Setelah berjalan selama sekitar setengah hari, Prameswari dan Kharon tiba di sebuah Hutan Krisan. Hutan tersebut tak
begitu disukai oleh Jin Hitam karena memancarkan energy yang tak selaras dengan aura energy jahat. Begitu juga, Hutan Krisan pun jarang ditempati Jin Putih
karena letaknya yang sangat jauh dari pemukiman-pemukiman Jin Putih. Kharon
memilih tempat itu untuk menghindari lalu lalangnya baik jin hitam maupun jin
putih. Agar dia bisa bercerita panjang lebar tanpa terhambat gangguan.
Kharon pun merubah dirinya ke bentuk manusia. Ternyata wujud manusianya cukup mengesankan. Kharon menyerupai elf yang sering dilihat Prameswari dalam film-film epic. Pram pun memuji ketampanan Kharon dan memintanya untuk berwujud manusia saja.
“Kalau aku memakai wujud manusia, jarang ada siluman atau binatang buas, atau jin hitam yang takut padaku. Meski mereka bisa merasakan aura kekuatanku, wajah santunku bisa mengurangi kegaranganku,
haha…”
“Wah… Kau bisa bercanda juga
rupanya. Kukira Kau seperti robot.” Pram terkesan dengan cara Kharon berbicara.
Nampak sekali bahwa Kharon merupakan siluman dengan tingkat intelegensi yang
cukup tinggi.
“Aku sudah lama menemani manusia. Jadi, sedikit banyak aku mengerti cara berkomunikasi yang baik dan menyenangkan.” Kharon menjawab dengan tersenyum. Ketika Pram menengok ke mata Kharon, Pram seperti merasakan suatu getaran yang keluar dari diri Kharon, Pram merasa ada bahagia yang terpancar dari mata Kharon saat tak sengaja bertatap mata dengan Prameswari.
“Ah, Tuan Puteri sepertinya sudah
mengetahui bahwa aku tertarik kepada Tuan. Ya sudahlah tak mengapa. Yang
penting jangan pernah merasa canggung karena hal tersebut.” Kharon berbicara
jujur, dia tersipu mendapati getaran perasaannya tertangkap oleh Prameswari. Kharon memang dikutuk untuk tidak bisa berbohong. Tentu hal tersebut dapat
menguntungkan pemiliknya di mana Khodam yang terkutuk pasti tidak bisa
berkhianat. Namun kejujuran juga tak selalu membawa kemujuran. Kharon ingat
bagaimana peristiwa menakutkan yang membuat dirinya terpisah dari Tuannya di
masa lalu, itu juga karena kejujurannya mengatakan letak persembunyian tuannya
pada jin jahat.
“Wah, Kau tertarik padaku? Haha… Aku terharu mendengarnya. Di dimensi lain, aku juga tertari pada seorang pria, tapi dia sama sekali tak jatuh hati padaku. Kukira wajahku di usia 25 tahun berubah menjadi jelek. Dan mengetahui pria setampan dirimu menyukaiku, rasanya cukup menyenangkan. Berarti aku tak sejelek dugaanku haha…”
“Ketahuilah, para siluman tertarik
pada manusia bukan karena penampilan fisiknya. Tapi lebih ke energy yang
dimiliki manusia tersebut.”
“Jadi menurutmu aku ini tidak cantik begitu?” Prameswari mendadak dongkol dan khawatir jangan-jangan dirinya sudah berubah menjadi jelek. Dia juga baru ingat, semenjak memasuki Anastasia Cato dia belum pernah memandangi dirinya dalam cermin.
“Tidak juga. Untuk ukuran perempuan baik di Bumi maupun di Shaman, kau tergolong perempuan cantik.”
Kharon mengerti apa yang ada di
kepala Prameswari, lalu ia mengajak Prameswari ke tepi sungai dan memintanya
untuk meliht wajahnya di pantulan air sungai. Pram tersenyum tersipu-sipu
mendapati ternyata dirinya masih tetap cantik di usianya yang ke 25 tahun.
“Tuan Puteri, Kau harus belajar
untuk menutup beberapa aliran Chakramu. Kalau tidak, Jin lain yang berkekuatan
tinggi akan dengan mudah membaca pikiranmu.” Kharon memperingatkan Prameswari yang masih polos dan tak tahu menahu soal chakra atau aura.
“Kau bisa membaca pikiranku???” Pram mendadak kaget karena beberapa waktu lalu saat Kharon mengubah wujudnya menjadi
manusia, Pram sempat kaget dan mengagumi ketampanan Kharon, dan sempat beberapa detik berpikiran yang sedikit mesum terhadapnya.
“Ya, termasuk pikiran mesum Tuan Puteri yang barusan Tuan Puteri pikirkan lagi.”
Wajah Pram memerah malu. Ia menunduk menutupi wajahnya menggunakan kedua tangan. Dan diam saja selama beberapa waktu
karena masih merasa sangat malu.
“Tenanglah. Aku tahu Tuan tidak
tertarik padaku, itu hanya pikiran refleks yang manusiawi. Aku tidak mengambil
pusing.”
“Ya… Tapi kan memalukan. Bagaimana ini, apa yang harus kulakukan agar pikiranku tak terbaca orang lain?”
“Baik. Mari mencari tempat yang
nyaman untuk saling mengobrol, Tuan.”
“Oke, tapi kurasa Kau seharusnya
tahu dari tadi bahwa aku risih kau panggil Tuan Puteri, mengapa tetap Kau
lanjutkan?”
“Karena Tuan Puteri tidak memberi larangan atau perintah.”
“Mengapa aku harus melarang atau memerintahmu? Kau adalah makhluk bebas yang tak terikat dengan aturanku.”
Kharon berkata bahwa dia sudah
diperintahkan oleh pemiliknya terdahulu untuk mencari Prameswari dan menjadi
Khodam Prameswari. Itulah mengapa dia akan menurut apa yang menjadi perintah
dan larangan Prameswari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
YeFit
jodoh niiiii...
2020-08-24
0
👑Bry|ᵇᵒˢˢ࿐💣
gak ada visualnya kah
2020-07-20
0
👑Bry|ᵇᵒˢˢ࿐💣
haha khodamnya ganteng..Ama Dante ganteng mana wkwkwk
2020-07-20
0