Ella bangun pagi-pagi sekali, sebab hari ini ia ada presentasi dengan perusahaan Agra. Ia menoleh ke samping ranjang, tidak ada suaminya di sana.
Selesai mandi ia memakai atasan blazer berwarna navy dan rok span senada. Ella memang cantik, memiliki hidung mancung bangir, bulu mata lentik dan bibir tipis bervolume. Kulitnya putih cerah, jadi tidak perlu memoles riasan berlebihan.
Ella menuruni anak tangga dan berakhir di meja makan. Bibi sari sudah menyiapkan susu putih dan roti selesai di atas meja.
Dengan tenang Ella menyantap nya, ia tidak melihat kopi panas di sampingnya. itu artinya Andrean memang tidak pulang tadi malam.
Tak lama kemudian, bunyi notifikasi di ponsel Ella. Ia meliriknya, pesan masuk dari pak Heru. Ia membuka pesan itu.
"Jangan telat ke kantor, meeting di majukan satu jam."
"Baik!" balas Ella.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh, untuk sampai di kantor menempuh perjalanan kurang dari satu jam bila tidak macet. Tidak ingin membuat kesalahan, gegas ia meninggalkan rumah menuju kantor.
Mobil memasuki perusahaan Smith, setelah memarkirkan mobil ia berjalan cepat menuju lift, Namun saat terburu-buru Ella menabrak seseorang.
Pria itu berhenti dan mengangkat wajahnya.
"Kamu...!"
Pria itu menunjuk wajah Ella dengan kesal, lalu menepuk bahunya agar jas nya tidak kotor.
Pria itu adalah Bastian, sahabat Andrean. Pria tinggi tegap itu tidak suka pada Ella dan sering mengolok-oloknya.
"Maaf, saya terburu-buru! Balas Ella dingin.
Tidak ingin berdebat dengan pria itu, Ella buru-buru masuk kedalam yang sudah di penuhi karyawan.
"Kenapa?!"
Justin berjalan mendekati Bastian.
"Ella menabrak ku!"
"Wanita itu semakin ceroboh. Sudahlah, ayo kita temui Andrean."
Ella sudah sampai di ruangan kerjanya. Ia mulai print lembaran tugas yang ia revisi semalam.
"Ibu Ella, anda di tunggu di ruangan meeting." kata salah satu karyawan yang datang ke ruangan Ella.
Ella mengangguk "Baik!"
Selesai print, Ella mengumpulkan lembaran kertas dan di bawahnya ke ruangan meeting.
Suara langkah kaki Ella begitu cepat, hingga suara heels terdengar sampai ruangan meeting. Ia mendorong pintu yang tertutup dan semua orang menoleh padanya. Sudah ada beberapa orang yang hadir utusan dari perusahaan Agra.
Ella menjabat tangannya satu persatu dan duduk di samping pak Heru.
"Kau sudah pelajari semua nya?" bisik Heru
"Sudah pak! Kata Ella sambil menyerahkan lembaran kertas yang sudah ia print.
Tak lama kemudian pintu terbuka, masuk Direktur utama kedalam ruangan meeting. Orang-orang berdiri dan membungkuk memberi hormat.
"Selamat pagi pak Andrean." ucap mereka.
Andrean mengangguk dan duduk di kursi depan. Sekilas ia melirik kearah Ella, lalu menarik kembali pandangan nya.
"Mulai saja! Kata Andrean tanpa basa-basi.
Heru bangun dari duduk dan memberikan lembar kertas pada orang-orang di perusahaan AGRA. Tak lama kemudian Ella berjalan kearah depan dan menyalakan alat preyaktor. Ella mulai menjelaskan secara mendetail tentang perkembangan perusahaan Smith di bidang properti.
Andrean terlihat masa bodo saat Ella menjelaskan pada client. Ia lebih memilih membalas pesan di ponselnya daripada mendengarkan Ella.
Ella sempat melirik dan sekilas melihat Andrean membalas pesan pada wanita. Ia tak perduli dan meneruskan presentasi.
"Maaf, saya ada urusan penting. Kalian bisa lanjutkan pada asisten dan manager saya." kata Andrean yang langsung berdiri.
Semuanya mengangguk dan tidak mempermasalahkan Direktur perusahaan meninggalkan ruangan meeting. Ella pun sudah tahu, semua itu akan di serahkan pada asisten nya Heru.
Tiga jam kemudian, presentasi akhirnya selesai.
"Terima kasih Bu Ella, kami akan pelajari masalah kerja sama ini, lusa akan kami hubungi kembali."
"Apa anda sudah jelas, yang saya sampaikan tadi pak Johan?"
"Sangat jelas dan anda begitu profesional." pujinya
Ella mengangguk sambil tersenyum "Terima kasih pak Johan, saya tunggu kabar baiknya." kata Ella ramah.
Selesai meeting Ella masuk kedalam ruangannya. Ia baru teringat akan minta izin cuti pada Andrean. Semalam suaminya tidak pulang dan keinginan nya belum ia sampaikan. Sekarang waktu yang tepat untuk minta izin.
Ella menarik secarik keras yang sudah ia buat, lalu membawanya ke ruangan Direktur.
Saat sudah sampai di depan pintu, ia mendengar obrolan tiga orang pria. Tentu saja mereka Bastian dan Justin, sahabat Andrean saat waktu kuliah.
"Aku akan ke Malvin lusa, ada kerja sama dengan Perusahaan Mortin group, di bidang teknologi."
"Mortin group?" Ella mengerutkan keningnya.
"Nama itu seperti___?" Ella menggeleng cepat, "Semoga saja bukan."
Ella mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam ruangan Andrean, sudah pasti ia akan menjadi bahan lelucon dua sahabatnya. Akhirnya ia memutuskan kembali ke ruangannya.
"Dengar-dengar kelurga Mortin memiliki anak gadis cantik." Justin lanjut berkata
Bastian menaruh gelas yang ia minum keatas meja. "Kau benar! Vivian bukan hanya cantik dan pintar, dia memiki segudang prestasi."
"Katanya dia lulusan akademik teknologi di usia muda, dan sekarang ia sudah lulus S3." Andrean berkata seperti membenarkan omongan dua sahabatnya.
Justin menepuk bahu Andrean "Semoga kamu bisa berkenalan dengan Vivian."
Bastian terkekeh "Aku mendukung mu."
"Tunggu, bagaimana dengan Ella?" Justin menatap Andrean.
Pria itu hanya tersenyum sinis. Lalu berkata "Mari kita bersulang."
Mereka bertiga mulai mengangkat gelas untuk tos, setelah gelas bersentuhan dan menimbulkan bunyi "Ting" mereka minum bersama.
💜💜💜💜
Seperti biasa Bunda minta dukungan kalian di Novel terbaru ini.
Jangan lupa untuk LIKE, VOTE/GIFH, RATE BINTANG 5 DAN KOMENTAR POSITIF 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Foeah
Sedingin itukah Andrean terhadap Ella
Biasanya nanti kalau sdh jauh baru terasa ditinggal orang yg mencintainya
Nex bunda terima kasih banyak upnya
Semoga Ella jadi peran yg kokoh mandiri dan berkelas nantinya ya bunda biar tdk kadi bahan guncingan mereka bertiga andrean bastian dan justin🙏🏻
2025-06-17
1
Irma Juniarti
kasihan juga dengan Ella,kamu harus tetap kuat dan sabar Ella,trus semangat💪 klu memang Andrean tak memperdulikan dirimu gpp anggap saja kamu tak pernah mengenalnya,suatu saat pasti akan ada balasan buat si Andrean.
2025-06-16
2
Eni Susilowati
dendam menjadi cinta disant itu terjadi pasti menimbulkan penyesalan yang sangat dalam apalgi bila akan diacuhkan saat mulai mencintai karena sudah sangat kecewa semoga kau cepat menyadari sebelum terlambat
2025-06-16
0