"Ta kamu gak apa kan?" Anita menyadarkan Dita.
Pak Herdi memutuskan untuk menyuruh supir menghentikan bis di rest area guna menyembuhkan Andi.
"Kepala ku pusing." ucap Dita memijat keningnya.
"Minum dulu Ta." Anita menawari Dita air mineral dan mengolesi pinggir kepala Dita dengan minyak angin.
"Makasih ya Nit, si Andi gimana itu?"
"Udah sadar tuh sama pak Ujang."
Dita dan Anita menoleh ke Andi yang terbaring kelelahan karena teriakan nya nanti.
"Dia membawa sesuatu dari villa itu." ucap Anan.
"Pak Ujang menggeledah tas Andi ternyata Andi membawa sebuah medali emas dari villa tadi.
"Kenapa kamu ambil ndi?" tanya Pak Ujang pas Andi.
"Nuhun Abah, Andi teh khilaf, Andi suka sama medalinya kalo emas beneran lumayan buat dijual." jawab Andi polos.
"Ckckkckc itu namanya elo udah nyolong sama setan pantesan aja dia nyariin." ucap Doni.
Pak Ujang berusaha mengusir hantu pria itu dan berjanji akan mengembalikan medali itu.
"Pak saya ijin sama Doni balik ke Vila." ucap pak Ujang ke Pak Herdi.
"Kok sama saya pak sama yang lain gitu." Doni mencoba menolak karena takut.
"Udah kamu ikut saya kalo gak mau saya minta pak Herdi mecat kamu nih." Pak Ujang mencoba mengancam Doni yang akhirnya menurut.
Pak Ujang menghampiri Dita.
"Neng udah gak papa?"
"Enggak pak udah gak papa." jawab Dita.
"Kaget ya neng, kamu ada yang jagain yak?" Pak Ujang menoleh pada Anan.
"Emmm ya gitu pak." jawab Dita perlahan.
"Yudah bapak percaya dia bakal jagain kalian sepanjang perjalanan, tapi nak jangan terlalu dekat dengan yang... kamu tahu lah."
"Iya pak Dita ngerti."
Pak Ujang dan Doni pamit kembali ke vila sementara rombongan kembali ke Jakarta dengan bis.
"Laki-laki tua itu bisa melihatku ya rupanya." ucap Anan.
***
Sesampainya rombongan di wahana kolam renang. Bu Devi sudah menyambut pak Herdi dan tiba-tiba memeluknya dan mencium pipi kanan dan kirinya. Lalu mereka masuk ke ruangan kerja Pak Herdi.
Semua mata mengarah pada Dita saat melihat kejadian itu.
"Pada kenapa sih, iya aku tahu aku gak pantes buat pak Herdi."
batin Dita.
Anita menepuk pundak Dita "Sabar ya Ta."
"Apaan sih pada emang aku kenapa coba." sahut Dita kesal.
Dita melihat penampakan perempuan itu lagi sedang menatap ke arahnya.
"Nan, tuh perempuan penghuni sini dia mau cari temen tapi maunya temen yang mati coba tuh kan serem kalo makan korban." Dita berbisik pada Anan.
Anan memperhatikan sosok hantu perempuan itu.
"Cantik tau sebenarnya dia." ucap Anan.
"Bagus, kamu aja sana nemenin dia disini." sahut Dita kesal.
"Ta yuk pulang." Anita mengajak Dita untuk pulang bareng.
"Iya bentar." sahut Dita.
"Gimana mau aku kenalin?" tanya Dita pada Anan.
"Kenalan doang mah gampang." jawab Anan.
"Kok dia gak bisa nyamperin kita kesini sih cuma ngeliatin doang?" tanya Dita melihat kearah hantu perempuan itu.
"Karena ada pagar gaib, jadi wilayah dia disana aja, tapi Ta pernah ada tumbal gak disini?"
"Emmm aku gak tau ya kan aku karyawan baru, tapi kalopun ada tumbal pasti si dia udah punya temen."
"Ya mungkin aja dia tumbalnya." sahut Anan
Dita melambaikan tangannya pada hantu perempuan itu yang masih tetap berdiri di depan mess dekat kolam itu.
"Dita ngapain kamu nakutin aja ih dadah sama siapa kamu?" tanya Anita.
"Dadah sama kolam sama bangku pohon bintang bulan hehehe." jawab Dita asal.
"Kesambet nih bocah, eh kira-kira pak Herdi sama Bu Devi ngapain yak ?"
"Emmmm mesum ya otak mu ngeres." Dita meninju bahu Anita pelan.
"Ya kali gitu ngapain berdua doang di sana, eh tuh orangnya keluar." Anita berbalik badan mengajak Dita segera pergi.
"Eh mau pada bareng gak?" Suara pak Herdi menawarkan tumpangan.
"Gimana Ta?" tanya Anita.
"Maulah lumayan kan gratis." Dita menoleh dan mengangguk ke arah pak Herdi.
Bu Devi memperhatikan gerak-gerik Dita dan Anita dengan muka masam karena menyetujui tawaran pak Herdi.
"Mari Bu saya pulang duluan." ucap Dita masuk kemobil pak Herdi di susul Anita.
Bu Devi hanya diam tak menjawab dengan muka juteknya itu.
"Jadi deketan rumah Dita apa Anita?" tanya pak Herdi.
"Kerumah Dita aja pak, saya mau nginep." jawab Anita.
"Lah tumben nit?" tanya Dita heran.
"Bokap nyokap adek ku pulang kampung, Mbah ku sakit."
"Ooohh... oke sip kalo gitu semalem seraya ribu ya biayanya."
"Hah serius kamu?"
"Becanda nit becanda hehehe."
"Kita makan dulu yak mau gak? tenang saya traktir." ucap pak Herdi.
"Ya mau pak, apalagi denger kata traktir." ucap Anita dengan senangnya.
"Dasar perempuan denger traktir aja langsung nurut." Suara Anan sudah hadir ia duduk didepan samping pak Herdi.
Dita melihat ke arahnya dan memajukan bibirnya ke arah Anan.
"Oke sip tunggu Bu Devi pulang dulu yak rese kalo dia ikut." Pak Herdi tertawa mengatakan nya.
Dita dan Anita kompak memberi jempol kanannya ke arah pak Herdi.
***
To be continued
Happy Reading...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 489 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
penasaran sama hantu yg ada di kolam renang
2024-01-03
1
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
aku masih penasaran ma arwah wanita itu dan kisah herdi, devi dan istrinya...
2023-09-23
0
Berdo'a saja
kirain bohay nya pak herdi ternyata resek katanya 😀😀
2023-01-13
0