MEMANGNYA AKU PEDULI!?

POV : HANA

Hal yang pertama aku rasakan saat membuka mata adalah pusing. Rasanya seperti ditimpa belasan kilo beras.

Bau obat-obatan juga tercium olehku. Sudah pasti aku berada di UKS.

Hal yang terakhir aku ingat adalah, aku melihat kunang-kunang di siang hari dan juga semuanya berputar-putar. Setelah itu, aku tak ingat apa-apa lagi.

"Kamu sudah sadar?"

Sebuah suara membuatku menoleh ke arah pintu. Ku lihat Pak Angga berjalan membawa satu kantong plastik dan satu gelas plastik berisi teh.

Dih, memangnya tidak lihat aku sudah membuka mata? Pakai tanya aku sudah sadar segala.

"Makan!" Perintahnya sambil meletakkan kantong plastik di atas nakas samping ranjang UKS.

Heran, ini guru tidak ada sedikitpun empatinya sama murid. Dia nyuruh makan orang kayak nyuruh makan ayam?

Aku memang belum sarapan. Mungkin itu penyebab aku bisa pingsan saat menjalani hukuman. Tapi aku masih punya harga diri. Aku juga tidak mau guru menyebalkan ini menjadi besar kepala karena aku menerima pemberiannya yang cara memberikannya saja sudah tidak sopan.

Ku coba bangun meskipun kepala masih terasa pusing. Semakin pusing saat melihat wajah menyebalkan guru satu ini.

"Bapak nyuruh makan orang apa ayam?" Seruku sambil menatap tajam ke arahnya.

Kulihat air mukanya berubah. Mungkin dia kaget melihat aku yang berani meninggikan suaraku dihadapannya.

"Menurut kamu?"

Serunya tak mau terlihat salah. Dia menantang pemirsaah..

"Bapak makan aja sendiri!"

Mungkin aku kurang sopan dengan guru satu ini. Tapi dia sebagai guru juga tidak ada lembut-lembutnya sama murid.

Menyebalkan! Heran, kenapa juga banyak siswi yang mengidolakan sosok satu ini?

Aku mencoba turun dari ranjang meskipun dengan tertatih.

"Aduuhh.."

Baru saja aku maju satu langkah tapi kakiku tersandung kaki kursi yang ada di samping ranjang.

Pak Angga menahan tubuhku yang hampir terjatuh dengan melingkarkan tangan kanannya ke perutku. Tangan kirinya memegang pundakku.

Sungguh, posisi ini benar-benar tidak nyaman. Bisa-bisanya jantungku berdebar di saat-saat seperti ini.

"Aww.. sakit, Pak." Aku memekik saat Pak Angga melepaskan tubuhku yang sudah pasti membuatku terjerembab ke lantai. Mungkin dia tersadar dari keadaan yang tidak seharusnya terjadi.

Alhasil, siku dan pinggulku yang jadi korban.

"Kenapa dilepasin, sih?" Protes ku sambil mencoba berdiri.

Ehm.. maksudku, kenapa aku tidak dibantu buat berdiri saat dia sadar sudah setengah memelukku. Bukan malah dilepas dan akhirnya aku jatuh.

"Kamu mau cari kesempatan biar saya peluk?"

Tuh kan, dia kepedean jadinya.

"Bapak kali yang cari kesempatan. Maksud aku kenapa harus dilepas, bukannya dibantu berdiri. Kan saya jadi jatuh, Pak."

"Salah kamu sendiri tidak memperhatikan jalan. Lagian kamu juga sok-sokan, belum pulih saja sudah gaya-gayaan mau jalan sendiri."

Oke. Pak Angga memang selalu benar. Jangan sampai 'salah' itu ada pada dirinya.

🌺🌺🌺

Setelah kejadian di UKS tadi, Pak Angga tetap memaksaku untuk makan.

Sebenarnya aku ingin menolak. Tapi ternyata perutku tak bisa diajak kerjasama.

Dan hal yang begitu memalukan, perutku berbunyi pertanda para cacing sedang dangdutan didalam sana meminta jatah. Dan hal itu didengar oleh Pak Angga.

Ku yakin dalam hatinya dia tertawa terbahak walaupun wajahnya tetap datar tak ada ekspresi sama sekali.

Perutku benar-benar lapar dan membuat kepalaku bertambah pusing. Jelas saja, selain drama Korea membuatku lupa tidur, drama Korea juga sukses membuat lupa makan.

Pak Angga juga mengingatkan aku untuk tidak menonton drama Korea lagi. Tidak ada faedahnya, katanya.

Entah darimana dia tahu penyebab aku terlambat. Mungkin dia asal menebak saja walaupun tebakannya 100% benar.

Sekarang, disinilah aku. Diruang kelas, hanya sendiri.

Setelah istirahat pertama adalah jadwal mengajar Pak Angga. Itu artinya mereka sedang berada di lapangan untuk praktek. Entah materi apa, aku tak tahu. Kali ini dia berbaik hati memberikan izin untukku. Jadi aku bisa memanfaatkan waktu untuk tidur menggantikan jam tidurku semalam.

🌺🌺🌺

"Heh! Enak banget tiduran dikelas. Yang lain tuh pada olahraga berburu nilai."

Aku tersentak mendengar meja tempatku merebahkan kepalaku digebrak oleh seseorang.

Kalian tahu rasanya saat tidur nyenyak tiba-tiba dikagetkan oleh sesuatu? Jantung rasanya berdebar-debar yang kencangnya lima puluh kali lipat.

Sudah ku tahu, pelakunya pasti Vera and geng. Berarti dan kedua temannya, Ega dan Amel. Mereka adalah ketua Angga fans club. Kumpulan orang-orang yang nge-fans berat sama Pak Angga.

Hebat itu Pak Angga. Tampang garang tak ada senyumnya saja bisa punya fans club.

"Kepalaku pusing, Ver. Tadi Pak Angga udah kasih ijin, kok. Kamu ngapain datang-datang bikin orang kaget?" Jawabku serak khas orang baru saja bangun tidur.

"Alah.. itu sih alasan kamu aja biar dapat perhatian dari Pak Angga. Pake pura-pura pingsan segala biar digendong-gendong Pak Angga."

Itu suara Amel.

Apa tadi dia bilang? Aku pura-pura pingsan agar bisa digendong Pak Angga?

Enak saja! Aku tak semurahan itu biar dapat perhatian dari Pak Angga.

Lagian buat apa aku cari perhatian Pak Angga?

"Ngaku kamu!" Gertak Ega.

Aku menghembuskan nafas pelan. Menghadapi makhluk-makhluk fanatik ini memang butuh banyak kesabaran. Harus main cantik.

"Kalian pengen ya digendong Pak Angga?" Godaku sambil memutar-mutar telunjukku didepan wajah mereka.

"Pastilah!" Jawab Amel spontan. Kulihat Vera menyenggol pinggang Amel pelan. Ku yakin itu karena Amel keceplosan.

Aku tertawa keras.

"Gampang, kok. Kalian tinggal datang terlambat, terus sama Pak Angga dihukum buat hormat bendera. Habis itu terserah kalian mau pingsan beneran apa bohongan. Tapi kalau kalian terlambat, aku yakin hukumannya bukan hormat bendera. Paling suruh bersihin kamar mandi sampai kinclong."

Aku langsung beranjak dari kursi dan berjalan keluar dari kelas tanpa menghiraukan mereka yang sudah berwajah kesal.

Masih bisa ku dengar dari luar kelas saat mereka mengumpat panjang lebar.

Memangnya aku peduli!?

Terpopuler

Comments

Raudatul zahra

Raudatul zahra

aku nggak terlalu peduli siih tentang POV² gitu .. tp aku suka pembawaan narasi nya author..kurasa seru untuk bab awal²..

2023-07-31

1

Maya Sari Niken

Maya Sari Niken

pake pov author aja biar ga di ulang2
cape baca tpi isinya sama

2023-05-02

0

Mbah Edhok

Mbah Edhok

jamanku sekolah tidak ada guru idola ... kalo guru ngidolai murid banyak, soalnya guru-guruku banyak yang masih single ... para guru angkatan baru baik laki-laki atau perempuan seperti barisan para jomblo ... kita para murid sering ngerjai guru dengan menaruh bunga di sepeda motor mereka... 🤭

2023-01-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!