pertemuan kembali di bar

Setibanya di bar, Keyla, Cindy, dan Putri memarkirkan mobil. Saat mereka turun, semua mata tertuju pada ketiganya. Wajar saja, mereka bertiga bisa dibilang layak menjadi seorang model.

"Key, lo lihat enggak semua mata melihat ke arah kita bertiga? Apalagi kamu, Key, setiap mata itu

tertuju padamu," bisik Cindy, tersipu.

"Biarlah, Cindy, enggak usah ditanggapi," kata Keyla cuek.

"Yuk, kita masuk," sahut Putri, menarik lengan kedua temannya.

"Selamat datang, adik-adik manis," sapa penjaga bar dengan senyum ramah.

"Ya, BG ganteng," balas Cindy genit.

"Cindy, lo itu kecentilan banget deh! Lihat yang bening langsung memuja, biasa saja kenapa," omel Putri.

"Sudah deh, Putri, Cindy kan memang seperti itu," Keyla menengahi.

Tiba-tiba, Putri menunjuk ke salah satu meja. "Eh, Cindy, Key, bukannya itu Kak Geri lagi bicara sama siapa ya?"

"Kayaknya dari bentuk tubuhnya familiar ya, Putri, Key," sahut Cindy, mencoba mengenali.

"Ya, kayak pernah lihat," timpal Putri.

"Yuk, kita samperin!" ajak Cindy antusias.

Keyla hanya mengikuti di belakang, masih sibuk chattingan dengan Kak Devinnya sambil tersenyum sendiri. Tanpa ia sadari, sepasang mata tajam dari meja itu sedang memperhatikannya.

"Hai, Kak Geri!" sapa Putri dan Cindy bersamaan.

"Hai juga, adek kakak yang manis dan cantik," balas Geri ramah. "Kak Geri lagi berbicara sama siapa?" tanya Putri, karena Mek Lois masih membelakangi mereka.

"Oh ya, kenali ini sahabat kakak, Mek dan Arsen," kata Geri memperkenalkan.

"Salam kenal, Kak Arsen dan Kak Mek," ucap Putri dan Cindy, sementara Keyla masih asyik dengan ponselnya.

"Duh, adik kakak Key, kenapa senyum sendiri sambil melihat handphone? Pantasan saja enggak nyapa kakak," goda Geri.

"Oh, maaf Kak Geri, Key lagi chatan sama Kak Devin," jawab Keyla tanpa mengangkat pandangan.

"Oh ya sudah, enggak apa-apa, Key. Perkenalkan ini sahabat kakak."

Saat Mek Lois berbalik untuk melihat mereka bertiga, betapa terkejutnya mereka! Ketiganya melihat orang yang sama yang mereka lihat di sekolah tadi. Cindy dan Putri membelalakkan mata.

"Cindy, wajar saja kita tadi agak familiar, soalnya dia pemilik sekolah kita," bisik Putri pada Cindy.

"Ya, Putri! Ganteng banget! Calon suami idaman aku!" seru Cindy, suaranya samar-samar terdengar oleh beberapa orang di sana.

Hanya Keyla yang tetap cuek dan terlihat biasa saja. Ia sangat membenci laki-laki seperti Mek. Pertemuan pertama mereka yang buruk membuat Keyla memandang Mek sebagai cowok yang tidak sopan dan jahat.

Mereka pun duduk. Saat Keyla duduk, roknya sedikit terangkat, menampakkan lututnya yang agak memar.

"Keyla, kenapa lutut kamu agak memar? Pantasan di sekolah tadi kamu kayak nahan sakit?" tanya Cindy khawatir.

"Oh, itu tadi aku ditabrak sama lelaki gila yang tidak bertanggung jawab dan langsung pergi saja," jawab Keyla santai.

"Kurang ajar sekali lelaki seperti itu! Key, kenapa kamu enggak bilang dari tadi sama aku?" protes Putri.

"Kan kalian sibuk mau nyambut pemilik sekolah yang katanya ganteng, tahunya biasa saja, apa yang menarik, membosankan," bisik Keyla, yang ironisnya terdengar jelas oleh Mek Lois.

Mendengar bisikan Keyla, Mek Lois merasa marah. "Ehm," dehamnya, membuat Keyla terlonjak kaget.

Geri segera memecah keheningan yang canggung. "Oh ya, Key, sini kakak obati lukanya."

"Enggak usah, Kak, nanti sembuh sendiri juga," tolak Keyla.

"Enggak apa-apa, Key, biar Kakak obati," kata Geri sambil mengambil kotak P3K.

Mek Lois melihat Geri mengobati luka di lutut Keyla. Ada rasa aneh dalam dirinya. Kenapa dia tidak suka melihat pemandangan di depannya itu?

"Sakit ya, Key? Ini sudah Kakak obati," kata Geri lembut.

"Makasih, Kak Geri," jawab Keyla.

Keyla menangkap mata Mek yang menatap tajam ke arahnya. Tatapan itu membuat Keyla merasa takut.

"Key, lebih baik kita pulang saja, kan kamu lagi sakit," ajak Cindy dan Putri, melihat situasi yang tidak nyaman.

Kesempatan besar bagi Keyla untuk kabur dari lelaki gila itu. Jika berada satu ruangan dengannya, rasanya seperti berada di gunung es, saking kaku dan cueknya Mek di hadapan Keyla.

"Ya sudah, yuk, Putri, Cindy, kita pulang," kata Keyla lega.

"Da, Kak Geri, Kak Mek, dan Kak Arsen, kami pamit pulang dulu," pamit Cindy dan Putri. Hanya Keyla yang pamit kepada Geri dan Arsen, mengabaikan Mek Lois. Sikap Keyla membuat mereka semua bingung.

Apa Mek dan Keyla pernah bertemu? Apa mereka kenal? Pikir mereka masing-masing.

Akhirnya, ketiga gadis itu pergi, meninggalkan Geri, Mek Lois, dan Arsen.

"Mek, kok kayaknya Keyla enggak suka sama kamu? Apa kamu pernah ketemu Keyla, Mek?" tanya Geri penasaran.

"Ya, yang dia bicarakan tadi itu aku, lelaki gila yang nabrak dia," jawab Mek dengan nada datar.

"Gila lo, Mek!" seru Geri terkejut. "Kenapa lo cuma lihat saja, aku yang ngobatin? Kenapa enggak kamu, Mek? Seharusnya kamu tanggung jawab, Mek!"

"Ya, Tuan, seharusnya Tuan minta maaf," timpal Arsen, ikut menimpali.

"Ger, dalam hidupku enggak ada kata maaf. Hanya anak ingusan bikin pusing saja," balas Mek dingin.

"Jangan ngomong seperti itu, Tuan, nanti Tuan jatuh cinta lagi," goda Arsen.

"Mana ada aku jatuh cinta sama anak kecil yang enggak tahu apa-apa, cuma tahu minta sama orang tua saja," ucap Mek meremehkan.

"Ya sudah deh, Mek, aku cabut dulu, aku ada kerjaan," kata Geri.

"Ya, gue mau cabut juga," kata Mek, lalu berjalan keluar diikuti Arsen.

Arsen mengambil mobil dari parkiran, sebuah Lamborghini keluaran terbaru. "Titt..." suara kunci mobil berbunyi, dan Mek masuk duduk di kursi penumpang.

"Mau ke mana kita, Tuan?" tanya Arsen.

"Pulang ke mansion saja, Arsen. Aku mau istirahat, soalnya aku capek banget akhir-akhir ini, banyak pekerjaan," jawab Mek.

Entah siapa yang tahu, Mek sebenarnya ingin menenangkan otaknya. Mungkin ia ingin mandi di bawah guyuran shower, karena setelah pertemuannya dengan Keyla di sekolah tadi dan di bar, Mek selalu memikirkan Keyla. Wajahnya yang cantik, rambut panjang kecoklatan, mata blue sapphire, dan badan bak model internasional. Bohong jika Mek tidak tertarik dengan Keyla.

Setelah beberapa lama membelah jalanan Kota A, akhirnya mereka sampai di mansion Mek yang megah dan mewah bak istana.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!