"Akh ampun Kak, ampun" teriak Erik saat perutnya ditendang oleh Farhan.
"Berani kau menghancurkan adikku, sekarang berani meminta ampun" kembali tendangan mendarat diperut Erik.
Tak luput teman-temannya juga diserang oleh Farhan, semuanya yang terlibat Farhan hajar sendirian 7 lawan 1. Saat melihat ada yang ingin melawannya, Farhan menendang dadanya menginjaknya sampai mengeluarkan darah segar.
"Ini kamera kalian hah" sambil mengangkat tinggi-tinggi.
Brak brak, ckrek Farhan menghancurkan semua bukti menginjaknya dengan amarah yang begitu besar, bahkan ponsel mereka juga sama Farhan hancurkan dengan cara menginjaknya sampai remuk.
"Ampuni kami Kak, kami akan menyerah kan diri kekantor polisi. Jangan siksa kami seperti ini" ucap salah satu dari mereka.
"Terlambat, saya tak akan memberi ampun pada kalian sebelum kalian mati"
Farhan menggusur satu persatu mereka yang terlibat, mengeluarkan tali tambang lalu menggantungnya, kaki mereka sama sekali tak menginjak tanah.
Mereka meronta-ronta ingin dilepaskan, berteriak juga agar ada yang bisa mendengarnya dan menolong mereka. Ini adalah hari sial untuk mereka semua. Sebelum-sebelumnya tak pernah ada yang berani mendatangi mereka karena masalah pelecehan semuanya korban meren tutup mulut dan memberikan kembali tubuh mereka dengan sukarela. Alea bukanlah satu-satunya atau yang pertama tapi dia yang kesekian wanita yang dilecehkan.
"Baiklah apa yang saya bawa untuk menghukum kalian semua, wah ada sebuah busur panah, ada belati, ada pistol, hemm apa lagi ya tombak juga" Farhan melempar tas besarnya yang sengaja dirinya bawa dan diisi dengan barang-barang kesayangannya.
"Dimulai dari Erik, kau adalah otak dari segalanya"
"Tidak Kak bukan aku, tapi Asep orang itu yang paling ujung" cicit Erik yang mulai ketakutan dan melimpahkan masalahnya pada temanya. Hidupnya harus terus berjalan tak boleh sampai berakhir.
"Erik bohong Kak, aku hanya diajak saja dia memang benar-benar otak dari segalanya" tentu saja Asep tak mau disalahkan juga.
Farhan tertawa melihat pertengkaran ini, sungguh mengasyikkan melihat mereka saling salah-salahan. Farhan mengambil panahnya dan mengarahkannya pada Erik, lalu berubah pada yang lain. Mereka saling berteriak meminta ampun dan tak ingin disalahkan.
Panah itu melesat dengan kencang seperti angin tepat mengenai mata sebelah kiri Erik. Teriakannya begitu menggema membuat telinga yang ada disini kesakitan.
"Akhh sakit sekali, tolong sakit" teriak Erik tak karuan darah sudah mengucur dari bola matanya itu.
Kembali Farhan mengeluarkan senjata berikutnya, belati "Hemm siapa ya selanjutnya" Farhan mencoba mempermainkan mereka. Agar makin ketakutan.
"Ampun Kak, ampun" teriak mereka serempak.
"Ampun, ampun berisik. Saat melakukan saja kalian berani tapi saat diberi balasan malah seperti banci" srek belati itu melesat dengan kencang mengenai orang yang ada ditengah tepat di dadanya.
"Aw, Kak tolong lepaskan apakah Kakak tak kasihan dengan orang tua kami" ucap orang yang terkena belati. Belati itu sudah dilumuri racun, meskipun hanya menancap sedikit namun sangat mematikan.
"Sebelum melakukan hal keji itu apakah kalian pernah memikirkan perasaan adikku, tidak bukan. Maka rasakan akibatnya karena sudah berani bermain-main dengan keluargaku"
Sekarang tombak yang Farhan keluarkan, tanpa aba-aba melemparkannya kepada Asep dan mendarat dengan mulus diperutnya bahkan sampai tembus. Darah juga mulai keluar dari mulut Asep.
Tawa Farhan begitu renyah melihat kesatikan mereka semua, sungguh ini adalah permainan yang menyenangkan. Farhan mengambil pisau kesayangannya, yang selalu ada disampingnya dibukanya kotak itu dan Farhan mendekat kearah teman Erik yang paling dekat Erik saat digantung.
"Mari kita lihat apakah kulitmu laku untuk dijual dipasaran, mungkin bisa di buat sepatu"
"Jangan Kak jangan, tolong lepaskan aku" dengan air mata yang mengalir.
"Dalam mimpimu saja" teriak Farhan yang kesal.
Pisau itu mulai menyentuh permukaan wajah laki-laki itu, dengan hati-hati Farhan mengulitinya, teriaknya dan tangisan saling menyahut, namun Farhan sama sekali tak terganggu sampai wajah itu lepas dan Farhan memperlihatkan pada mereka semua.
"Lihat begitu sempurna bukan, sangat menakjubkan" gumam Farhan.
"Ibu tolong aku" teriak laki-laki yang dekat Asep bahkan dia sampai mengompol.
Tinggal tiga orang lagi yang belum Farhan sakiti, apa lagi yang harus Farhan keluarkan ya. Dengan langkah yang begitu pelan Farhan membuka tasnya membuat mereka semua was-was dan ketakutan.
Ternyata Farhan membawa sebuah tang, alat yang tak pernah terpikirkan oleh mereka. Farhan sudah seperti mau membuat rumah saja. Langkahnya kembali kearah mereka yang belum mendapatkan bagian.
Dengan sekali tarikan Farhan membuka mulut orang itu, berteriak dan meronta-ronta juga namun Farhan memegangnya dengan erat, tang itu Farhan gunakan untuk mencabut gigi laki-laki itu satu persatu. Setiap satu gigi yang tercabut maka dibalas dengan teriakan. Farhan tak peduli melakukannya sampai gigi itu habis dan membuat tangannya penuh dengan darah.
Tinggal dua orang lagi, kembali Farhan mengambil pistol paku, mendekat dan menembakkannya dengan membabi buta kesalahan satu orang disana, paku mulai bertebaran tak dapat di elakan tubuhnya sudah penuh dengan tancapan paku. Bahkan wajah dan leher ada yang kena dia mulai sekarat namun Farhan tak peduli. Terus menembakinya mengunakan pistol paku itu.
Sekarang yang terakhir akan Farhan gunakan sebagai samsak, dengan tangan kosong Farhan memukul, menendang, pukulannya tak main-main membuat lawannya muntah darah. Bahkan sampai giginya ada yang copot. Saat tubuhnya mulai berkeringat lagi Farhan berhenti dan menatap mereka satu persatu tawa kebahagiaan keluar dari mulut Farhan.
"Bagus sekali, saya suka dengan keadaan kalian sekarang, tinggal eksekusi"
Farhan melepaskan celana mereka satu persatu, membuat mereka tak mengunakan apa-apa bagian bawahnya. Mereka sudah tak bisa melawan hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya. Yang mereka harapkan sekarang adalah cepat mati saja karena ini begitu menyakitkan.
Pisau kembali Farhan keluarkan, dipotongnya satu persatu pisang yang menggantung diantara selangkangan mereka, membuat mereka yang sudah lemas kembali bertenaga dan berteriak kesakitan.
"Akhirnya selesai juga" Farhan merenggangkan tubuhnya yang pegal "Selamat tinggal, selamat menempuh hidup baru di neraka"
Di bersihkannya semua kekacauan yang terjadi, bahkan Farhan membersihkan TKP agar tak ada jejak dirinya sedikitpun. Membawa semua alat-alatnya lagi dan masuk kedalam mobil, pergi menjauh dan tinggal lihat saja mereka besok apakah sudah mati dan akan ditemukan kita lihat saja Farhan sekarang ingin istirahat dengan tenang.
Hatinya sudah tenang melihat orang-orang yang sudah berani menghancurkan adiknya tersiksa. Ini belum seberapa namun Farhan ingin cepat menghabisinya tak ingin menyiksa mereka lebih lama Farhan tak punya waktu sebanyak itu. Masih banyak urusan yang harus segera di selesaikan.
Apalagi dengan perempuan yang sering menganggu pikirannya, Farhan harus mendapatkannya. Padahal baru bertemu beberapa hari tapi sudah memenuhi pikirannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments