Pagi dini hari menunjukkan pukul tiga di jam dinding yang Dita lihat. Dita terbangun karena panggilan alam yang membuat perutnya mules saat itu.
"Anan Anan.." bisiknya mencari Anan karena percuma jika ia membangunkan Anita yang pasti malah tambah merepotkan jika ia ketakutan.
"Oi.. kenapa?"
"Kamu mah ngagetin terus tau-tau udah dibelakang aja."
"Kenapa?" tanya Anan lagi.
"Mau boker hehehehe."
duuuttt...
"Tuh kan kelepasan." ucap Dita Malu.
"Ya ampun ini aja udah baunya busuk gini gimana aku nemenin kamu didalem dih gakda harga dirinya."
"Yaudah kamu nungguin depan pintu aja ya please.." pinta Dita.
Anan terpaksa mengikuti kemauan Dita.
Ceklek... "Haduh tuh nenek melotot lagi ke aku."
Dita membuka pintu kamar mandi dan di lihatnya seorang nenek memakai kebaya dan kain jarik dengan rambut terurai penuh uban dan matanya merah menatap tajam pada Dita.
"Aku udah baca doa masuk WC ya nek, numpang-numpang yak."
"Anan ayo masuk kita nge gosip deh tuh ada nenek di dalem." pinta Dita minta ditemani Anan di dalam toilet.
"Idih no no no way...!!" sahut Anan.
"Ya sudah deh, permisi ya nek." Dita menutup pintu kamar mandi duduk di atas closet melaksanakan hajatnya.
"Haduh nenek ngapain jongkok, aku kan jadi bisa liat belatung di kepala nenek pada dadah dadah sama aku..."
Dita menutup matanya ketakutan, namun dilihatnya lagi kepala sang nenek yang penuh luka lebar menganga dengan belatung dan bau darah anyir tercium hiiiyyy...
"Haduh nenek jangan liat ke aku, bau nih nek liat kesana aja."
"Hahahahha." Anan tertawa dari balik pintu.
Dita buru-buru menuntaskan hajatnya dan mencuci tangan serta mem flush closetnya itu.
"Permisi ya nek... jangan ganggu ya kan aku gak ganggu." ucap Dita membuka pintu kamar mandi.
"Eh Dita kirain siapa." Ternyata sosok Pak Herdi sudah berada didepan pintu kamar mandi.
"Eh bapak, mau masuk ya, jangan pak bau tadi Dita habis hehehhehe." ucap Dita malu.
"Oh gakpapa Ta, bentar aja nanti saya tahan nafas."
"Pak, baca doa dulu ya takut ada yang ganggu." ucap Dita sambil melirik penampakan nenek yang masih ada di dalam kamar mandi.
"Hahaha kamu masih percaya aja hal kaya gitu." Pak Herdi menutup pintu kamar mandi.
"Kenapa liat-liat?" tanya Dita pada Anan yang sedang memandangi Pak Herdi saat itu.
"Siapa dia?" tanya Anan.
"Bos aku, ganteng kan kaya oppa siwon?"
"Biasa aja, gantengan juga aku." Anan memuji diri sendiri.
"Dih pede... jadi pocong aja pede banget gimana pas manusianya ya?" gumam Dita.
"Ya lebih ganteng lah." sahut Anan.
ceklek
Pak Herdi membuka pintu kamar mandi.
"Kamu masih Disini Ta?" tanya pak Herdi.
"Ah iya pak baru mau balik ke kamar." jawab Dita.
"Boleh minta tolong gak?"
"Minta tolong apa pak?" sahut Dita.
"Bisa bikinin saya kopi, hehehe maaf ya saya nyuruh kamu jam tiga gini."
"Gak papa pak tapi... emmm saya takut ke dapurnya."
"Oalah hahahhaa hayo saya temenin saya mau liat kamu bikin kopi gimana."
Pak Herdi menemani Dita ke arah dapur.
"Bapak kenapa sih ngeliatin saya gitu?" tanya Dita karena dari tadi Pak Herdi memperhatikannya membuat kopi.
"Eng enggak saya jadi inget istri saya, maaf ya Ta."
Deg.. geer parah dong Dita mendengar perkataan pak Herdi barusan apalagi disama-samain sama istrinya.
"Dih bapak minta maaf mulu hehee gak papa pak, tapi pasti istri bapak lebih cantik." puji Dita.
"Iya, dia memang cantik, tapi kamu juga cantik Ta."
"Awww..." Dita terkena percikan air panas karena terkejut mendengar pujian dari pak Herdi.
"Kamu gak papa Ta?"
"Enggak pak, enggak papa."
Pak Herdi langsung memegang jemari Dita yang terkena air panas dan dibasahi dibawah air keran mengalir lalu dibersihkan dengan tisu.
sumpah ini kenapa jantung gue naik turun dari kepala ke kaki ya cenut-cenut gini lagi duh tahan Ta, jangan ke geeran tau diri elo Ta. batin Dita.
"Dah baikan kan?" tanya Pak Herdi.
"I i iya pak,makasih yak."
Pak Herdi tersenyum dengan manisnya lalu mengambil cangkir kopi buatan Dita dan menyeruput nya.
"Hmmmm enak Ta, manis nya pas, manisnya kaya yang buat." puji pak Herdi.
"Haduh bapak mah bikin ge er, saya jadi lemes dengernya."
"Bener kok suami kamu nanti pasti suka kopi buatan kamu."
"Aaa bapak so sweet,,, tapi pacar aja saya gak punya gimana mau cepet punya suami."
pak Herdi tertawa ringan mendengarkan celotehan Dita. Setelah menghabiskan kopinya lalu pak Herdi mendekati Dita mendekatkan wajahnya. Mereka kini saling bertatapan membuat Dita salah tingkah .
"Bener kan, kamu cantik, makasih ya, kembali tidur sana." ucap pak Herdi sambil mengelus kepala Dita dan berlalu ke kamarnya.
Dita terpaku tak bergerak diam seribu bahasa.
"WOI...!!! udah sadar...!!!" suara Anan mengagetkan Dita.
"Aaaa Anan...!!" Dita memeluk Anan tanpa sadar.
"Gue seneng banget... eh kira-kira kamu bisa baca isi hati pak Herdi gak? kira-kira dia suka gak ya sama aku?"
"Bisa lepasin dulu gak?" pinta Anan meronta.
"Oh iya lupa maaf hehehe."
"Aku gak bisa baca pikiran orang lain selain kamu."
"Kok gitu sih, kok bisa?" tanya Dita ada raut kecewa di wajahnya.
"Mungkin karena gelang di tangan mu itu yang membuat kita terhubung."
"Yaah... padahal aku pengen tau banget lho gimana isi hati Pak Herdi, ya sudah lah."
Dita beranjak menuju kamarnya dan melanjutkan tidurnya karena panggilan azan Subuh masih lama.
Anan mengikutinya dan hanya berdiri di sudut ruangan kamarnya memandangi Dita yang tidur disebelah Anita.
"Hmmm kenapa aku merasa sedih ya..?" gumam Anan.
***
To be Continued...
Happy Reading...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 489 Episodes
Comments
Hati Yang Terkilan
Mungkin karena Dita sukanya sama Pak Boss...
2024-08-17
0
Hati Yang Terkilan
Bermakna kontaknya cuman sama Dita🤔🤔
2024-08-17
0
Hati Yang Terkilan
ceh ceh yang lagi cemburu🤭🤭🤭
2024-08-17
0