Ella tampak gelisah, pasalnya udah telat ni malah nambah telat lagi kalo sampek gak ke sekolah malah mampir kemana - mana.
" om, mau kemana ini? " celingukan melihat keluar jendela mobil karena bukan jalan menuju sekolahnya.
" mau nyulik aku? " was - was dan meringsut kebelekang.
" ngobatin kaki kamu baru aku antar ke sekolah " menunjuk ke arah kaki " lagian mau apa juga nyulik kamu? "
" kali aja mau dijual organ atau apa kayak si tv - tv tang sering aku liat om "
" jangan panggil om, apa aku setua itu? " katanya lagi tak nyaman mendengar, masak iya dipanggil om sama anak SMA?
nikah aja belum apa lagi nikah sama bibiknya.
" aduh om. . . anterin aku kesekolah aja lah dulu, hari ini aku ada mid. bisa gawat kalo telat, wali kelas aku tu ya galaknya gak ketulungan. aku pasti gak dikasih ijin buat masuk kalo sampek telan. lagian lukanya gak parah - parah banget sampai patah kaki " masih tetap memanggil dengan sebutan om, dan memperlihatkan kakinya yang tak patah cuma berdarah.
" panggil aku Rega, umur kita tu gak jauh - jauh banget " protesnya.
" masalah sekolah gampang ntar aku yang bilang sama wali kelas atau kepala sekolahmu. yang penting tu kaki di obatin biar gak tetanus, mau kamu sampai di amputasi gara - gara tetanus? " sediki menakuti.
" lah? terus motor aku gimana? " Ella baru mengingat motornya ia tinggalkan begitu aja di pinggir jalan.
" wah, keliatan banget kok kalo umur kita jauh beda masak gak mau di panggil om? terus ku panggil apa coba? "
Rega menahan amarahnya, tu bocah tetap kukuh memanggilnya om dari tadi walau udah dikasih penjelasan yang kayak nya masuk telinga kanan sama keluar telinga kiri.
" biar jelek itu motor kesayangan aku " cerocosnya lagi.
" anak buahku bakal bawa kebengkel sama ngantar ke sekolah. jangan panggil aku om terus, panggil aku Rega " katanya mulai kesal.
" iya om Rega. . . gak usah marah - marah "
Rega menarik nafas panjang menahan amarahnya, berhadapan dengan anak SMA pada hari pertama ia menginjakkan kaki disini dan itu sudah menguras tenaganya.
*********
Entah apa yang dikatakan om - om yang telah menabraknya tadi sama bu Inggrit wali kelasnya yang super duper killer itu sampai membiarkannya menyusul mid tanpa bertanya apa pun.
duduk di kantor seorang diri menghadapi kertas, celingak - celinguk gak ada yang bantuin.
it's oke, gak masalah gak ada yang bantuin. buat otak encer Ella itu bukan perkara yang susah.
30 menit cukup untuknya menyelesaikan semua pertanyaan itu.
" la, lo parah ni. . . " Ririn menyambar tangan Ella saat keluar dari kantor.
" lu tadi kemana? aku tanpamu bagai butiran debu " katanya drama .
" gue tau. . . lo gak bisa nyontek kan? " tebaknya .
" hebat lo, ntar alih profesi jadi peramal atau orang pinter "
" ya elah. . . dari orok lo tu emang gak bisa kalo gak nyontek gue "
Ririn menggaruk kepalanya yang gak gatal mendengar kata - kata Ella.
" jangan gitu kan lo tau sendiri otak gue gak seencer elo " cengengesan sendiri tanpa sebab.
" saking tegang gue lupa kalau belum sarapan. kita kekantin yuk? makan dulu sebelum pingsan menghadapi kenyaataan hidup yang pahit "
Ella menjitak kepala sahabatnya yang lebay gak telungungan itu.
" kebanyakan nonton sinetron ya gini jadinya "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 334 Episodes
Comments
jauharotul maknunah
🤔🤔
2020-08-05
1
rey
semangat
2020-05-05
1
Ratna Ira
kok d ulang2 yach...
2020-05-05
7