Bab 2

🌷**Happy Reading🌷**

Malam harinya dirumah kediaman milik edward, saat ini ayunda sedang berdiri menatap suaminya yang menatapnya penuh cinta.

Ayunda juga sudah menyampaikan ucapan mama emma yang menyuruh edward makan malam dirumah utama tanpa membawa ayunda.

"Kamu percaya sama mas, kamu harus ikut kerumah mama sama papa ya? Gak mungkin dong mas cuma pergi sendiri kesana." Ujar edward yang terus membujuk istrinya.

Ayunda menggeleng, ia tak mungkin ikut makan malam bersama.

"Mama hanya mengundang kamu mas, lagi pula mama itu tidak menyukai aku. Mas pergi sendiri saja, aku akan makan malam bersama mbok latri dirumah." Sahut ayunda tetap kekeh tak ingin ikut.

Huftt

Edward membuang napas kasar, ia tak akan menyerah membujuk ayunda untuk ikut bersamanya.

"Tolong lah sayang, kamu ikut sama mas ya?" Bujuk edward, berharap ayunda luluh hatinya.

"Aku takut mas, aku gak mau membuat suasana hati mama kamu hancur berantakan karena kedatangan aku!." Mata ayunda berkaca-kaca menatap sang suami.

"Percaya sama mas, mama pasti ngerti kok. Sekarang kamu siap-siap ya, mas tunggu dibawah." Tegas edward tak terbantahkan, mau tak mau ayunda harus mengikuti ucapan suaminya.

Ayunda menatap nanar kepunggung edward yang menghilang dibalik pintu kamar, ia berjalan lesu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sedangkan dilantai satu, edward sedang duduk seraya mengecek handphonenya. Dua pesan masuk dari mama emma dan sekretaris, pesan yang pertama dibuka adalah chat dari mama emma yang menanyakan ia sudah pergi apa belum.

"Kamu dimana sayang? Udah berangkat apa belum?"

^^^"Sebentar lagi ma.^^^

Begitulah isi chatan mereka, lalu edward membuka isi chat dari sekretarisnya yang memberitahu jika besok pagi-pagi sekali akan berangkat keluar kota.

Saat sedang fokus membalas chat dari sekretaris, hentakan heels menggema menuruni anak tangga.

Pandangan edward terpaku kearah istrinya yang terlihat sangat cantik dibalut drees yang elegan.

"Kamu cantik banget sayang, cantiknya bertambah berkali-kali lipat." Puji edward membuat pipi ayunda bersemu merah, ia dibuat salah tingkah.

"Ayo kita berangkat mas." Ujar ayunda gugup.

Edward mengangguk, dengan wajah sumringah ia menggenggam tangan istrinya untuk keluar dari rumah.

Dengan penuh kelembutan, edward menuntun ayunda masuk kedalam mobil setelah itu barulah edward duduk disamping ayunda untuk mengemudi.

Mobil melaju pelan keluar dari perkarangan rumah megah itu, tangan edward terus menggenggam tangan ayunda.

"Mas, apa kamu yakin? Aku takut mas." Lirih ayunda, Perkataan mama emma siang tadi masih terngiang-ngiang dikepala ayunda.

"Tenang sayang, jangan panik. Percaya sama mas ya?" Ujar edward menyakinkan istrinya itu.

Tak terasa mobil mereka mulai memasuki perkarangan rumah megah milik keluarga edward, jantung ayunda semakin berdegup kencang membayangankan perkataan seperti apa lagi yang ia terima nantinya.

Edward keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk ayunda.

Ayunda menatap suaminya, edward mengangguk menyakinkan jika tidak akan terjadi apa-apa nantinya.

Pasangan suami istri itu melangkah masuk kedalam rumah yang sangat mewah itu, deretan furniture mewah, foto keluarga besar menempel di dinding rumah itu.

Suara orang ngobrol terdengar dari arah meja makan, ayunda semakin mengeratkan pelukan dilengan suaminya.

Dengan langkah pasti, edward membawa istrinya menuju meja makan dimana papa, mama, adik, abangnya serta oma dan opanya sudah duduk manis disana.

Seketika suasana meja makan menjadi hening, seluruh tatapan mengarah kepada ayunda yang berdiri disamping edward.

Mama emma berdiri, ia menatap tajam anak serta menantunya.

"Edward, kenapa kamu bawa dia? Mama sebelumnya sudah bilang kepada istrimu untuk tak ikut serta." Tekan mama emma.

Edward berdiri tenang menatap keluarga. " Ayunda istriku ma, apa salahnya aku membawanya ikut serta acara makan malam bersama?."

Mama emma mengeraskan rahangnya. " Dia bukan bagian dari keluarga kita, edward."

"Benar, mas edward pun sedari dulu sudah tahu jika mama dan papa serta kami semua nggak suka sama mbak ayunda." Timpal Ceysa, adik perempuan edward.

"Ceysa, jaga ucapan kamu ya!!!" Ujar edward, matanya menatap tajam kearah sang adik.

"Sudahlah, sebaiknya kita mulai saja acara makan malamnya." Lanjut edward lagi, ia tak mau jika ada keributan.

"Seharusnya kamu pergi sendiri saja edward bukannya malah turut membawa wanita jalang itu untuk makan malam bersama, mengotori rumah ini saja." Sinis oma firda yang angkat bicara.

Edward mengepalkan tangannya, ia tak terima jika istrinya dihina seperti ini.

"Cukup ya semuanya, cukup kalian membuat ayunda sakit hati."

Suasana meja makan semakin menegang, edward menatap tajam seluruh anggota keluarganya. Sedangkan ayunda hanya menunduk dengan bahu yang bergetar.

Sementara itu, axel abang dari edward hanya mendengus seraya meninggalkan meja makan, ia muak mendengar perdebatan yang tidak bermanfaat ini.

"Mas, ayo kita pulang aja." Bisik ayunda, suaranya bergetar menahan isak tangis.

Edward mengangguk singkat, tanpa sepatah kata pun ia meninggalkan meja makan dan keluar dari rumah itu.

"Edward, mau kemana kamu hah? Edward!!!." Teriak mama emma yang tak dihiraukan sama sekali ole edward.

"Sabar ma, mas edward tuh udah dipengaruhi sama wanita jalang itu. Buktinya sekarang dia udah berani melawan mama kan?." Ujar ceysa seraya mengelus pundak mamanya.

Napas mama emma naik turun sangking emosinya. " Dasar wanita jalang, ternyata benar buah jatuh tidak jauh dari pohonnya."

Sementara itu, mobil melaju kencang dijalanan kota, sungguh saat ini edward sangat emosi mendengar hinaan dari keluarganya.

Ia melirik ayunda yang termenung memperhatikan jalanan kota yang ramai itu, air matanya lolos begitu saja.

"Sayang?."

Ayunda menoleh, ia menatap suaminya dalam diam. Mata edward berkaca-kaca menatap sang istri, ia bisa merasakan rasa sakit yang sama.

"Maaf, maaf untuk perkataan mereka." Lirih edward.

Ayunda hanya diam, tak lama mereka telah sampai dirumah, mobil segera diparkiran edward digarasi.

Buru-buru ayunda turun dari mobil dan masuk kedalam rumah, ia berpapasan dengan mbok latri yang menatapnya bingung.

"Ada apa ya sama nyonya?" Gumam mbok latri.

Edward dengan langkah lebar menyusul istrinya yang sudah lebih dulu sampai ke kamar mereka.

Ceklek

Dengan pelan, edward membuka pintu kamar itu menampakan tubuh ayunda yang sudah terbaring diatas kasur seraya membelakangi pintu.

"Sayang?"

Hening, tak ada jawaban sama sekali dari ayunda.

Edward melihat jika ayunda sudah memejamkan kedua matanya, ia menghela napas panjang.

Ia berbaring disamping istrinya dan memeluk wanita itu, ia bisa merasakan jika tubuh ayunda masih bergetar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!