama.
38 Bab 38 : Terungkap.
39 Bab 39 : Kekecewaan Oma Mia.
40 Bab 40 : Gosip yang beredar.
41 Bab 41 : Hadiah.
42 Bab 42 : Wanita murahan?
43 Bab 43 : Merasa hina.
44 Bab 44 : Suami istri sesungguhnya.
45 Bab 45 : Aku sudah memaafkan.
46 Bab 46 : Malam pertama (Kehilangan)
47 Bab 47 : Maaf dan restu.
48 Bab 48 : Sebuah janji.
49 Bab 49 : Ancaman.
50 Bab 50 : Bukan cinta, tapi obsesi.
51 Bab 51 : Biar impas!
52 Bab 52 : Bulan madu kedua (End)
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 : Pengkhianatan dan Pertemuan.
2
Bab 2 : Rencana.
3
Bab 3 : Penawaran.
4
Bab 4 : Meyakinkan.
5
Bab 5 : Pernikahan Palsu.
6
Bab 6 : Menantu keluarga Ferdinand.
7
Bab 7 : Bolehkah aku membukanya?
8
Bab 8 : Rencana Resepsi.
9
Bab 9 : Mengigau.
10
Bab 10 : Membatalkan Rencana Pertunangan.
11
Bab 11 : Kamu Pantas.
12
Bab 12 : Sesuatu yang keras.
13
Bab 13 : Aku atau kamu yang mendekat?
14
Bab 14 : Dia bukan pelarian.
15
Bab 15 : Sudah pernah periksa kandungan?
16
Bab 16 : Bikin anak?
17
Bab 17 : Drama keguguran.
18
Bab 18 : Kamu harus dihukum, Maura.
19
Bab 19 : Mencuri ciuman.
20
Bab 20 : Merasa terusik.
21
Bab 21 : Perasaan bersalah.
22
Bab 22 : Suami idaman.
23
Bab 23 : Bulan madu yang dipercepat.
24
Bab 24 : Perjalanan bulan madu.
25
Bab 25 : Perkara bra.
26
Bab 26 : Gugurkan saja...
27
Bab 27 : Kedatangan Rivan.
28
Bab 28 : Video yang tersebar.
29
Bab 29 : Aku yang akan bertanggungjawab!
30
Bab 30 : Perasaan apa ini?
31
Bab 31 : Menyangkal perasaan.
32
Bab 32 : Kecewa.
33
Bab 33 : Akhiri saja...
34
Bab 34 : Detak cinta.
35
Bab 35 : Beri aku waktu...
36
Bab 36 : Salam perkenalan.
37
Bab 37 : (Bukan) Ciuman Pertama.
38
Bab 38 : Terungkap.
39
Bab 39 : Kekecewaan Oma Mia.
40
Bab 40 : Gosip yang beredar.
41
Bab 41 : Hadiah.
42
Bab 42 : Wanita murahan?
43
Bab 43 : Merasa hina.
44
Bab 44 : Suami istri sesungguhnya.
45
Bab 45 : Aku sudah memaafkan.
46
Bab 46 : Malam pertama (Kehilangan)
47
Bab 47 : Maaf dan restu.
48
Bab 48 : Sebuah janji.
49
Bab 49 : Ancaman.
50
Bab 50 : Bukan cinta, tapi obsesi.
51
Bab 51 : Biar impas!
52
Bab 52 : Bulan madu kedua (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!