Bab. 3

" Apa? Kau tak salah menyerahkan semua yang kau miliki padaku. Lalu kalian akan tinggal dimana. Kau yakin bisa tinggal didesa ini lagi padahal kau tak memiliki tempat tinggal? " juragan Marta nampak menjadi semakin serius.

" Tidak apa juragan. Insya alloh kami masih bisa hidup. Asalkan hutang kami kepada juragan lunas. "

Juragan Marta nampak membuka satu persatu sertifikat yang diserahkan oleh Kiki. Matanya menyiratkan bahwa ia sedang memikirkan sesuatu. Namun Kiki tak peduli. Dalam hatinya hanya ingin segera terlepas dari cengkraman juragan Marta.

***

Kiki dan ibunya sampai dirumah mereka. Tak ada perbincangan antara keduanya. Mereka segera masuk ke kamar masing-masing.

Kiki berjalan gontai menuju tempat tidurnya. Ia merebahkan badannya yang terasa tak enak. Pikirannya melayang memikirkan kejadian di rumah Juragan Marta.

Flash back on.

" Sekali lagi ku tanya. Kau sama sekali tak memikirkan kalian akan tinggal dimana? " juragan Marta mengulang kembali pertanyaannya.

" tentu kami sudah mempertimbangkannya juragan. Namun bukankah itu bukan lagi menjadi urusanmu? Yang kau mau hanya hutang kami lunas kan? " dengan berani Kiki menjawab pertanyaan juragan Marta.

" memang bukan urusanku, namun apakah kau bodoh hah! Bukankah lebih baik kau menjadi istriku daripada harus menyerahkan semua tanah yang kau punya." juragan Marta semakin berapi- api. Ia menatap semakin tajam ke arah Kiki.

" jika kau jadi istriku, bukan hanya tanah yang kau punya ini saja namun akan bertambah beberapa bidang tanah lagi menjadi milikmu. "

" Tidak juragan. Kami tidak apa kehilangan tanah itu. Insya alloh Tuhan akan memudahkan kami jika memang kami di takdirkan tetap memiliki tanah itu. " Kiki tanpa rasa takut terus menjawab perkataan juragan Marta.

" kau memang bodoh! Baiklah akan ku kabulkan jika memang kau ingin hidup sengsara. Tunggu saja aku yakin kau akan menyesal dan takkan lama kau akan kembali datang padaku. " juragan marta menyunggingkan senyum kembali.

" Terima kasih juragan. Insya alloh kami tidak akan menyesal karenanya. "

" baik, ku beri waktu satu minggu untuk kau berkemas dan pergi dari rumah itu. "

" terima kasih juragan. Insya alloh tak sampai seminggu kami akan pergi dari rumah. Kami pamit juragan. Assalamualaikum..." kiki merasa sangat lega. Ia segera mengajak sang ibu untuk pergi meninggalkan rumah Juragan Marta.

Flash back off.

Kiki memejamkan matanya. Hatinya sebetulnya merasa tak ingin jika rumah yang penuh kenangan itu jatuh ke tangan juragan Marta. Namun dia juga akhirnya harus memilih daripada diperistri oleh juran Marta.

" maafkan Kiki ayah. Kita harus kehilangan rumah ini. Insya alloh semua kenangan keluarga kita tetap terukir dihati kiki meskipun tak lagi tinggal di rumah ini. " batinnya hingga tak terasa bulir bening keluar dari sudut matanya.

***

Sementara itu sepeninggal Kiki dan ibunya, dirumah megah juragan Marta nampak menatap sertifikat yang ditinggalkan kiki.

" Tak ku kira dia akan seberani itu. Aku semakin menyukainya. Lihat saja akan ku ikuti permainanmu. " seringainya.

Tak lama juragan Marta memanggil anak buahnya.

" Bonar kau cari tahu apa yang akan dilakukan Kiki dan ibunya. Segera laporkan padaku."

" Baik segera ku laksanakan perintah juragan. " Bonar segera menjawab perintah juragan Marta.

Ia bergegas pergi untuk mengintai Kiki dan ibunya.

Juragan Marta masih enggan beranjak dari duduknya. Ia tak habis pikir dengan pilihan Kiki.

" selama ini tak ada yang berani menolak menjadi istriku. Tapi anak itu berbeda. Ia rela hidup melarat dan menolak ku." ucapnya.

" padahal dia tak harus menyerah semua tanahnya padaku. Tapi biarlah. Aku ingin tau bagaimana dia bertahan. Biarlah sementara sertifikat ini tetap di tempatku. Jika dia bisa membuktikan keberaniannya akan ku kembalikan rumahnya. Namun jika akhirnya dia menyerah maka aku tetap akan untung. " di ambilnya sertifikat itu dan ia letakan bersama sertifikat lain yang sudah banyak bertumpuk.

" Padahal aku hanya menggertak nya, aku tak tega melihat kerja kerasnya selam ini. Aku tahu Kiki bukan gadis manja namun dia memang beda. Dia berani dan itu yang membuatku sangat terpesona padanya." Juragan Marta kembali melanjutkan aktivitasnya. Ia meninjau beberapa ladangnya yang sudah siap panen. Meskipun banyak uang dan anak buah, namun juragan Marta selalu memastikan sendiri jika memang ladang yang ia tanami sudah siap panen.

Menjelang sore juragan Marta baru kembali ke rumahnya. Begitu sampai dia melihat Bonar sudah menunggunya.

" bagaimana hasil pengintaian mu Bonar?"

" Kiki dan ibunya rupanya berniat meninggalkan desa ini tuan. Sepertinya Kiki sudah sangat yakin untuk memilih tak menerima menjadi istri juragan." lapor Bonar pada juragan Marta.

" terus ikuti mereka dan laporkan padaku. "

" baik juragan. Permisi. " Bonar segera undur diri setelah melapor pada juragan Marta.

" Aneh masih ada gadis bodoh yang mau hidup kere. Kenapa mereka tak menerima saja tawaran juragan. Tentu hidupnya akan bahagia. Jika aku pasti tak banyak mikir ku terima tawaran juragan Marta. " gerutu Bonar sambil berlalu meninggalkan rumah juaragan Marta.

Episodes
1 Bab. 1
2 Bab. 2
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 8
9 Bab. 9
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 PENGUMUMAN
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46 RYK
47 Bab. 47. Kembali Menyongsong Masa Depan
48 Pengumuman ( Ucapan Terima Kasih)
49 Bab. 48. Restu yang Tulus
50 Bab. 50. Kepastian
51 Bab. 51 Bangkit Melawan Musuh
52 Bab. 52. Tekanan yang kembali datang
53 Bab. 53. Rencana Kembali
54 Bab. 54.
55 Bab. 55. Bisikan Seorang Ibu
56 Bab. 56 Bakat di Balik Lumpur Sawah
57 Bab. 57. Embun Membawa Bahagia
58 Bab. 58.
59 Bab. 59. Aroma ditengah Fitnah
60 Bab. 60. Langkah Halus penuh Perhitungan
61 Bab. 61. Benih Curiga yang Tumbuh
62 Bab. 62. Jejak dibalik Senyuman
63 Bab. 63. Diam yang Berat
64 Bab. 64. Perlahan, Hati Kembali
65 Bab. 65. Sekutu dalam Dendam
66 Bab. 66. Hadiah yang membahagiakan
67 Bab. 67. Rindu Ketenangan
68 Bab. 68. Dia Kembali
69 Bab. 69. Ketakutan Kian Mengintai
70 Bab. 70. Tawa di Kegelapan
71 Bab. 71. Malam Penuh Tekad
72 Bab. 72. Harga Diri yang Terluka
73 Bab. 73. Kebencian Menolak Mati
74 Bab. 74. Janji Dibalik Ketakutan
75 Bab. 75. Ketika Rumah Menjadi Sandaran
76 Bab. 76 Ketika Kopi Menyatu Dengan Hati
77 Bab. 77. Saat Desa Menemukan Rumah
78 Bab. 78. Saat Cinta Menjadi Rumah
79 Bab. 79. Kilau Hati yang Tulus
80 Bab. 80. Pelukan Senja yang Haru
81 Bab. 81. Antara Luka dan Harapan
82 Bab. 82. Akhir dari Bayangan Jafar
83 Bab. 83. Secangkir Harapan Menyeduh Masa Depan
84 Bab. 84. Generasi Baru, Kebahagiaan Baru
85 Bab. 85. Lengkap dengan Cara-Nya
86 Bab. 86. Rumah, Cinta dan Kehidupan
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab. 2
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 8
9
Bab. 9
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
PENGUMUMAN
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46 RYK
47
Bab. 47. Kembali Menyongsong Masa Depan
48
Pengumuman ( Ucapan Terima Kasih)
49
Bab. 48. Restu yang Tulus
50
Bab. 50. Kepastian
51
Bab. 51 Bangkit Melawan Musuh
52
Bab. 52. Tekanan yang kembali datang
53
Bab. 53. Rencana Kembali
54
Bab. 54.
55
Bab. 55. Bisikan Seorang Ibu
56
Bab. 56 Bakat di Balik Lumpur Sawah
57
Bab. 57. Embun Membawa Bahagia
58
Bab. 58.
59
Bab. 59. Aroma ditengah Fitnah
60
Bab. 60. Langkah Halus penuh Perhitungan
61
Bab. 61. Benih Curiga yang Tumbuh
62
Bab. 62. Jejak dibalik Senyuman
63
Bab. 63. Diam yang Berat
64
Bab. 64. Perlahan, Hati Kembali
65
Bab. 65. Sekutu dalam Dendam
66
Bab. 66. Hadiah yang membahagiakan
67
Bab. 67. Rindu Ketenangan
68
Bab. 68. Dia Kembali
69
Bab. 69. Ketakutan Kian Mengintai
70
Bab. 70. Tawa di Kegelapan
71
Bab. 71. Malam Penuh Tekad
72
Bab. 72. Harga Diri yang Terluka
73
Bab. 73. Kebencian Menolak Mati
74
Bab. 74. Janji Dibalik Ketakutan
75
Bab. 75. Ketika Rumah Menjadi Sandaran
76
Bab. 76 Ketika Kopi Menyatu Dengan Hati
77
Bab. 77. Saat Desa Menemukan Rumah
78
Bab. 78. Saat Cinta Menjadi Rumah
79
Bab. 79. Kilau Hati yang Tulus
80
Bab. 80. Pelukan Senja yang Haru
81
Bab. 81. Antara Luka dan Harapan
82
Bab. 82. Akhir dari Bayangan Jafar
83
Bab. 83. Secangkir Harapan Menyeduh Masa Depan
84
Bab. 84. Generasi Baru, Kebahagiaan Baru
85
Bab. 85. Lengkap dengan Cara-Nya
86
Bab. 86. Rumah, Cinta dan Kehidupan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!