Bab. 2 SIAPA PELAKOR

"Ibu darimana sih bu, saya cariin dari tadi juga."

"Kenapa nak apa perutmu sakit." Wina memegang perut anaknya yang membuncit.

"Tidak, saya lelah mana si tua bangka itu belum pulang lagi." Keluh Laras.

"Ya itu resiko kalau jadi pelakor." Ucap bu Wina.

"Bu siapa yang pelakor, saya ini anak ibu." Teriak Laras tidak terima

Bu Wina mendelik, dia memang mengatakan anaknya seorang pelakor, bahkan dia harus menanggung malu akibat perbuatan anaknya itu.

"Salamualaikum."

"Walaikum salam, mas dari mana saja, kamu tau kan saya lagi hamil anak kamu." Laras merorong suaminya yang baru pulang. Padahal ini sudah larut malam.

"Iya aku harus menyelesaikan urusan istriku terlebih dahulu. " Ujar burhan pergi ke dapur untuk ambil air minum.

"Dia lagi dia lagi, kenapa sih kalian tidak bercerai saja." Kesal Laras

"Diam kamu! Tidak berhak kamu mengaturku, ingat saya hanya bertanggung jawab dengan perbuatanku dan saya tidak akan meninggalkan istri sah ku." Ucap Burhan dengan suara meninggi.

"Ingat yah kita hanya menikah siri, jadi kamu harus tau diri, beruntung istriku tidak datang melabrak mu di sini. " Sambung Burhan.

Laras tidan Terima langsung meninggalkan suaminya begitu saja.

Sementara bu Wina mendengar pertengkaran anaknya tidak mau ikut campur, walaupun dia jahat tapi tidak minat mengambil milik orang lain.

Pagi pagi sekali Laras sudah keluar rumah entah kemana, dan Burhan malah santai saja dia tidak peduli dengan wanita yang keras kepala.

"Dimana Istrimu.? " Tanya Wina

"Nggak tau bu, saya berangkat kerja dulu ya bu. Salamualaikum. "

Karena umur mereka sama hanya salaman biasa saja, dia mengharagai bu Wina kaerana status mereka mertua dan menantu.

Setalah Burhan berangkat kerja baru Laras pulang ke rumah dengan banyak belanjaan, dia tersenyum senang karena berhasil mengambil uang suaminya di dalam dompetnya.

"Laras kamu dari mana, seharusnya kamu itu belajar jadi seorang istri yang baik supaya hidup mu tidak teralau ngenes." Maki bu Wina.

Laras hanya memutar bola matanya malas, karena dia lagi senang menghabiskan uang suaminya itu dan sisahnya dia simpan yang tidak pernah di ketahui orang lain.

Sementara di tempat lain Burhan menggeram kesal karena uang kes sebanyak tiga juta diambil istri mudanya padahal sudah di jatah lima jutah untuk kebutuhan pribadinya.

"Laras ternyata kamu suka mencuri." Maki Burhan.

Siapa yang tidak emosi hendak membayar bensin di pertamina buka dompet uang langsung ludes, beruntung ada uang kes yang di simpan di dasbor mobil.

Burhan melanjutkan pekerjaanya sambil sesekali menghadapi anaknya yang bandel di perusahaannya, bagaimana tidak semenjak mengetahui ayahnya menikah seorang wanita bahkan lebih mudah darinya membuatnya bertindak semaunya.

"Ayah minta uang skincare ku habis."

"Ainun, kamu kenapa sih nak, ayah sudah transfer uang sepuluh juta semalam." Kesal Burhan.

"Ayah kamu lebih mentingin pelakor itu yah daripada anak sendiri. Bagus ya anak sendiri di terlantarkan pelakor di nafkahi." Ucapnya sambil melempar barang barang yang ada di ruangan kerja ayah nya.

Akhirnya Burhan memberinya lagi uang kes sebanyak harga skincare. Kalau tidak seperti itu maka anak itu tak akan berhenti.

Ainun kembali keruangannya sebagai kepala divisi pemasaran, dia mempunyai keahlian promosi sehingga meningkatkan penjualan. Sikap kasarnya hanya berlaku ke ayahnya sendiri tapi tidak ke orang lain.

"Ainun kamu tidak bosan apa melihat wajah pelakor itu. Kamu tidak berniat melabraknya gitu." Tanya Desi.

"Saya akan melabraknya tapi saya takut penyakit ibuku makin kambuh. Saya sebenarnya sakit hati tapi demi permintaan ibuku tidak ku lakukan." Ainun mengungkapkan ke kesalannya.

"Iya juga sih, semoga tante Wilona cepat sembuh ya, saya kangen masakannya. "

"Iya do'akan saja ya, ibu lagi berobat ke Singapura. "

"Nah, kebetulan bagaimana kita kasih mental pelakor itu, tapi jangan di up di sosmed nanti tante Wilona tau. Kita videoin saja untuk jaga jaga." Desi memberi ide.

"Ide bagus, sebentar malam ya, soalnya hampir tiap malam dia suka nongkrong sama teman temannya ke cafe dekat sekolah kita dulu."

Setelah mereka mendapatkan ide, kembali bekerja dan mempromosikan produk dari beberapa market internasional. Mereka lebih fokus mencari buyer luar negeri karena produk mereka kurang di minati di Indonesia.

Di lain tempat Laras memang sudah berjanji dengan anggota gengnya untuk merayakan ulang tahunnya di sebuah cafe. Dan dia akan berdandan cukup cantik walaupun sedang hamil harus bergaya dengan totalitas.

"Laras mau kemana kamu. Ini sudah jam berapa, ingat kamu itu sudah jadi seorang istri." Tegur Wina pada anak bungsunya itu.

"Laras mau rayakan ulang tahun sama teman temanki." Ucapnya ringan seolah ke kwatiran ibunya tidak berlaku.

"Kan bisa di rumah Laras, apa lagi teman teman mu itu tidak benar semua."

"Ibu jangan kampungan deh, rayakan ulang tahun itu di luar, bukan dalam rumah, jangan bandel bu. Saya bisa kok jaga diri."

Wina hanya melirik sekilas anaknya itu dan tidak peduli lagi, karena susah di kasih tau. Toh dia juga yang rasakan akibatnya bukan dirinya.

Bu Wina masuk dalam kamarnya sambil nonton sinetron kesukaannya dan anak anaknya memang tidak ada yang jelas hidupnya.

"Cie istri Sultan ni bos senggol donk."

Sorak teman sebaynya dan terkenal pergaulan mereka yang bebas bahkan hobi mabuk mabukan.

"Gimana rasanya jadi istr." Tanya Vera.

"Yah gimana ya, aku tertekan sih menikah, apalagi mamaku cerewet kelewatan batas."

Membuat teman temannya tersenyum sinis, dan pada akhirnya mereka memesan makanan dan Laras yang akan membayarnya karena dialah yang ulang tahun. Padahal kalau teman temannya ulang tahun tidak ada yang ajak dia untuk makan makan.

"Hai pelakor cilik, itu anak yang ada dalam perut lo anak bokap gwe bukan sih, secara kan lo tidur beberapa pria dan berganti ganti." Ucap Ainun dengan suara sengaja di besarkan agar di dengar semua orang.

"Dia lo, gwe emang mama tiri lo dan harus Terima itu." Bentak Laras.

Sementara Ainun hanya tersenyum mengejek. Tiba tiba Desi menyiram Laras dengan jus jeruk yang di bawah pelayan itu.

Byurrr

"Ups, sengaja sayang, yeh jadi kotor kan." Ledeknya.

"Kurang ajar, apaan sih kamu tau baju gwe mahal tau nggak.! "

"Semahal harga diri lo kali." Ejek Ainun.

Bahkan banyak orang yang mengambil video diam diam dan melemparai Laras dengan makanan. Bahkan teman temannya tidak ada yang menolongnya malah pergi entah kemana.

"Kecil kecil udah jadi pelakor, tandai mukanya guys jangan sampai suami kita di gondol juga."

Teriak salah satu pengunjung bahkan penampilannya sudah tidak karu karuan, tidak ada yang menolongnya yang ada hanya dihakimi habis habisan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!