chapter 14

Sesosok perempuan yang sedang terbaring lemah dengan wajah pucatnya. Kian membuka mata saat suara-suara yang ia kenali terus saja bergumam, membuat tidur nyenyak nya terganggu.

“Nadin... buka mata kamu.”

“Nadin, ada saya disini yang nunggu kamu. ”

“Nadin.. ”

“Sayang. Please buka mata kamu. ”

Deg.

Detik itu juga, mata Nadin yang terpejam. Lamban laut mulai terbuka dengan perlahan. Berat sekali rasanya saat Nadin ingin membuka matanya. Namun, suara-suara yang ia kenali, tak henti-hentinya menyadarkan Nadin dari tidurnya. Nadin terkecoh, Nadin tak berani untuk mencoba tidur kembali saat suara-suara itu kian jelas di telinga nya.

“Emhh.”

Mata Nadin menyipit, mulai menyesuaikan dengan temaram nya cahaya. Pria yang sedari malam menunggu kesadaran dirinya, langsung bangkit dari duduknya. Memeluk dan mendekap Nadin erat, menenggelamkan wajahnya pada rambut nadin. Lalu memberikan kecupan ringan di pucuk kepalanya.

“Akhirnya kamu sadar Nadin.” ujar Andrian lega. Ia menguraikan pelukannya, tangannya memegang kedua pundak Nadin. Matanya langsung menatap mata Nadin, yang sedari malam tak kunjung terbuka.

“Dokter... ”

Bibir Nadin membentuk sebuah senyuman. Tangan nya yang tak di infus mengusap lembut rahang Andrian yang di tumbuhi cambang tipis. “Akhirnya kau sadar Nadin. ”

Andrian kembali berujar. senyum tipis nya terbit. Nadin membalas senyuman manis Andrian, Nadin terperangah menatap bibir Andrian yang tersenyum untuknya. Senyum tulus untuk Nadin, yang samasekali belum Nadin lihat dari pria manapun.

“Nadin sakit dokter. ” adu Nadin dengan wajah yang melas. Andrian langsung menepuk jidat nya sekilas dengan telapak tangan nya.

“Saya lupa panggil dokter kesini ” ujar Andrian mencoba meraih tombol yang tersambung langsung untuk bantuan. Nadin segera menahan tangan Andrian, ia menggeleng keras.

“Engga mau dokter! jangaann.”

“Nadin maunya dokter Andrian yang disini. Peluk Nadin kaya tadi.. ”

Ujar Nadin gamblang dengan mata penuh permohonan. Andrian menghela nafas sabar mendapati sifat ceria Nadin yang sudah kembali lagi. Walau memang ia gengsi untuk memeluk Nadin lagi, tapi tak dapat dipungkiri bahwa Andrian sangat merindukan gadis di hadapannya.

“Makasih dokter udah nunggu Nadin.. ” ucap Nadin menggigit bibir bawahnya malu-malu. Andrian memutar bola matanya jengah, melihat tingkah Nadin yang selalu ge-er jika bersamanya kembali.

“Hmm.”- Andrian hanya berdehem. Namun, tangannya langsung membantu Nadin yang mencoba duduk dari berbaringnya. Andrian duduk di pinggiran kasur Nadin, lalu ia segera menarik kepala Nadin untuk bersender pada dadanya. Tak ingin hilang kesempatan, Nadin mengendus-ngendus wangi Andrian yang sangat maskulin.

“Dokter wangii.” ujar Nadin dengan nadanya yang manja. Andrian tak menghiraukan celotehan Nadin. Ia lebih memilih untuk menautkan jari jemarinya mereka dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan nya yang bebas memilih menepuk nepuk punggung Nadin. Membuat Nadin semakin nyaman dalam pelukan andrian.

“Permisi. Eh maaf telah mengganggu waktunya... ”

Sontak keduanya menoleh ke ambang pintu. Andrian berdehem mengusir salah tingkahnya, sedangkan pipi Nadin sudah semerah tomat sekarang. “Silahkan masuk dokter. ” ujar Andrian formal.

“Ah pak Andrian tidak usah sungkan. ” balas dokter itu sembari berjalan ke arah mereka. Saat Andrian ingin melepaskan pelukan mereka, Nadin menggeleng kecil. Yang hanya bisa di rasakan Andrian oleh pergerakan sisi wajah Nadin yang sebagian menempel pada dada bidangnya.

“Masih pusing Nadin? ” tanya dokter itu terlihat sungkan melihat pemandangan di depannya.

“Tidak dokter.” balas Nadin sama sekali tidak merubah posisinya.

“Bagaimana dengan tubuhmu? apakah masih terasa nyeri, atau sakit? susah di gerakan? ” tanya dokter perempuan itu yang di balas Nadin dengan gelengan kepala kembali.

“Engga tau dokter.. ” balas Nadin polos membuat Andrian menghela nafas jengah. Di renggangkan nya pelukan mereka, membuat Nadin mengerucutkan bibirnya.

“Sekarang gerakan badanmu nadin! ” gertak Andrian yang langsung di angguki Nadin cepat. Nadin lepaskan tangan nya dari pelukan Andrian, lalu ia mulai merenggangkan otot nya perlahan. “Udah engga sakit dokter.” ujar Nadin membuat dokter perempuan di sisi ranjang nya menganggukan wajahnya percaya.

“Baiklah, tapi tetap saja saya akan berikan obat pereda dan juga vitamin untuk kondisimu ya. ” jelas dokter Anggun dengan sopan dan juga formal.

“Ya, terimakasih dokter ”- Andrian bangun dari duduk nya, lalu ia menjabat tangan sang dokter perempuan yang tersenyum manis kearahnya. Nadin mengatupkan bibirnya kesal.

“Ehm! ”

Andrian langsung memutuskan jabatan tangan itu sepihak. Nadin menatap penuh curiga melihat dokter perempuan itu yang tampak muram saat setelah jabatan itu terlepas.

“Kapan Nadin boleh pulang dokter? ” tanya Nadin meraih ujung baju casual Andrian dan menarik-nariknya.

“Kamu sudah boleh pulang Nadin. Ada pertanyaan yang ingin di tanyakan? ” Andrian menatap Nadin menunggu jawaban nya, kepala nadin menggeleng.

“Engga ada dokter.. ”

“Baiklah saya permisi dulu. ”

Nadin menganggukan kepalanya. Sampai saat di ruangan itu hanya tersisa mereka berdua. “Dokter genit banget!” seru Nadin dengan wajah cemberut. Andrian awalnya menyeringit bingung, namun ia dapat menangkap kalimat Nadin yang menjurus kemana.

“Kamu yang cemburuan. ” balas Andrian tenang, namun dengan nada yang tak mau kalah.

“Sekarang kita siap-siap, nanti kamu pulang ke apartemen saya. ”

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

moga Nadin tinggal di apartmen akan ada Seneng dan tidak bersama keluarga jahat nya

2023-07-20

0

A.0122

A.0122

hati² jebool perawanmu nadin di apartement klau hanya berdua doang

2021-03-21

0

Maya Mawardi

Maya Mawardi

waduh bahaya nih kalo pulang ke apartemen nanti bisa dimakan pak dokter

2021-02-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!