Bintang Rebutan

Bintang Rebutan

Surat untuk Nisa

Quinisa putri kecilku...

Nisa, cintailah Bintang Kecil seperti Papa mencintaimu, jaga Bintang Kecil seperti dulu Papa menjagamu, jangan pernah melepaskannya sampai dia bisa menentukan jalan hidupnya sendiri, Papa sangat percaya padamu. Namun demi keamanan kalian berdua Papa mempercayakan hak sepenuhnya atas diri kalian berdua kepada Dewi purnama, dengan cara itu kelak tidak ada satu orangpun yang sanggup memisahkan kalian berdua.

Jikalau kelak ada pihak yang mengatasnamakan keluarga Akbar yang akan berusaha merebut Bintang darimu, maka Papa tegaskan dalam surat ini padamu, bahwa Bintang Kecil bukanlah keturunan Akbar. Gandhi Akbar dan Anggraeni Akbar sesungguhnya bukan orang tua kandung Papa, jadi otomatis Bintang Kecil bukan keturun mereka.

Papa yakin setelah kepergian Papa nanti mereka akan berusaha merebut Bintang Kecil darimu, maka sebagai orang yang paling Papa percaya, kamu harus berusaha membuktikan bahwa Papa bukan keturunan keluarga besar Akbar.

Nisa putriku sayang...

Papa mohon padamu sekali lagi karena ini adalah kata-kata terakhir Papa, berjanjilah untuk selalu melindungi Bintang Kecil minimal sampai usianya dua puluh satu tahun saja, karena di usia dua puluh satu tahun cukup bagi si kecil untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri.

Untuk menjaga keamanan kalian Papa tegaskan mulai hari ini Dewi Purnama akan menjadi lbu asuh kalian, Papa memberinya wewenang penuh atas diri kalian berdua pada Dewi Purnama, sementara rumah beserta isinya sepeninggalan Papa kelak yang akan menjadi milik kalian berdua untuk sementara waktu tidak boleh ditempati sampai usiamu delapan belas tahun, karena di usia itu Papa yakin kamu bisa bertanggung jawab atas dirimu dan adikmu.

Toko Roti yang akan menunjang kehidupan kalian ke depan untuk sementara waktu, Papa kuasakan pada Ibu asuh kalian sampai kamu sanggup mengaturnya.

Papa mencintai kalian...

Papa.

 

\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#

 

QUINISA duduk risi dan harap-harap cemas di tengah sidang, ketika keputusan Hakim atas anak laki-laki berusia sepuluh tahun yang selama ini jadi obyek yang diperebutkan hendak dibacakan.

''Dikarenakan dari pihak Dewi Purnama dan Quinisa, tidak dapat membuktikan Bintang Akbar bukan darah daging dari Gandi Akbar beserta Anggraeni Akbar, dan dianggap tidak mampu lagi bagi Dewi Purnama dan Quinisa untuk memberinya tempat tinggal dan penghidupan yang layak, maka surat wasiat yang dibuat Bintang Akbar dianggap cacat hukum. Oleh karena itu hak atas Bintang Kecil beralih pada pihak Anggaeni Akbar."

Nisa demikian nama panggilan gadis ini menangis pecah dalam pelukan ibu asuhnya, yang juga merasa sedih karena tidak sanggup mempertahankan Bintang Kecil.

Inilah hasil akhir dari perjuangannya, ketukan palu tiga kali berhasil memati kutukannya, ketegangan, keresahan, ketakutan, dan air mata yang menetes selama tiga kali persidangan, membuahkan hasil yang terburuk, kehilangan adalah inti dari semuanya.

Pihak lain ada yang dimujurkan, yang memiliki kekuasaan material tetap yang berhak, tapi ini sesuatu yang tidak adil bagi Nisa.

Nisa melangkah gontai keluar mimbar dalam iringan Dewi Purnama, langkah mereka terhenti ketika pihak yang diuntungkan sudah berdiri di hadapan mereka, dialah Anggraeni Akbar.

Perempuan separuh baya itu nampak mendelik puas menatap Nisa,  sementara di sampingnya berdiri sosok yang sangat Nisa kenal. Pemuda tampan berusia dua puluh tiga tahun, justru nampak sedih dan murung menatap ke arahnya.

Nayaka Akbar yang selalu ia dewa-dewakan sebagai sosok pangeran yang selalu membuatnya terjaga sudah menjadi tempo lama, karena pangeran yang ia puja karena kebaikan hati dan kesempurnaan fisiknya, dia telah kembali bersama ibundanya.

Nisa segera menghapus air matanya ketika wanita hampir paruh baya itu berkata,

"Lihatlah, kenapa kalian keras kepala khususnya, kamu,'' menatap Nisa dingin. "Bukankah akan lebih baik jika kamu menyerah sebelum ini, sudah ku pastikan padamu sebelumnya, kamu akan mendapat hasil akhir seperti ini tapi kamu lebih suka melawanku, pada akhirnya kamu tidak mendapatkan apa-apa."

Nisa mengerti apa maksud dari kalimat itu? Sebelum kasus ini dibawa ke pengadilan tepatnya tiga bulan lalu, wanita itu pernah memberinya dua pilihan.

Pertama?

'Berdamai' Artinya tidak berusaha membuktikan Bintang Akbar atau ayah dari Bintang Kecil, bukan darah daging Gandi Akbar dan Anggraeni Akbar, namun Nisa mendapat uang satu Miliyar dan Bintang Kecil jadi milik Anggraeni.

Kedua?

'Perang di pengadilan' Berusaha membuktikan Bintang Akbar bukan darah daging Gandi Akbar dan Anggraeni Akbar, dengan hasil akhir gagal, dan tidak mendapatkan uang satu persen pun.

Itulah kedua pilihan Anggraeni saat itu dan Nisa memilih pilihan yang kedua, meski wanita separuh tua itu sudah memprediksi kekalahannya saat ini. Saat itu Nisa merasa ia perlu berjuang sekuat tenaga, untuk bisa mendapatkan Bintang Kecil sesuai surat wasiat yang ayah angkatnya inginkan.

Namun seorang Anggraeni telampau sulit untuk dilawan, entah bagaimana bisa hasil Lab mengatakan kalau ayah angkatnya adalah anak kandung dari Anggraeni Akbar, otomatis Bintang Kecil adalah cucu kandung dari Anggraeni Akbar.

Nisa tidak percaya. Itu tidak mungkin, bagaimana bisa? Ayah angkatnya sendiri yang menulis surat wasiat itu yang menyatakan dia bukan keturunan keluarga Akbar. Tidak mungkin ayahnya bohong, dalam hal ini telampau kejam jika benar ia tidak mengakui ibu kandungnya sendiri, bahkan hingga ditegaskan dalam surat wasiat terakhirnya.

Nisa yakin dalam hal ini Anggraeni telah curang bisa jadi ia sudah mengganti hasil laboratorium, atau bisa juga ia sudah membayar hakim, bukankah uang bisa melakukan segalanya?.

Untuk mencapai ini memang

sudah banyak hal yang sudah Anggraeni lakukan, termasuk membakar rumahnya yang sudah satu tahun ini ditempati Nisa bersama adiknya.

Kecurigaan yang beralasan, karena saat itu ketika Anggraeni datang ke rumah memberinya dua pilihan, dan Nisa memilih pilihan yang ke dua, yaitu 'Perang di pengadilan' saat itu Nisa melihat Anggraeni nampak kecewa dan marah.

Hari berikutnya tiba-tiba rumah beserta harta benda miliknya terbakar habis, tanpa sebab musabab yang jelas, dan sekarang Nisa kalah karena poin itu. Hukum mengharuskannya memiliki tempat tinggal dan kehidupan yang layak, untuk bisa memiliki si kecil.

Hati Nisa semakin terkoyak pedih, seperti ada sebuah pisau yang menusuk perutnya, kemudian pisau itu merobek-robek di bagian dalam perutnya, ketika Anggraeni menambahkan kalimatnya dalam bentuk ejekan.

"Dan mengenai cinta, jangan terlalu percaya dengan kata-kata menggelikan seperti itu, karena bagi keluarga Akbar cinta adalah kedudukan. Apa kamu sudah memiliki itu untuk dapat memikat hati Nayaka? Jangan naif karena sebenarnya sejak pertama kali Nayaka masuk dalam kehidupanmu, itu sudah terencana dengan matang, dan Nayaka berada di bawah kendaliku."

Nisa terpaku lemas hingga kakinya terasa bergetar. Nisa tatapi pria di samping wanita itu. Pria itu nampak murung dan pucat tak ada sangkalan dari bibirnya, artinya dia membenarkan tuduhan itu.

Oh Tuhan...!

Artinya masuknya pria itu dalam kehidupannya enam bulan lalu bukanlah hal yang kebetulan, kebaikan pria itu, perhatiannya, serta pernyataan cintanya, semua itu adalah palsu, kenapa Nisa tidak melihat semua itu? Pernyataan cintanya yang selalu ia dengar ke kupingnya, sungguh tampak nyata.

Pengakuan Anggraeni menambah kehancurannya ke titik terdalam, ini tak bisa dipercaya, dari pria yang selama ini diakuinya sebagai pangeran, karena tampak tulus mencintainya, justru kini menjadikannya sosok yang paling kejam kepadanya. Mulai detik ini Nisa tidak akan percaya lagi dengan cinta semacam itu? Tak ada cinta yang tulus antara pria dan wanita, dan ini sebuah pembelajaran Nisa ke depan.

Nisa kembali menatap Anggraeni dan berkata dengan lirih.

"Sekarang aku mengerti, semua yang terjadi padaku selama ini, Anda sudah mengaturnya, berarti kecurigaanku selama ini benar, Anda juga yang sudah merencanakan kebakaran rumah dan toko rotiku. Benarkan?"

Anggraeni tidak bergeming atas tuduhan Nisa, tidak membantah ataupun mengiyakan, Anggraeni hanya membalas pandangan Nisa dengan beku. Lalu ia pergi dari hadapan Nisa tanpa protesan. Bagi Nisa sendiri itu cukup sebagai jawaban, kalau kecurigaannya selama ini benar.

Jika ditilik kebelakang waktu itu setelah kebakaran rumah. Keesokan harinya Anggraeni datang bukan lagi memberinya tawaran, melainkan saat itu ia datang bersama pengacaranya, untuk merebut Bintang Kecil darinya, dan memberitahukan kasus pengasuhan Bintang Kecil sudah dibawa ke pengadilan, dengan gugatan surat wasiat yang ditulis ayah angkatnya cacat hukum, karena tak ada lagi jaminan material untuk kehidupan Bintang Kecil.

Yah saat itu Nisa berpikir Anggraeni sudah memulai perangnya, dan Nisa merasa tak boleh tinggal diam.

Hari itu melalui pengacara Almarhum ayah angkatnya, Nisa menyerang balik dengan gugatan status Bintang Akbar dalam keluarga Akbar adalah anak angkat, artinya Anggraeni tak memiliki kewenangan apapun atas Bintang Kecil. Dalam hal ini Nisa dan ibu asuhnya lebih berhak, karena diwasiatkan langsung oleh ayah kandung dari Bintang Kecil itu sendiri, tapi kekuasaan material dan kecurangannya berhasil mengubah surat wasiat itu menjadi lemah di dalam hukum. Ada dua poin yang menjadikanya lemah.

Pertama?

Nisa dinilai lemah, karena sudah tidak memiliki harta benda lagi untuk kenyamanan si kecil.

Kedua?

Nisa tidak bisa membuktikan, kalau ayah kandung Bintang Kecil bukan dari keturunan Akbar, dan itu tidak sesuai dengan yang diwasiatkan sang ayah.

Terpopuler

Comments

Bagus kak..

2020-06-09

0

🌸Momy Kece🌸

🌸Momy Kece🌸

Qtunggu feedbackny

2020-06-01

0

reni permata

reni permata

ceritanya menarik,aq suka kak

2020-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Surat untuk Nisa
2 Bintang Kecil kado terakhir papa dan mama untuk Nisa
3 Cinta Tulus Nayaka
4 Merebut Bintang Kecil untuk semalam
5 Rumah Rahasia Kita
6 Kue ULTAH Bintang
7 Perpisahan Nisa dan Bintang Kecil.
8 Perjalanan Nisa untuk meraih Bintang
9 Lenyapnya Nisa Dan Lahirnya Queen Agung
10 Armanda Akbar
11 Surat terakhir dari Nisa
12 QUEEN AGUNG
13 MUTIARA AGUNG
14 RIDWAN AGUNG
15 NAYAKA AKBAR
16 ANGGRAENI AKBAR
17 Tangisan Yang Menyayat Hati
18 Pertemuan Queen Agung dan Anggraeni Akbar
19 Pertemuan Nisa dan Bintang.
20 Bahagia dan Air mata
21 MALAIKAT PELINDUNG
22 Jangan pergi saat ku tidur
23 Pembatalan Kesepakatan
24 KULIAH
25 BINTANG MENYUKAI SESEORANG?
26 Sesuatu Terjadi di hati Bintang
27 Sesuatu Terjadi di hati Nisa
28 Pernyataan Cinta Nayaka
29 Setelah umurku 21 tahun apa kau akan berhenti jadi Kakakku?
30 Tembok yang sulit dirubuhkan
31 RAHASIAKU
32 Pernyataan Cinta Mutiara
33 Cemburunya Mutiara
34 JANGAN MENANGIS
35 Undangan Makan Malam
36 Masa lalu yang kelam
37 Aku Mohon Sangkallah
38 PENYERAHAN HARTA
39 MELISA
40 TUHAN
41 SUMPAHNYA MUTIARA
42 KITA MENIKAH?
43 Kepulangan Anggraeni
44 SURAM
45 Rahasia Anggraeni
46 NISA DAN ANGGRAENI
47 PESTA ULANG TAHUN
48 QUEEN DAN MUTIARA
49 INI PEREMPUAN KU
50 Armanda dan Nisa dalam satu.
51 Nisa dan Nayaka
52 Mutiara dan Kursi Roda
53 Nisa Dan Nayaka
54 BAGAIMANA CARANYA AKU BISA MELUPAKANMU?
55 JANGAN TINGGALKAN AKU, KAKAK....
56 KEAJAIBAN
57 NISA ATAU BINTANG??
58 BINTANG REBUTAN
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Surat untuk Nisa
2
Bintang Kecil kado terakhir papa dan mama untuk Nisa
3
Cinta Tulus Nayaka
4
Merebut Bintang Kecil untuk semalam
5
Rumah Rahasia Kita
6
Kue ULTAH Bintang
7
Perpisahan Nisa dan Bintang Kecil.
8
Perjalanan Nisa untuk meraih Bintang
9
Lenyapnya Nisa Dan Lahirnya Queen Agung
10
Armanda Akbar
11
Surat terakhir dari Nisa
12
QUEEN AGUNG
13
MUTIARA AGUNG
14
RIDWAN AGUNG
15
NAYAKA AKBAR
16
ANGGRAENI AKBAR
17
Tangisan Yang Menyayat Hati
18
Pertemuan Queen Agung dan Anggraeni Akbar
19
Pertemuan Nisa dan Bintang.
20
Bahagia dan Air mata
21
MALAIKAT PELINDUNG
22
Jangan pergi saat ku tidur
23
Pembatalan Kesepakatan
24
KULIAH
25
BINTANG MENYUKAI SESEORANG?
26
Sesuatu Terjadi di hati Bintang
27
Sesuatu Terjadi di hati Nisa
28
Pernyataan Cinta Nayaka
29
Setelah umurku 21 tahun apa kau akan berhenti jadi Kakakku?
30
Tembok yang sulit dirubuhkan
31
RAHASIAKU
32
Pernyataan Cinta Mutiara
33
Cemburunya Mutiara
34
JANGAN MENANGIS
35
Undangan Makan Malam
36
Masa lalu yang kelam
37
Aku Mohon Sangkallah
38
PENYERAHAN HARTA
39
MELISA
40
TUHAN
41
SUMPAHNYA MUTIARA
42
KITA MENIKAH?
43
Kepulangan Anggraeni
44
SURAM
45
Rahasia Anggraeni
46
NISA DAN ANGGRAENI
47
PESTA ULANG TAHUN
48
QUEEN DAN MUTIARA
49
INI PEREMPUAN KU
50
Armanda dan Nisa dalam satu.
51
Nisa dan Nayaka
52
Mutiara dan Kursi Roda
53
Nisa Dan Nayaka
54
BAGAIMANA CARANYA AKU BISA MELUPAKANMU?
55
JANGAN TINGGALKAN AKU, KAKAK....
56
KEAJAIBAN
57
NISA ATAU BINTANG??
58
BINTANG REBUTAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!