Bintang Kecil kado terakhir papa dan mama untuk Nisa

Hari ini tepat satu minggu Nisa kehilangan Bintang Kecil, setelah sidang terakhirnya atas kegagalannya di pengadilan melawan seseorang yang berpengaruh di negeri ini.

Berjam-jam Nisa berdiam diri di dalam rumahnya yang sudah jadi bangkai. Tiang-tiangnya nampak rapuh temboknya hitam pekat, lantainya kotor dan hangus, tak ada satupun yang tersisa dari rumah ini, namun Nisa akan selalu merekam dengan mata dan pikirannya mengenai apa saja yang terjadi di dalam rumah ini?

Setiap sudut ruangan rumah ini menghantarkan Nisa pada si kecil, tangisannya, senyumannya, dan kemanjaannya, yang dulu mengisi rumah ini sepertinya ikut terbakar habis, karena na entah kapan Nisa bisa melihat keceriaannya, sikap polos dan kemanjaannya setelah ia resmi kehilangannya satu minggu lalu di pengadilan.

Nisa menyandarkan punggung ke tembok hitam pekat yang ada di belakangnya, menyusutkan tubuhnya yang lusuh ke lantai yang kotor dan ber abu. Kedua tangannya memeluk kedua kakinya, sementara kepalanya ia sandarkan miring di atas kedua lututnya, tatapannya hampa dan nyalang mengekpresikan pikirannya yang mulai jauh dan panjang tentang rumah ini.

Ketika usianya sembilan tahun Nisa kecil melewati rumah ini sebagai pengamen cilik, saat itu seorang ibu muda nan cantik dan sedang hamil tua muncul dari pintu rumah ini,

sepertinya ia sangat menyukai lagu yang Nisa nyanyikan, ia benar-benar terpaku menikmatinya, padahal yang Nisa kecil nyanyikan saat itu hanya lagu anak-anak berjudul Bintang Kecil, karya ibu Meinar Loeis. Dan sampai sekarang Nisa memang selalu menyukai lagu itu.

Setelah ia bernyanyi ibu muda itu menanyai identitas dan orang tuanya? Saat itu Nisa kecil hanya menangis sesenggukan, tentu saja ia sedih, karena kata almarhum neneknya sebelum ia meninggal mengatakan, kalau kedua orang tuanya meninggal saat dirinya berumur satu minggu, akibat kecelakaan mobil. Nisa kecil sama sekali tidak kenal siapa orang tuanya, yang Nisa ingat saat kecil Nisa hidup sebatang kara, hanya punya seorang nenek renta yang saat usianya tujuh tahun meninggal karena sakit.

Kisahnya membuat ibu muda itu menangis, mungkin karena ia merasa kasihan? Ibu muda itu memanggil suaminya, memohon pada suaminya untuk mengangkatnya sebagai putrinya.

Bintang Akbar, nama suami dari ibu muda yang cantik itu, lelaki tampan dan gagah seorang papa yang perkasa, yang sebelumnya selalu Nisa dambakan memiliki papa seperti itu, akhirnya terkabulkan saat itu juga.

Bintang Akbar menyetujui permintaan istrinya, untuk mengangkat Nisa kecil jadi bagian keluarga itu, sejak saat itulah Nisa kecil memperoleh keluarga dan nama baru, Quinisa.

Nisa sendiri diambil dari nama bawaannya, sedangkan Quin diambil dari Nama Quin Alipa nama ibu muda itu. Mereka bilang pemberian nama itu sudah terencana dengan matang, sejak diketahui mama Quin mengandung anak pertamanya. Jika anak dalam perutnya itu perempuan, akan diberi nama depan seperti nama ibunya, dan kalau ia laki-laki, akan diberi nama depan Bintang seperti nama ayahnya.

Pada bulan april mama Quin melahirkan sungsang, yang membuat proses kelahirannya susah dan harus menempuh jalan oprasi cesar.

Seorang bayi laki laki berbintang aries terlahir sehat, dan papa langsung menamainya Bintang seperti namanya, namun tanpa Akbar di belakangnya, tapi justru kebalikan dari nama Akbar itu sendiri yaitu Kecil. Yah, nama 'Bintang Kecil' Itu adalah nama lahir yang diberikan papa Bintang, nama itu seolah penegas kalau bayi kecil itu bukan keturunan Akbar, yang artinya besar. Bintang Kecil nama yang terkesan aneh, unik seperti sebuah lagu yang sering Nisa nyanyikan.

Tiga hari setelah oprasi mama Quin masih dalam proses pemulihan. Seorang wanita cantik dan apik yang belum terlalu tua, saat itu masuk melalui pintu rumah ini bersama seorang anak laki-laki berusia sekitar tiga belas tahun.

Kedatangan wanita itu tidak bermaksud baik, terlihat jelas di wajahnya yang dingin. Nisa kecil terkejut ketika wanita itu datang berusaha merebut bayi itu dari mama Quin.

Terjadi keributan dan kepanikan saat

itu dan mama Quin menangis memohon agar bayinya dikembalikan, tapi tangan wanita itu justru malah mendorongnya ke tembok, hingga mama Quin jatuh dan tersungkur.

Nisa kecil berusaha membantu, tapi ia hanya bisa menangis memeluk ibunya yang sudah lunglai. Dan perempuan itu pergi membawa bayi kecil di tangannya. Nisa masih ingat bagaimana wanita itu berkata sebelum ia pergi.

"Itulah yang kurasakan, ketika bagaimana kau mengambil Bintangku, kematian mungkin lebih baik dari pada harus menderita berkepanjangan karena kehilangan anak.''

Lima menit kemudian papa pulang dia sangat panik, di hadapkan dengan Istrinya yang tak berdaya, Nisa kecil yang histeris dan bayi kecil yang tidak ada.

Setelah mengantarkan istrinya ke rumah sakit, papa Bintang melesat pergi meninggalkan rumah sakit, dalam tiga puluh menit papa Bintang datang dengan membawa bayi kecil di tangannya. Seolah menjadi sia-sia karena baru ia sampai untuk mengembalikan bayi itu kepada istrinya? Seorang dokter berpakaian hijau keluar dari ruangan ICU, dan memberitahukan kalau istrinya telah tiada.

Astaga....!

Bayi kecil itu hampir terjatuh dari tangan papa, untung Nisa kecil berada di dekatnya berhasil menahan dan mengambil alih bayi itu, mendekapnya erat, meski saat itu tubuh kecil Nisa belum siap merangkul bayi dengan benar.

Sejak saat itulah ayah angkatnya yang selalu hangat berubah pendiam, waktunya di habiskan untuk bekerja tanpa henti, dan jika pulang ia mengurung diri di dalam kamar, kematian istrinya membuatnya seolah ikut mati bersamanya.

Setelah kematian mama, papa seolah melupakan bayi kecil yang dulu di harapkannya, entah apa yang dipikirkannya? Sejak saat itu papa tidak pernah mau menyentuh bayi itu. Dari situlah Nisa kecil mulai belajar bagaimana cara mengasuh bayi, dan ibu Dewi Purnama yang membantu mengajarkan Nisa dalam hal ini.

Bencana kembali datang saat Nisa SMP kelas satu, sementara Bintang Kecil saat itu masih berusia lima tahun. Papa Bintang sakit keras, dokter memvonisnya kanker otak, yang membawanya pada tidur panjang mama Quin.

Sesuatu yang tidak terduga datang dari seorang pengacara, pengacara itu menyatakan kalau sebelum papa Bintang meninggal, dia membuat surat wasiat terakhirnya, yang menyatakan rumah beserta semua harta benda miliknya, seperti toko roti yang cukup terkenal menjadi atas nama Quinisa, diharuskan juga untuk Nisa menjaga Bintang Kecil hingga usianya dua puluh satu tahun, namun ia dan adiknya di bawah hak asuh Dewi Purnama pemilik Yayasan Sumber Kasih.

Dewi Purnama sendiri adalah adik angkat dari mama Quin, walau ia tinggal di yayasan tapi dia sudah menjadi bagian dalam keluarga ini sejak dulu.

Saat itu Nisa belum mengerti kenapa papa menulis surat terakhirnya seperti itu? Seakan-akan ia begitu khawatir kalau keluarga Akbar akan kembali datang membawa Bintang Kecil seperti dulu, dan sebelum itu terjadi maka ia tegaskan dalam wasiatnya. Dari situ Nisa cukup tahu kalau sebenarnya selama lima tahun ini papa tidak melupakan Bintang kecilnya, walau tidak menunjukan kasih sayangnya tapi papa menghawatirkan putranya secara diam-diam.

Sejak papa meninggal Nisa dan adiknya pergi meninggalkan rumah yang selama ini ditempatinya sesuai wasiat, dan kembali bersama adiknya menempati rumah ini saat usianya delapan belas tahun, saat itu Nisa baru lulus SMA.

Nisa dan adiknya saat itu memang berada di bawah perlindungan Dewi Purnama, tapi Nisa menekan diri kalau ia tidak boleh bergantung penuh pada ibu asuhnya, meski ibu Dewi Purnama sangat menyayangi ia juga adiknya, Nisa berpikir ia akan melewati waktu lima tahun saja di yayasan itu, selanjutnya ia harus kembali ke rumahnya setelah usianya delapan belas tahun, dan mengurus adiknya sendirian tanpa bantuan siapapun.

Untuk mengurus si kecil tanpa bantuan siapapun, di yayasan itu Nisa harus mulai mandiri, belajar bagaimana cara merawat anak kecil dengan baik? Nisa kembali ke rumah ini setelah lima tahun kemudian.

Hari-hari yang rapuh serta beban besar di pundaknya membuat Nisa dewasa sebelum waktunya.

Bintang Kecil yang memang sejak lahir tidak pernah merasakan kasih orang tua, namun Nisa memberinya banyak cinta, sehingga dia tidak akan merasa kekurangan kasih sayang sedikitpun. Menurutnya ia dan Bintang ditakdirkan sama, sama-sama tidak merasakan cinta orang tua, bedanya Nisa pernah merasakan cinta itu melalui kedua orang tuanya Bintang Kecil. Baginya memberi cinta pada si kecil adalah budi baik yang harus ia balas. Hutang budi lama-kelamaan Nisa mengubah pandangannya.

Nisa menyadari kalau cinta yang ia hadirkan untuk si kecil, bukan sekedar balasan untuk membayar kebaikan kedua orang tuanya, tapi selama satu tahun mengisi rumah ini bersama adiknya berdua saja, Nisa pun menyadari, kalau si kecil adalah kado terindah yang diberikan orang tuanya untuk menemaninya. Nisa berjanji sejak saat itu kalau ia akan melindunginya, dan mencintai Bintang Kecil untuk seumur hidupnya.

Bintang Kecil adalah anak yang sangat manis, ia sangat manja tapi tidak cengeng, Ia nakal tapi sangat mudah diatur, senyumannya yang nakal, bawaannya yang riang adalah warna bagi kehidupannya. Nisa tak sanggup membayangkan bagaimana kalau warna-warna itu redup dan menghilang.

Nisa tersadar dari lamunan panjangnya mengenai rumah yang sudah jadi bangkai ini, ketika tiba-tiba sepasang kaki menggunakan sepatu bagus, sudah berdiri di hadapannya?

Nisa mengangkat kepala dan pandangannya, dan berhenti di sepasang mata pria yang sangat di kenalnya? Saat menatapnya Nisa ingin sekali memakinya, memukulnya bahkan membunuhnya, tapi ia tak punya kekuatan untuk itu, berdiri pun ia merasa berat, tubuhnya terasa akan roboh, mengingat bagaimana pria ini masuk dalam kehidupannya sebagai sosok Malaikat, lalu mendorongnya ke dasar jurang seperti Iblis.

Nisa memurkai dirinya sendiri, seandainya enam bulan lalu ketika pertama kali orang ini datang dalam kehidupannya, Ia menyadari kalo orang ini adalah anak berusia sekitar tiga belas tahun, yang dulu dibawa Anggraeni ketika merampas bayi kecil dari mama Quin, dan mendorongnya hingga mama Quin terjatuh dan meninggal, Nisa tidak akan membiarkan pria itu masuk dalam kehidupannya, dan Nisa tidak akan terperangkap dalam cinta palsunya.

"Apa kamu datang untuk melihatku seperti ini? Menyedihkan bukan? Sekarang kamu puas? Pergilah! Aku mohon pergi dari hadapanku...!"

Nisa menitikkan airmata dan ia benci bagaimana cara pria itu menatapnya.

Terpopuler

Comments

Winda Rahmawati

Winda Rahmawati

sedih q thor bacanya... 😭

2020-06-08

0

Yuyue😄🙏

Yuyue😄🙏

uwuu maaf akak, bru sempat mampir heheeh

2020-05-11

0

Santi Yulia Rahmawati

Santi Yulia Rahmawati

seruuuuu... semangat ya.....

2020-04-16

1

lihat semua
Episodes
1 Surat untuk Nisa
2 Bintang Kecil kado terakhir papa dan mama untuk Nisa
3 Cinta Tulus Nayaka
4 Merebut Bintang Kecil untuk semalam
5 Rumah Rahasia Kita
6 Kue ULTAH Bintang
7 Perpisahan Nisa dan Bintang Kecil.
8 Perjalanan Nisa untuk meraih Bintang
9 Lenyapnya Nisa Dan Lahirnya Queen Agung
10 Armanda Akbar
11 Surat terakhir dari Nisa
12 QUEEN AGUNG
13 MUTIARA AGUNG
14 RIDWAN AGUNG
15 NAYAKA AKBAR
16 ANGGRAENI AKBAR
17 Tangisan Yang Menyayat Hati
18 Pertemuan Queen Agung dan Anggraeni Akbar
19 Pertemuan Nisa dan Bintang.
20 Bahagia dan Air mata
21 MALAIKAT PELINDUNG
22 Jangan pergi saat ku tidur
23 Pembatalan Kesepakatan
24 KULIAH
25 BINTANG MENYUKAI SESEORANG?
26 Sesuatu Terjadi di hati Bintang
27 Sesuatu Terjadi di hati Nisa
28 Pernyataan Cinta Nayaka
29 Setelah umurku 21 tahun apa kau akan berhenti jadi Kakakku?
30 Tembok yang sulit dirubuhkan
31 RAHASIAKU
32 Pernyataan Cinta Mutiara
33 Cemburunya Mutiara
34 JANGAN MENANGIS
35 Undangan Makan Malam
36 Masa lalu yang kelam
37 Aku Mohon Sangkallah
38 PENYERAHAN HARTA
39 MELISA
40 TUHAN
41 SUMPAHNYA MUTIARA
42 KITA MENIKAH?
43 Kepulangan Anggraeni
44 SURAM
45 Rahasia Anggraeni
46 NISA DAN ANGGRAENI
47 PESTA ULANG TAHUN
48 QUEEN DAN MUTIARA
49 INI PEREMPUAN KU
50 Armanda dan Nisa dalam satu.
51 Nisa dan Nayaka
52 Mutiara dan Kursi Roda
53 Nisa Dan Nayaka
54 BAGAIMANA CARANYA AKU BISA MELUPAKANMU?
55 JANGAN TINGGALKAN AKU, KAKAK....
56 KEAJAIBAN
57 NISA ATAU BINTANG??
58 BINTANG REBUTAN
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Surat untuk Nisa
2
Bintang Kecil kado terakhir papa dan mama untuk Nisa
3
Cinta Tulus Nayaka
4
Merebut Bintang Kecil untuk semalam
5
Rumah Rahasia Kita
6
Kue ULTAH Bintang
7
Perpisahan Nisa dan Bintang Kecil.
8
Perjalanan Nisa untuk meraih Bintang
9
Lenyapnya Nisa Dan Lahirnya Queen Agung
10
Armanda Akbar
11
Surat terakhir dari Nisa
12
QUEEN AGUNG
13
MUTIARA AGUNG
14
RIDWAN AGUNG
15
NAYAKA AKBAR
16
ANGGRAENI AKBAR
17
Tangisan Yang Menyayat Hati
18
Pertemuan Queen Agung dan Anggraeni Akbar
19
Pertemuan Nisa dan Bintang.
20
Bahagia dan Air mata
21
MALAIKAT PELINDUNG
22
Jangan pergi saat ku tidur
23
Pembatalan Kesepakatan
24
KULIAH
25
BINTANG MENYUKAI SESEORANG?
26
Sesuatu Terjadi di hati Bintang
27
Sesuatu Terjadi di hati Nisa
28
Pernyataan Cinta Nayaka
29
Setelah umurku 21 tahun apa kau akan berhenti jadi Kakakku?
30
Tembok yang sulit dirubuhkan
31
RAHASIAKU
32
Pernyataan Cinta Mutiara
33
Cemburunya Mutiara
34
JANGAN MENANGIS
35
Undangan Makan Malam
36
Masa lalu yang kelam
37
Aku Mohon Sangkallah
38
PENYERAHAN HARTA
39
MELISA
40
TUHAN
41
SUMPAHNYA MUTIARA
42
KITA MENIKAH?
43
Kepulangan Anggraeni
44
SURAM
45
Rahasia Anggraeni
46
NISA DAN ANGGRAENI
47
PESTA ULANG TAHUN
48
QUEEN DAN MUTIARA
49
INI PEREMPUAN KU
50
Armanda dan Nisa dalam satu.
51
Nisa dan Nayaka
52
Mutiara dan Kursi Roda
53
Nisa Dan Nayaka
54
BAGAIMANA CARANYA AKU BISA MELUPAKANMU?
55
JANGAN TINGGALKAN AKU, KAKAK....
56
KEAJAIBAN
57
NISA ATAU BINTANG??
58
BINTANG REBUTAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!