Malam Yang Memilukan

Melihat Kamila yang terus menjerit meminta pertolongan, salah satu dari mereka melepaskan kaos kakinya dan menyimpulkan ke mulut Kamila. Sementara dua lainnya menyibak kedua kaki Kamila yang masih terus berusaha sekuat tenaga mempertahankan kesuciannya. Tapi apalah daya, tenaga gadis itu tak sebanding dengan jumlah mereka. Jangankan lima orang pria yang rata-rata berusia dewasa, menghadapi satu orang pria pun Kamila belum tentu menang melawan tenaganya.

Jeritan tolong yang semula Kamila teriakan, kini berganti dengan air mata kesakitan dengan begitu derasnya. Namun hal itu tak membuat salah satu dari mereka iba, mereka justru semakin kasar dan tak sabar untuk memulai aksi biadabnya. Seperti anjing kelaparan yang di sajikan daging segar, mereka menikmati setiap inci dari tubuh gadis itu. Sementara salah satu dari mereka membuka paksa kain yang masih menempel di tubuh Kamila hingga membuat Kamila nyaris tanpa busana.

Tawa beringas tiada henti seolah menjadi iringan musik untuk mereka yang tengah menikmati aksi biadabnya secara bergiliran tanpa belas kasihan. Er-angan kenikmatan pun tak luput dari mulut mereka yang sudah selesai menyalurkan nafsu binatangnya.

Kini giliran orang ke-lima yang belum melakukannya. Pria ke-lima seakan ragu-ragu untuk menyentuh gadis yang sudah lemas tak berdaya itu. Bahkan air matanya pun sudah tak mengalir seakan sudah tak tersisa lagi. Hanya sisa-sisa air mata yang masih membasahi telinga dan rambut panjangnya yang sudah kusut bercampur tanah.

"Cepetan loe mau garap nggak? nanti keburu ada yang lihat."

Sayup-sayup Kamila mendengar seseorang bertanya pada pria ke-lima yang belum juga mau menyentuh tubuhnya yang sudah tergolek lemah. Semula pria ke-lima menggelengkan kepalanya, tapi salah satu dari mereka mendorong tubuh pria ke-lima untuk segera melakukan seperti yang mereka lakukan pada Kamila.

"Loe sudah ikut sampai sejauh ini, dan kita semua sudah lakuin masa loe gak lakuin, loe jangan mau bersih sendiri," ucap pria yang mendorong pria ke-lima.

Karena terus-terusan di desak oleh teman-temannya akhirnya pria ke-lima melakukan apa yang seperti teman-temannya lakukan. Bahkan saking menikmatinya, pria ke-lima tidak lagi mempedulikan Kamila yang sudah hampir kehilangan kesadarannya.

"Aaaakhhh.... Ssssshhhh... Ahhhhhh...." lenguhan panjang penuh kenikmatan mengakhiri siksaan Kamila yang kini telah menutup mata tak sadarkan diri. Pria ke-lima perlahan mencabut senjatanya dan menatap dalam wajah Kamila yang kini sangat memprihatikan.

Entah kenapa disudut hatinya terasa nyeri melihat gadis tak berdosa itu menjadi korban kebiadaban mereka.

Lamunan pria ke-lima buyar saat flash kamera dari salah satu HP temannya mengambil foto Kamila.

"Woy! ngapain loe ambil foto dia segala?!" tanya pria ke-lima memarahi temannya yang mengambil foto Kamila. Hatinya merasa sedikit iba dengan kondisi Kamila yang sudah tak berdaya tanpa busana.

"Pake tanya lagi, ini untuk bukti kalau kita sudah selesai melaksanakan perintah dari Bos." tegas pria si pengambil foto.

"Lagian kenapa sih loe, loe kasihan sama dia?" timpal yang lainnya.

"Masih mending gak kita rekam saat kita garap. hahaha..." imbuh yang lainnya lagi.

Ucapan dan tawa dari teman-temannya membuat pria ke-lima tak bisa lagi berkata-kata.

"Buruan cabut!" ucap salah satu dari mereka, yang langsung berlari meninggalkan lokasi lalu diikuti oleh anggota lainnya.

Melihat teman-temannya mulai berlari meninggalkan lokasi, Pria ke-lima tidak langsung berlari meninggalkan lokasi, melainkan berlutut mendekati Kamila.

Pria ke-lima menyalakan senter ponselnya untuk melihat kondisi Kamila, Dia menatap Kamila yang sebagian wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya yang sudah kusut, terlihat juga beberapa memar ditubuh Kamila akibat perbuatan dirinya dan teman-temannya.

Entah kenapa ada perasaan iba dan sesal melihat kondisi Kamila. Dan karena perasaan itu, pria ke-lima mengambil kaos kaki yang menyumpal mulut Kamila, bukan itu saja, pria ke-lima juga mengambil jaketnya yang berserak di lantai untuk menyelimuti tubuh polos Kamila.

"A-aku minta maaf..." lirih pria ke-lima, yang entah sadar atau tidak dengan ucapannya. Namun seketika itu juga Ia tersentak saat melihat Kamila bergerak dan mengeluarkan suara lirih meminta tolong.

"To-long...." lirih Kamila dengan suara terbata, sementara dengan tangan lemahnya mencoba meraih bagian tubuh pria ke-lima, Hal itu membuat pria ke-lima panik dan melangkah mundur hingga terjungkal ketanah.

"To... long... a-ku," lirih Kamila lagi.

Bukannya menolong, pria ke-lima yang sudah merasa panik segera bangkit dan berlari meninggalkan Kamila yang kembali tak sadarkan diri.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!