MBKS 3 - Jangan Sampai Bianca Tau

Meisya tidak ingin larut dalam rasa takut. Dia berusaha tenang dan yakin jika semua akan baik-baik saja. Mengingat siang nanti ada kegiatan yang harus dia lakukan, membuat Meisya segera membersihkan tubuhnya. Tak lupa mengganti sprei ranjang yang terlihat kusut dan beserakan noda darah di sana.

Pukul satu siang, Meisya sudah tiba di sebuah hotel yang menjadi lokasi kegiatannya siang itu. Setibanya di lokasi acara, Bianca terlihat sudah berada di sana. Hari itu mereka memang memiliki kegiatan di tempat yang sama hingga membuat mereka bertemu siang itu.

“Halo, Meisya!” Seperti biasa Bianca langsung memeluk tubuh Meisya saat sudah berada di dekatnya.

Meisya membalas pelukan Bianca. “Kamu udah lama sampai?” Tanyanya.

Bianca menggeleng. “Baru aja. Paling baru sepuluh menit yang lalu.”

Meisya mengangguk. Melihat wajah Bianca yang nampak tulus saat tersenyum padanya, membuat Meisya jadi merasa bersalah pada wanita itu karena kesalahan besar yang sudah ia lakukan dengan Kenzo.

“Tadi malam acaranya gimana, seru gak? Sayang sekali aku gak bisa di sana sampai selesai. Soalnya papi tiba-tiba pulang dan mami menyuruhku segera pulang.” Wajah Bianca nampak cemberut saat bercerita.

Meisya tersenyum kaku. Bingung mau menjawab apa. Masa dia harus jujur pada Bianca jika ada acara yang lebih seru dia lakukan dibandingkan acara yang mereka hadiri tadi malam?

“Ya, seru banget. Tapi aku gak mengikutinya sampai habis. Karena perutku tiba-tiba gak enak.”

Wajah Bianca seketika khawatir. “Kamu sakit, Mei? Gimana rasanya sekarang. Apa masih sakit?” Bianca bertanya cepat. Dia memang begitu perhatian pada Meisya. Apa lagi mereka sudah sangat dekat.

“Emh, enggak kok. Perutku udah enakan sekarang. Cuma sakit semalam aja.” Balas Meisya. Dia tidak ingin Bianca terlalu mengkhawatirkan dirinya. Apa lagi alasan yang dia katakan barusan hanyalah kebohongan semata.

Bianca lega mendengarnya. Senyuman di wajahnya pun sudah kembali terlihat. “Kenzo juga katanya gak sampai habis berada di acara tadi malam. Dia langsung pulang karena katanya gak nyaman terlalu lama berada di sana tanpa ada aku.” Cerita Bianca. Sepertinya Kenzo juga mengatakan kebohongan pada Bianca. Sama seperti Meisya demi menutupi kesalahan mereka berdua tadi malam.

Meisya tersenyum saja. Enggan terlalu banyak berbicara. Dia juga takut salah bicara nantinya.

“Oh ya, Mei. Sepertinya ini jadwal terakhir kita di bulan ini yang bisa manggung di tempat yang sama. Karena setelah ini aku lebih banyak manggung berdua sama Kenzo di luar kota.”

Meisya tersenyum tipis. Bianca dan Kenzo memang sudah seperti paket lengkap setelah mereka selesai berkompetisi. Mereka lebih sering manggung berdua karena begitu banyak fans yang terus meminta mereka untuk berada di acara yang sama.

“Tapi kamu tenang aja, meski kita jarang berjumpa nantinya. Tapi aku akan sering menghubungi kamu, kok!”

Meisya kembali tersenyum. Tidak seperti biasanya, hari itu Meisya lebih irit berbicara pada Bianca. Meski dapat merasakan perubahan Meisya, tapi Bianca sama sekali tak mempermasalahkannya. Karena dia sudah terbiasa dengan mood Meisya yang mudah berubah-ubah. Jadi Bianca berpikir kalau mood Meisya lagi gak stabil siang itu.

Usai manggung di dalam mall, Meisya melakukan sesi pertemuan dengan para fansnya yang sejak tadi sudah tidak sabar untuk berfoto dengannya. Bianca pun begitu. Hingga akhirnya, mereka sama-sama keluar dari dalam mall untuk pulang.

“Kenzo.” Tidak seperti biasanya, jantung Meisya berdetak begitu cepat melihat Kenzo yang kini datang menjemput Bianca. Tak berbeda dengan Meisya, Kenzo pun turut merasa canggung bertemu dengan Meisya setelah apa yang terjadi pada mereka tadi malam.

Supaya tidak terlalu lama berada di dekat Kenzo, Meisya segera berpamitan pada keduanya untuk pergi. Dia juga menolak ajakan Bianca untuk pulang bersama.

“Kenapa kami harus bertemu lagi sih.” Meisya mengatur nafasnya yang sejak tadi terasa tidak beraturan. Ternyata kejadian tadi malam membuatnya canggung bertemu Kenzo. Padahal biasanya mereka sangat akrab bahkan suka bercana setiap kali bertemu.

“Semoga aku gak bertemu dengannya lagi setelah ini.” Batin Meisya penuh harap. Untung saja bulan itu mereka tidak memiliki jadwal manggung di tempat yang sama. Hingga membuat mereka sangat minim untuk bertemu. Apa lagi lokasi manggung mereka berada cukup jauh. Bukan hanya berbeda daerah saja, tapi berbeda provinsi juga.

Di dalam mobil yang sudah melaju di jalan raya, wajah Bianca terlihat tak bersemangat. Mengingat Meisya yang tadi masih terlihat menunggu taksi online di depan mall di saat mereka pergi meninggalkan mall.

“Kenapa, Sayang?” Tanya Ken melihat wajah cemberut Bianca.

“Aku kasihan aja sama Meisya, Sayang. Dia kemana-mana sendiri. Gak ada yang bisa mengantar jemput dia seperti aku. Paling kalau pergi berdua pun cuma bareng manejernya saja.”

Ken terdiam. Kekasihnya itu memang sangat peduli pada Meisya. Seperti Meisya yang sangat peduli padanya.

“Gak usah terlalu dipikirkan. Meisya bukan anak kecil yang haru kamu khawatirkan terus. Dia pasti bisa menjaga diri dengan baik.” Ken tidak ingin memperpanjang percakapan mereka tentang Meisya. Apa lagi dia sangat canggung jika mengingat kejadian kelam yang terjadi tadi malam.

“Ya, aku percaya kalau Meisya bisa menjaga dirinya dengan baik.” Bianca tak lagi melanjutkan percakapan tentang Meisya. Dia sudah mengalihkan pembahasan mengenai hubungan mereka dan rencana mereka untuk ke depannya.

Dua minggu berlalu, Meisya perlahan melupakan kejadian malam kelam yang terjadi pada dirinya dan Ken. Dia juga sudah menjalani aktivitasnya sehari-hari dengan tenang karena tidak pernah lagi bertemu dengan Ken. Apa lagi jadwal manggungnya yang cukup padat membuatnya tidak sempat memikirkan masalah yang terjadi pada dirinya.

“Meisya, aku lihat wajah kamu sering pucat akhir-akhir ini.” Kata Eva yang berstatus sebagai manejer Meisya.

Meisya yang sedang fokus membalas pesan di ponselnya seketika menoleh. “Pucat gimana, Mbak Eva?” Tanya Meisya.

“Ya, pucat, Meisya. Kalau kamu gak pakai make up kayak gini. Wajah kamu kelihatan pucat banget. Apa kamu lagi gak enak badan?” Tanya Eva.

Meisya berpikir sejenak. Entah mengapa dia terlalu lama dalam berpikir akhir-akhir ini. “Emh, ya. Sedikit tak enak badan. Tapi gak perlu terlalu dipikirkan. Karena biasanya aku bisa sembuh dengan sendirinya.”

Eva dibuat geleng-geleng kepala mendengarnya. “Kamu gak bisa menganggap sepele penyakit kamu, Meisya. Kamu harus berobat supaya bisa cepat sembuh. Harus kamu ingat kalau beberapa minggu ke depan jadwal manggung kamu semakin padat.”

“Baiklah. Kalau besok tubuhku masih terasa gak enak, aku akan pergi berobat.”

Eva sedikit lega mendengarnya. Setidaknya Meisya memiliki niat untuk berobat. Dibandingkan tadi yang terdengar acuh saja dengan penyakitnya.

Setelah tak ada lagi hal yang ingin dibicarakan, pandangan Meisya kembali fokus pada ponselnya. Membuka akun media sosialnya dan melihat beberapa postingan dari teman-temannya.

“Kenzo, Bianca.” Meisya tersenyum melihat postingan Bianca yang memperlihatkan foto Bianca dan Ken yang terlihat sangat mesra. Fanbase mereka pun ramai mengomentari jika keduanya sangat serasi.

“Semoga saja kamu akan terus bahagia bersama Ken, Bianca. Jangan sampai kamu mengetahui apa yang sudah terjadi pada kami. Karena bila itu sampai terjadi, aku gak tahu harus bagaimana menjelaskannya sama kamu.” Gumam Meisya dalam hati. Rasa resah di dalam hatinya mulai menghantui. Meisya takut kalau kesalahan yang sudah ia lakukan bersama Ken diketahui oleh Bianca.

***

Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.

Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa

Terima kasih🌺

Terpopuler

Comments

instagram @shy1210

instagram @shy1210

Cerita ini gak bakal banyak bgt babnya. Jadi pantengin terus yaa❤️

2025-07-10

12

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Meisya tidak ingin merusak persahabatnya sm bianca tidak menuntut tanggungjawab sm ken....
biarkan dipendam skl masalahnya jgn sampai bianca tahu, bianca sangat peduli sm meisya dan khawatir sm meisya....

2025-07-13

3

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

tapi biasanya dengan selesainya ajang tersebut dan mereka sibuk masing" trus hubungannya merenggang dengan sendiri nya sih

2025-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 MBKS 1 - Jebakan!
2 MBKS 2 - Lupakan Yang Telah Terjadi
3 MBKS 3 - Jangan Sampai Bianca Tau
4 MBKS 4 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
5 MBKS 5 - Menutupi Kehamilan
6 MBKS 6 - Maafkan Mama
7 MBKS 7 - Muntah?
8 MBKS 8 - Bukan Anak Kamu
9 MBKS 9 - Menemui Ibu
10 MBKS 10 - Tak Ingin Mendua
11 MBKS 11 - Harus Bagaimana?
12 MBKS 12 - Ada Hubungan Apa?
13 MBKS 13 - Kenapa Aneh Sekali?
14 MBKS 14 - Pekerjaan Kenzo
15 MBKS 15 - Suka-suka Kenzo
16 MBKS 16 - Demi Anakku
17 MBKS 17 - Kamu Merindukanku?
18 MBKS 18 - Tak Mau Jauh Darinya
19 MBKS 19 - Maafkan Aku, Bianca
20 MBKS 20 - Tiba-tiba Datang
21 MBKS 21 - Mama Nakal
22 MBKS 22 - Ancaman Bianca
23 MBKS 23 - Boleh Aku Memelukmu?
24 MBKS 24 - Perasaan Apa Ini?
25 MBKS 25 - Ku Tak Mampu
26 MBKS 26 - Kenzo Cemburu
27 MBKS 27 - Berdebar-debar
28 MBKS 28 - Dia Sangat Lucu
29 MBKS 29 - Kecil Seperti Ibunya
30 MBKS 30 - Kegelisahan Kenzo
31 MBKS 31 - Bagaimana Kalau Tau?
32 MBKS 32 - Dia Menyayangiku?
33 MBKS 33 - Tak Ingin Lepas Darinya
34 MBKS 34 - Kamu Kenapa?
35 MBKS 35 - Perubahan Kenzo
36 MBKS 36 - Dia Bukan Milikku
37 MBKS 37 - Wanita Lain?
38 MBKS 38 - Orang Ketiga
39 MBKS 39 - Apa Yang Terjadi Sebenarnya?
40 MBKS 40 - Mencari Tahu
41 MBKS 41 - Ketahuan
42 MBKS 42 - Kamu Mencintainya kan?!
43 MBKS 43 - Mari Berpisah
44 MBKS 44 - Penyesalan
45 MBKS 45 - Korban Jebakan
Episodes

Updated 45 Episodes

1
MBKS 1 - Jebakan!
2
MBKS 2 - Lupakan Yang Telah Terjadi
3
MBKS 3 - Jangan Sampai Bianca Tau
4
MBKS 4 - Ada Apa Dengan Tubuhku?
5
MBKS 5 - Menutupi Kehamilan
6
MBKS 6 - Maafkan Mama
7
MBKS 7 - Muntah?
8
MBKS 8 - Bukan Anak Kamu
9
MBKS 9 - Menemui Ibu
10
MBKS 10 - Tak Ingin Mendua
11
MBKS 11 - Harus Bagaimana?
12
MBKS 12 - Ada Hubungan Apa?
13
MBKS 13 - Kenapa Aneh Sekali?
14
MBKS 14 - Pekerjaan Kenzo
15
MBKS 15 - Suka-suka Kenzo
16
MBKS 16 - Demi Anakku
17
MBKS 17 - Kamu Merindukanku?
18
MBKS 18 - Tak Mau Jauh Darinya
19
MBKS 19 - Maafkan Aku, Bianca
20
MBKS 20 - Tiba-tiba Datang
21
MBKS 21 - Mama Nakal
22
MBKS 22 - Ancaman Bianca
23
MBKS 23 - Boleh Aku Memelukmu?
24
MBKS 24 - Perasaan Apa Ini?
25
MBKS 25 - Ku Tak Mampu
26
MBKS 26 - Kenzo Cemburu
27
MBKS 27 - Berdebar-debar
28
MBKS 28 - Dia Sangat Lucu
29
MBKS 29 - Kecil Seperti Ibunya
30
MBKS 30 - Kegelisahan Kenzo
31
MBKS 31 - Bagaimana Kalau Tau?
32
MBKS 32 - Dia Menyayangiku?
33
MBKS 33 - Tak Ingin Lepas Darinya
34
MBKS 34 - Kamu Kenapa?
35
MBKS 35 - Perubahan Kenzo
36
MBKS 36 - Dia Bukan Milikku
37
MBKS 37 - Wanita Lain?
38
MBKS 38 - Orang Ketiga
39
MBKS 39 - Apa Yang Terjadi Sebenarnya?
40
MBKS 40 - Mencari Tahu
41
MBKS 41 - Ketahuan
42
MBKS 42 - Kamu Mencintainya kan?!
43
MBKS 43 - Mari Berpisah
44
MBKS 44 - Penyesalan
45
MBKS 45 - Korban Jebakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!