chapter 19

Nadin bisa bernafas lega, saat setelah empat jam berlalu bersama keluarga besar Andrian. Nadin sangat bahagia sekaligus takjub melihat kehangatan keluarga Andrian yang terpancar manis pada indra penglihatannya. Nadin bersyukur akan langkahnya yang benar untuk mengejar cintanya bersama sang dokter. Ia tak bisa bayangkan jika dulu, Nadin lebih memilih berhenti daripada berjuang. Ia pasti tak akan berada di titik ini, di tengah-tengah keluarga hangat yang memaparkan keharmonisan.

Ia pikir dirinya akan disambut dengan tidak baik, Nadin juga berpikir akan menerima tatapan-tatapan tajam atau sinis lainnya. Bahkan ia kira, keluarga Andrian tak segan-segan untuk menolak gadis miskin seperti dirinya dengan mentah-mentah. Namun, semua pikirannya ternyata salah besar. Ia terlalu hanyut pada drama drama novel romance nya, sehingga banyak pikiran negatif yang hinggap tentang si kaya dan si miskin.

Yang Nadin terima adalah, layaknya seorang anggota keluarga lama yang baru saja bertemu. Mereka saling mengasihi, berpelukan, lalu mengusap rambut sang perempuan dengan sayang.

Tak ada tatapan sinis, atau hujatan lainnya. Nadin sangat senang, bisa berada diantara mereka. Nadin memutar bola matanya saat kembali teringat pikiran-pikiran negatifnya tadi. Sepertinya Nadin memang harus lebih memahami isi kepalanya sendiri, dibandingkan memahami alur novel kesukaan nya.

Ia bahkan tak menyangka, soal keputusan Andrian untuk menikahinya dalam kurun waktu dua minggu kedepan, berarti hanya sisa dua minggu untuk Nadin merasakan status jomblo' nya itu. Setidaknya ia dapat merasakan kebersamaan masa pendekatan nya bersama Andrian di apartment pria itu.

“Ayo Nadin, kita makan. ” seruan hangat itu terdengar di telinga Nadin. Nadin segera melepaskan sulamannya, diikuti dengan dua sepupu kembar Andrian yang juga mengikuti nya dari belakang.

Nadin duduk di bangku kosong meja makan yang berukuran panjang itu. Kira kira terdapat empat belas kursi disana, enam kursi saling berhadap-hadapan. Dan dua kursi lainnya, yang berada di tengah-tengah dari ujung ke ujung yang dipisahkan oleh meja makan. Andrian duduk di salah satu kursi tengah, berhadapan dengan ayahnya di ujung sana.

Hati Nadin bersorak kagum saat jiwa kepemimpinan Andrian yang sudah melekat, semakin terpancar. Namun bedanya, jika dulu Nadin hanya melihat jiwa kepemimpinan Andrian dalam dirinya dan juga pekerjaan. sekarang Nadin dapat melihat jiwa kepemimpinan Andrian dalam kelurga.

“Ini makanan semuanya bibi yang masakin loohh... Bibi lagian seneng banget, denger Andrian mau nikah lagi..” ujar bibi Asya, yang tak lain adalah adik dari papah Andrian.

“Iya bener bangett. Aku juga seneng om Andrian yang ganteng ini mau nikah lagiii. ” pekik Akilla yang tak lain adalah keponakan Andrian.

“Hoohh, untung aja om Andrian masih lurus, kirain kiara om Andrian udah gasuka cewe lagi. Hihihihi. ”

Sontak semuanya tertawa mendengar lontaran kalimat polos Kiara. Nadin menutup mulutnya tertawa mendengar ucapan Kiara. Andrian menggerakan bibirnya seolah olah sedang memarahi Kiara. Membuat yang lain semakin terbahak-bahak.

“Ssstttt, udah udah ketawa nya. Sekarang kalian makan dulu. ”

Semuanya mengangguk, saling melemparkan senyuman nya. Lalu mulai memakan makanan dengan lahap. Namun, di tengan tengah perjamuan itu. Nadin mencuri-curi pandangannya ke arah Andrian yang selalu mengarahkan tatapan nya pada kursi di hadapan Nadin yang kosong.

“Mmm, Mas Andrian kenapa liatin kursi itu mulu sih...”

Batin Nadin bertanya-tanya penasaran. Hingga tanpa sadar, mereka sudah selesai dengan makanan nya.

“Nadin, kamu gasuka ya sama makanan nya? ” sontak Nadin langsung tersadar dari lamunannya. Nadin menggeleng dengan senyum berusaha meyakinkan.

“Engga ko bi .. masakan nya enak banget, Nadin makannya pelan pelan.. Biar ga nambah soalnya hehehe. ” balas Nadin berhasil membuat raut wajah sang bibi tersenyum sumringah.

“Oohhh, kirain kak Nadin ga nafsu makan.. Gara-gara di cuekin om Andrian. ” ledek Kiara dengan senyum jail nya.

Andrian yang tadinya tak memperdulikan obrolan itu. Kini menjadi menatap Nadin sepenuhnya, ia mengangkat kedua alisnya. Seperti memberi isyarat ucapan benar begitu Nadin?

“Engga Kiara.... Kalo di cuekin mah, kak Nadin juga setiap hari di cuekin mulu sama om kamu. ” balas Nadin menggerutu kesal, mengundang kekehan orang-orang di sekitarnya.

“Andrian Andrian. Kamu itu harus paham nak. Calon istri kamu ini kan masih muda sekali, harusnya di manjain dong..” ujar ibu Andrian memberi petuah sambil mengusap punggung tangan Nadin.

“Nadin bukan anak-anak yang harus di manjain lagi mah. ” ujar Andrian sambil berdiri dari duduknya. Riyanti menggeleng-gelengkan wajahnya sabar.

“Iya ma... biarpun Nadin masih muda, tapi Nadin udah bisa ngehasilin anak buat dokter Andrian. ” ujar Nadin sumringah tanpa peduli dengan tatapan tajam Andrian padanya. Tak ingin mendengar ucapan ucapan jail dari kelurganya lebih lama, Andrian mengajak Nadin untuk pulang.

Riyanti pun dengan berat hati, mengizinkan Andrian dan Nadin untuk tidak menginap di villa pribadi mereka.

...•••••...

Nadin melangkah kan kakinya masuk kedalam apartemen Andrian kembali. Diluar sedang hujan deras sekarang, membuat suasana malam semakin sejuk nan juga dingin. Nadin sebenarnya ingin berceloteh ria lagi dengan Andrian, tapi melihat ekspresi wajah pria itu yang dingin. Engga memungkinkan untuk Nadin mengajaknya ngomong.

“Nadin. ”

Nadin terserentak kaget dari lamunan nya. “Apa mas? ” tanya Nadin menghampiri Andrian yang berada di ambang pintu kamarnya. Andrian menahan nafasnya mendengar panggilan yang Nadin kenakan untuknya.

“Saya mau keluar dulu. ” ujar Andrian enggan menatap mata Nadin yang terarah penuh padanya.

“Tapi kan diluar lagi dingin banget! ” cemas Nadin menahan tangan Andrian agar bertahan pada posisi nya.

“Saya ada urusan mendadak Nadin. ” balas Andrian acuh. Nadin menggigit bibir bawahnya risau. Ia tak ingin suatu hal yang tak diinginkan terjadi pada Andrian, karena cuaca diluar sedang hujan deras.

“Jangann, tunggu besok aja ya..ya.. ya.. ” bujuk Nadin dengan puppy eyes nya. Andrian menghela nafas panjang, matanya menatap Nadin lama, hingga akhirnya ia mengangguk.

Nadin bersorak girang. Dengan cepat ia langsung menutup pintu kamarnya, juga menarik lengan Andrian untuk tidur bersamanya. “Nadin. kamar saya di sebelah.” titah Andrian menahan langkahnya ketika mereka sudah di pinggiran kasur.

“Temenin Nadin tidur dulu, baru abis itu mas Andrian boleh pindah. ” pinta Nadin manja dengan gayanya yang centil.

“Kamu sedang tidak menggoda saya kan Nadin? ” ujar Andrian dengan senyum miring nya. Nadin menggeleng cepat, buru-buru ia tarik tangan Andrian untuk masuk kedalam selimut.

“Enggak! ” seru Nadin melingkarkan tangan nya di atas perut Andrian.

“Kau terbiasa memakai baju seperti ini dirumah?” tanya Andrian sambil mengusap kepala Nadin yang berada diatas dada nya.

“Engga juga...” jawab Nadin menggelengkan kepalanya lagi. “Nadin kalau tidur selalu pake daster hehehe....” cengir Nadin mengundang Andrian untuk terkekeh.

“Tapi, ini Lingerie Nadin. Bukan Daster. ”h titah Andrian menekan suaranya tak habis pikir dengan apa yang Nadin katakan.

“Cuman ada ini yang ada di lemari...” balas Nadin mulai memejamkan matanya nyaman.

Deg.

Andrian terpaku seketika. Ia berusaha mencerna lontaran kalimat yang baru Nadin ucapkan. “Lemari mana? ” tanya Andrian dengan nada tercekat.

“Lemari mas...” balas Nadin di tengah-tengah kesadaran yang akan membawanya ke alam mimpi.

Andrian tak membalas, ia langsung bangun dari berbaringnya, membuat Nadin yang memeluknya menjadi tersentak bangun. Dengan cepat, Andrian tarik pundak Nadin untuk bangun dari tidurnya, Mengambil posisi duduk berhadap hadapan.

“Nadin!! ” geram Andrian mencengkram kuat kedua pundak Nadin. Nadin tergagap, ia berusaha melepaskan cengkraman Andrian yang membuatnya meringis kesakitan.

“Mas! lepasin! ”

“Mass lepasiinnnn. ” ronta Nadin meringis mendapati Andrian yang menatapnya tajam.

“Maass. ”

“DIAM! ”

Nadin langsung diam. Jantungnya berpacu dua kali lebih cepat, matanya menatap Andrian nanar. Ia tak tahu apa yang membuat Andrian semarah ini padanya.

“Siapa yang izinin kamu pakai baju Ashilla! ” desis Andrian mengeraskan rahangnya.

Nadin terdiam, matanya mengerjap- ngerjap menahan bulir air mata yang hendak turun. Namun, dengan secepat mungkin Nadin harus menahan nya. Ia tak ingin di pandang lemah oleh Andrian.

“Engga ada.” balas Nadin mengangkat wajah nya berani. “Nadin pakai ini sesuai keinginan Nadin. ” lanjut Nadin mengatupkan kedua bibirnya rapat.

“Lepasin sekarang! kalo kamu masih mau tinggal disini !! ” gertak Andrian melemparkan tatapan seolah olah ia ingin menghabisi Nadin sekarang.

“Engga mau. ” balas Nadin keras. Tangan nya mencengkram kaos oblong putih yang Andrian kenakkan.

“Berhenti memberontak Nadin! ” sentak Andrian mengguncangkan pundak Nadin. Nadin tersenyum kecut, ia buang pandangan nya. lalu ia dorong Andrian keras keras. membuat cengkraman Andrian pada pundaknya terlepas.

Andrian terperangah mendapatkan perilaku kasar dari Nadin. Matanya membulat saat melihat Nadin langsung melepaskan seluruh pakaian yang melekat padanya. Dengan gerakan gesit, Nadin juga menarik selimut tebal untuk membungkus tubuhnya.

Tanpa mengatakan atau menatap Andrian sedikit pun. Nadin berlari keluar dari kamar. Mendekap erat selimut di tubuhnya. meninggalkan Andrian yang terdiam dengan wajah memerah penuh amarah.

Brakk.

Bantingan pintu jelas terdengar keras. Nadin memasuki kamar sebelah dengan mata yang memerah menahan isak tangis, sampai setelah dirinya berada di dalam kamar. Tubuh Nadin meluruh jatuh kelantai, mendekap erat tubuhnya sendiri dengan punggung bergetar.

Terpopuler

Comments

Arik Kristinawati

Arik Kristinawati

cuekin ae nadin adrian tu....cari kja dulu....kos.....biar adrian bisa hrgai kamu bkan hy nafsu doang dbsarkan.....mles ma org yg dah matek di ingat2

2022-05-06

0

A.0122

A.0122

pasti punya istrinya yg udh tiada itu pakaian makanya dia semarah itu pada nadin tpi ga hrusnya marah gitu

2021-03-21

0

🐈 petit chat 🐈

🐈 petit chat 🐈

ini dokter.. udah tau yg mau dikawin ababil, belum punya penghasilan pula. kalo ga pingin peninggalan mendiang isteri dipakai nadin, mbok ya beliin kebutuhannya bukan malah diamuk. jadi binun, sebenernya yg masih ababil itu sopo toh? 🤔

2020-12-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!