Zona terlarang

Cahaya matahari pertama masuk menembus tirai kamar Rose, mengusir sedikit hawa dingin pagi di Pallazo Delle spose. Ia bangkit perlahan, duduk di tepi ranjang sambil merapikan rambut.

Namun, sesuatu di luar jendela menarik perhatiannya.

Di atas bangunan yang terletak di ujung taman barat__bangunan yang para pelayan sebut sebagai zona terlarang__berdiri seorang pria. Siluet tubuhnya tegap\, bahunya lebar\, dan cara ia memandang ke kejauhan begitu mengingatkan Rose pada sosok aneh yang pernah menolongnya… di malam gelap ketika ia hampir ditangkap orang suruhan Lucas dan orang tuanya.

Pria itu berdiri diam, lalu berbalik dan menghilang di balik pintu atap bangunan.

Rose meraih jubah tipisnya, keluar kamar, dan berjalan-jalan di taman dengan alasan “ingin menghirup udara pagi”. Pandangannya terus tertuju pada bangunan itu. Tidak ada jendela di lantai bawah, hanya dinding putih tinggi dan pintu besi kokoh. Tapi di sisi belakang, ia melihat celah sempit di antara pagar dan tembok__cukup untuk seseorang yang ramping merayap masuk.

Ia tersenyum tipis, “Mungkin ini jalannya”.

**

Tidak ada kata menyerah dalam kamus Rose, ia pun melakukan apa yang pikirannya perintahkan.

“Uuhhh!” lenguhnya, dengan susah payah memaksakan tubuh langsingnya masuk melewati celah.

Mata bulat mencari arah. Ujung kiri terlihat danau dan taman tanpa bunga, kanan ada Lorong kecil dan pendek. Rasa penasaran terus mendorongnya menjelajahi tempat asing itu. Rose pun memasuki Lorong kecil sambil berjalan jongkok.

Hatinya berdegup kencang, ruangan itu gelap padahal langit diluar sangat cerah.

"Akhirnya… masuk juga."

Namun begitu kakinya menapaki lantai dalam, bau menusuk hidung membuatnya berhenti. Bukan bau parfum pria atau lembaran buku tua__ini bau amis bercampur bau tanah basah. Alih-alih mundur, Rose justru meneruskan langkahnya. Sebelum sempat bereaksi, suara geraman rendah menyambar telinganya.

Dari kegelapan, dua mata kuning menyala. Lalu… muncullah seekor anjing raksasa__atau entah apa itu, bulu hitam kusut, taring panjang, dan moncong lebar seperti binatang buas dari legenda.

Rose membeku. “Ya Tuhan, ini bukan ruangan rahasia. Ini… kandang monster!”

Anjing itu melompat. Rose menjerit, berbalik, dan lari secepat kakinya mampu. Nafasnya memburu, darahnya berpacu. Anjing itu mengejar, suara cakarnya menghantam lantai seperti pukulan palu.

Ia membelok, hampir tergelincir, lalu menemukan satu-satunya jalan keluar. Sebuah pagar taman tinggi yang dipenuhi tanaman mawar.

Tanpa pikir panjang, Rose memanjat. Duri mawar mencabik kulitnya, gaunnya tersangkut di kawat, tapi ia terus memaksa.

Begitu kakinya menjejak tanah di sisi lain, ia jatuh tersungkur, napas tersengal, tubuh penuh luka. Anjing itu masih menggonggong di balik pagar, tapi tak bisa melewati. Rose menatapnya sambil terengah. “Dasar… monster berbulu…” dumelnya, merapikan kain penutup tubuh, yang compang camping.

Rose segera Kembali untuk membersihkan diri. Bau ruangan tadi, masih menghuni hidungnya, benar-benar membuat mual. Para pelayan yang melihat Rose kembali ke kamar hampir menjerit.

Rambutnya berantakan, pipinya tergores, gaunnya robek di banyak tempat. Mereka mengerubunginya, mencoba membersihkan luka dan memperbaiki pakaiannya.

“Nyonya apa yang terjadi?” Elano terbelalak.

“Apa ada monster di Pallazo? Ya Tuhan…” Dimitri segera mengambil gaun yang lain untuk pengganti.

Tapi Rose? Ia hanya duduk diam, matanya menerawang ke arah bangunan hitam itu. Luka-luka di tubuhnya tidak mengalahkan satu hal yang kini membara di pikirannya.

"Kalau pintu samping isinya kandang anjing monster… berarti pintu yang benar ada di sisi lain. Dan aku… akan menemukannya."

Melihat kondisi nyonyanya Rose, Dimitri segera melaporkan hal ini pada tuan Hose, agar para istri yang lain lebih berhati-hati, dan jangan jalan-jalan di taman dulu, sebelum para pemburu menemukan monsternya.

**

Pallazzo Delle Spose – Ruang Makan Utama

Lampu gantung kristal menjuntai dari langit-langit tinggi, memantulkan cahaya ke permukaan meja panjang yang penuh hidangan. Mawar putih segar tertata di vas-vas perak, namun suasana hangat makan malam itu terasa aneh.

Rose duduk di kursi ujung, menahan perih di kulitnya yang masih penuh goresan akibat lolos dari sergapan monster sore tadi. Dua pelayan setianya__Zelda, dan Elano, berdiri di belakangnya, wajah mereka muram melihat kondisi tuannya.

Bisikan-bisikan mulai terdengar dari barisan kursi di sebelah kiri.

"Aku melihatnya dari balkon… anjing itu besar sekali, matanya merah."

"Itu bukan anjing… katanya itu hasil eksperimen di Bianco Reale."

"Ssst! Jangan sebut nama itu terlalu keras."

Beberapa istri langsung merapatkan duduknya, tatapan mereka dipenuhi ketakutan. Ada yang berani bicara, ada yang hanya menunduk, seakan sekadar menyebut Bianco Reale bisa memanggil bahaya.

"Setiap minggu, ada lima istri yang hilang tanpa pamit," bisik seorang istri bergaun biru pucat di seberang meja. "Mereka dibawa ke sana. Dan tidak pernah kembali."

Rose berhenti mengunyah. Matanya tajam menatap lawan bicaranya.

"Ke… Bianco Reale?" tanyanya pelan, seolah ingin memastikan.

Tak ada yang menjawab. Hanya Valentina__satu-satunya istri yang mengaku pernah tidur dengan Lucas Morreti, yang tersenyum tipis sambil mengaduk supnya.

"Aku sudah bilang, kalian semua hanya istri di atas kertas. Dia bahkan tak mau melihat wajah kalian… kecuali dia menginginkannya," ucapnya datar, tapi dengan nada yang menusuk.

Ruangan mendadak hening. Hanya suara sendok yang beradu dengan mangkuk yang terdengar.

Rose menunduk, mempercepat makannya. Sementara istri-istri lain tenggelam dalam ketakutan dan gosip, isi kepala Rose justru penuh rencana. Ia harus masuk ke Bianco Reale. Malam ini.

Bersambung!

Episodes
1 Di Jual dimeja transaksi
2 Tiba-tiba menkah
3 Pallazo Delle spose
4 Makan Malam
5 Zona terlarang
6 Rencana Gila
7 Senyum pertama seorang Lucas Morreti
8 Mengejar Lucas Morreti
9 Apa anda ingin bercerai nyonya?
10 Sudah bukan bagian dari Pallazo
11 Keluarga
12 Tidak pernah pulang
13 Buku usang, peninggalan ibuk
14 Cari Rose!
15 Aku belum sempat membacanya
16 Lucas Morreti suamiku?
17 Melaporkan pada Walikota
18 Pallazo genting
19 Kota Velmorra
20 Menerobos Gerbang Pallazo
21 Tinggal bersama Lucas Morreti
22 Ijin pada istri
23 Pembantaian
24 Teh Hijau tanpa gula
25 Ini bukan tempatku
26 Di usir dari pesta
27 Cemburu
28 Kembali ke Bianco Reale
29 Tobias Mancini
30 Lahir dari luka yang kejam
31 Ingin memelukmu
32 Merebut panggung
33 Dua pria
34 Dua penguasa
35 Hanya angka seratus satu
36 Membabat hutan
37 Serangan di Batalkan
38 Wanita pembawa sial
39 Antar Aku ke Motessa
40 Kelemahan Lucas Morreti
41 Urus demammu sendiri!
42 Tidak boleh menangis
43 Nyonya Sheraphine elene sudah tersenyum di surga
44 Pria peneting dari Motessa
45 Mempermalukan
46 Rose Cemburu
47 Pelukan Lucas Morreti
48 Rose ada di Pallazo
49 Pertemuan dengan walikota
50 Mari Bertarung
51 Jika ini cinta, bagaimana car meraihnya?
52 Apa kau mencintaiku?
53 Ya, aku mencintaimu
54 Satu-satunya wanita
55 Wanita Motessa tidak pernah berhutang budi
56 Pilihanmu mesum sekali
57 Perang
58 Darah kita sama
59 Motessa Kalah
60 Dimana Lucas Morreti?
61 Bicara dengan Alien
62 Pembawa malapetaka
63 Wajah tampan di balik topeng
64 Hanya mimpi?
65 Wanita gila
66 Lubang May4t
67 Penjara Bawah tanah
68 Parjurit yang kehilangan komandan
69 Air yang berbau dar4h
70 Nadi kehidupan Motessa
71 Berpihak pada Penghianat
72 Sketsa Lorong tua
73 Rose ada di gunung
74 Lorong penjara bawah tanah
75 Reruntuhan yang dulu bernama Pallazo
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Di Jual dimeja transaksi
2
Tiba-tiba menkah
3
Pallazo Delle spose
4
Makan Malam
5
Zona terlarang
6
Rencana Gila
7
Senyum pertama seorang Lucas Morreti
8
Mengejar Lucas Morreti
9
Apa anda ingin bercerai nyonya?
10
Sudah bukan bagian dari Pallazo
11
Keluarga
12
Tidak pernah pulang
13
Buku usang, peninggalan ibuk
14
Cari Rose!
15
Aku belum sempat membacanya
16
Lucas Morreti suamiku?
17
Melaporkan pada Walikota
18
Pallazo genting
19
Kota Velmorra
20
Menerobos Gerbang Pallazo
21
Tinggal bersama Lucas Morreti
22
Ijin pada istri
23
Pembantaian
24
Teh Hijau tanpa gula
25
Ini bukan tempatku
26
Di usir dari pesta
27
Cemburu
28
Kembali ke Bianco Reale
29
Tobias Mancini
30
Lahir dari luka yang kejam
31
Ingin memelukmu
32
Merebut panggung
33
Dua pria
34
Dua penguasa
35
Hanya angka seratus satu
36
Membabat hutan
37
Serangan di Batalkan
38
Wanita pembawa sial
39
Antar Aku ke Motessa
40
Kelemahan Lucas Morreti
41
Urus demammu sendiri!
42
Tidak boleh menangis
43
Nyonya Sheraphine elene sudah tersenyum di surga
44
Pria peneting dari Motessa
45
Mempermalukan
46
Rose Cemburu
47
Pelukan Lucas Morreti
48
Rose ada di Pallazo
49
Pertemuan dengan walikota
50
Mari Bertarung
51
Jika ini cinta, bagaimana car meraihnya?
52
Apa kau mencintaiku?
53
Ya, aku mencintaimu
54
Satu-satunya wanita
55
Wanita Motessa tidak pernah berhutang budi
56
Pilihanmu mesum sekali
57
Perang
58
Darah kita sama
59
Motessa Kalah
60
Dimana Lucas Morreti?
61
Bicara dengan Alien
62
Pembawa malapetaka
63
Wajah tampan di balik topeng
64
Hanya mimpi?
65
Wanita gila
66
Lubang May4t
67
Penjara Bawah tanah
68
Parjurit yang kehilangan komandan
69
Air yang berbau dar4h
70
Nadi kehidupan Motessa
71
Berpihak pada Penghianat
72
Sketsa Lorong tua
73
Rose ada di gunung
74
Lorong penjara bawah tanah
75
Reruntuhan yang dulu bernama Pallazo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!