Andrian menatap Nadin gusar. Dapat ia lihat, kilatan air yang menggenang pada pelupuk matanya. “Nadin!” seru Andrian tajam saat melihat pergerakan intens Nadin yang ingin lari secara tiba-tiba. Tangannya mencengkram kedua pundak Nadin erat, namun segera di tepis cepat oleh Nadin.
“Jangan..”
Seru Nadin lirih. Ia mengangkat dagu nya tinggi, mencoba bertahan dengan tidak mengeluarkan bulir kristal dari matanya. Nadin bukanlah gadis yang dengan mudahnya mengeluarkan air mata,
“Nadin gamau.” tolak Nadin enggan menatap Andrian.
“Nadin, jangan salah paham dengan apa yang aku ucapkan.” jelas Andrian tanpa sadar mengenakkan kalimat aku' diantara keduanya.
“Maksud dokter ngomong gitu apa?! ” tanya Nadin dengan mata menyipit sengit. “Kenapa?” tanyanya lagi. Namun, dengan nada suara rendahnya. Andrian tersenyum kecil melihat sekelebat kemarahan pada perempuan dihadapannya.
“Kamu marah? ” tanya Andrian balik dengan kekehan yang membuat Nadin menyeringit bingung. “Kita sama sama saling membutuhkan Nadin— Aku butuh ibu untuk Azka, dan kamu butuh perlindungan.”
“Maksud dokter apa ya? Saya masih bisa jadi ibu untuk Azka tanpa menikah kontrak dengan dokter. ” balas Nadin menatap tajam mata elang Andrian. “Saya gaperlu dikasihanin! ” seru Nadin menghentakkan pundak nya dari kukungan tangan Andrian dengan cepat.
“Nadin! ”- panggil Andrian dengan suara keras. Nadin menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecut. “Pernikahan kontrak ini, ga seperti apa yang kamu bayangkan! ”
“Saya akan nikahin kamu secara sah dimata agama dan juga negara! Saya akan mengucapkan janji suci bersama kamu secara sah! Dan dihadapan banyak orang. Kita akan mengadakan resepsi, dan seluruh keluarga akan menyaksikannya.”
Andrian tidak lagi menahan Nadin dengan tangannya. Nadin sendiri berhenti dari keterpukauannya, mendengar lontaran kalimat Andrian yang membuat secercah kebahagian kembali menyeruak.
“Lalu kenapa dokter bisa bilang kita akan menikah kontrak? ” tanya Nadin lembut sambil mengambil langkah mendekat kearah Andrian.
“karena, saya sangat mencintai mendiang istri saya. Dan gaakan ada perempuan lain yang akan menggantikan posisi nya di dalam hati saya. Jadi, saya tidak bisa memberikan sepenuhnya hak kamu sebagai seorang istri sungguhan. Saya tidak bisa memberi kamu cinta atau membalas perasaan yang kamu punya Nadin. ”
Jelas Andrian panjang lebar dalam sekali helaan nafas. Nadin tersenyum tipis, mendapati pria dihadapnnya. Yang biasanya selalu berseru keras, memarahinya, bahkan tidak jarang mendiami nya ini. Berbicara panjang dengan wajahnya yang mengerang frustasi.
“Bukan gaakan menerimana perempuan lain dokter. Tapi belum, karena Nadin akan berusaha sabar untuk menghadapi dokter. Nadin gapunya niat samasekali buat menyingkirkan mendiang istri dokter kok! Serius deh! ” balas Nadin melemparkan tatapan serius walau dengan gaya nya yang kekanak-kanakannya
“Nadin bakalan sabar dan ga egois kok! Apalagi setelah nikah sama dokter nanti Nadin akan jadi seorang ibu.... Hehehehe. ” lanjut Nadin malu- malu, dengan cengirannya di akhir kalimat.
Andrian melangkah mempersempit jarak diantara mereka. Tangan kanan nya merengkuh rahang lembut Nadin agar mendongak menatap nya yang jauh lebih tinggi. Tangan kirinya, memeluk pinggang ramping Nadin erat. Perlahan Andrian menyatukan kening mereka, lalu ia berbisik.
“Terimakasih Nadin..”
Ucap Andrian serak dengan nada rendahnya. Nadin, menahan nafas nya yang sedikit sesak saat tubuhnya sangat menempel dengan Andrian. Ia menahan nafasnya, karena enggan merusak momen ini dengan nafasnya yang nanti akan terengah engah.
“Bernafas lah Nadin..”
Fyuuhh
“Jadi gini ya rasanya dok, kalo perasaan Nadin udah dapet lampu hijau dari doi! Sampai Nadin sendiri susah buat nafas..... Huhuhu. ” ujar Nadin sengaja melebaykan ekspresinya yang mengundang kekehan kecil dari Andrian.
Cup.
Nadin memejamkan matanya, meresapi benda kenyal dan lembut yang menyapu bibirnya. ******* ini sangat lembut, membuat Nadin menikmati nya. Tangannya mengalung indah pada leher Andrian. Kakinya ia jinjitkan. Semakin memperdalam ciuman di antara mereka.
Mata mereka kembali terbuka. Saling mengadu pandangan ditempat yang sangat damai dan tentram ini. Mata Andrian menggelap menyaksikan celah bibir Nadin yang basah dan masih terbuka.
Cup
Cup
Cup
Andrian mendaratkan kecupan bertubi tubi pada bibir Nadin. Perempuan didekapannya kini sedang terkekeh kegelian mendapati kecupan yang ia berikan. Sampai akhirnya,
Andrian ******* bibir Nadin dalam, Memiringkan wajahnya ke kanan dan ke kiri. Diikuti Nadin yang membrontak saat ciuman itu semakin liar. Jelas Nadin masih bingung dengan apa yang harus dia lakukan dikala ciuman.
“Dokter nyosor muluu!! ”
Seru Nadin setelah ciuman itu terlepas. Andrian mengacak-ngacak rambut Nadin gemas, lalu membawa perempuan itu kedalam pelukannya.
Blush.
Semburat kemerahan menjalar pada pipi sekaligus telinga Nadin. Ia sangat melambung tinggi dengan sikap yang Andrian lakukan kepadanya. Seperti ada jutaan kupu kupu yang menggelitik perutnya saat ini. Ia sangat bahagia. Sangat-sangat bahagia.
“Sekarang kita pergi.” titah Andrian menguraikan pelukannya. Kepala Nadin yang sebelumnya bersandar aman pada dada bidang Andrian kini mendongak.
“Kemana? ” tanya Nadin dengan kepolosan alami yang tercetak pada wajahnya.
“Kerumah mamah aku. Sekarang kita kerumah mamah dulu, aku mau ngenalin kamu ke dia.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Arik Kristinawati
nadin cuekin dulu...buat adrian cmburu...sy mles klo lkinya msih kbyang mntan istri ato pcar yg mti ato dtinggal prgi mblakrak...
2022-05-05
0
Mom Dee 🥰
emang kan laki² kalau blm punya perasaan bisa making love tanpa cinta karna laki² hanya pakai nafsu
2021-06-30
0
simar
to the poin dan g bertele2 ceritanya
2021-04-09
0