Pesta

Hari pesta rakyat yang dinanti akhirnya tiba. Ling Xi bersiap untuk pergi bersama keluarganya. Mereka berangkat bersama dari rumah, menaiki kereta kuda masing-masing, namun sebuah kejutan datang saat mereka baru saja hendak berangkat.

Jian Li muncul. Ia memberi hormat kepada Tuan Ling Yuan (ayah Ling Xi) dan Nyonya Luo.

"Kebetulan sekali kau datang. Kami hendak pergi ke pesta rakyat untuk melihat pameran dan juga mencari beberapa barang. Ada beragam jenis dagangan di sana. Apakah kau mau ikut bersama kami?" tanya Tuan Ling Yuan.

"Saya akan ikut, Tuan. Ling Xi sudah memberi tahu saya sebelumnya."

"Baiklah kalau begitu. Sebaiknya kau naik kereta bersama Xi'er," perintah Tuan Ling Yuan, karena di keretanya sudah ada Nyonya Luo dan Xiu Ying, sedangkan di kereta Ling Xi hanya ada dia dan A Mei, pelayannya.

Jian Li mengangguk hormat, lalu bergegas masuk ke dalam kereta Ling Xi. Wanita itu terkejut. "Kenapa kau di sini? Bukankah kau punya kereta sendiri?" tanyanya heran.

"Untuk menjagamu." jawab Jian Li singkat. Ling Xi terdiam, mengalihkan pandangannya dari Jian Li. Ia memilih menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan, tidak lagi heboh atau tersipu malu seperti dulu setiap kali Jian Li melontarkan kata-kata manis. Jian Li melirik Ling Xi, merasa ada yang sedikit berbeda.

"Kau sedang tidak enak badan?"

Ling Xi menoleh. "Aku baik-baik saja." Hanya itu jawabannya. Ekspresinya datar, tidak menunjukkan amarah atau pun kebahagiaan. Semua tampak biasa-biasa saja.

"Ling Xi, sebenarnya ada yang ingin kubicarakan padamu. Tapi nanti saja, akan kuatur agar kita bisa bicara berdua."

"Bicaralah di sini saja. Sepertinya untuk beberapa hari ke depan aku akan sangat sibuk belajar."

"Kau belajar?"

"Ya. Kurasa aku perlu banyak belajar untuk diriku sendiri. Jadi, katakan saja apa yang ingin kau bicarakan?"

Jian Li melirik A Mei, merasa tidak nyaman berbicara jika ada orang lain. Ling Xi yang mengerti kecanggungan Jian Li segera bersuara, "Katakan saja, A Mei tidak akan mendengarnya. Bukankah begitu, A Mei?" Ia beralih menatap pelayannya.

"Benar, Nona."

Jian Li tidak punya pilihan lain. Ia langsung berbicara. "Baiklah. Ling Xi, maafkan aku--"

Tiba-tiba saja kereta berhenti. Ternyata mereka sudah sampai di tempat tujuan. Jarak alun-alun istana Nanshu dengan kediaman Ling tidak terlalu jauh.

Tertundalah apa yang ingin disampaikan Jian Li kepada Ling Xi karena Ling Xi sudah tidak sabar mengarungi pesta rakyat ini. Ada beberapa yang sedang ia buru. Sangking terburu-burunya, keluar dari kereta pun Ling Xi sampai hampir terjungkal.

Nasib baik masih berpihak.

Saat Ling Xi hampir terjatuh, tangan Jian Li dengan sigap menangkap tubuhnya yang kehilangan keseimbangan. Ling Xi tidak jadi tersungkur ke tanah.

Ling Xi merasa lega karena terhindar dari rasa malu. Tangannya bertumpu pada bahu Jian Li, sementara Jian Li memegangi pinggangnya. Posisi mereka begitu intens, mata ketemu mata. Dalam hati, Jian Li menduga ini adalah trik murahan Ling Xi untuk menarik perhatiannya kembali. Dimulai dari sikap dinginnya di dalam kereta tadi, Jian Li mengira ini semua hanya siasat agar ia merasa penasaran kepada Ling Xi.

Ling Xi segera membenahi diri, berdiri tegak lalu berpamitan pergi bersama A Mei. Setelah Ling Xi menjauh dan menghilang di tengah keramaian, Jian Li mencari keberadaan Xiu Ying.

Ia menemukan Xiu Ying sedang bersama orang tuanya. Rupanya mereka baru saja bertemu dengan Ling Xi, membicarakan sesuatu sebelum akhirnya berpisah.

"Ayah dan Ibu ingin pergi ke arah utara, Xi'er. Apakah kau mau ikut bersama kami? Ying'er, kau juga?" tanya Nyonya Luo.

Ling Xi menjawab lebih dulu, "Aku tidak ikut, Ibu. Aku ingin pergi ke pernak-pernik di arah selatan."

"Bagaimana denganmu, Ying'er?"

"Aku sebenarnya ingin ikut dengan adik, apakah boleh?" tanya Xiu Ying.

Semua mata menatap Ling Xi.

"Tentu, Kak. Ikut saja," jawab Ling Xi.

"Kalau begitu, Jian Li tidak punya pilihan lain selain mengikuti dua putri ini," seru Tuan Ling Yuan. "Untukmu, Xi'er, kau harus hati-hati. Jangan membuat kegaduhan, dan jangan sampai menyusahkan kakakmu serta Jian Li. Mengerti?"

"Iya, Ayah. Aku mengerti."

...****...

Di antara riuhnya kerumunan, Ling Xi, Jian Li, dan Xiu Ying menyusuri jalanan yang dipenuhi pedagang. Ling Xi sesekali berhenti untuk mengamati ukiran kayu atau kain-kain berwarna cerah. Tiba-tiba, matanya berbinar melihat sebuah lapak permainan yang dikerumuni banyak orang.

"Aku mau kesana."

"Itu hanya permainan biasa, Ling Xi," kata Jian Li.

"Aku juga mau kesana." Xiu Ying ikutan bicara, membuat Jian Li mau tak mau turut ikut apa yang ditunjuk Ling Xi.

Ling Xi menunjuk ke sebuah meja yang dipenuhi berbagai macam barang. Matanya terpaku pada sebuah patung kelinci giok. "Patung Kelinci Giok yang cantik sekali." gumamnya.

Di dekat lapak permainan, berdiri A Mei, pelayan setia Ling Xi yang selalu mengikuti ke mana pun nonanya pergi. Ia tersenyum melihat Ling Xi tertarik pada permainan Panah Naga, di mana para pemain berusaha memanah target berbentuk naga emas.

"Siapa yang berani mencoba keberuntungannya?" seru pemilik lapak. "Hadiah utama kita adalah Patung Kelinci Giok langka."

"Aku ingin mencoba!" kata Ling Xi antusias, meskipun sebenarnya ia lebih mahir memegang kuas lukis daripada busur panah. Ia lebih suka menghabiskan waktu melukis pemandangan alam, bermain di sekitar wilayah kediaman mereka, atau bercengkerama dengan hewan-hewan liar yang seolah mengerti bahasanya.

A Mei mendekat pada Ling Xi. "Nona yakin ingin bermain ini? Ini bukan keahlian Nona."

"Tidak apa-apa, A Mei. Siapa tahu aku beruntung," jawab Ling Xi sambil mengambil beberapa anak panah.

Ling Xi mencoba membidik, tetapi anak panahnya meleset jauh dari sasaran. Jian Li tertawa kecil, sementara Xiu Ying hanya tersenyum tipis. Ling Xi mencoba lagi dan lagi, namun hasilnya tetap sama. Ia tampak sedikit frustrasi.

"Indahnya patung kelinci giok itu." Xiu Ying bergumam.

Jian Li yang mendengar gumaman Xiu Ying, langsung ikut permainan. Hal memanah seperti ini Jian Li sudah jago, maka dalam satu kali percobaan, panah tepat sasaran.

Hadiah di dapat Jian Li, dan laki-laki itu berikan kepada Xiu Ying di depan mata Ling Xi.

Bahkan di lapak pernak-pernik pun, kebahagiaan Ling Xi tidak berpihak padanya. Sebuah barang yang menarik hatinya dan hampir dalam genggamannya, tiba-tiba lenyap terjual. Kabarnya ada seseorang yang menebusnya dengan harga tidak masuk akal.

Ternyata dalang di balik semua itu adalah Jian Li karena ia mendengar Xiu Ying suka dengan kalung tersebut. Namun pria itu tidak langsung memberikannya pada Xiu Ying. Ia berniat memberikan benda itu nanti, saat mereka tiba di kediaman. Di dalam hati, Xiu Ying merasakan kepuasan yang luar biasa melihat Ling Xi terluka oleh cintanya sendiri.

A Mei yang berbisik-bisik membocorkan siasat licik Jian Li pada Ling Xi. Amarah Ling Xi memuncak, ia segera menghadapi Jian Li. "Apa maksudmu, Jian Li? Kau sengaja tidak membiarkanku mendapatkan apapun yang kuinginkan!"

"Jian Li, berikan saja kalung itu pada Xi'er. Bagaimanapun, ia adalah adikku. Aku tidak tega melihatnya bersedih."

Atas permintaan Xiu Ying, Jian Li menyerahkan kalung itu pada Ling Xi. Namun Ling Xi justru melemparkannya jauh-jauh. Ia tidak sudi lagi. Akan dia catat baik-baik kelakuan Jian Li saat ini dalam memori menyakitkan.

Saat Ling Xi melintas hendak pergi meninggalkan tempat itu, tepat saat ia melewati presisi Xiu Ying, tiba-tiba... "Argh!"

Byur!

Xiu Ying jatuh ke dalam kolam.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

nowitsrain

nowitsrain

"Untuk diri sendiri." Betul, itulah kuncinya Ling Xi. Jadilah cerdas dan keren untuk dirimu sendiri.

2025-08-04

1

Muliana

Muliana

Membayangkan, pemerannya seperti drama-drama yang rambut lelakinya panjang /Kiss/

2025-08-08

1

aleena

aleena

you semanga Ling Xi,
untk dirimu sendiri, kamu harus semangat belajar ,apa yg kamu mau harus kamu capai dgn baik
bukan cara licik

2025-08-04

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Pengamatan Ling Xi
3 Kenyataan Pahit Yang Diketahui Ling Xi
4 Undangan Ke Pesta Rakyat
5 Pesta
6 Terperosok
7 Ruang Ajaib
8 Percobaan Pertama
9 Makan Malam
10 Sup Yang Membuat Nyonya Luo Tidak Tenang
11 Diskusi Yang Gagal
12 Proyek Selanjutnya
13 Sidang Dimulai
14 Sidang Akhir
15 Penyerangan
16 Mengapa Ling Xi Sedingin Ini?
17 Kita Perlu Bicara
18 Jian Li Minta Maaf
19 Pagi Itu
20 Lang Xi menghentikan Jian Li
21 Terdamparnya Ling Xi Di Wilayah Utara
22 Ling Xi Ke Istana Dong
23 Pertemuan Ling Xi Dengan Kaisar
24 Uhuumm... Tampan
25 Amarah Sang Kaisar
26 Informasi Pernikahan Yang Menggegerkan
27 Persiapan Upacara Pernikahan
28 Insiden Di Pernikahan
29 Ada Untungnya Juga
30 Membuka Yang Seharusnya Dibuka
31 Sisi Rapuh Sang Kaisar
32 Ling Xi Dikerjain
33 Paket Yang Dikirimkan
34 Proyek Pemulihan
35 Penyerangan Terhadap Ling Yuan
36 Sudah Di Mulai
37 Bubuk Pengacau Pikiran
38 Sepulang Dari Proyek Pemulihan
39 Dibawah Cahaya Rembulan
40 Mau Kirim Surat
41 Xiu Ying Masuk Perangkap
42 Pertemuan Jian Li dan Xiu Ying
43 Pernikahan Jian Li Dan Xiu Ying
44 Bunga Seribu Tahun
45 Darimana Kau?
46 Dua Kehidupan Berbeda
47 Kebahagiaan Melepaskan
48 Sarapan Buatan Ling Xi
49 Lakukanlah, Aku pun Penasaran
50 Berhasil Terbebas
51 Saling Tahu Informasi
52 Usaha-usaha Kaisar Donghai
53 Kabar Ling Yuan Sampai Ke Telinga Ling Xi
54 Ling Yuan Temukan Solusi
55 Tentang Luo yang Pergi
56 Cerita Dibalik Ruang Fengyun
57 Misi Berhasil
58 Malam Yang Manis
59 Langkah Tuan Ling Yuan
60 Ling Xi Datang Ke Kediaman Ling
61 Pertemuan Antara Kaisar
62 Kenyataan Pahit Untuk Luo
63 Luo Melihat Keadaan Jian Li
64 Sebelum Kepergian Luo
65 Menjaga Senyuman
66 Sebuah Penghiburan Untuk Ling Xi
67 Kaisar Donghai Mau Curhat
68 Apa Yang dibicarakan Lin Feng dengan Ibu Suri?
69 Kabar Xiu Ying
70 Aura yang Berbeda
71 Menyerah Tanpa Perlawanan
72 Pertemuan Perang
73 Jurus Memancing Cinta
74 Sibuk Sakit Sendiri
75 Tujuh Tahun Kemudian
76 Jian Li Dikepung
77 Jian Li Mau Dijemput
78 Hampir Terungkap
79 Tawa Menjadi Tangis
80 Jian Li Sembuh
81 Menuju Akhir
82 Akhir Cerita
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Awal Mula
2
Pengamatan Ling Xi
3
Kenyataan Pahit Yang Diketahui Ling Xi
4
Undangan Ke Pesta Rakyat
5
Pesta
6
Terperosok
7
Ruang Ajaib
8
Percobaan Pertama
9
Makan Malam
10
Sup Yang Membuat Nyonya Luo Tidak Tenang
11
Diskusi Yang Gagal
12
Proyek Selanjutnya
13
Sidang Dimulai
14
Sidang Akhir
15
Penyerangan
16
Mengapa Ling Xi Sedingin Ini?
17
Kita Perlu Bicara
18
Jian Li Minta Maaf
19
Pagi Itu
20
Lang Xi menghentikan Jian Li
21
Terdamparnya Ling Xi Di Wilayah Utara
22
Ling Xi Ke Istana Dong
23
Pertemuan Ling Xi Dengan Kaisar
24
Uhuumm... Tampan
25
Amarah Sang Kaisar
26
Informasi Pernikahan Yang Menggegerkan
27
Persiapan Upacara Pernikahan
28
Insiden Di Pernikahan
29
Ada Untungnya Juga
30
Membuka Yang Seharusnya Dibuka
31
Sisi Rapuh Sang Kaisar
32
Ling Xi Dikerjain
33
Paket Yang Dikirimkan
34
Proyek Pemulihan
35
Penyerangan Terhadap Ling Yuan
36
Sudah Di Mulai
37
Bubuk Pengacau Pikiran
38
Sepulang Dari Proyek Pemulihan
39
Dibawah Cahaya Rembulan
40
Mau Kirim Surat
41
Xiu Ying Masuk Perangkap
42
Pertemuan Jian Li dan Xiu Ying
43
Pernikahan Jian Li Dan Xiu Ying
44
Bunga Seribu Tahun
45
Darimana Kau?
46
Dua Kehidupan Berbeda
47
Kebahagiaan Melepaskan
48
Sarapan Buatan Ling Xi
49
Lakukanlah, Aku pun Penasaran
50
Berhasil Terbebas
51
Saling Tahu Informasi
52
Usaha-usaha Kaisar Donghai
53
Kabar Ling Yuan Sampai Ke Telinga Ling Xi
54
Ling Yuan Temukan Solusi
55
Tentang Luo yang Pergi
56
Cerita Dibalik Ruang Fengyun
57
Misi Berhasil
58
Malam Yang Manis
59
Langkah Tuan Ling Yuan
60
Ling Xi Datang Ke Kediaman Ling
61
Pertemuan Antara Kaisar
62
Kenyataan Pahit Untuk Luo
63
Luo Melihat Keadaan Jian Li
64
Sebelum Kepergian Luo
65
Menjaga Senyuman
66
Sebuah Penghiburan Untuk Ling Xi
67
Kaisar Donghai Mau Curhat
68
Apa Yang dibicarakan Lin Feng dengan Ibu Suri?
69
Kabar Xiu Ying
70
Aura yang Berbeda
71
Menyerah Tanpa Perlawanan
72
Pertemuan Perang
73
Jurus Memancing Cinta
74
Sibuk Sakit Sendiri
75
Tujuh Tahun Kemudian
76
Jian Li Dikepung
77
Jian Li Mau Dijemput
78
Hampir Terungkap
79
Tawa Menjadi Tangis
80
Jian Li Sembuh
81
Menuju Akhir
82
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!