Awal Perkenalan

Duduk sendiri di sudut cafe, sambil menikmati segelas kopi matcha sepertinya tak mampu menghilangkan gundah di hati Anatari. Bayangan Alea yang berciuman dengan Weda di tepi pantai tadi seakan tak mau pergi dari otaknya.

Gadis itu memijat pangkal hidungnya. Perutnya sudah berbunyi minta diisi. Sejak pagi Anatari memang belum makan.

Kopi matcha nya sudah habis. Anatari kemudian berdiri dan hendak pergi dari sana. di cafe ini memang semua makanan dan minuman yang dipesan harus dibayar dulu sebelum dinikmati. Makanya ia tak perlu ke kasir lagi.

Saat akan keluar dari cafe, Anatari berpapasan dengan 2 orang cowok bule yang nampaknya sudah sedikit mabuk.

"Hallo baby....!" sapa salah satu dari mereka.

Anatari menatap mereka dengan tatapan tajam. Ia mengangkat jari tengahnya lalu segera melangkah. Tapi teman bule itu nampaknya tak menerima saat Anatari mengangkat jari tengahnya. Lelaki itu mengejar Anatari dan langsung mencengkram lengan gadis itu.

"Hei, what are you doing?" Anatari berusaha menarik tangannya dari cengkraman lelaki itu. Ia bahkan dengan cepat melayangkan tendangan kaki menurut gerakan taekwondo yang memang sangat dikuasainya.

"Ah......!" pegangan tangan lelaki itu terlepas dan lelaki bule itu pun jatuh.

"Never bother Indonesian women! I don't like bule!" kata Anatari sambil mengangkat jari telunjuknya dan menunjuk lelaki yang masih tersungkur di atas jalan. Temannya sendiri hanya bisa menatap Anatari tanpa berkedip. Tak menyangka kalau perempuan sekecil itu bisa mengalahkan temannya yang memiliki tinggi 2 meter itu.

Erland sendiri yang sejak tadi mengikuti Anatari, ikut terkejut melihat gadis itu. "Boleh juga, dia!"

Setelah Anatari meninggalkan kedua lelaki itu, Erland mendekati mereka. "Kalian payah! Mengalahkan seorang perempuan saja tak bisa. Ini bayarannya." Erland memberikan beberapa lembar uang rupiah berwarna merah lalu ia segera pergi.

Anatari yang masih terus berjalan, segera menuju ke halaman parkir hotel untuk mengambil motornya. Namun ia tak menemukan motor kesayangannya itu. Ia bahkan sudah dua kali mengitari tempat parkir motor itu namun tak menemukan motornya.

"Ya Tuhan, apakah motorku di curi orang?" Anatari membuka tas hp yang menyilang di dadanya. Matanya terbelalak saat ia tak menemukan kunci motornya di sana. Ia juga tak menemukan kunci motor itu di saku celana jeans yang dipakainya.

"Ya Tuhan, apakah aku membiarkan kunci motornya di stang motor tanpa mencabutnya?" Anatari terduduk lemas sambil menahan tangis. Motor matic itu sebenarnya adalah motor peninggalan kakaknya.

"Kakak, maafkan aku." Anatari langsung berjalan menuju ke pos polisi yang letaknya tak jauh dari hotel ini. Ia segera melaporkan kehilangan motornya lalu segera keluar dari pos polisi itu dengan hati yang galau.

Langkahnya ia arahkan ke sembarangan tempat. Anatari ternyata kembali ke pantai. Ia duduk sambil memesan minuman.

"Mau pesan apa, mba?" tanya bar tender yang berdiri di balik meja.

"Malibu rum."

Bartender lelaki itu terkejut. Ia melihat ke arah Anatari seakan tak percaya kalau gadis itu meminta minuman yang mahal dengan kadar alkohol yang tinggi.

"Kamu pikir aku belum cukup umur? Atau kamu pikir aku nggak punya uang?" Anatari mengeluarkan KTP lalu kartu kreditnya. "Lihat tahun kelahiranku, aku sekarang sudah berusia 20 tahun. Dua bulan lagi akan genap 21 tahun. Sudah cukup umur kan? Sekarang ambil bukti pembayaran melalui kartu itu. Berapa harga minuman ini satu gelasnya?"

"Tiga ratus lima puluh ribu."

Anatari memasukan kartunya ke dalam mesin kecil itu, ia kemudian menekan angka tujuh ratus ribu. "Aku sudah bayar lunas, 2 gelas. Cepat sajikan!"

Cowok di bar tender itu segera menyajikan segelas Malibu Rum. Anatari langsung meneguknya sampai habis. Sebenarnya Anatari belum pernah merasakan minuman ini. Ia hanya asal sebut saja karena ia memang hafal beberapa jenis minuman karena papanya juga adalah seorang bar tender. Minuman ini rasanya manis namun begitu melewati tenggorokannya, Anatari merasa panas dan dadanya seperti mau terbakar. Cowok petugas bartender itu jadi terkejut melihat Anatari langsung menghabiskan minuman itu sekaligus.

"Tambahkan!" Anatari mendorong gelasnya yang sudah kosong. Ia tak menyadari kalau lelaki yang duduk di sebelahnya sedang memperhatikan Anatari. Lelaki itu dengan sengaja menjatuhkan tas Anatari yang ada di atas meja.

"Asih, maaf nona. Aku tak sengaja."

Anatari tersenyum. "Tidak apa-apa, om." Anatari menunduk lalu mengambil tas nya yang jatuh ke lantai. Lelaki itu dengan cepat menabur bubur putih di minuman Anatari.

"Sekali lagi minta maaf ya, nona."

Anatari hanya kembali tersenyum. Ia meneguk kembali minuman itu sampai habis. "Permisi!" Anatari turun dari kursinya. Ia berjalan perlahan. Namun gadis itu mulai merasakan kalau tubuhnya panas dan dia sedikit merasa pusing." Anatari memegang kepalanya.

"Nona, kamu baik-baik saja?" tanya lelaki itu sambil memegang tangan Anatari. Entah mengapa, sentuhan lelaki itu di lengan Anatari membuat tubuhnya merinding. Lelaki itu tersenyum manis saat merasakan kalau obatnya mulai bekerja. Sangat manjur sehingga tak membutuhkan waktu lama.

Lelaki itu mengusap tangan Anatari. Gadis itu merasakan tubuhnya panas.

"Sayang, kamu di sini rupanya?" Erland tiba-tiba muncul dan langsung melingkarkan tangannya di bahu Anatari.

Anatari terkejut melihat lelaki bule itu. Ia berusaha menepis tangan Anatari namun Erland berusaha menahannya. Ia memandang lelaki hidung belang di depannya itu. "Jangan ganggu istriku."

Lelaki itu pun segera pergi dengan wajah kesal karena ia merasa sia-sia sudah memberikan Anatari obat Afrodisiak itu.

Anatari yang memang sudah sedikit mabuk menatap Erland. "I don't like bule."

"I know....!"

Anatari merasakan suatu dorongan dalam dirinya. Suatu rasa yang belum pernah dirasakannya. Namun saat Erland menyentuh wajahnya, gadis itu merasakan aliran darahnya semakin panas. Akal sehatnya hilang. Ia langsung melingkarkan tangannya di bahu Erland lalu mencium bibir lelaki itu dengan rakus. Erland terkejut menerima ciuman panas itu. Matanya terbelalak saat ia dapat mencium suatu bau yang tajam itu. Ia memegang tangan Anatari namun matanya tertuju pada gelas Anatari yang masih ada di atas meja. Lelaki itu mengambil gelasnya kemudian menciumnya. "Sial....., entah berapa banyak yang lelaki itu berikan. Gadis ini bisa mati jika tidak dituntaskan." Erland menatap Anatari. Mata gadis itu sayu dan Anatari terlihat sangat bergairah. Erland tak mungkin membiarkan Anatari sendiri. Ia segera menarik gadis itu keluar dari cafe.

"Hei, kita mau kemana?" tanya Anatari. Ia benar-benar merasa pusing.

"Diam.....!" bentak Erland. Ia terus menarik Anatari. Untungnya cafe ini tak begitu jauh dari hotelnya. Erland sengaja ikut jalan khusus sehingga tak perlu melewati lobby. Ia menempelkan kartu di pintu masuk, dan pintu belakang itu terbuka.

"Kita mau kemana?" tanya Anatari dengan suara manja.

Erland terus menarik Anatari sampai keduanya masuk DNA langsung menuju ke lift khusus. Saat keduanya masuk ke dalam lift, kebetulan Winda baru keluar dari ruangan kerjanya. Perempuan itu mengerutkan dahinya.

"Itu kan pak Erland. Sejak kapan dia membawa perempuan masuk lewat pintu ini? Kayaknya aku kenal perempuan itu. Kayak Anatari si mahasiswa magang itu ya? Ah, mana mungkin pak Erland bersamanya. Selera pak Erland kan tinggi. Ngapain dia suka sama mahasiswa tengil yang nggak jelas masa depannya." Winda tersenyum sendiri dan terus melangkah menuju ke lobby hotel.

Erland dan Anatari yang sudah tiba di kamar Erland. Lelaki itu terus menarik tangan Anatari sampai di kamar mandi.

"Ngapain kita di sini bule? Aku nggak mau mandi." Anatari melepaskan tangannya.

Erland segera mengunci pintu kamar mandi. Lalu ia mengisi air dalam bathtub.

Ia kemudian kembali berhadapan dengan Anatari. Tangannya segera membuka celana jeans yang Anatari pakai. Perempuan itu ingin memberontak, namun sentuhan tangan Erland di permukaan kulitnya membuat ia semakin merinding.

"Sayang......!" Anatari kembali mencium Erland. Namun lelaki itu melepaskan ciuman Anatari. Ia membuka kaos yang Anatari pakai, lalu membuka sepatu gadis itu.

Ia kemudian mendorong Anatari ke dalam bathtub saat gadis itu hanya menggunakan baju dalamnya saja.

"Hei, aku nggak mau mandi....!" Anatari bermaksud keluar dari dalam bathtub. Ia menarik tangan Erland sehingga lelaki itu ikut masuk ke dalam bathtub. Anatari langsung melingkarkan tangannya di bahu Erland dan kembali mencium bibir lelaki itu.

"Jangan lepaskan. Aku mau bercinta denganmu." kata Anatari dengan suara yang parau.

"Kamu akan menyesalinya, nona."

"Aku tak akan menyesali nya. Aku ingin kamu." Anatari menarik kemeja Erland sehingga kancing-kancingnya terlepas.

"Jangan Anatari." Erland menahan tangan gadis itu. Tapi Anatari dengan penuh gairah mencium dada Erland sementara tangannya membuka kancing celana milik Erland.

"Aku kesakitan, tolong aku ...!" kata Anatari lalu kembali mencium Erland dengan wajah merah menahan gairah.

************

Awal Perkenalan yang tak biasa....

Terpopuler

Comments

Makaristi

Makaristi

waduh...jebakan dr bpk2 tua hehehehe..
untung ada Erland..
apa yg akan terjadi selanjut nya..
Anatari patah hati merasa di khianati mlh pesan minum yg kadar alkohol nya tinggi..berabe kan jd nya 🥰🫢🤭

2025-08-17

2

Gia Gigin

Gia Gigin

Klau Dad Eze butuh 5 bln untuk menaklukkan Mom Faith 😂tapi Erland dapat jackpot dari kak Hen 🤭

2025-08-17

1

cha

cha

Demen deh kalo peran cewenya tangguh gini

2025-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 I Hate Bule
2 Cuek
3 Tetap Cuek
4 Cari Tahu
5 Awal Perkenalan
6 Sesuatu Yang Tak Diinginkan
7 Tawaran Gila
8 Persyaratan Yang Terlewatkan
9 Ternyata Dia Pemilik Hotel
10 Dasar Bule Gila
11 Bule Pelit
12 Pernikahan di atas kertas
13 Harus Tunduk pada Aturan
14 Lolos
15 Pesta Ulang Tahun
16 Pesta Ulang Tahun (part 2)
17 Pulang ke Rumah
18 Satu Ruangan
19 Anatari yang Perkasa.
20 Makin Bertambah Banyak
21 Tak Bisa Lari
22 Bule Ini Benar-benar Gila
23 Permintaan Aneh
24 Perubahan tempat tinggal
25 Kasih Tak Sampai
26 Sakit
27 Sesuatu Yang Tak Terduga
28 Sesakit Itu Kehilangan
29 Mertua Yang Sangat Baik
30 Dicurigai
31 Menyelesaikan Masalah
32 Lembut
33 Makan siang keluarga
34 Permohonan
35 Mandi Bersama
36 Menahan Diri
37 Weda birthday
38 Diam
39 Menyerah
40 Lelah
41 Rahasia Mama Diana
42 Menyelesaikan Tugas Akhir
43 Tanda Kepemilikan
44 Status Hubungan
45 Hari Wisuda
46 She is my Wife
47 Perebutan Hak Asuh
48 Perasaan Lega
49 Hampir Saja
50 Kebaikan Hati keluarga Thomson
51 Wawancara Kerja
52 Mencari Tempat Baru
53 Tinggal Bersama
54 Orang Baru, Orang Lama
55 Diantara Masa Lalu dan Masa Kini
56 Ada Yang Berbeda
57 Antara Pangeran dan Timothi
58 Nonton Konser
59 Dijodohkan dengan bestie
60 Kalau Kamu Bisa, Aku juga Bisa
61 Mau Bagaimana Lagi?
Episodes

Updated 61 Episodes

1
I Hate Bule
2
Cuek
3
Tetap Cuek
4
Cari Tahu
5
Awal Perkenalan
6
Sesuatu Yang Tak Diinginkan
7
Tawaran Gila
8
Persyaratan Yang Terlewatkan
9
Ternyata Dia Pemilik Hotel
10
Dasar Bule Gila
11
Bule Pelit
12
Pernikahan di atas kertas
13
Harus Tunduk pada Aturan
14
Lolos
15
Pesta Ulang Tahun
16
Pesta Ulang Tahun (part 2)
17
Pulang ke Rumah
18
Satu Ruangan
19
Anatari yang Perkasa.
20
Makin Bertambah Banyak
21
Tak Bisa Lari
22
Bule Ini Benar-benar Gila
23
Permintaan Aneh
24
Perubahan tempat tinggal
25
Kasih Tak Sampai
26
Sakit
27
Sesuatu Yang Tak Terduga
28
Sesakit Itu Kehilangan
29
Mertua Yang Sangat Baik
30
Dicurigai
31
Menyelesaikan Masalah
32
Lembut
33
Makan siang keluarga
34
Permohonan
35
Mandi Bersama
36
Menahan Diri
37
Weda birthday
38
Diam
39
Menyerah
40
Lelah
41
Rahasia Mama Diana
42
Menyelesaikan Tugas Akhir
43
Tanda Kepemilikan
44
Status Hubungan
45
Hari Wisuda
46
She is my Wife
47
Perebutan Hak Asuh
48
Perasaan Lega
49
Hampir Saja
50
Kebaikan Hati keluarga Thomson
51
Wawancara Kerja
52
Mencari Tempat Baru
53
Tinggal Bersama
54
Orang Baru, Orang Lama
55
Diantara Masa Lalu dan Masa Kini
56
Ada Yang Berbeda
57
Antara Pangeran dan Timothi
58
Nonton Konser
59
Dijodohkan dengan bestie
60
Kalau Kamu Bisa, Aku juga Bisa
61
Mau Bagaimana Lagi?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!