gosip

Keesokan harinya, pak Chandra masih belum juga berangkat untuk mengajar. Sedangkan aku buru-buru untuk berangkat.

“Mas, mas tidak mengajar?” tanyaku saat sarapan

“Nanti aku akan mengajar. Tapi agak telat.” Jelas pak Chandra santai

“Kenapa begitu, mas?” tanyaku bingung

“Tidak kenapa-kenapa.” Jawab pak Chandra lagi

“Oh ya sudah kalau begitu. Aku berangkat duluan.” Ucapku dan pak Chandra mengangguk

Setelah selesai sarapan, aku pun langsung ke kampus. Sementara pak Chandra masih santai dengan sarapannya

Sesampainya di kampus, aku pun langsung duduk di taman. Dan tiba-tiba, seseorang duduk di sampingku.

“Bapak?” ucapku spontan sambil melihat ke arah samping

“Ai, kamu datang pagi sekali.” Ucap orang itu yang tak lain adalah pak Lutfi

“Tidak kok. Aku memang sudah biasa datang pagi seperti ini.” Ucapku datar

“Eh Ai, kamu sudah punya pacar belum?” tanya pak Lutfi tiba-tiba

“Aku..” ucapanku terpotong karena Nara tiba-tiba datang

“Eh Ai...” teriak Nara

“Eh ada pak Lutfi juga.” Ucap Nara cengengesan

“Pagi pak..” sapa Nara dan pak Lutfi pun tersenyum

“Eh Ai, aku punya gosip nih.” Bisik Nara dikupingku

“Tidak tertarik.” Sahutku

“Ah kamu ma begitu, Ai. Tidak asyik ah.” Ucap Nara sewot

Pak Lutfi yang lihat tingkah kami ini pun hanya bisa tersenyum

“Lagian kamu tu ya.. Pagi-pagi sudah mau menggosip saja. Ngomong-ngomong tugas inggrismu sudah kelar belum?” ucapku

“Buju buset, memangnya inggris ada tugas ya?” tanya Nara

“Ada dan buanyak sekali lho.” Ucapku

“Haizz.. Lihat donk Ai. Ai cantik deh.” Rayu Nara

“Ehem.. Ehem..” ucap pak Lutfi

“Hehehe... Bapak. Darurat nih.” Ucap Nara cengengesan

“Maaf pak, memang teman saya ini selalu seperti ini.” Ucapku yang malu gara-gara tingkah Nara

“Iya.. Tidak apa-apa.” Sahut pak Lutfi

“Eh Nar, kamu jangan seperti ini kenapa? Malu tuh dengan pak Lutfi.” Ucapku

“Hehehe.. Maaf ya pak.” Ucap Nara dan pak Lutfipun tersenyum

Setelah mengatakan itu, Nara kembali beraksi

“Ayo donk Ai, aku mau lihat nih. Keburu bentar lagi masuk.” Ucap Nara memohon tanpa memperdulikan pak Lutfi

“Memangnya Gilang kemana?” tanyaku

“Au ah sama tu bocah satu.” Ucap Nara sewot

“Kamu tumben berantem.” Ucapku ngasal

“Habis dianya tuh sering mengataiku tidak peka terus. Mentang-mentang aku **** dan dia yang pintar.” Jelas Nara Sewot

“Oh.. Jadi beneran lagi berantem..” godaku

“Ai...!!!” teriak Nara

“Sudah buruan. Mana bukumu. Sini aku pinjam.” Ucap Nara yang langsung menarik tasku dan mengacak-ngacak isi tasku

“Hadeuh... Nar, kamu itu ya... Mau pinjam tapi kok memaksa seperti ini sih?!” ucapku heran

“Halah... Sudahlah... Mana sini buruan bukunya.” Pinta Nara memaksa

Pak Lutfi yang lihat kejadian ini pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah beberapa saat kemudian, sudah waktunya masuk.

“Eh Nar, sudah belum? Sudah masuk nih” ucapku

“Iya.. Iya.. Sebentar lagi..” Sahut Nara

“Nah.. Ni sudah.” Ucap Nara setelah beberapa saat kemudian

“Ya sudah. Ayo...” ucapku

“Pak, kita duluan ya.” Ucapku dan pak Lutfi mengangguk

“Ya.. Gagal deh. Ai... Ai...” gumam pak Lutfi saat ditinggal olehku dan juga Nara

***********************************

Sesampainya di kelas, aku melihat, banyak siswi yang heboh. Lantaran dari yang aku dengar katanya dosen bahasa inggris kita masuk hari ini, dan dia juga tampan

“Eh Nar, jangan-jangan ini yang kamu maksud gosip tadi?” tanyaku memastikan

“Iya, Ai.” Jawab Nara

“Oo...” ucapku singkat

“Ish Ai... Kamu beneran deh tidak ada antusias-antusiasnya sama sekali” ucap Nara sambil geleng-geleng

“Biarkan saja.” Ucapku

.

.

.

.

.

Bersambung...

Lanjut👇

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***