---Di UKS.---
Kaki Zarine sudah dipijat dan sekarang dia duduk diatas kasur UKS ditemani Rafka.
Suami Zarine itu masih marah dengan kejadian tadi dan Zarine melihat itu, lalu tangannya menyentuh tangan Rafka untuk menenangkan.
"Aku ngga papa Raf." Kata Zarine lembut.
'Hufhhh.' Hembusan kasar nafas Rafka dengan menatap Zarine bersalah.
"Maafin Aku ya?." Kata Rafka yang kemudian berdiri dari duduknya lalu memeluk Zarine erat. Zarine membalasnya dengan mengusap punggung Rafka menyalurkan ketenangan.
"Iya aku maafin, lagipula kamu ngga salah." Kata Zarine.
Rafka melepas pelukan lalu bertanya.
"Bentar lagi istirahat, mau disini atau kekelas aja?." Di UKS sepi karena penjaganya sedang keruangannya, beliau juga mengatakan Zarine boleh kekelasnya.
"Kekelas aja deh, aku mau ganti baju, gerah pake ini." Kata Zarine.
Saat Zarine akan turun dari kasur, Rafka menahannya.
"Aku gendong." Katanya.
"Ngga usah deh Yang, malu tau kalo dilihat lainnya." Balas Zarine yang berusaha menolak Rafka.
"Ya udah gendong belakang aja." Lanjut Rafka.
Saat Zarine ingin protes lagi, Rafka menyerobotnya.
"Ngga ada kata penolakan." Zarine pun pasrah, dan sekarang dia sudah ada dipunggung Rafka sedang berjalan menuju kelas.
Bel istirahat belum berbunyi pelajaran masih berlangsung jadi Zarine tidak malu.
---Pulang sekolah pukul 15.00, diparkiran.---
"Hei penggoda...... gimana? Sakit ngga yang tadi?." Tanya Sari yang tiba-tiba muncul dibelakang Zarine.
"Belum puas Lo ama yang kemarin?." Tanya Alf sekaligus mengingatkan. Untung Abhi segera menggandeng tangan Alfi.
"Tadi belum seberapa, liat aja Gua bakal bikin Lo ngga akan betah disini." Kat Sari lagi.
Setelah mengatakan itu dia melenggang pergi.
"Dia ngga akan berhenti sebelum tujuannya berhasil." Kata Zarine.
"Tenang aja Za, Lo ngga sendiri, masih ada kita disini." Kata Akifa.
"Dasar Cewek gila." Umpat Abdiel.
Setelah itu mereka naik ke kendaraan masing-masing untuk pulang.
----Diperjalanan tepatnya dimobil.----
Tring ring ring ring ring ring (anggap aja suara telepon ya😂)
"Yang tolong angkatin dong." Pinta Rafka sambil menunjuk ponselnya didalam tas.
"Ambil ditas paling depan." Pinta Rafka dan Zarine pun mengangguk lalu mengambil ponsel Rafka.
"Mama yang telepon Yang." Info Zarine dan dijawab anggukan kepala oleh Rafka.
Zarine menggeser ikon hijau lalu menspeaker suara agar Rafka dapat mendengarnya juga.
"Halo ssallammu'allaikum Ma?." Salam Zarine.
"Wa'allaikum sallam, eh anak kesayangan Mama yang ngangkat, suami kamu mana sayang?." Kata Mama, Rafka cemberut mendengar Zarine disebut anak kesayangannya, Zarine terkekeh melihat ekspresi Rafka.
"Rafkanya lagi nyetir Ma, kita baru pulang sekolah, lagi ada dimobil." Balas Zarine.
"Ada apa Ma?." Tanya Rafka menyaut.
"Kamu pulang dong makan malam sama Mama, ajak juga Zarine, Mama kangen tau sama Zarine." Kata Mama dengan nada sedih.
"Mama maunya kapan?." Tanya Rafka.
"Sekarang, sekalian gitu kamu nginep disini." Kata Mama.
"Ok deh Ma, Rafka pulang dulu mau ambil seragam sama buku-bukunya sambil mandi, nanti kita kesana." Kata Rafka.
"Kyaaaa!!, ok Mama tunggu ya Raf, jangan sampe ngga dateng!!." Ancam Mama.
"Iya Mamaku sayang." Balas Rafka.
"Ya udah kalo gitu, assallammu'allaikum." Putus Mama.
"Wa'allaikum sallam." Jawab Zarine dan Rafka kompak.
---Pukul 19.30.---
Rafka dan Zarine ada dirumah Mama Rafka, mereka tiba pukul 17.00 tadi. Dan sekarang ada diruang keluarga sedang mengobrol.
"Sayang, kaki kamu kenapa?, Mama liat tadi kamu jalannya pincang." Tanya Mama.
"Terkilir Ma." Jawab Rafka.
"Kok bisa? Jalannya hati-hati dong sayang, udah dibawa kedokter?." Tanya Mama khawatir.
"Udah ngga papa kok Ma, in syaa allah lusa sembuh." Kata Zarine menenangkan.
"Beneran?." Tanya Mama memastikan.
"Iya Mama." Jawab Zarine dengan bergelayut manja pada lengan Mama.
Papa yang sedari tadi diam angkat bicara.
"Raf, bisa ikut Papa keruang kerja?." Pinta Papa.
"Ouh ayo Pa." Dua laki-laki berbeda usia itu pergi meninggalkan ruang keluarga setelah berpamitan dengan istri masing-masing.
"Dasar para pria, kerja terus." Gerutu Mama dengan wajah cemberut membuat Zarine terkekeh pelan.
"Hmmm, Zarine sayang, Mama boleh tanya hal pribadi ngga?." Tanya Mama.
"Boleh, kalo Zarine bisa jawabnya." Balas Zarine.
Mama mengangguk lalu mulai bertanya.
"Kamu sudah 'itu' kah sama Rafka?." Tanya Mama hati-hati.
Zarine terkejut lalu menunduk malu atas pertanyaan Mama yang terkesan vulgar.
Zarine menjawab hanya gelengan kepala.
"Mama pikir sudah. Kenapa belum?." Tanya Mama lagi.
Mama sebenarnya ngga mengharap cepat-cepat memiliki cucu, karena beliau tau posisi Zarine masih sekolah kelas 11 SMA.
"Rafka bilang nanti aja kalo udah kelas 12 SMA." Jawab Zarine dengan malu-malu.
"Maaf ya Ma." Kata Zarine dengan menatap mata Mama sedih.
"Hei, Mama ngga akan maksa kamu dan Rafka. Lagipula benar kata Rafka, kalian masih 11 SMA." Kata Mama.
"Mama, Papa, Ayah dan Bunda nikahin kamu dan Rafka itu bukan untuk mendapat cucu semata, tapi ingin mempererat tali kekeluargaan dan mendekatkan kalian juga, kalian itukan saling mencintai, bahkan udah lama. Iyakan?." Lanjut Mama dengan menggoda Zarine.
Zarine menunduk menyembunyikan rona merah dipipinya lalu menganggukkan kepala.
"Ahahaha, Mama ngga salah berarti." Tawa Mama semakin membuat Zarine malu.
"Kamu belum tau kamar Rafka yaZa?." Tanya Mama.
"Belum Ma, tadi yang waktu taruh baju, Rafka sendiri yang naik." Balas Zaline dengan menatap Mama.
"Kamu naik gih, liat kamarnya Rafka. Sekalian tidur, ini udah jam 20.00, Mana tinggal dulu kekamar ya." Pamit Mama.
"Iya Ma." Balas Zarine.
Setelah Mama pergi, Zarine keatas dan berjalan mencari kamar Rafka.
Dan.... ketemu! Kamar Rafka ada disebelah Kanan tangga dipintunya bertuliskan nama Rafka.
Zarine masuk dengan mengucap salam lalu menutup pintunya lagi.
"Kamarnya rapi." Kata Zarine.
Lalu dia berjalan ketengah kamar.
Tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang.
"Rafka, jangan ngagetin dong." Kata Zarine.
"Hehe Maaf, kok tau kamar Aku?." Tanya Rafka.
"Tadi Mama nyuruh naik nyari kamar kamu, dan ketemu jadi Aku masuk aja, maaf ya udah lancang." Katanya Zarine.
"Kamar Aku kamar kamu juga Yang, udahlah yok tidur aja, aku udah ngantuk banget ini." Kata Rafka.
Mereka berdua naik kekasur, saling berpelukan lalu tidur.
---Keesokan paginya.---
Pukul 06.00 diruang makan kediaman keluarga Fathan.
"Raf, kamu udah kerumah Bunda belum?." Tanya Mama.
"Belum Ma, hari sabtu deh in syaa allah." Kata Rafka.
"Ya udah, ayo Za lauknya dimakan, makan yang banyak sayang." Kata Mama pada Zarine.
"Ini udah cukup Ma." Balas Zarine.
----Dimobil, perjalanan menuju sekolah.----
"Hari sabtu kita kerumah Bunda, minggu pagi kita pulang, kamu setuju kan Yang?." Tanya Rafka meminta pendapat.
"Iya, aku setuju, itu udah cukup kok buat kangen-kangenan sama Bunda, hehe." Jawab Zarine.
---Sampai disekolah tepatnya kelas.---
"Abdiel!! Balikin pulpen Gua!!." Suara Akifa menggelegar diseluruh kelas.
"Akifa!! Ini kelas bukan hutan!!." Seru Alfi ikut berteriak, Abhi disebelahnya menutup telinga.
"Hehehe, pagi-pagi udah paduan suara aja nih." Kata Zarine.
"Assallammu'allaikum." Salam Zarine dan Rafka kompak.
"Wa'allaikum sallam." Jawab Abhi dan lainnya bersamaan.
"Udah Fa stop! Gua capek!." Kata Abdiel dengan mengembalikan pulpen Akifa.
"Bukan Lo doang, Gua juga capek dodol." Balas Akifa merampas pulpennya.
Mereka pun duduk dibangku masing-masing.
"Hei hari ini kita freee!!!." Seru seorang murid laki-laki namanya Banu, dia ketua kelas 11 IPS 1.
"Tau dari mana Lo Nu? Ada acara apa emang sekolah kita?." Tanya Abdiel kepo.
"Dewan guru rapat, 1 sekolah free, mungkin pulang jam 9 kita nanti." Terang Banu lagi kemudian dia pergi keluar kelas
"Wihhh, ngumpul yok nanti!." Ajak Abdiel.
"Kuylah!." Kata Akifa.
"Dimana?." Tanya Abhi.
"Apart Rafka aja gimana?." Usul Abdiel.
Rafka menatap Zarine meminta persetujuan dan dibalas anggukan kepala oleh Zarine.
"Oklah." Kata Rafka.
---Benar saja sekolah bubar pukul 08.30 karena ada rapat para dewan guru.---
Didepan gerbang sekolah.
Zarine, Akifa, dan Alfi ingin menyebrang jalan untuk membeli siomay.
Akifa dan Alfi tidak membawa kendaraan sendiri, mereka nebeng pada mobil Abhi dan Abdiel.
Karena memang Rumah Akifa, Alfi, Abhi, dan Abdiel satu perum dan satu komplek hanya beda nomer. Rumah Rafka dan Zarine juga diperum serta komplek yang sama dengan mereka semua.
Dijalan.
Zarine menyebrang lalu tiba-tiba, 'Grep.'
"Allahu Akbar." Kejut Zarine.
"Kalo nyebrang liat-liat dong Yang!." Seru Rafka lembut.
"Maaf." Jawab Zarine dengan nafas tak beraturan.
Saat ingin menyebrang tadi, dari arah kanan jalan ada mobil melaju dengan kecepatan tinggi, untung Rafka melihatnya. Menurut Rafka mobil itu sengaja ingin mencelakai Zarine. Rafka juga mengenali mobil itu.
'Sari.' Batin Rafkar dengan kening berkerut menahan amarah
---Pukul 19.00.---
Rafka dan lainnya tidak jadi ngumpul karena kejadian tadi.
Sekarang Rafka dan Zarine berada diatas kasur dengan Zarine melamun memeluk kedua lututnya.
"Jangan nglamun aja, nglamunin apa sih Yang? Udah ngga usah dipikirin yang tadi pagi." Kata Rafka menenangkan dengan memeluk Zarine.
Lalu Zarine balik memeluk Rafka dan tak lama mereka tidur dengan saling memeluk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Rafka harus tegas harusnya,jangan dibiarin..itu udah percobaan membunuh bukannya mencelakain lagi..ntar tambah parah si Sari nya...🙄
2022-06-18
0
Muniroh Mumun
aku sih g percaya pake bingit ya .....anak remaja dah nikah pulak tidur bareng cuma pelukan doang .....😂😂😂😂 yg blm sah aja banyak yg bablas ...,..yg sah malah g penasaran 😂😂😂😂😂😂
2021-08-19
0
Suristanti Tanti
kan ppnya yg punya sekolah kenapa gak dikeluarin aj siih jdi duriiii
2021-07-02
1