Andrian memijat pangkal hidung nya. Ia menatap paper bag berisi pakaian kotor Nadin yang lupa gadis itu bawa saat kedalam rumah. Ia juga mendapati dompet dan ponsel Nadin di dalam nya. Sudah setengah jam berlalu, dan Andrian sudah sampai pada pekarangan rumahnya. Namun Andrian kembali memutar balik mobil nya, untuk mengantarkan paper bag ini kembali kerumah Nadin.
Dalam perjalanan, entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak. Apalagi setelah kakinya turun menapak pada taman rumah Nadin. Andrian berjalan bersama dengan paperbag di tangannya. Rumah Nadin tampak sepi, namun Andrian pikir pasti ada orang yang masih terbangun karena lampu rumah masih menyala.
Tok
Tok
Tok
Andrian merasakan ada sesuatu yang janggal. Ekor matanya memincing ke bawah saat melihat engsel pintu yang rusak. Tangan kekarnya memutar engsel itu, dan benar saja. Engsel itu langsung jatuh saat setelah Andrian memutar nya.
Dengan rasa khawatir. Andrian langsung mendorong pintu itu, dan memasuki rumah.
Kosong.
Andrian tidak mendapati apapun disana. Hening sekali. Namun, jiwa naluri Andrian ber inisiatif untuk memanggil Nadin.
“Nadin!” Panggil Andrian lantang. Perasaan nya semakin resah saja. Bukannya tadi Nadin ada disini?
“S-sakit... ”
Andrian langsung menolehkan suaranya pada sumber suara. Betapa terkejutnya dia mendapati kondisi Nadin yang jauh berbeda dari sebelumnya.
“NADIN! ”
Andrian langsung menghampiri Nadin yang tergeletak. Kedua tangan Andrian langsung menggendong Nadin ala bridal style. Andrian tidak berkata satu katapun. Ia terlalu shock mendapati Nadin yang seperti ini. Andrian kalut. Andrian ingin marah. Namun, bibir nya tak berhenti bungkam disepanjang perjalanan. Andrian takut. Ia tak ingin kehilangan seseorang lagi. Apalagi gadis keras kepala yang entah sejak kapan membuatnya betah berlama-lama bersamanya.
...---------...
Andrian menumpukkan kedua tangan nya di ranjang sisi Nadin berbaring. Bibirnya tak berhenti mengecup tangan Nadin yang berada di genggaman nya.
“Bangun Nadin.. ” Andrian mengusap lengan Nadin yang terdapat bekas lebam. Andrian yakin, bahwa itu adalah bentuk siksaan yang sangat perih.
Mata Nadin masih terpejam. Sudah delapan jam lamanya Andrian menunggu Nadin untuk bangun. Dokter mengatakan bahwa kondisi Nadin akan cepat pulih, namun sampai saat ini Nadin belum sama sekali menunjukkan kesadaran nya. Seharusnya, Andrian lah yang memeriksa atau mengobati luka Nadin tadi. Tapi perasaannya sedang kalut, melihat yang terbaring lemah adalah Nadin.
Fajar sudah mau terbit. Andrian masih tetap setia menunggu Nadin, ia menyesal meninggalkan Nadin di rumah itu sendiri. Ia menyesal tidak mengantar Nadin sampai ke dalam rumah. Ia menyesal. Andrian merasa sangat bersalah.
Jika tadi Andrian tidak mengikuti egonya untuk pergi begitu saja. Ia yakin Nadin tidak akan ada dalam kondisi seperti ini. Beruntung otak Andrian langsung berfungsi begitu cepat tentang pelaku yang menyiksa Nadin. Tersangka utamanya adalah Abraham, bapak dari Nadin yang Andrian tahu bahwa Abraham sangat pilih kasih terhadap kasih sayang untuk kedua putrinya.
Dan benar saja dugaan Andrian. Ketika Andrian langsung menurunkan suruhannya mencari Abraham. Ternyata Abraham sedang berada di sebuah club bersama istri dan anaknya. Andrian marah, mengetahui tindak semena-mena Abraham yang membuat kondisi Nadin jadi seperti ini. Maka dari itu, Andrian tidak akan mau menyerahkan Abraham pada pihak yang berwajib. Karena ia akan lebih dahulu mempermainkan Abraham dan istrinya, untuk merasakan penderitaan yang Nadin rasakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍
2024-12-27
0
Yunerty Blessa
balas kan balik Andrian..kasian Nadin
2023-07-20
0
Yunerty Blessa
balas kan balik Andrian..kasian Nadin
2023-07-20
0