Anna, kakek dan Jenifer telah sampai di rumah Sakit. Mereka segera menuju rumah sakit,, Anna harus mengikuti langkah kaki kakek yang tidak bisa lagi berjalan cepat. Perlahan tapi pasti, mereka menelusuri koridor rumah sakit menuju ruang ICU.
Sesampai di depan ruang ICU, kakek dan Anna langsung melihat ke dalam ruangan melalui pintu kaca untuk melihat keadaan nenek. Anna dan Kakek terkejut begitu juga dengan Jennifer, beberapa perawat sibuk membantu dokter, mereka berada mengelilingi nenek. Dokter terlihat memberikan kejutan listrik pada jantung.
Anna tak sanggup melihat tubuh lemah itu di paksa bangun, Anna mengetuk- ngetuk pintu kaca berharap dokter mendengarkannya. Dokter berhenti yang terlihat dan terdengar hanya suara "Tiiiiiiiiiit" dan garis lurus pada layar monitor. Nenek tergulai lemah seakan lelah dipaksa untuk bangun dengan tubuh yang renta.
Anna menoleh ke arah kakeknya yang terduduk lemas di kursi tunggu di temani Jenifer yang menatap Anna terdiam dengan air mata penuh membasahi wajah cantiknya. Seorang Dokter keluar dari ruang ICU, menemui Anna yang masih berdiri di depan pintu.
"Anda harus sabar, tubuh Nenek tidak mampu lagi bertahan" Dokter menepuk pundak Anna kemudian mendekati Kakek dan mengucapkan beberapa kata untuk memberikan semangat kepada Kakek. Dokter berlalu meninggalkan mereka, terlihat beberapa perawat merapikan dan membereskan peralatan medis yang masih melekat di tubuh Nenek.
Jenifer segera mengirim pesan kepada Juanda, Laura dan Hengky. Ia memberitahukan bahwa Nenek Anna sudah meninggal.
Setelah dibersihkan Nenek diantar menggunakan mobil jenazah menuju rumah mereka. Banyak tetangga yang hadir. Kakek dan Anna berdiam diri di samping Nenek, hanya Jenifer yang berkomunikasi dengan para tamu. Anna benar-benar hancur, wajah sembab dan pucat dengan air mata terus mengalir tanpa henti, ia terus memandangi neneknya yang tidur dengan tenang, wajah pucat dan keriput seakan senyum dalam kedamaian.
Mereka mengantarkan jenazah ke pemakaman umum dengan menggunakan mobil Rumah Sakit. Semua pelayat telah pulang.
Hans , Andreas, Hengky, Laura, dan Juanda menatap sedih kepada Anna yang masih duduk di samping makam nenek bersama dengan kakek.
" Anna, mari kita pulang, kasihan kakek harus beristirahat" Jenifer menepuk bahu Anna dan Anna memeluk Jenifer. Mereka semua kembali ke rumah. Anna berada di kamar nenek bersama dengan kakek. Jenifer dan Laura membuat makan siang. Empat orang pria di ruang tamu berbicara tentang pekerjaan, dan obrolan ringan untuk lebih akrab di temani teh hangat dan beberapa cemilan.
Makan siang telah siap, Jenifer menuju kamar Anna tetapi kosong, selanjutnya ia mencari ke kamar Kakek, ia melihat Jenifer tidur dalam pelukan Kakeknya yang mengisap rambut Jenifer, perlahan Jenifer masuk ke dalam kamar, ia mengajak kakek untuk makan siang.
Kakek membangunkan Anna, dengan mata yang sudah bengkak, Anna berusaha tersenyum kepada kakeknya, mereka bertiga berjalan menuju ruang makan, yang hanya ada 4 kursi, 4 pria tampan makan di ruang tamu, mereka telah memesan makanan dari restoran, Laura, Jenifer, Anna dan kakek makan di ruang makan.
Setelah makan Anna mengantar kakek ke kamar untuk beristirahat. Ia kembali ke ruang tamu bergabung dengan rekan kerja dan Bosnya. Anna mengucapkan terima kasih kepada mereka semua telah menyempatkan waktu untuk datang ke rumah Anna.
Andreas datang mendekati Anna dan memegang bahu Anna dengan kedu tangannya.
"kamu harus kuat, 3 bulan ini kamu ngak ada kerjaan, jadi kamu bisa menemani kakek kamu" ucap Andreas, Hans melihat Andreas.
"Bos Hana Mariana saya atau dia" pikir Hans menatap tajam pada Andreas.
"Terimakasih" Anna tersenyum
"kamu istirahat saja di rumah, aku berikan libur untukmu" sambung Hans
"terimakasih tuan" Anna tersenyum kepada Hans.
Satu persatu tamu Anna pamit pulang, mereka tidak mau mengganggu istirahat Anna dan Kakek.
" aku pulang dulu ya, Sudah 2 hari aku di sini" Jenifer memeluk Anna
"iya, Terimakasih atas semua bantuannya" Anna balas memeluk Jenifer.
Anna menutup pintu dan menguncinya, ia kembali ke kamar Kakek, mengintip dari pintu, Anna melihat kakek menatap foto Nenek dan meneteskan air mata.
Tanpa sadar air mata Anna ikut mengalir dan membasahi pipinya. Kakek pasti sangat sedih dan kesepian, kakek telah menghabiskan waktunya bersama nenek, mereka tidak pernah berpisah, sangat mesra, melakukan semua pekerjaan bersama. Sedih dan Kehilangan yang dirasakan Anna tak akan sebanding dengan yang dirasakan kakek.
Anna menutup pintu perlahan, ia menaiki tangga menuju kamarnya. Anna membersihkan diri di kamar mandi, menggantikan pakaian, dan duduk di tepi tempat tidur. Ia menatap foto bersama Kakek dan nenek di halaman depan rumah, foto tergantung di dinding dengan ukuran cukup besar.
Tidak ada foto ayah dan ibunya, bahkan Anna tidak tahu wajah orang tuanya. Nenek dan kakek hanya cerita Ibunya adalah putri semata wayang mereka yang pergi setelah melahirkan Anna, tak pernah kembali lagi.
Karena rasa benci Anna pada ibunya, ia tidak pernah bertanya tentang ibunya lagi hingga saat ini. Nenek selalu berkata ibunya sangat cantik, secantik Anna.
"Nenek, haruskah aku mencari ibu?" Anna berbicara dengan foto Neneknya. Anna beranjak dari tempat tidur, menuruni tangga dan menuju kamar kakeknya. Ia tidak melihat kakek di dalam kamar. Anna mencari ke dapur, ruang tamu hingga halaman depan. Akhirnya Anna menuju kebun belakang, ia melihat kakek sedang menyiram tanaman, Anna berjalan mendekati Kakek.
"kakek tidak istirahat?" tanya Anna
"Tumbuhan telah banyak yang layu dan bahkan mati" kakek tersenyum sekilas kepada Anna dan kembali melakukan aktivitasnya. Anna berjalan menuju kandang ternak, Ia memberi makan ayam dan bebek. Semua perkarangan rumah dari depan hingga belakang telah di pagar tinggi.
"Kakek, haruskah Anna mencari ibu?" tanya Anna tanpa melihat kakeknya, sehingga membuat Kakek terkejut dan menghentikan pekerjaannya.
"bagaimana kamu akan mencari ibumu?" tanya kakek yang kembali menyiram tanaman di dekat Anna
"apa yang ibu tinggalkan di rumah ini?" tanya Anna menatap Kakek.
"ayo kita masuk ke dalam" ajak kakek, Anna mencuci tangannya dan mengikuti kakek.
Mereka menuju sebuah pintu berada tepat di bawah tangga kamar Anna, Kakek mengambil kunci yang tergantung di bawah tangga kayu, dan memberikan kepada Anna.
Anna mengambil kunci, memasukkan ke dalam lubang kunci dan pintu terbuka.
Sebuah kamar yang sangat berdebu namun tetap tertata rapi, Boneka, mainan, tempat tidur bayi, lemari, meja belajar, dan banyak lagi. Anna dan kakek masuk perlahan ke dalam kamar.
Anna melihat isi kamar, hingga matanya berhenti pada sebuah lemari kayu sangat besar dengan ukiran unik, terkunci rapat. Anna melihat ke arah kakek yang duduk di kursi meja rias berdebu. kakek membuka laci meja rias dan mengambil sebuah kunci, Anna mendekati Kakek, mengambil kunci lemari dari tangan kakek.
Anna berjalan mendekati lemari besar dan berdebu, perlahan ia membuka dua pintu lemari.
Beberapa pakaian, album foto, map plastik berwarna merah dengan banyak berkas di dalamnya. Anna mengambil Kotak kaca berisi surat, ia menoleh ke arah kakek.
"Anna bawa ini" Anna menunjukkan kotak kaca kepada Kakek dan kakek hanya tersenyum. Mereka berdua keluar dari ruangan berdebu.
"besok Anna akan membersihkan kamar itu" ucap Anna, ia mengantar kakek kamar.
Tanpa terasa hari sudah sangat sore, Anna menuju dapur untuk membuat makan malam. Anna meletakkan kotak kaca di atas meja makan.
Persediaan bahan makanan hampir habis, besok Anna harus belanja. Dengan cekatan Anna selesai membuatkan makan malam.
Anna kembali ke kamar tak lupa membawa kotak kaca, ia meletakkan kotak kaca di atas meja rias, ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, Mengganti pakaian dan kembali ke bawah untuk makan malam berdua dengan kakek, mulai malam ini mereka hanya akan makan berdua tanpa nenek.
🤗 Thanks for reading 🤗
😍 Terimakasih Dukungannya 😊
💓Love you readers 💓
baca juga
"Cinta untuk Dokter Nisa"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Aep Saepurahman
sedih dikit
2023-12-30
0
Karate Cat 🐈
empati andreas lebih peka dari hans
2023-01-24
0
Bundanya Robby
😭😭😭😭😭😭
2021-10-03
0