Aku tak akan menjadi ibu yang lemah..

Hari-hari terasa lebih sunyi sejak Tania datang dengan tangisan palsunya. Tapi aku bersyukur ia tidak kembali lagi. Entah karena dia sadar aku tak akan membukakan pintu, atau karena Raka mulai menjauh.

Tapi itu bukan urusanku lagi.

Aku mulai menyusun rencana pelan-pelan.

Setiap malam, aku duduk di meja ruang tamu, menuliskan daftar kebutuhan kehamilan, mencatat uang yang bisa kusimpan, dan mencoba mencari pekerjaan lepas yang bisa kulakukan dari rumah—kalau nanti aku benar-benar pergi.

Aku tahu ini tak akan mudah. Tapi aku juga tahu satu hal:

Aku tak bisa tinggal di kota yang terus-menerus mengingatkanku pada pengkhianatan.

---

Ibuku memperhatikan semua gerak-gerikku, tapi tak banyak bertanya. Mungkin dia tahu, aku sedang membangun keberanian. Dan aku tahu, dia pun sedang melatih diri untuk melepas.

Sampai suatu malam, seseorang datang lagi.

📲 Raka.

Kali ini bukan telepon. Tapi dia datang langsung.

Ibuku yang membukakan pintu. Wajahnya dingin. Tapi Raka tetap memaksa masuk.

“Di mana Nayla?” tanyanya dengan suara berat.

“Aku di sini,” jawabku pelan dari ruang tengah.

Dia menoleh. Dan dalam sekejap, ekspresi penyesalan langsung terpampang di wajahnya—aku hampir tidak mengenali Raka yang ini.

“Nay… aku minta maaf. Tolong… kita bicara, ya?”

---

Kami duduk berhadapan.

Aku diam. Membiarkannya bicara.

“Aku salah. Aku bodoh. Aku... terjebak dalam perasaan yang belum selesai sama Tania. Tapi itu bukan alasan. Aku nyakitin kamu. Dan aku siap menebusnya. Apa pun…”

Aku menatap wajahnya lama. Mencari sisa lelaki yang dulu kucintai. Tapi yang kutemukan hanya bayang-bayangnya. Ia bukan Raka yang dulu berdiri di altar, berjanji akan menjagaku seumur hidup.

“Kamu tahu aku hamil?” tanyaku akhirnya.

Matanya membelalak. Ia mengangguk pelan. “Tania yang bilang…”

Aku menghela napas panjang. Ternyata Tania tahu. Mungkin ia menyampaikan dengan caranya sendiri—cara yang pasti terasa menusuk juga.

“Aku tahu aku nggak bisa minta kamu lupa semua yang aku lakuin,” lanjut Raka, “Tapi setidaknya… biar aku tanggung jawab sama anak ini.”

Aku tertawa kecil. Bukan karena lucu. Tapi karena geli. “Sekarang kamu inget tanggung jawab, setelah tidur sama sahabatku sendiri?”

“Nayla, tolong…”

“Enggak, Raka. Tolong kamu yang pergi.”

---

Dia menunduk. Tapi tidak beranjak.

Aku bangkit. Perlahan, tapi pasti. Menatapnya dengan mata yang tak lagi berlinang air mata, tapi penuh ketegasan.

“Kalau kamu benar-benar mau menebus kesalahan, mulai dengan menghilang dari hadapanku.”

Ibuku muncul dari balik pintu, dan dengan pelan menepuk lengan Raka.

"Pergilah, Nak. Nayla butuh ruang. Bukan luka tambahan."

Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku melihat Raka tak punya kata-kata.

Ia pergi malam itu.

Tanpa pelukan. Tanpa janji manis.

Dan aku tidak menangis.

(Setelah Raka pergi...)

Aku duduk sendirian di lantai ruang tengah. Tak ada suara. Hanya detak jam dinding dan degup jantungku sendiri yang kini terasa lebih stabil.

Sejak malam itu, aku tahu… tak akan ada lagi sosok yang bisa kuandalkan selain diriku sendiri.

Tanganku kembali menyentuh perutku yang mulai terasa hangat. Seakan bayi ini tahu bahwa aku baru saja menolak ayahnya.

Bukan karena aku benci. Tapi karena aku ingin anak ini lahir dari keputusan yang benar—bukan dari paksaan masa lalu.

“Mama janji, kita akan baik-baik saja.”

“Walaupun jalannya tidak mudah… tapi Mama akan berjuang.”

Karena kali ini, aku memilih menjadi ibu… bukan korban.

---

Malam itu, aku menyalakan laptop. Kubuka halaman kosong, dan mulai menulis:

"Untuk anakku tercinta,

Jika suatu hari nanti kau bertanya mengapa kita hanya punya satu sama lain…

Aku akan bilang, karena Ibumu memilihmu.

Bukan luka. Bukan dendam. Tapi kamu."

Aku menutup laptop dengan air mata hangat.

Bukan karena lemah.

Tapi karena aku tahu, aku akhirnya belajar kuat.

Terpopuler

Comments

Ninik

Ninik

aku baca dr awal bab bingung sendiri katanya suami istri apa mereka g tinggal serumah? udah gitu kasih kejutan kehotel tempat suami menginap Krn urusan kantor kalau dikota yg sama ngapain hrs nginap dihotel trs setelah ketahuan selingkuh apa suaminya jg g pernah pulang aneh ini novel alurnya membingungkan

2025-08-06

1

Uthie

Uthie

Sukaa.. memilih menjadi sosok ibu yg kuat.. bukan terus meratap sbg Korban perselingkuhan 👍🤨

2025-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Hotel itu dan dua orang yang ku kenal..
2 Ternyata sudah lama..
3 Perut ini, luka ini..
4 Aku tak akan menjadi ibu yang lemah..
5 Meninggalkan kota ini..
6 Jejak masa lalu datang lagi..
7 Luka yang belum sembuh.
8 Langkah baru yang masih gemetar..
9 Surat cerai..
10 Luka yang tak pernah sembuh..
11 "Jangan paksa aku kembali"..
12 Harga diri yang tersisa..
13 Harga dari sebuah keangkuhan..
14 Tekanan di balik pintu kontrakan..
15 Retak dan tak bisa disusun kembali..
16 Pecahnya semua kendali..
17 Di tengah penyesalan yang terlambat..
18 Luka yang belum tuntas..
19 Langkah pertama menuju akhir..
20 Jejak luka di aroma kopi..
21 Suara dari seberang hati..
22 Titik balik yang penuh luka dan harapan..
23 Maaf yang tak terucap..
24 Pertemuan tak diundang..
25 Luka yang tak mudah pulih..
26 Luka yang tak dapat di sangkal..
27 Cinta yang ditutupi luka..
28 Sidang pertama..
29 Pertemuan rahasia Raka dan Aldi..
30 Menyiapkan esok yang menentukan..
31 Tersimpan dalam sebuah tatapan..
32 Usai sidang, Luka yang belum usai..
33 Tanya yang tertunda..
34 Sidang terakhir penentuan..
35 Bara yang membakar..
36 Saat semua telah usai..
37 Pelan tapi pasti..
38 Perjalanan kecil yang hangat..
39 Hujan, Senja dan diam yang nyaman..
40 Saat luka belum sembuh..
41 Jalan yang kupilih..
42 Peresmian yang penuh luka..
43 Restu yang mendadak..
44 Maaf yang terlambat..
45 Penghujung nasehat..
46 Ratapan setelah kepergian..
47 Diantara rasa bersalah dan kehampaan..
48 Bayangan di balik tidur..
49 Pertemuan yang membakar..
50 Retakan yang semakin dalam..
51 Rasa yang tumbuh dalam diam..
52 Aku janji, bu..
53 Pecahan yang tak pernah benar-benar menyatu..
54 Penantian dan histeria..
55 Sekarang kamu puas, kan??
56 Bayangan kehilangan..
57 Luka yang masih terbuka..
58 Buruk sangka Tania..
59 Diujung tanduk..
60 Sebuah rasa..
61 Amarah yang membabi buta..
62 Luka yang tak terlihat..
63 Kenyataan yang tak bisa lagi ditutupi..
64 Ultimatum..
65 Membakar dalam diam..
66 Rapat yang menyesakkan..
67 Kamar putih yang menghakimi..
68 Warna warni di antara abu abu
69 Pertemuan di balik kaca..
70 Titik nadir..
71 Badai yang datang..
72 Persalinan dini..
73 Diujung panik
74 Luka yang tak pernah sembuh..
75 Bantuan yang melegakan..
76 Tanggung jawab yang tak bisa diabaikan..
77 Kepercayaan yang tersisa..
78 Janji setelah hujan..
79 Kontrakan baru di desa..
80 Hal terpenting..
81 Hadiah besar???
82 Pulang bersama luka..
83 Kejujuran yang pahit..
84 Aku gagal..
85 Menerima keadaan..
86 Yang tersisa..
87 Harta yang harus dilepas..
88 Hak untuk Nayla..
89 Salah alamat..
90 Telepon yang membuat hening..
91 Amarah yang tak pernah padam..
92 Rencana lama yang kembali..
93 Batas yang ditegaskan..
94 Jejak yang tersisa..
95 Cara halus Tania..
96 Kejujuran ALdi..
97 Perjalanan pahit ke desa..
98 Awal hidup di desa..
99 Rencana Tania..
100 Peringatan Keras..
101 Kejujuran yang menguatkan..
102 Dendam..
103 Bara dendam..
104 Kontraksi..
105 Tertangkap..
106 Sudah diamankan..
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Hotel itu dan dua orang yang ku kenal..
2
Ternyata sudah lama..
3
Perut ini, luka ini..
4
Aku tak akan menjadi ibu yang lemah..
5
Meninggalkan kota ini..
6
Jejak masa lalu datang lagi..
7
Luka yang belum sembuh.
8
Langkah baru yang masih gemetar..
9
Surat cerai..
10
Luka yang tak pernah sembuh..
11
"Jangan paksa aku kembali"..
12
Harga diri yang tersisa..
13
Harga dari sebuah keangkuhan..
14
Tekanan di balik pintu kontrakan..
15
Retak dan tak bisa disusun kembali..
16
Pecahnya semua kendali..
17
Di tengah penyesalan yang terlambat..
18
Luka yang belum tuntas..
19
Langkah pertama menuju akhir..
20
Jejak luka di aroma kopi..
21
Suara dari seberang hati..
22
Titik balik yang penuh luka dan harapan..
23
Maaf yang tak terucap..
24
Pertemuan tak diundang..
25
Luka yang tak mudah pulih..
26
Luka yang tak dapat di sangkal..
27
Cinta yang ditutupi luka..
28
Sidang pertama..
29
Pertemuan rahasia Raka dan Aldi..
30
Menyiapkan esok yang menentukan..
31
Tersimpan dalam sebuah tatapan..
32
Usai sidang, Luka yang belum usai..
33
Tanya yang tertunda..
34
Sidang terakhir penentuan..
35
Bara yang membakar..
36
Saat semua telah usai..
37
Pelan tapi pasti..
38
Perjalanan kecil yang hangat..
39
Hujan, Senja dan diam yang nyaman..
40
Saat luka belum sembuh..
41
Jalan yang kupilih..
42
Peresmian yang penuh luka..
43
Restu yang mendadak..
44
Maaf yang terlambat..
45
Penghujung nasehat..
46
Ratapan setelah kepergian..
47
Diantara rasa bersalah dan kehampaan..
48
Bayangan di balik tidur..
49
Pertemuan yang membakar..
50
Retakan yang semakin dalam..
51
Rasa yang tumbuh dalam diam..
52
Aku janji, bu..
53
Pecahan yang tak pernah benar-benar menyatu..
54
Penantian dan histeria..
55
Sekarang kamu puas, kan??
56
Bayangan kehilangan..
57
Luka yang masih terbuka..
58
Buruk sangka Tania..
59
Diujung tanduk..
60
Sebuah rasa..
61
Amarah yang membabi buta..
62
Luka yang tak terlihat..
63
Kenyataan yang tak bisa lagi ditutupi..
64
Ultimatum..
65
Membakar dalam diam..
66
Rapat yang menyesakkan..
67
Kamar putih yang menghakimi..
68
Warna warni di antara abu abu
69
Pertemuan di balik kaca..
70
Titik nadir..
71
Badai yang datang..
72
Persalinan dini..
73
Diujung panik
74
Luka yang tak pernah sembuh..
75
Bantuan yang melegakan..
76
Tanggung jawab yang tak bisa diabaikan..
77
Kepercayaan yang tersisa..
78
Janji setelah hujan..
79
Kontrakan baru di desa..
80
Hal terpenting..
81
Hadiah besar???
82
Pulang bersama luka..
83
Kejujuran yang pahit..
84
Aku gagal..
85
Menerima keadaan..
86
Yang tersisa..
87
Harta yang harus dilepas..
88
Hak untuk Nayla..
89
Salah alamat..
90
Telepon yang membuat hening..
91
Amarah yang tak pernah padam..
92
Rencana lama yang kembali..
93
Batas yang ditegaskan..
94
Jejak yang tersisa..
95
Cara halus Tania..
96
Kejujuran ALdi..
97
Perjalanan pahit ke desa..
98
Awal hidup di desa..
99
Rencana Tania..
100
Peringatan Keras..
101
Kejujuran yang menguatkan..
102
Dendam..
103
Bara dendam..
104
Kontraksi..
105
Tertangkap..
106
Sudah diamankan..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!