"Itu, Bu. Uang pemberian Bu Aruan untuk panti yang ditaruh di laci tiba-tiba hilang," jawab seorang pengasuh yang dipanggil Nur itu.
"Lho kok bisa?" tanya Bu Retno.
"Maaf, Bu. Bukannya saya tidak percaya dengan Aluna. Tapi, uang itu hilang setelah Aluna pergi ke kamarnya untuk mengambil koper," jawab Nur sambil melirik ke arah Aluna.
Armand dan Aruan tentu terkejut mendengar tuduhan tersebut.
"Jangan asal ngomong kamu ya!" sentak Aruan.
Meski baru pertama kali bertemu dengan putri kandungnya, tentu ia tidak terima anaknya dituduh mencuri.
"Iya, Nur. Kamu jangan asal menuduh. Bertahun-tahun Luna tinggal di panti ini dan tidak ada satu pun barang yang hilang. Jadi, tidak mungkin kalau dia melakukan hal itu," ujar Ibu Retno.
15 tahun membesarkan Aluna, tentu membuat Ibu Retno paham dengan anaknya itu. Aluna pantang mencuri. Bahkan pada saat dirinya tidak memiliki uang untuk membeli makanan, gadis itu memilih untuk kelaparan.
"Tapi, beneran, Bu. Tadi, saya melihat Luna pergi ke arah laci," kekeh Nur. "Kalau ibu tidak percaya biar saya geledah koper milik Luna. Saya yakin, uang itu ada disana."
Nur mengambil paksa koper yang masih dipegang oleh Aluna.
"Hei, lancang kamu merebut koper milik putri saya!" tegur Aruan.
"Ma, sebaiknya biarkan dia memeriksa koper itu. Biar dia tidak bisa menuduh Kak Luna macam-macam," ucap Chika sambil memeluk lengan Aruan.
Aruan terdiam. Dia memikirkan perkataan Chika barusan.
"Ma, kalau uang itu tidak ada di dalam koper milik Kak Luna, kita bisa tuntut dia karena sudah menuduh Kak Luna," bujuk Chika.
"Yang dikatakan Chika ada benarnya, Ma. Kita biarkan dia memeriksa koper milik Luna. Kalau uang itu tidak ditemukan disana, kita seret dia ke penjara," sahut Armand. Dia sependapat dengan perkataan Chika.
Aruan menghela napas.
"Baiklah, kamu boleh menggeledah koper milik Luna. Kalau ternyata tuduhan itu tidak terbukti, kamu harus bersiap-siap masuk ke penjara," ucap Aruan.
Wanita bernama Nur itu menatap Chika. Setelah mendapat anggukan dari Chika, barulah Nur menjawab, "baik, saya setuju. Tapi, kalau misalkan semua terbukti, Anda pun harus melakukan hal yang sama pada putri Anda."
"Oke."
"Ma, aku tidak setuju. Aku bukan pencuri!" protes Aluna.
"Kakak, biarkan saja ya. Kalau Kakak yakin, Kakak bukan pencuri, Kakak tidak perlu takut untuk digeledah. Ya, Kak. Percayalah, ini juga demi kebaikan Kakak," bujuk Chika.
"Tapi–"
"Luna, Chika benar. Biarkan dia menggeledah kopermu. Tenang saja, kalau kamu tidak bersalah, dia yang akan kita jebloskan ke penjara," potong Armand.
Aluna menatap Kakak, ibu, dan Chika bergantian.
"Baiklah. Periksa saja!" suruhnya dengan nada santai.
Dengan senang hati, Nur bergegas membuka koper milik Aluna untuk memeriksanya. Dia sangat senang karena akhirnya kesempatan untuk membalas dendam kepada Aluna itu datang juga. Dia kesal karena Aluna pernah menggagalkan rencananya mendapatkan uang dari seorang donatur sebulan yang lalu gara-gara gadis itu melaporkan perbuatannya pada Bu Retno. Sekarang saatnya ia membuat gadis itu merasakan malu sama seperti yang ia rasakan dulu.
Dengan dibantu oleh Chika, Nur mengeluarkan semua isi yang ada di dalam koper milik Aluna.
Kedua orang itu tersenyum senang, ketika menemukan amplop coklat di dalam koper itu.
"Ini apa? Bukankah ini uang pemberian Bu Aruan tadi?" tanya Nur sambil menunjukkan amplop coklat di tangannya.
Aluna terlihat terkejut melihat amplop berwarna coklat yang ditunjukan tersebut.
"Mbak Nur, itu–"
"Kak Luna, kamu mencuri?" ucap Chika yang berlagak syok.
Mata semua orang tertuju pada Aluna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
si pick me mulai beraksi, ayo tendang luna /Facepalm/
2025-09-20
0
ika yanti naibaho
😍😍
2025-09-21
0
ika yanti naibaho
pick me🤣🤣
2025-09-21
0