"Ehem... " deheman mas Pram membuat Aldo dan Prima terkejut hingga mereka melepas pelukan
"Eh, yaudah mas. Saya mau latihan, materinya apa?" tanya Prima
"Hari ini ada acara nggak?" tanya mas Pram
"Nggak mas" jawab Prima
"Jogging 30 menit, push up 100x, sit up 100x, back up 100x sama pull up 50x. Speed tendangan 30 detik. Sit wall 10 set 1 menit" jawab mas Pram
"Mas, sit wall nya gak bisa kurang ya?" tanya Prima dengan wajah memelas "kurangi ya mas, 5 aja"
"Gak bisa, 10 ya 10. Gak usah cari-cari alesan. Lihat, udah lama gak latihan fisik kamu jadi buruk gini" ujar mas Pram
"Lah mas mas... " kesal Prima
"Kalo ngeluh, tambah ya" ucap mas Pram
"Udah gak usah, makasih mas" jawab Prima dengan tersenyum "Prima mulai materi ya mas"
"Prim..." panggil Aldo
"Ya mas" kaget Prima
"Bulan depan ikut pertandingan gak?" tanya Aldo "lumayan Prim, nasional"
"Hmmm, gimana ya mas. Bukannya gak mau, tapi kan Prima ada kuliah trus uangnya juga belum siap" jelas Prima
"Coba kamu sesuaiin jadwal sama minta rekom ke kampus, siapa tau kasih ijin sama kasih uang transportasi" ucap Aldo
"Ntar Prima pikir ya mas" jawab Prima
Prima berjalan keluar dan disusul Aldo. Selagi berjalan mereka mengobrol.
"Kamu kalo main, main apa dek?" tanya Aldo
"Hmm.. Kayaknya kalo bisa sih, main kelas A mas. Maksa aja" ujar Prima
"Loh, bukannya kamu kelas B?" tanya Aldo
"Pengennya kelas A. Lagian turunin BB 2 kilo gampang kok, kalo mahasiswa main kelas B, berat mas. Enak kelas A, lawannya cuma BB 45-50kg aja. Kalo kelas B kan BB 51-55kg" jelas Prima
"Yaudah, terserah kamu. Kalo gitu siapin jauh-jauh hari" ujar Aldo sambil menepuk pundak Prima "mas seneng kalo kamu ikut main"
"Hehe, iya mas. Prima usahain kok" ujar Prima
Seperti biasa, Prima berlatih hingga bercucuran keringat. Setelah selesai, Prima pulang pukul 20.00 PM.
"Gak pengen dianter Prim?" tanya Aldo
"Nggak mas, lagian biasanya Prima juga pulang sendiri" jelas Prima
"Hati-hati ya" ujar Aldo
"Iya mas. Salam buat Om Pram" jawab Prima
"Lah manggilnya om lagi haha" tawa Aldo
"Kan diluar latian, jadi ya om lah. Om Pram terlalu tua kalo dipanggil mas hahahaha" tawa Prima
"Hahahaha bisa aja kamu, udah sana pulang" ucap Aldo
"Iya kak" jawab Prima
Prima bergegas pulang sebelum hari semakin larut. Sesampainya dirumah, Prima dikejutkan dengan kondisi rumahnya.
********
Di Rumah Prima
"Lho mah, kok ini pada dipakein dekor. Ada apa?" tanya Prima
"Kamu cepetan tidur, besok nikah. Ga baik tidur malem-malem" ujar mama
"Loh ma. Kok dadakan gini, Prima gak mau" kesal Prima
"Kamu mau permaluin keluarga kita hah? Udah diem, masuk trus tidur" bentak mama
"Hmm... " jawab Prima sambil menunduk
Prima masuk kamarnya dengan perasaan kacau balau. Dunianya yang indah sebentar lagi akan berubah, kebebasan yang luas akan hilang. Akhirnya Prima lebih memilih chat Joo untuk menenangkan pikirannya.
Me
woyy
Joo Jelek
apa sayang?
Me
sayang palalu, temenin gua melek
Joo Jelek
lo yang melek, ngapa gua yang temenin. Ogah gua
Me
yaudah, kalo gamau besok gak usah ketemu
Joo Jelek
galak amat, canda kali Prim. Paan, gak usah bohong. Ada masalah apaan lu?
Me
gue...
Joo Jelek
buruan, gue super kepo sumpah
Me
besok gue nikah
Joo Jelek
what!!!
Drtt... Drtt... Drtt...
"Baru aja dibilangin, udah telfon aja ni anak" ujar Prima
Prima mengangkat telfon Joo.
Prima : "Halo"
Joo : "Prim, lo bercanda kan. Gak, gak mungkin. Lo pasti prank doang. Jangan kayak gitu lah Prim"
Prima : "Woy, pelan-pelan kalo ngomong. Bisa budek ni telinga"
Joo : "Ya sorry, makanya jelasin"
Prima : "Ya mana gue tau, balik latian tiba-tiba aja udah disuruh tidur katanya besok nikah"
Joo : "Lah, suara lu ngapa kedengeran santai gini"
Prima : "Ya karena cuma ini yang bisa gue lakuin buat keluarga gue Joo. Gue mohon ke lu, besok dateng ya. Gue bakal share loc besok"
Joo : "Tapi... "
Prima : "Ok makasih, gue tidur duluan. bye"
Joo : "Bangke lu"
Kapan lo nyadarin perasaan gue ini Prim. Sekarang bahkan dengan mudahnya lo undang gue ke pernikahan lo - Batin Joo
*********
Wediing Day
Terlihat sebuah gedung mewah dengan dekorasi serba putih. Prima dibuat takjub dengan gedung itu. Perlahan Prima melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam gedung dengan pakaian pernikahan yang sangat indah.
Hari itu Prima benar-benar cantik. Gaun pengantin putih, kalung berlian yang indah, tatanan rambut yang rapi dan bergelombang serta membawa buket bunga mawar putih. Devan juga sangat tampan dan tampak sangat serasi dengan tuxedo hitamnya.
Setelah lama acara, acara inti pun juga selesai. Tinggal menjamu para tamu dan menerima ucapan dari para tamu. Kaki Prima mulai pegal karena tidak terbiasa menggunakan high heels.
"Ya ampun, tahan ya kaki" ucap Prima sambil menggerakkan kakinya "bentar lagii... "
"Kamu kenapa?" tanya Devan
"Boleh duduk?" tanya Prima
"Serah" jawab cuek Devan
"Bukan disini, tapi disana (menunjuk kursi VVIP)" ujar Prima
"Terserah, penting jaga image. Jangan sampe lo ngrusak citra gue" ujar Devan
"Ga bakal dan ga minat" jawab Prima
Prima bergegas untuk duduk, lalu melepaskan salah satu sepatunya. Tanpa sadar ada seorang pria yang membantunya melepas sepatunya.
"Pantes sakit, ternyata lecet. Eh siap.. " ucap Prima tergantung "Joo.."
"Happy wedding sayang" ucap Joo terpaksa
"Ya ampun, gue gak nyangka lo beneran dateng" ucap Prima sambil memeluk Joo
Devan yang melihatnya benar-benar tidak suka dan entah mengapa sangat membenci hal yang dilihatnya. Devan yang selesai menyalami para tamu bergegas menuju Prima.
"Ngapain aja sayang?" tanya Devan
"Eh?" kaget Prima
"Kalo kamu capek, ayo kita pulang saja jangan disini. Oh ini siapa sayang?" tanya Devan
Gila ni orang, tadi cueknya kayak panci datar terus. Sekarang malah kayak gini - Batin Prima
"Saya Joo, teman dekat Prima" ucap Joo sambil mengajukan tangan
"Saya Devan, suami sah Prima" ujar Devan sambil menekankan kata-katanya dan menjabat tangan Joo.
Prima hanya diam dan bingung melihat mereka berdua yang terlihat saling menatap sadis.
"Eh, yaudah. Mau ngapain sekarang?" tanya Prima
"Kita pulang ya, aku capek. Kamu pasti juga capek" ujar Devan
Merasa kalau Devan dan Joo akan bertengkar, Prima langsung memikirkan cara agar mereka berpisah.
"Eh, anu yaudah. Ayo suami, kita pulang" ajak Prima
"Yuk" jawab Devan
Jleebb....
Kata 'SUAMI' yang diucapkan Prima benar-benar menusuk hati Joo. Seketika hati Joo remuk dan hancur tak karu-karuan.
"Gue balik duluan Joo. See you in campus" ujar Prima
Gak perduli lo udah nikah atau belum, gue bakal tunggu lo sampe kapanpun Prim - Batin Joo
**********
Di Rumah Ortu Devan
"Hari ini kita nginep disini dulu, besok baru keapartemenku. Dan jangan ngarep perlakuan manis kaya tadi saat kita hanya berdua. Itu semua cuma drama" jelas Devan
"Iya-iya, santai. Gue juga gak minat kelakuan kayak tadi. Kesannya malah gue kayak cewek manja, jijik gue" ujar Prima cuek
"Huh" kesal Devan
"Kejutan... " sorak anggota keluarga Devan
"Astaga" kaget Prima
"Hai kakak ipar, aku Zalfa. Adik sepepu kak Devan yang paaaaaling cantik" ujar Zalfa
"Oh, aku Prima" ujar Prima
"Kak Devan, kak Devan kan pengantin baru. Kalo kak Devan beneran cowok. Coba berani gak gendong kak Prima ala bridal style sampe kamar? Berani? Kamarnya dilantai 2 loh kak" ujar Zalfa
"Tapi kayaknya Devan gak mau deh Fa" ujar mama Devan
"Lah, kak Devan lemah bener jadi cowok" kompor Zalfa
"Kata siapa aku nolak. Siapa sih yang gak mau gendong istriku tercinta ini" ucap manis Devan
Bener-bener ni cowo, ganti mood kayak balikin lembar buku aja - Batin Prima
"Sini sayang" ujar Devan lalu mengangkat tubuh Prima dan menggendongnya ala bridal style
"Yuhu... semangat kak" teriak Zalfa
"Kayaknya Devan berubah" ujar mama Devan
"Iya ma, jadi manis banget kelakuannya ke cewek. Dan kak Prima adalah cewek pertama yang diperlakukan kayak gitu sama kak Devan, eh sotoy deh" ujar Zalfa
"Semoga mereka selalu bersama sampai kapanpun" ujar mama Devan
Devan yang mulai berkeringat karena menaiki tangga satu persatu dengan menggendong Prima.
"Kalo capek turunin aja, gue gak keberatan" ujar Prima
"Udah diem" bentak Devan
"Galak juga ni cowo" gumam Prima
Devan hanya melirik sekilar kearah Prima. Sampai didepan kamar, Zalfa dan anggota keluarga lain mengikuti diam-diam lalu menguping dipintu kamar Devan.
Dari Luar...
"Aduh... sakit, pelan-pelan napa sih.. aduhh.. lembut dikit napa sih jadi cowok. Ahhh aduhh" keluh Prima
"Diem, nikmatin aja rasanya kenapa sih. Berisik tau ngga" ujar Devan
"Situ enak, sini yang sakit anj*r" keluh Prima
"Lu pikir gue nggak capek, endingnya kita sama-sama capek" ucap Devan
"Hah? Kita, gue kali. Udah capek kesakitan lagi" kesal Prima
"Udah diem. Syukuri aja napa" ucap Devan
"Aduhhh.... " keluh Prima
*****
"Kak Devan nafsu bener te, baru masuk kamar juga" tanya Zalfa
"Baru kali ini, tante taunya" ujar mama Devan
"Bener-bener, tiba-tiba Zalfa kasihan sama Kak Prima" ujar Zalfa
"Udahlah, jangan nguping. Biar mereka punya privasi" ujar mama Devan sambil senyam-senyum
"Perasaan yang ajak nguping itu tante deh" kesal Zalfa
Mendengar ada yang berisik diluar, Devan membuka pintu dann...
Gubrakk....
Zalfa, mama Devan anggota keluarga lain terjatuh karena Devan membuka pintu.
"Ngapain?" tanya Devan
Zalfa perlahan mengangkat kepala.
"Eh ahhaha, Kak Devan. Zalfa cuma lewat kok, ini mau pergi. Kita pergi ya kak dahh.. " hindar Zalfa lalu lari pergi dan diikuti anggota keluarga lain
Devan tak marah, memang dikeluarga Devan semua orang akan kepo tentang Devan apalagi jika menyangkut perempuan. Keluarganya sangat kepo dan ingin ikut campur dengan urusan Devan, terutama Zalfa dan mama Devan. Devan juga sudah terbiasa sejak kecil dengan perlakuan seperti itu.
///***///
Di Bawah
"Te, kok cepet banget? Emang mereka udah selesai? Pakaian kak Devan juga rapi bener" tanya Zalfa
"Mikir apa, masih kecil juga. Sana belajar" ujar mama Devan sambil menjitak kepala Zalfa
"Ah tante mah gak asik" kesal Zalfa
Zalfa yang kesal bergegas pergi. Mami Devan masih keheranan. Apa yang sebenarnya terjadi?
///***///
Kenyataanya
Brukk...
"Aduh... sakit, pelan-pelan napa sih.. aduhh.. lembut dikit napa sih jadi cowok. Ahhh aduhh" protes Prima sambil mengelus kepalanya
"Diem, nikmatin aja rasanya kenapa sih. Berisik tau ngga" kesal Devan sambil memegangi tangannya
"Situ enak, sini yang sakit anj*r" marah Prima
"Lu pikir gue nggak capek, endingnya kita sama-sama capek" ujar Devan sambil berkacak pinggang
"Hah? Kita, gue kali. Udah capek kesakitan lagi" ucap Prima sambil mengelus kepalanya
"Udah diem. Syukuri aja napa" protes Devan
"Aduhhh.... " keluh Prima
Saat masuk kamar, Devan sudah kelelahan. Tangannya juga pegal, ia melempar tubuh Prima keatas kasur. Karena terlalu kuat, Prima terlempar dan kepalanya terantuk kepala kasur yang keras.
Prima yang masih marah, ia berjalan menuju kamar ganti. Tapi ia tak tau dimana.
"Eh, kamar gantinya dimana?" tanya Prima
"Kamar ganti? Biasanya gue ganti disini, cuma pintunya gue kunci" goda Devan
"Gue gak tanya masalah itu, gue tanyanya dimana ruang gantinya" kesal Prima
"Ganti disini aja napa" goda Devan
"Dasar gila" kesal Prima
Menggoda Prima memberikan Devan sedikit kesenangan tersendiri. Ia merasa puas jika bisa melihat wajah Prima yang memerah ataupun kesal.
Prima berputar-putar dikamarnya, akhirnya ia menemukan ruang ganti.
"Bener-bener deh, rumah orang kaya terlalu luas. Bisa-bisa pengen keluar dari area rumah ini harus pake ojol" gerutu Prima
Prima berusaha melepas resleting pada baju pengantinnya. Namun tangannya tidak sampai.
"Bangke, kenapa gak nyampe sih. Auto gue robek bajunya lama-lama, eh jangan lah mahal" ujar Prima "Aw.... " teriak Prima
Devan yang mendengar suara Prima langsung kaget dan membuka ruang ganti.
"Lo kenapa?" tanya Devan khawatir
"Nggak papa" jawab Prima
"Jawab nggak" ancam Devan
"Ok-ok, tangan gue kram. Ga nyampe buat buka resleting ni baju" kesal Prima sambil memegangi tangannya yang sakit
"Sini gue bantu" ucap Devan
"Udah gak usah" tolak Prima
Baru kali ini ada wanita yang menolakku, dan dia adalah istriku. Apa kata orang-orang jika tau hal ini? Bisa rusak citraku - Batin Devan
"Yaudah, nanti tidur pake baju itu aja" ucap enteng Devan sambil berbalik ingin pergi
"Eh tunggu, yaudah bantuin" ujar Prima
Prima tak punya pilihan lain, jika dirusak Devan pasti marah. Jika tidak minta bantuan Devan, Prima pasti tidur dengan baju pengantin itu.
Sreetttt...
Devan perlahan menurunkan resleting baju Prima. Langsung terekspos punggung putih bersih, mulus nan seksi milik Prima. Prima memang memiliki tubuh atletis yang sangat seksi dan berisi dibagian yang seharusnya karena Prima seorang atlet bela diri yang rutin olah raga.
Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan. Ini pertama kalinya aku tidak bisa menahan diri terhadap wanita, baru pertama kali ini aku melihat punggung seputih dan se seksi ini - Batin Devan
Pemandangan ini benar-benar membuat Devan menelan ludah. Apapun yang terjadi, Devan adalah pria normal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Fransiska Widyanti
lihat punggung mulus langsung melotot
2021-10-08
2
🐝⃞⃟𝕾𝕳 YULI HARTATI 𝕱𝖘
pada nguping kirain ena ena kali ya😂😂😂
2021-04-18
0
Suciyati Mencari LetakKebahagiaan
jangankan liat punggungnya, liat mukanya yg cantik aja siapa siiih yg kelepek²...😒😒
s joo aja naksir...
2021-03-28
0