Ketemu!

Di sisi lain, Ari tidak terlihat terganggu. Seorang pria dengan penampilan tidak jauh berbeda dengan Ari, yang malah terlihat agak malu karena sadar telah dipergoki. Pria itu pergi lebih dulu meninggalkan Ari, menghilang di balik sebuah pintu yang entah ruangan apa.

“That’s my partner. Kerja sama Tuan Walsh juga sebagai asisten pelatih di club.” Amori menganggapinya canggung. Bukan karena tidak pernah melihat pasangan gay sebelumnya. Tapi ini Ari, orang yang sempat Amori kira punya prospek besar sebagai calon suami potensial. “Oh ya, nanti sore Tuan Walsh akan menjamu beberapa tamu. Mereka lama tinggal di Amsterdam. So, it would be great kalau kamu bisa buat beberapa makanan khas sana.”

“Oke, Mas Ari.” tak banyak bicara, Amori menyelesaikan pekerjaannya dan bersiap pulang sebelum Tuan Walsh bangun dan mendapatinya masih di kediaman.

Selama bekerja untuk Tuan Wals, rutnitas Amori menjadi lebih monoton. Apalagi dengan kenyataan bahwa Nora sedang tidak ada di dekatnya, setelah pulang dari kediaman Tuan Walsh, Amori akan langsung pulang tanpa pergi kemanapun. Amori akan mengurung diri di apartemennya sampai ia harus kembali lagi pergi ke kuningan.

***

Sebuah pusat latihan di daerah pusat Jakarta hari ini dipenuhi dengan para atlet kebanggaan Indonesia yang dipanggil sebagai anggota inti tim nasional. Mereka dikumpulkan untuk sesi lapangan pertama, sekaligus bertemu dengan calon rekan mereka pada pagelaran internasional yang akan mereka lalui.

“Denger-denger, ada pemain asing yang bakal masuk timnas.”

“Paling si Brandon atau nggak, si Lester. Langganan kan mereka.”

“Ck, bukan naturalisasi. Ini beneran pemain asing.” mereka, yang berkumpul di dalam loker untuk berganti pakaian saling mengerutkan kening.

“Lah, sejak kapan boleh?! Kayak pemain lokal nggak ada yang bagus aja. Dipikir ini sepak bola, main ambil-ambil pemain asing gitu aja.” mendengar gerutuan salah satu rekan, yang lainnya pun ikut tersulut. Pasalnya, dalam basket hanya ada 12 pemain yang berkesempatan dipanggil untuk masuk tim nasional. Jadi dengan dikurangi satu kuota untuk pemain naturalisasi saja, sudah ada banyak pemain bagus yang kehilangan kesempatan. Kini, ditambah pemasin asing yang digadang-gadang akan langsung masuk entah karena alasan apa.

Wajar saja jika mereka marah. “Siapa emang, orangnya? Ada yang tau?” mereka kompak meniti satu persatu wajah rekan masing-masing, hingga seorang pemain yang duduk di sisi paling ujung bangku loker menaikkan pandangan dan mendapat seluruh perhatian.

“Namanya Lucas Tanaka, dia gede di Indo, sebelum akhirnya dapet tawaran main di Amsterdam. Bapaknya Indo, ibunya asal sana jadi dia punya 2 kewarganegaraan. Denger-denger, dia balik ke Indo setelah nggak dipake lagi sama klubnya. Cedera. Jadi kalo dia main di timnas, itungannya pemain lokal.”

“Anjing! Giliran cedera balik lagi. Tolol juga yang berani rekrut!” suasana ruang ganti jadi semakin panas mendengar informasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya itu. Dengan suasana hati yang kurang baik, mereka pun keluar setelah seorang asisten pelatih utama mengatakan bahwa seluruh tim sudah datang. Termasuk pelatih kepala mereka. Tyler Walsh.

Perkenalan dan latihan pertama berjalan lancar walaupun suasana hati beberapa pemain tidak bisa langsung berubah baik begitu saja. Pemain yang mereka bicarakan pun belum hadir bahkan setelah latihan berjalan sampai 1 jam.

Di sisi lain, Lucas, pemain yang seharusnya berada di arena latihan malah duduk santai dengan segelas kopi di sebuah cafe tidak jauh dari tempat dimana harusnya dia berada. Pria berusia 28 tahun itu terlihat santai, walau mengetahui bahwa ia telah menyalahi sebuah agenda yang sudah diingatkan oleh perwakilan agennya di Indonesia.

Ponselnya berdering untuk yang kesekian kali. Lucas tak ambil pusing. Ia hanya melirik layarnya sekilas dan kembali menatap kendaraan yang berlalu lalang. Namun kedatangan seorang pria yang terlihat tergesa langsung membuat Lucas menegakkan duduknya.

“You can’t do this! Kami sudah berusaha keras agar kamu dipanggil, Luke!”

“Thanks for your hard work. Berkat kerja keras kalian, gue jadi bisa main lagi.” Dani menghela kasar. Ia menarik bangku di hadapan Lucas dan duduk disana dengan napas yang terengah berat.

“Luke, you have to stop. Tyler bakal marah banget kalo lo nggak dateng.”

“Let him be. *He’s always mad*, anyway.” Dani mulai kehabisan waktu, dan bayaran jika dirinya tidak bisa segera membawa Lucas ke tempat latihan adalah karirnya yang sudah susah-susah ia bangun selama sepuluh tahun terakhir!

“Oke, gue bakal cari cewek yang lo maksud kalo lo mau ikut gue sekarang juga.” untuk pertama kalinya fokus Lucas tertuju pada Dani. Pria bermata hijau itu terlihat menarik satu sudut bibirnya, terlihat tertarik.

“Tiga hari, bisa?”

“Luke, jangan gila! Gue bilang bakal cari, tapi jangan diburu-buru. Banyak yang harus gue urusin, termasuk gosip tentang lo yang masih liar banget di Amsterdam.” Lucas menghela. Ia mengeluarkan dua lembar seratus ribuan dan menaruhnya di permukaan meja.

“Ayo.”

“Ayo!” tak mau membuang waktu, Dani ikut berdiri. Langkahnya lebar mengejar Lucas yang sudah lebih dulu sampai di pintu cafe.

Sesampainya mereka di arena latihan, puluhan pasang mata mengikuti langka Lucas yang terlihat masa bodo. Pria tinggi dengan badan indah itu berjalan dengan dagu yang naik, tidak terlihat merasa bersalah karena telat.

“You’ve come.” Tyler Walsh, pelatih timnas tahun ini, pria berkebangsaan Australia-Amerika itu terlihat menyambut Lucas dengan dingin.

“I should. Dani—” Lucas seolah sengaja menarik Dani mendekat dan menepuk pundaknya berulang kali. “---sudah kerja keras untuk membuat saya bisa masuk tim ini.”

Tyler Walsh tak bicara banyak. Ia meniup pluitnya lalu mengumpulkan kembali semua pemain yang masih berlatih walau diam-diam mengintip interaksi mereka. Setelah semua berkumpul menjadi lingkaran, Tyler Walsh menarik Lucas mendekat.

“Ini Lucas Tanaka, dia akan bergabung dengan timnas dan mungkin akan mengisi posisi shooting guard. Potensi posisinya akan dinilai ulang tergantung performanya pada masa uji sesi lapangan ini.” beberapa wajah terang-terangan menunjukkan ketikasukaan mereka dengan kehadiran Lucas, tapi tak ada yang berani membantah. Pasalnya pada masa percobaan ini, masih besar kemungkinan untuk pemain diganti dengan pemain lain jika dirasa merusak suasana tim.

Setelah perkenalan singkat itu, semua kembali berlatih. Kecuali Lucas yang karena keterlambatannya, mendapatkan untuk sanksi melakukan pemanasan 3 kali lebih berat daripada pemain lain.

***

“Bagaimana Ari, jamuannya sudah siap?”

“Sudah, saya sudah bilang ke Amori untuk menyediakan beberapa makanan yang ramah di lidah mereka.”

“Good.” Ari menahan senyum, karena jarang sekali seorang Tyler Walsh memberikan pujian.

Ari menyadari, sejak Amori bekerja untuk mereka, mood Tuan Walsh jadi agak membaik. Mungkin karena masakan Amori cocok di lidah pria berusia 51 tahun itu. Hari ini, walaupun sempat melihat raut keras pada wajah pria itu, saat membicarakan makanan pun suasana hati Tuan Walsh membaik dengan sendirinya.

Sementara di mobil lain, Dani menyetir mobil yang membawa Lucas dan seorang wanita yang adalah kakak Lucas. Namanya Gaby, ia bekerja sebagai ahli psikoterapis dan saat ini sedang fokus dengan masa pemulihan sang adik. Mereka adalah para tamu yang akan dijamu oleh Tyler Walsh.

“Gimana lutut kamu?”

“It’s okay.” jawab Lucas cuek. Mereka memasuki  area parkir apartemen milik Tyler Walsh. Menunggu si empunya unit sampai karena mereka lebih dulu sampai.

“Tell me if you start feels uncomfortable.” lagi-lagi Lucas mengangguk malas. Ia menatap ke luar, ke arah deretan mobil mewah yang berjajar. Lalu ke arah satu-satunya akses untuk masuk keluar masuk bangunan mewah itu.

Sedang seibuk melamun, matanya langsung awal sesaat setelah melihat sebuah sosok yang ia kenali. Sosok yang ia sudah cari sejak kembali dari liburan singkatnya di Sumba.

“Dani.” katanya sumringah. Ia menarik pundak Dani yang masih duduk di bangku supir. “Satu hari. Waklu lo buat nemuin cewek itu cuma satu hari. Dia deket banget.”

****

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!