Cookie Jar

Cookie Jar

Prologue

Cherryl mulai merajuk tatkala melihat toples kue kesayangannya sudah nggak berbentuk, menjadi kepingan beling di atas lantai ruang tamu tempat ia dan abangnya berdiri. Mata bulatnya memerah dan pandangannya mulai buram. Cewek itu akan segera menangis.

"Abanggg!!!" teriaknya lalu menghentak-hentakan kakinya kesal.

"Jangan nangis deh, udah besar." jawab Anggara tanpa rasa bersalah.

Melihat abangnya itu Cherryl menggeram, bibirnya sudah maju-maju dengan wajah yang nggak karuan, "Erryl gamau tau! Abang harus betulin lagi!" katanya.

"Ya Tuhan, Ryl. Itu toples juga udah lama banget, emang udah waktunya rusak. Nanti gue beliin lagi deh," bujuk Angga sambil duduk di sofa.

Cherryl semakin naik pitam. Bagaimana cewek itu nggak menangis? Itu kan toples kue kesayangan dia sejak umur lima tahun hingga sekarang. Dan seenak jidatnya saja abangnya berkata seperti itu, memang biadab.

'Untung Abang!!'

"Erryl aduin ke Karin nih! KA-mmphhhh...ABANG LEPASIN IH TANGAN LO BAU!!" teriak Cherryl pas abangnya menyumpal mulut dia pake tangan.

"Dasar tukang adu lo! Yaudah si pesen online aja nanti gue yang bayar." sergah Angga.

"Gamaauuuuuuuuuu.....Abang betulin lagi!!" rajuk Cherryl sambil menarik-narik lengan kaos Angga.

"Gabisa, Ryl. Udah ancur begitu."

Cherryl menepuk lengan abangnya keras lalu mendengus. "Dasar!"

"Dek, apasih ribut-ribut terus?" tanya Irina yang baru saja keluar dari kamar, cewek itu terlihat rapi sambil menenteng tas tangannya.

Cherryl manyun, cewek itu berdiri lalu mendekati kakaknya, "Karinnnn, toples akuuu.." rengeknya pada Irina dengan muka melas.

Irina menatap Anggara tajam saat melihat pecahan beling di lantai, "Angga, bisa gak sih ga buat masalah satu hari aja? Lo itu ya....Untung Bunda sama Ayah lagi pergi." katanya.

"Kok gue lagi sih Rin? Itu toples kan emang udah lama. Lagian tinggal beli lagi susah amat," jawab Angga santai.

Irina menghela nafas pelan lalu menatap Cherryl yang masih sesenggukan, "Yaudah Erryl jangan nangis. Ikut Karin yuk jalan-jalan? Erryl bisa beli toples yang banyak. Gimana?" bujuk Irina sambil menyeka air mata sang adik bungsu.

Si bungsu mengangguk pelan walaupun nafasnya masih putus-putus.

"Sekarang, ganti baju." kata Irina

Cherryl langsung masuk ke dalam kamarnya, sedangkan di waktu bersamaan Irina menatap Angga kesal.

"Lo kan udah tau Cherryl gimana. Masih aja begitu, Bego." katanya lalu duduk di sebelah adiknya.

"Ya salah sendiri kalian pada ngedidik dia jadi manja begitu, apa-apa diikutin." balas Angga.

"Mau gimana lagi, Ngga. Ayah sama Bunda udah terlanjur biarin dia kayak gitu. Lo juga dulu ga jauh beda sama dia, udalah." kata Irina lalu menoyor kepala Angga yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Jangan duduk aja, Udin. Beresin tuh beling!" perintah Irina.

"Iya Nyai, bawel lo." akhirnya Angga bergerak dari tempatnya untuk ngambil sapu dan bersihin kekacauan yang dia buat tadi.

"Karinnnn." panggil Cherryl saat keluar dari kamarnya.

"Ayo berangkat," kata Irina terus narik tangan adiknya ke pintu keluar.

"ANGGA, JAGA RUMAH! AWAS KELUYURAN LO!" teriak Irina saat cewek itu udah masuk ke dalam mobil bareng Cherryl.

Irina langsung tancap gas dan meninggalkan rumah. Di jalan, Cherryl hanya diam sambil natap ke luar jendela padahal biasanya ya gitu, nyerocos terus kayak tukang lelang. Tapi gapapalah, telinga Irina jadi nggak pengang untuk sementara.

"Turun, Dek. Udah sampek nih,"

Dengan setengah hati Cherryl membuka sabuk pengamannya lalu turun, mukanya masih tertekuk kusut kayak benang pancingan. Tanpa nunggu kakaknya, cewek itu langsung nyelonong masuk ke dalam toko terus nyamperin tempat aksesoris.

"Eh Cherryl, nyari apa nih? Tumben sendiri aja, biasanya diikutin sama abang lo yang ganteng itu." ucap salah satu pelayan yang sudah cukup dekat dengan Cherryl karena memang toko ini sudah menjadi langganan cewek itu.

"Ang'ga? Ganteng? Amit-amit jabang bayi. Najong tralala." kata Cherryl sewot.

"Ye buset, abang lo sendiri juga." jawab Naya.

"Lo aja gatau dia kek gimana di rumah, kesel gue." ujar Cherryl sambil memilih-milih toples beraneka warna dan bentuk yang terpajang di depannya.

"Iya deh iya, btw lo nyari toples buat apaan? Stok kue lo kebanyakan?" tanya Naya sedikit bergurau.

Cherryl mengambil salah satu toples berwarna pink dengan hiasan Hello Kitty, ia menatap benda itu lalu menatap Naya, "Toples kue kesayangan gue udah tiada, sedih gue. Bang Angga ngeselin tau!" katanya.

"Wush, gue gamau ikut campur deh." kata Naya menyerah, cewek bermata sipit itu pamit sebentar pada Cherryl untuk melayani pelanggan lainnya.

"Ini deh ya kayaknya, lucu.." monolog Cherryl sambil mengamati toples yang dia pegang tadi, apalagi warna merah muda dan Hello Kitty adalah kesukaannya.

Baru saja Cherryl melangkah untuk mencari toples lain, Irina sudah manggil dia buat ngajak beli kue tart dan cookies. Karena tidak mau ribet, cewek itu nyimpan balik toplesnya terus nyamperin Irina.

'Ah kan bisa balik lagi buat beli toples.' begitu pikirnya.

Irina mengajak si bungsu untuk memilih-milih cake yang di pajang dengan berbagai bentuk, warna dan varian rasa. Itu benar-benar menggugah selera Cherryl. Cewek manis itu menunjuk cheese cake dan strawberry short cake untuknya sedangkan Irina membeli tiramisu cake dan chocolate lava untuk Angga.

Setelah itu, Cherryl memutuskan untuk membeli beberapa kue untuk menambah stok kuenya di rumah. Biasalah, camilan wajib untuk seorang Cherryl Imannuela. Irina sudah membawa cake miliknya dan Angga ke dalam mobil, membiarkan sang adik membeli kue sendiri. Tapi saat Cherryl menenteng paper bag berisi cake dan kue yang ia beli ke arah tempat aksesoris untuk membeli toples kue, seorang cowok nggak sengaja menabraknya hingga cake yang ia pegang jatuh dan mungkin sudah tak berbentuk di dalam sana.

"E-eh!"

"Kalo jalan pake mata dong, Mbak!" kata cowok itu.

Cherryl langsung mengurungkan niat awalnya untuk bicara sopan, enak saja dia yang di salahkan. Yang menabrak kan cowok itu, kenapa Cherryl yang dimarahi?

"Jalan ya pake kaki, Bego. Ini cake gue gimana woy?! Tanggung jawab ah gamau tau!" pekik Cherryl sambil mengambil papper bagnya yang jatuh.

"Yang salah lo, kok gue tanggung jawab? Ogah!" kata cowok itu dengan tampang sok.

'Gaboleh berkata kasar ya Erryl...' batin gadis itu, mencoba untuk meredam emosinya.

"Apasih! Jelas-jelas lo yang salah kok malah lo yang marah?! Tanggung jawab lo!" kata Cherryl dengan tampang bengis, tak mau kalah.

"Ye ngeyel aja Mbaknya, udahlah gue buru-buru. Ingat, jalan pake mata!" kata cowok itu terus pergi begitu aja bikin Cherryl kesal setengah mati.

'Ngeselinnnnnn!'

"Apaan sih ada cowok kayak dia? Ck! Ke laut aja deh! Ogah gue ketemu dia lagi." sumpah serapah lain yang Cherryl tujukan untuk cowok tadi terus terdengar, benar-benar hari yang sial untuknya.

Karena kepalanya sudah panas, cewek itu memilih untuk langsung balik ke mobil. Dia sudah capek, capek badan sama hati. Kesal sekali.

"Lohhhh mukanya kenapa?" tanya Irina bingung.

"Udah deh Kak jangan banyak tanya, ayo pulang!" ketus Cherryl dengan wajah tertekuk, persis seperti tadi.

Irina yang sudah hafal dengan tabiat adiknya hanya menurut, cewek itu segera menyalakan mobil lalu membawa dirinya dan si bungsu kembali ke rumah. Tak terasa sudah lebih dari satu jam mereka berada di toko. Awalnya Irina berencana untuk mengajak Cherryl ke mal, tapi...Ah sudahlah.

.

.

.

.

.

🍪Cookie Jar🍪

.

.

.

.

.

"Loh, kok mukanya kusut? Bukannya senang habis jalan-jalan sama Karin?" tanya Bunda Sena saat melihat air muka puteri bungsunya yang keruh.

"Bun, ih kesel!" kata Cherryl terus nyimpan papper bag yang ia bawa ke atas meja.

"Rina, kamu apakan adik kamu kok mukanya jadi jelek begini?" tanya Ayah Sam meledek Cherryl lalu tertawa.

"Ih Ayah!"

"Masih kesal ya, toplesnya di rusak sama Angga?" tanya Irina.

"Toples kesayangan Erryl, Rin?" sahut Bunda Sena.

"Iya, Bun. Tadi Angga jatuhin toplesnya Cherryl sampek rusak. Nangis deh," jelas Irina.

Ayah Sam mendelik, "Mana si Angga itu? Buat masalah terus. Kasihan kan Cherryl," katanya.

"Iya Yah, marahi saja. Dia juga ga merasa bersalah banget." timpal Irina lagi.

"Angga ada di kamarnya tuh, Yah." sahut Bunda Sena.

"Engga, Ayah! Ang'ga sudah minta maaf sama Erryl kok. Erryl ga marah lagi sama Abang. Ayah jangan marahin Abang ya..." sela Cherryl buru-buru membela sang kakak.

Begitu-begitu juga Cherryl sayang Angga, sayangggggg banget!

"Tumben lo belain Angga, Dek." sahut Irina.

"Kan Erryl sayang Abang..." kata Cherryl.

"Eh iya deh iya, Ayah ngga marahin Angga 'kan?" tanya Bunda Sena lalu Ayah Sam mengangguk sambil tertawa.

Cewek itu mendengus, sebenarnya Cherryl ingin berubah, nggak mau dimanja. Ingin lebih dewasa karena malu pada teman-teman sekolahnya. Juga biar ngga di ledek Angga lagi. Tapi sulit, ayah bunda selalu perlakukan Cherryl seperti anak kecil. Padahal Cherryl ingin mandiri. Pusing.

"Yaudah nih katanya sayang Angga, kasih gih cakenya." suruh Irina ke Cherryl sambil nyodorin satu papper bag.

"Yah Karin...Yaudah sini," kata Cherryl sembari mengambil pemberian Irina. Dia langsung cus ke kamar sang kakak yang ternyata lagi molor sama bantal guling kesayangannya.

"ANG'GA!" teriak Cherryl, sedangkan Angga hanya mengelus-elus telinganya tanpa terbangun.

"Abang ih! Ini ada *chocolate l*ava kesukaan Abang! Bangun, kebo!" kata Cherryl terus narik-narik tangan abangnya.

"Abang gantenggg...Bangun dong!"

"Hmm..." Sahut Angga pelan.

"Ya Tuhan, kebo banget!"

Cherryl menyerah, cewek itu langsung bawa papper bag itu keluar dari kamar sang abang lalu menyimpannya di dalam lemari es. Pas dia jalan ke ruang keluarga, bunda berteriak.

"Rin! Bukakan pintu, ada tamu!" katanya, si bungsu yang penasaran langsung menghampiri bundanya itu.

"Ada siapa? Karin gaada nih, Bun." tanyanya.

"Mana Bunda tau? Sudah kamu aja yang buka pintunya. Bunda lagi buat kopi untuk Ayah." jawab bunda seraya mengaduk kopi yang beliau buat.

"Lah, yaudah deh Bun sebentar." kata Cherryl terus jalan ke pintu keluar.

"Jangan lupa dibuatkan minum tamunya, Dek." kata bunda.

Cherryl mengangguk-angguk lalu berjalan ke arah pintu keluar. Bel masih berbunyi beberapa kali.

"IYA IYA SEBENTAR!" teriak Cherryl mulai kesal.

'Nggak sabaran banget sih!'

Cewek itu langsung ngebuka pintu, netranya menangkap sesosok cowok yang lagi berdiri di depannya. Mata bulat Cherryl seakan ingin lepas dari tempat sekarang.

"LOH?!

.

.

.

.

.

TBC.

Terpopuler

Comments

Ayunda Fadillah

Ayunda Fadillah

jadi pingin cake-nya😋

2023-04-05

0

Ayunda Fadillah

Ayunda Fadillah

ihhh bayangin aja udah emesss bett

2023-04-05

0

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

like mendarat...mari qt slg dukung sampai eps.terakhir.
di tgu feedback-nya di novelku

the Thunder's love
cinta rasa covid-19

2021-02-26

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 #1 Tamu Kejutan
3 #2 Ternyata..
4 #3 Teman Cherryl
5 #4 Kebingungan
6 #5 Batal
7 #6 Phobia
8 #7 Bocil Kesayangan
9 #8 Adeknya Babas
10 #9 Holy Pulang
11 #10 Babas Jahil
12 #11 Poor Lily
13 #12 Camping
14 #13 Jurit Malam
15 #14 Sayang Cherryl
16 #15 Outbound
17 #16 Jealous?
18 #17 Calonnya Anggara
19 #18 Kunjungan dari New York
20 #19 Hari Buruk Cherryl
21 #20 Curcol Sama Bunda
22 #21 Baikkan
23 #22 Permintaan Maaf
24 #23 Perasaan?
25 #24 Hiking
26 #25 Kunjungan Berakhir
27 #26 Teman Baru
28 #27 Konfirmasi
29 #28. Blushing
30 #29 Kompor
31 #30 Rumah Babas
32 #31 Pacar Sebastian?
33 #32 Kepikiran
34 #33 Pengakuan
35 #34 Jadian?
36 #35 Gladi
37 #36 Tujuh Belas Agustus
38 #37 Lomba Bagian Satu
39 #38 Lomba Bagian Dua
40 #39 Hari Yang Melelahkan
41 #40 Tukang Gombal
42 #41 Undangan KKR
43 #42 Pandangan Pertama
44 #43 Devin Galau
45 #44 Cerita
46 #45 Lomba Tari
47 #46 Minta Restu
48 #47 Tentang Sebastian
49 #48 Kakak Devin
50 #49 Kacau
51 #50 Dukungan dari Farrel
52 #51 Kesempatan
53 #52 Membaik
54 #53 Devin Keceplosan
55 #54 Support System
56 #54 Salah Paham
57 #56 Ungkapan Hati
58 #57 Hari Lomba
59 #58 Kebetulan?
60 #59 Ketemu
61 #60 Heran
62 #61 HARI H
63 #62 Dansa
64 #63 Peringatan
65 #64 Chelsea Berkunjung
66 #65 Hari Pertama Liburan
67 #66 Mini Zoo Bagian Satu
68 #67 Mini Zoo Bagian Dua
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Prologue
2
#1 Tamu Kejutan
3
#2 Ternyata..
4
#3 Teman Cherryl
5
#4 Kebingungan
6
#5 Batal
7
#6 Phobia
8
#7 Bocil Kesayangan
9
#8 Adeknya Babas
10
#9 Holy Pulang
11
#10 Babas Jahil
12
#11 Poor Lily
13
#12 Camping
14
#13 Jurit Malam
15
#14 Sayang Cherryl
16
#15 Outbound
17
#16 Jealous?
18
#17 Calonnya Anggara
19
#18 Kunjungan dari New York
20
#19 Hari Buruk Cherryl
21
#20 Curcol Sama Bunda
22
#21 Baikkan
23
#22 Permintaan Maaf
24
#23 Perasaan?
25
#24 Hiking
26
#25 Kunjungan Berakhir
27
#26 Teman Baru
28
#27 Konfirmasi
29
#28. Blushing
30
#29 Kompor
31
#30 Rumah Babas
32
#31 Pacar Sebastian?
33
#32 Kepikiran
34
#33 Pengakuan
35
#34 Jadian?
36
#35 Gladi
37
#36 Tujuh Belas Agustus
38
#37 Lomba Bagian Satu
39
#38 Lomba Bagian Dua
40
#39 Hari Yang Melelahkan
41
#40 Tukang Gombal
42
#41 Undangan KKR
43
#42 Pandangan Pertama
44
#43 Devin Galau
45
#44 Cerita
46
#45 Lomba Tari
47
#46 Minta Restu
48
#47 Tentang Sebastian
49
#48 Kakak Devin
50
#49 Kacau
51
#50 Dukungan dari Farrel
52
#51 Kesempatan
53
#52 Membaik
54
#53 Devin Keceplosan
55
#54 Support System
56
#54 Salah Paham
57
#56 Ungkapan Hati
58
#57 Hari Lomba
59
#58 Kebetulan?
60
#59 Ketemu
61
#60 Heran
62
#61 HARI H
63
#62 Dansa
64
#63 Peringatan
65
#64 Chelsea Berkunjung
66
#65 Hari Pertama Liburan
67
#66 Mini Zoo Bagian Satu
68
#67 Mini Zoo Bagian Dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!