chapter 18

Nadin renggangkan lengannya sekilas. Ia mulai memoleskan makeup pada wajah cantiknya. Pandangan Andrian terkadang fokus pada jalanan, kadang juga menoleh mamandang Nadin. Andrian menghembuskan nafas berat mengingat mendiang istrinya. Seharusnya di hari minggu ini, Andrian Berziarah pada makam mendiang istrinya. Namun, sudah jalan nya tuhan, jika ia akan memperkenalkan calon istrinya pada sanak keluarga.

Andrian tegak kan duduknya, ia melepaskan sabuk pengaman pada tubuhnya. Lalu juga melepasan sabuk pengaman Nadin, tanpa bentuk suruhan apapun. Nadin sendiri terperangah, namun ia tak ingin merusak moment spesial dengan mengeluarkan candaannya lagi. Nadin harus tahu tempat untuk bercanda. Lagipula bagaimana mau bercanda, jika hati nya saja sedang merinding disco tak karuan. Ketika jejak telapak kakinya dan Andrian berhenti pada suatu tempat, yang Nadin yakini ialah villa.

Nadin melirik Andrian dari ekor matanya. Menyadari ada yang memperhatikan nya, Andrian menengok kesebelah kirinya. Tempat posisi Nadin sedang berdiri sekarang. “Kau gugup? ” Andrian berujar datar, seperti biasanya.

Nadin mengangguk dengan wajah melas. “Nanti kalau mereka gasuka Nadin gimana?? ” tanya Nadin menggigit bibir bawahnya takut. Tangan nya meremas ujung dress selutut yang ia kenakkan. Tak percaya dengan jawaban gadis di samping nya, Andrian terkekeh sekilas.

“Rupanya gadis nakal ini, bisa takut juga ya. ” gumam Andrian mengejek membuat Nadin memberengut kesal.

“Dokter mah! Calon istri lagi panik aturan tuh di tenangin, bukannya di gituin teruss!! ” cerocos Nadin kesal.

“Di gituin gimana? ” Andrian kembali bertanya dengan wajah mesumnya, yang membuat Nadin semakin greget menyaksikan wajah tampan itu selalu saja membuatnya jengkel.

Nadin alihkan pandangan nya lurus kedepan. Terdapat taman yang berhadapan langsung dengan villa besar ber lantai empat. Nadin mengaitkan tangannya pada lengan Andrian yang terlapisi kemeja serta jas yang lengkap. Menyadari kecemasan Nadin memang bukanlah main-main, Andrian dapat merasakan Nadin yang semakin merapatkan setengah tubuhnya pada lengan Andrian.

Andrian hentikan langkah mereka, lalu ia menguraikan pelukan Nadin pada lengan nya. Ia tarik Nadin untuk memunggungi nya. Dan setelah itu, Andrian peluk perut Nadin dengan hangat dari belakang. “Dokter..” Tubuh Nadin kaku, mendapati sensasi aneh pada sekujur tubuhnya. Tak dapat dipungkiri, bahwa berada di dekat Andrian selalu membuatnya merasa nyaman dan aman.

Nadin senderkan punggungnya pada dada bidang Andrian. Andrian mengeratkan pelukan nya pada perut Nadin, ia jatuhkan dagu nya diatas pundak Nadin yang yang ter ekspos. Membuat Nadin kegelian saat merasakan bulu-bulu kasar Andrian menggesek permukaan kulitnnya.

“Jangan gugup Nadin..”

Nadin pejamkan matanya, dagu Andrian semakin menyerusuk mendekat pada area leher jenjang nya.

“Saya selalu bersama kamu. ”

Bisikan Andrian membuat Nadin merasa lega. Tanpa sadar kedua tangannya melingkar pada lengan kekar Andrian yang melingkari pinggangnya. “Terimakasih dokter...” gumam Nadin lirih, terlalu bahagia merasakan Andrian yang mulai mencair padanya.

“Jangan panggil saya dokter Nadin! ” seru Andrian tak suka. Namun, ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada Nadin. Nadin terkekeh gemas, lalu ia putar tubuh nya menjadi menghadap Andrian.

“Terus mau dipanggil apa?!”- sentak Nadin menangkup wajah Andrian dengan kedua tangan nya.

Posisi mereka yang seperti ini. Layaknya kisah drama romantis yang selalu berakhir bahagia. Namun, tak ada yang tahu bagaimana endingnya nanti, karena waktu berjalan seperti air, terus mengalir meski ada batu di sekeliling.

“Panggilan yang manis? ” balas Andrian menaikkan satu alisnya. Ia semakin rapatkan tubuh mereka berdua, tangan nya sekarang melingkar pada pinggang ramping Nadin.

Nadin tertawa lepas, mendengar gaya biacara ndrian yang tak seperti biasanya. “Ada yang salah? ”.Tanya Andrian sinis. Nadin langsung menggeleng cepat, tangannya mencengkram pundak Andrian erat. Saat pria itu ingin menguraikan pelukan diantara mereka.

“Mau dipanggil apa dokter?! Honey, Baby, Sayang, Yayang, Hubby, Atau—”

Andrian sudah tak tahan lagi. Ia cium bibir Nadin yang tak berhenti bercloteh soal panggilan untuknya, ia pikir itu terlalu menggelikan untuk pria seumuran nya. Yang sudah tak muda lagi.

“Mas. ”

Tekan Andrian mengakhiri ciuman di antara mereka dengan kecupan pada pipi Nadin yang lembut. Wajah Nadin memerah bak kepiting rebus. Berada sedekat ini dengan Andrian, membuat sekelebat bayangan mimpi itu' kembali berputar. Nadin langsung menggeleng-geleng kan kepalanya tanpa sadar,

“Gak mau manggil saya mas? ” sergah Andrian cepat.

“Mau dokteerr!! Ehh, maksudnya mass. ”

Nadin langsung menyerbu dagu Andrian dengan kecupan bertubi tubi. “Dokter sensi banget sih hari ini!!!! marah marah muluuuuu. ” ujar Nadin gemas. Andrian terkekeh mendapati Nadin yang terus saja mengecup dagunya.

Lalu, Andrian pun menarik Nadin menjauh dari pelukan nya. Merangkul Nadin untuk menuntun nya masuk menuju villa tempat pertemuan mereka dengan keluarganya. Andrian berharap, bahwa kedatangan Nadin bisa mewarnai kembali hidupnya.

Terpopuler

Comments

Arik Kristinawati

Arik Kristinawati

bukannya ada bab yg sdh prnsh ajak nadin knalan ma ibunya ya...kok bingung ni critanya🤕🤕

2022-05-06

0

💞Fhitrya 93💞

💞Fhitrya 93💞

ktanya gk cinta kok prlkuan'y romantis,aku jd mau sama andrian🤭

2020-10-25

1

Rabi AH Eddie

Rabi AH Eddie

Lanjut

2020-10-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!