ALLIN [ You Are My Woman ]

ALLIN [ You Are My Woman ]

1

Allin Wilton

Arnold Gall

**

Allin pulang dari kantornya, dia baru bekerja di sana selama sebulan dan semua berjalan baik- baik saja, tapi yang aneh adalah bukan dia yang ingin bekerja di sana, ayahnya yang meminta dia bekerja di sana tanpa alasan.

Saat Allin bertanya kenapa dia harus bekerja di sana kenapa tidak di perusahaan ayahnya saja, ayahnya berkata agar Allin bisa mandiri tanpa bayang - bayang orang tua, apa itu semua benar atau tidak, karena sekarang wanita itu mematung ditengah ruangan seperti orang kebingungan.

"Pemandangan apa ini!"  Rutuk Allin dalam hati, dia berjalan semakin dekat dan dekat, dia kaget di sana Boss ada di sana tepatnya Direktur perusahaan tempatnya bekerja, dia gugup bagaiman kalau Bosnya melihat dirinya, Allin berjalan cepat dengan tas yang menutupi wajahnya, dia melewati 5 orang yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Allin" Allin mengumpat dalam hati dan tetap berjalan mengabaikan panggilan itu.

"Allin" suara itu semakin keras, sebuah tangan menggapai bahunya hingga dia berhenti melangkah.

"Sayang kamu mau kemana?" Allin melirik ibunya dengan wajah yang masih ditutupi tas.

"Mau ke kamar ganti baju"

"Nanti saja, temui dulu teman Papa dan keluarganya di sana" Allin meringis dalam hati

"Matilah aku"

Ibunya langsung menarik tangan Allin dan dan membawanya duduk di sofa, Allin masih menutup wajahnya hingga membuat semua orang yang ada di sana menatap aneh kearah nya.

"Sayang, kenapa kamu menutupi wajahmu?"

Ibu Allin menurunkan tas yang menutupi wajah putri nya. Sedangkan Allin hanya bisa pasrah membiarkan Ibunya menurunkan tas tesebut.

"Allin, perkenalkan dia adalah teman Papa namanya Ramond Gall teman ayah, ini istrinya Aura Gall, dan ini Arnold Gall"

Allin mengangkat wajahnya dan langsung bertatapan dengan Arnold, Arnold sedikit kaget dengan siapa yang dia lihat.

Allin hanya tersenyum kecut, mereka memang sering ber pas-pasan selama di kantor, karena saat Arnold akan keruangan nya dia akan melewati meja kerja Allin.

"Salam kenal, Paman, Bibi, saya Allin"

Aura tersenyum, dia menyentuh tangan Allin dan mengusapnya lembut, Allin merasa canggung dengan sikap Ibu Bosnya tersebut.

"Kenapa Ibu Tuan Arnold menyentuh tangan ku? "

"Kamu cantik sekali sayang, jangan panggil Bibi, panggil saja Mama" Allin hanya tersenyum, merasa ragu untuk memanggil wanita itu dengan sebutan Mama.

"Kenapa aku harus memanggilnya Mama, aku kan bukan adik Arnold Gall"

"Tidak apa nanti juga terbiasa" Allin mengerutkan dahinya bingung mendengar kata terbiasa.

"Ini semakin mencurigakan"

"Allin, ini anak Mama namanya Arnold"

Allin hanya bisa tersenyum kecil mendengar nya.

"Aku sudah tahu Bibi"

"Salam kenal" Kata Allin mencoba bersikap ramah, dia tersenyum pada Arnold tapi pria itu malah membuang mukanya.

Allin paham, Arnold terkenal dingin di kantor dan kalau pria itu sekarang bersikap seperti itu dia mengerti, tapi tetap saja dia tidak suka orang yang angkuh.

Alpin berpikir bila Arnold saja acuh untuk apa dia harus gugup dan malu, dia memperbaiki duduknya dan tersenyum menatap semua orang, dia sekarang sudah tidak perlu merasa tidak nyaman lagi, toh si Arnold biasa saja, dia juga bisa.

"Begini, kami mempertemukan kalian bukan tanpa alasan, kami ingin menjodohkan kalian berdua" Allin terkejut dan tersedak air ludahnya sendiri.

"Apa!!!" Teriak Allin

"Allin" Tegur Ayah nya

"Maaf..." Allin syok, syok berat. Dia memukul wajahnya.

"Apa ini mimpi"

Dia menatap Arnold didepannya. Pria itu bersikap santai tidak terpengaruh sama sekali.

"Pria ini begitu santai, apa dia sudah tahu semuanya"

"Kami tahu ini terlalu mendadak bagi kalian, tapi kami sudah berjanji untuk menikahkan kalian dari kalian masih kecil" Ramond berbicara untuk menjelaskan.

Allin mencolek ibunya untuk meminta penjelasan tapi Ibunya itu hanya tersenyum saja, Allin jadi kesal. Apa ayah dan ibunya sengaja membuat dia bekerja di perusahaan Arnold agar mereka dekat, Allin mencibir dalam hati, dia dan Arnold itu tidak cocok sama sekali

"Apa kalian menerima perjodohan ini?" sumpah Allin rasanya ingin mati saja, apa dia harus langsung menjawabnya, keterlaluan sekali, Allin menatap Arnold yang tetap tenang sambil meminum tehnya.

"Arnold, kamu bagaimana ?" Ramond bertanya pada anaknya.

Allin berdebar menunggu jawaban pria tersebut, melihat tingkah Arnold yang dari awal begitu acuh, dia menduga Arnold akan menolaknya, dia sudah tertawa dalam hati. Jika Arnold menolak dia jadi tidak punya beban apa - apa.

"Aku menerimanya" Allin kaget setengah mati dengan apa yang dia dengar hingga dia membatu di tempat.

Dia menatap Arnold, pria itu tersenyum jahat pada nya, Allin tahu Arnold sengaja melakukannya agar dia yang menolaknya.

Sebenarnya Arnold juga bukan tanpa alasan melakukan itu dia sudah tahu akan dijodohkan tetapi tidak menyangka kalau wanita itu adalah karyawannya sendiri.

Arnold sudah menolak tapi Ayahnya mengancam akan mengambil semua yang dia miliki, dari Apartemen, hotel berbintang, restoran hingga kendaraan.

Dia tentu saja protes semua itu dari hasil kerja kerasnya, tapi ayahnya berkata selama dia memakai nama Gall itu masih milik keluarga, kecuali Arnold mencabut nama belakangnya.

Arnold marah, apa ayahnya ingin dia keluar dari keluarga, dia sudah memikirkannya beberapa hari dan memutuskan untuk menerima perjodohan ini, dia sudah mempunyai rencana.

Allin masih diam karena hanya dia saja yang belum memberi jawaban.

Dia menatap kedua orang tuanya, ayah dan ibunya tersenyum, dulu Allin mempunyai kakak perempuan bernama Cristin tapi dia meninggal karena kecelakaan

Waktu itu kakaknya mengatakan ingin menikah dengan kekasihnya, tapi pria itu ternyata sudah beristri dan mempunyai seorang anak, kakaknya stres dan mabuk- mabuk kan dan saat dia mengendarai mobil dalam keadaan mabuk dia tidak bisa mengendarai mobil dengan benar.

Dari arah berlawanan sebuah truk yang besar bertabrakan dengan mobil kakaknya, keluarga Allin tidak bisa menuntut supir truk itu karena kakaknya yang menabrakkan mobilnya sendiri.

Supir itu bilang dia sudah membunyikan klakson tapi mobil itu tidak mengubah arah, saat mobil kakaknya semakin dekat supir itu menginjak rem truk nya, tapi kakaknya tetap melaju dengan kencang hingga menabrak truk miliknya.

Keluarga Allin tidak percaya itu semua, hingga polisi menemukan CCTV yang memperlihatkan kronologi sebenarnya, kakaknya memang sengaja melajukan mobilnya dengan kencang kearah truk itu, Ibunya terpukul dan mengurung diri dikamar hingga berminggu - minggu, ayahnya juga hanya diam selama itu

Rumah yang biasanya hangat tiba- tiba menjadi dingin, Allin juga terpukul dengan kejadian itu, kakaknya selalu bercerita padanya bahwa dia sangat mencintai kekasihnya.

Kisah itu berawal ketika Allin baru saja pulang dari Paris da meminta pada kakaknya untuk mengajaknya jalan- jalan, kakaknya setuju dan mereka berjalan bersama.

Mereka tertawa dan bahagia, di sebuah taman kakaknya berhenti melangkah dan menatap seorang pria yang sedang mengendong anak perempuan yang tertidur.

Cristin tiba-tiba menampar pria itu dan langsung berlari pergi dari sana, dia tidak sanggup melihat pemandangan itu. pria itu memberikan anak kecil perempuan pada wanita yang berdiri di samping nya dan mengejar Cristin.

Allin hanya terdiam, dia menatap wanita yang berdiri didepan nya dan bertanya siapa dia, wanita itu mengajak Allin duduk di bangku taman, dia bercerita bahwa dia dan kekasih kakaknya hanya berteman tapi sebuah kemalangan terjadi.

Mereka mabuk dan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan. Wanita itu meminta pertanggung jawaban pada kekasih kakaknya, dan pria itu bersedia karena wanita didepan Allin hamil anak mereka.

Setelah pembicaraan tersebut Allin pulang ke rumah dan tidak menemukan kakaknya, hingga malam hari kakaknya tidak kunjung pulang, hingga polisi menelpon mengabarkan berita yang menyakiti semua keluarganya.

Allin menyalahkan dirinya karena dia mengajak kakaknya jalan- jalan hingga semua terjadi, rumah sunyi dan dingin setelah kepergian kakaknya, kedua orang tuanya juga lebih protektif menjaganya.

Melarangnya untuk mengendarai mobil sendiri, melarangnya untuk keluar malam- malam, tapi sebulan belakangan ayahnya secara ajaib membolehkannya kerja tapi di perusahaan milik Arnold.

Allin ingin menolak, tapi semenjak dia bekerja di sana. Rumah sudah sedikit menghangat dan sekarang dia dihadapkan dengan perjodohan ini. Allin akan melakukan apa saja agar kedua orang tuanya bahagia dan rumah kembali hangat

"Aku menerimanya " Kata Allin dengan tekad yang kuat, dia tidak perduli apa Arnold mencintainya Atau tidak. Dia akan menerima itu semua agar kedua orang tuanya bahagia.

Semua orang di sana bahagia, kecuali Allin dan Arnold , Arnold menatap Allin dingin setelah mendengar wanita itu menerima perjodohan tersebut.

Allin tidak perduli dia tidak masalah meskipun Arnold membencinya, dia menatap Ayah dan ibunya yang berbincang dan tersenyum bahagia.

Allin menahan air matanya yang sudah akan keluar, dia sudah lama ingin melihat pemandangan itu, dia sudah bertekad dengan kuat, dia akan melakukan apa pun agar kedua orang tuanya bisa terus tersenyum.

Arnold yang dari tadi menatap Allin menangkap raut kesedihan di wajah wanita tersebut.

Dia awalnya kesal, tapi wanita itu sama sekali tidak terlihat bahagia setelah mengatakan menerima perjodohan diantara mereka.

Arnold semakin menatap Allin dengan intens tapi kemudian entah kenapa rasa kesal hadir dihatinya.

"Apa dia tidak senang akan menikah denganku".

***

Cerita ini dalam proses revisi, jadi mohon di maklumi bila masih banyak typo dan kekurangan.

Je T'aime~~~~

Terpopuler

Comments

Rosikh Nurhayati

Rosikh Nurhayati

syuukaaa

2023-01-15

0

Devia Ratna

Devia Ratna

bagus

2022-11-17

0

Atieks Syaiful Bahri

Atieks Syaiful Bahri

😉😉😉

2021-09-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!