#2 Ternyata..

"Lo?!"

Cherryl dan Sebastian berucap bersamaan sambil saling menunjuk satu sama lain. Melihat itu Farrel dan bunda Laura kebingungan.

"Loh kalian kenapa?" tanya bunda Laura.

Cherryl menatap beliau, "Tadi pagi Cherryl ketemu dia, Bun. Dia nabrak Erryl terus gamau minta maaf!"

"Jadi cewek yang kamu ceritain tadi itu Cherryl, Bas?" tanya bunda Laura.

Sebastian yang awalnya diam menyahut, "Bukan Babas yang salah, Bun! Dia yang nabrak," ujarnya berargumen.

"Ih gara-gara lo cake gue jadi jatoh, tau!" kesal Cherryl.

"Dibilangin itu salah lo kok!"

"Udah udah! Bukannya kangen-kangenan kok jadi berantem gini sih?!" lerai Farrel.

"Emang kalian nggak saling kenal apa? Orang dari jaman kecil kemana-mana bareng kayak kembar siam." timpal bunda Laura yang membuat Farrel tertawa.

"Ih Bunnn.." ujar Cherryl merengek.

"Ga sempet ngenalin lah, Bun. Orang belum apa-apa Babas udah disembur sama dia." jawab Sebastian lalu mendudukkan diri di sofa.

Cherryl menatap Sebastian kesal, "Udah ah, lo dari dulu sama aja. Ngeselin!"

"Ye, lo juga masih kayak bocah." jawab Sebastian dengan wajah datar.

"Heh, udah! Sekarang maaf-maafan, gih!" suruh Farrel lalu menatap adiknya tajam.

"Iya iya. Cherryl, maafin gue." timpal Sebastian lagi, dengan wajah yang tetap datar.

Cherryl juga ketara sekali mengangguk tetapi terpaksa, "Ya gue juga minta maaf."

"Ada-ada aja.." kata bunda Laura lalu berdiri dan beranjak pergi ke dapur untuk melihat kue dalam oven.

"Sini, Bas." kata Farrel lalu menepuk tempat kosong di sampingnya.

Sebastian menyampirkan handuknya ke sandaran sofa lalu duduk bergeser ke samping kakaknya.

"Ngobrol dong, kok diem-dieman aja?" kata Farrel lagi.

Dengan malas, Sebastian menatap Cherryl, "Gimana kabarnya yang di rumah, Ryl?"

"Baik. Lo gimana di sana?" tanya Cherryl lagi.

"Enak sih di sana, cuma kayaknya bakal lebih betah di Indo." balas si cowok.

Farrel geleng-geleng, "Hhh...kebiasaan kalo udah lama ga ketemu jadi kaku semua. Pake acara musuhan di tempat umum lagi. Aneh-aneh aja kalian tuh."

"Lagian..." sela Cherryl.

"Udah Ryl, malah dibahas lagi." sahut Sebastian lalu menghela napas.

"Lanjut aja kalian ya, Kakak ngantuk." sela Farrel yang sudah menguap sejak tadi, pria berbahu lebar itu beranjak masuk ke dalam kamarnya di lantai dua.

"Masih kesel tau, gue lagi pengen cheese cake eh jatoh gitu aja. Udah tadi pagi toples kue yang dikasih lo dijatuhin sama Ang'ga. Pokoknya kesel!" curhat Cherryl dengan muka melas tepat setelah Farrel pergi.

"Yaelah iya maaf deh. Kapan-kapan gue beliin lagi." jawab Sebastian.

"Toplesnya?"

"Iya sama cheese cakenya juga sekalian. Yang banyak." jawab Sebastian cepat, membuat Cherryl merekahkan senyumannya.

"Janji ya?"

Sebastian mengangguk, "Tapi besok temenin gue di kelas."

"Maksudnya?" tanya cewek itu bingung.

"Gue pindah sekolah ke sini. Bareng ama lo." jawab Sebastian santai.

"Apa?! Ya gila aja gue nemenin lo di kelas yang isinya kakel-kakel itu? Mau ditaro mana muka gue?!" protes Cherryl yang malah ribut duluan, Sebastian kembali menghela napas kasar.

"Ya gak gitu, intinya lo di sekolah sama gue aja jangan kemana-mana." jawabnya.

"Loh ada Cherryl??"

Baru saja cewek yang gemar memakan kue itu membuka mulut untuk menjawab pernyataan yang diajukan Sebastian, datangnya ayah Tony membuat dia langsung berdiri dan bersalaman dengan pria paruh baya itu.

"Eh Ayah...Apa kabar??" sapanya.

"Baik, baik. Oh kamu sudah ketemu Bastian, pasti kangen, ya?" goda ayah Tony lalu tersenyum.

Cherryl menggeleng cepat, "Ih apasih Yah, tadi kebetulan diajakin Kak Deva makannya Erryl kemari. Gataunya ada Sebby juga." jawabnya.

"Haha iya iya, kalian lanjut dulu ngobrolnya ya. Ayah mau istirahat ini tadi pagi baru pulang soalnya." ujar Ayah Tony lalu melenggang pergi setelah Cherryl mengangguk.

"Jangan manggil Sebby, ah. Geli gue dengernya. Babas kek apa kek." protes Sebastian tak terima.

Cherryl menjulurkan lidahnya untuk mengejek Sebastian, "Biarin aja, wlee~"

.

.

.

.

.

🍪Cookie Jar🍪

.

.

.

.

.

"Cherryl pulang!" seru Cherryl saat masuk ke dalam rumahnya bersama Sebastian.

"Loh kok nggak telfon Abang?" tanya Anggara yang menghampiri mereka, diikuti bunda Sena dan Irina.

"Gapapa, Bang. Sekalian jalan-jalan." sahut Sebastian.

"Lohhhh ini Babas? Ya Tuhan Bas, kamu kok ganteng banget." kata bunda Sena ribut, beliau langsung memeluk Sebastian.

"Ehehe, iya dong Bun. Masa jelek terus." jawabnya.

"Eh bocah dah gede aja." timpal Irina saat Sebastian menyalaminya.

"Emangnya Cherryl, ga besar-besar." ejek Sebastian yang langsung ditepuk oleh si cewek.

"Sembarangan kalo ngomong."

"Udah ayo kita makan malem, ini bunda sama Rina udah masak." ajak bunda Sena lalu mengajak mereka semua ke ruang makan. Ayah Sam belum pulang dari kantor, jadi hanya mereka saja.

"Kamu cuma liburan aja atau netap di sini, Bas?" tanya bunda Sena seraya membagikan piring dan peralatan makan.

"Netap di sini, Bun. Soalnya Ayah juga udah nggak terlalu sibuk di sana, jadi bisa sering pulang. Kayaknya Bang Deva yang bakal pulang-pergi buat ikut Ayah." jawab Sebastian.

"Loh sayang dong, tinggal satu tahun setengah lagi lo lulus." timpal Irina.

"Terlanjur diurus semua, Kak. Besok udah bisa masuk sekolah. Bareng Erryl." jawabnya.

"Ohh satu sekolah sama Cherryl. Iya iya..." kata Irina seraya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Gimana tinggal di NYC? Punya temen cecan boleh lah kenalin ke gue." ujar Angga yang langsung dihadiahi tawa oleh yang lain.

"Cewek terus, laku kaga." ejek Irina.

"Enak aja, gue bukan ga laku. Cuma sedang ingin menikmati kesendirian aja." jawabnya.

"Bisanya ngeles terus lo, Bang." sahut Cherryl.

"Tenang aja, Bang. Nanti gue kenalin." kata Sebastian, Angga hanya mengacungkan ibu jarinya pada cowok itu sebagai tanggapan.

"Kalo Sebastian sendiri, sudah punya pacar belum?" tanya bunda Sena.

Sebastian menggaruk pelan tengkuknya yang sebenarnya tak gatal, "Belum, Bun. Soalnya Ayah selalu nggak setuju kalau Babas kenalkan sama cewek. Sebenarnya dibolehkan cuma Ayah harus setuju dulu."

Bunda Sena mengangguk, "Bagus kalau begitu, hitung-hitung biar fokus sekolah dan nyari yang benar-benar pas sama kamu dan orang tua. Kayak Cherryl juga, belum boleh pacar-pacaran dulu."

"Iya, Bun. Iya. Enak kalau kayak Karin, sudah dapat cowok semacam Bang Alex yang jadi model majalah-majalah ternama. Ganteng dan baik pula." kata Cherryl dengan bibir manyun.

"Kalau Kakak kan memang sudah besar, Ryl. Masa disama-samakan. Nanti kalau Erryl sudah besar pasti bisa mencari yang lebih baik, kok." balas Irina.

"Yaelah, Ryl. Makan ice cream masih belepotan aja sok-sokan mikirin kriteria cowok." ujar Angga.

"Serius, Bang?" tanya Sebastian dengan wajah menahan tawa.

"Hooh, tanya deh sama Bunda. Yakan, Bun?"

Bunda Sena mengangguk kecil, membuat Cherryl semakin menekuk wajahnya, "Gini-gini banyak yang suka sama Erryl ya, Bang!" katanya.

Makan malam mereka pun berlanjut dengan topik-topik seputar kehidupan Sebastian selama tinggal di negri luar, diiringi gelak tawa dan bercandaan yang dilontarkan oleh Anggara.

.

.

.

.

.

TBC.

Terpopuler

Comments

w.u.l.a.n

w.u.l.a.n

menarik, semangat thor

2020-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 #1 Tamu Kejutan
3 #2 Ternyata..
4 #3 Teman Cherryl
5 #4 Kebingungan
6 #5 Batal
7 #6 Phobia
8 #7 Bocil Kesayangan
9 #8 Adeknya Babas
10 #9 Holy Pulang
11 #10 Babas Jahil
12 #11 Poor Lily
13 #12 Camping
14 #13 Jurit Malam
15 #14 Sayang Cherryl
16 #15 Outbound
17 #16 Jealous?
18 #17 Calonnya Anggara
19 #18 Kunjungan dari New York
20 #19 Hari Buruk Cherryl
21 #20 Curcol Sama Bunda
22 #21 Baikkan
23 #22 Permintaan Maaf
24 #23 Perasaan?
25 #24 Hiking
26 #25 Kunjungan Berakhir
27 #26 Teman Baru
28 #27 Konfirmasi
29 #28. Blushing
30 #29 Kompor
31 #30 Rumah Babas
32 #31 Pacar Sebastian?
33 #32 Kepikiran
34 #33 Pengakuan
35 #34 Jadian?
36 #35 Gladi
37 #36 Tujuh Belas Agustus
38 #37 Lomba Bagian Satu
39 #38 Lomba Bagian Dua
40 #39 Hari Yang Melelahkan
41 #40 Tukang Gombal
42 #41 Undangan KKR
43 #42 Pandangan Pertama
44 #43 Devin Galau
45 #44 Cerita
46 #45 Lomba Tari
47 #46 Minta Restu
48 #47 Tentang Sebastian
49 #48 Kakak Devin
50 #49 Kacau
51 #50 Dukungan dari Farrel
52 #51 Kesempatan
53 #52 Membaik
54 #53 Devin Keceplosan
55 #54 Support System
56 #54 Salah Paham
57 #56 Ungkapan Hati
58 #57 Hari Lomba
59 #58 Kebetulan?
60 #59 Ketemu
61 #60 Heran
62 #61 HARI H
63 #62 Dansa
64 #63 Peringatan
65 #64 Chelsea Berkunjung
66 #65 Hari Pertama Liburan
67 #66 Mini Zoo Bagian Satu
68 #67 Mini Zoo Bagian Dua
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Prologue
2
#1 Tamu Kejutan
3
#2 Ternyata..
4
#3 Teman Cherryl
5
#4 Kebingungan
6
#5 Batal
7
#6 Phobia
8
#7 Bocil Kesayangan
9
#8 Adeknya Babas
10
#9 Holy Pulang
11
#10 Babas Jahil
12
#11 Poor Lily
13
#12 Camping
14
#13 Jurit Malam
15
#14 Sayang Cherryl
16
#15 Outbound
17
#16 Jealous?
18
#17 Calonnya Anggara
19
#18 Kunjungan dari New York
20
#19 Hari Buruk Cherryl
21
#20 Curcol Sama Bunda
22
#21 Baikkan
23
#22 Permintaan Maaf
24
#23 Perasaan?
25
#24 Hiking
26
#25 Kunjungan Berakhir
27
#26 Teman Baru
28
#27 Konfirmasi
29
#28. Blushing
30
#29 Kompor
31
#30 Rumah Babas
32
#31 Pacar Sebastian?
33
#32 Kepikiran
34
#33 Pengakuan
35
#34 Jadian?
36
#35 Gladi
37
#36 Tujuh Belas Agustus
38
#37 Lomba Bagian Satu
39
#38 Lomba Bagian Dua
40
#39 Hari Yang Melelahkan
41
#40 Tukang Gombal
42
#41 Undangan KKR
43
#42 Pandangan Pertama
44
#43 Devin Galau
45
#44 Cerita
46
#45 Lomba Tari
47
#46 Minta Restu
48
#47 Tentang Sebastian
49
#48 Kakak Devin
50
#49 Kacau
51
#50 Dukungan dari Farrel
52
#51 Kesempatan
53
#52 Membaik
54
#53 Devin Keceplosan
55
#54 Support System
56
#54 Salah Paham
57
#56 Ungkapan Hati
58
#57 Hari Lomba
59
#58 Kebetulan?
60
#59 Ketemu
61
#60 Heran
62
#61 HARI H
63
#62 Dansa
64
#63 Peringatan
65
#64 Chelsea Berkunjung
66
#65 Hari Pertama Liburan
67
#66 Mini Zoo Bagian Satu
68
#67 Mini Zoo Bagian Dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!