Bertemu dia

Adrian sudah sampai di sekolah dan disana sudah ada para sahabatnya yang sedang menunggu di tempat mereka biasa nongkrong yaitu halaman belakang sekolah

"Gue dengar dari Samuel, semalam Kalian di serang geng Red Snake?" Tanya Angga yang sedang duduk di bangku panjang di bawah pohon melinjo

"Iya" jawab Adrian datar

"Bibir lo kena pukul?" Tanya Sandi serius

"Nggak mungkin" ucap Mahesa dingin

"Iya nggak mungkin Adrian kena pukul" ucap Irsyad serius

"Dia di pukul cewek dan di sangka tukang palak" jawab Hendra terkekeh

"Sialan Lo" sinis Adrian memukul kepala Hendra

"Pantesan aja, Lo nggak tega ya pukul tuh cewek, pasti dia cantik" ucap Angga meledek

"Cantik dari Hongkong!" Sinis Adrian mencebik

"Hari ini pasti banyak murid baru yang cakep cakep" ucap sandi dengan mata berbinar

"Di sekolah ini kan memang banyak yang cantik" ucap sandi terkekeh

"Iya tapi yang bikin hati kita tersetrum itu belum ada" jawab Angga serius

"Belum banyak kan pasti maksud Lo" jawab Irsyad terkekeh

"Nah itu Lo tahu" jawab Angga tertawa

"Udah yuk lah kita ke kelas, kita masih sekelas kan?" Tanya Samuel penasaran karena biasanya murid murid selalu di acak lagi saat kenaikan kelas

"Kita masih sekelas, Alhamdulillah" ucap Hendra menepuk bahu Samuel

"Ayo kita lihat kelas baru kita" ajak Mandala semangat

"Kita di kelas 11 IPA 1 kan?" Tanya Sandi yang lupa kelasnya

"Makanya Lo jangan mikirin cewek terus, jadi hampir pikun kan Lo" ledek Irsyad terkekeh

"Iya seharusnya kalian itu seperti gue yang kalem" ucap Mahesa santai

"Lo bukan kalem, tapi balok es yang ada di kutub Utara" jawab Angga tertawa

"Iya beda banget sama adek Lo si Dala yang banyak bicara" ucap Samuel menambahkan

"Tapi ada satu kemiripan  yang mereka miliki selain wajah mereka" ucap Hendra serius

"Apa memangnya?" Tanya Mandala tak terima

"Kalian berdua sama sama gila" jawab Hendra tertawa dan disetujui teman temannya

Mereka terus berjalan mencari kelas mereka bahkan berpapasan dengan beberapa murid baru yang menatap kagum ke arah mereka

"Kakak kelas kita ko ganteng ganteng ya"

"Ya ampun jantungku nggak aman" 

"Sepertinya aku harus cari perhatian mereka"

"Nama mereka siapa sih?"

"Kakak, aku padamu"

Dan banyak lagi bisikan dan teriakan yang di arahkan untuk para pemuda tampan itu

"Hei.... Puspita Sari kamu jangan lari, disana licin" teriak seorang siswi kepada temannya yang berlari di koridor sekolah

"Aahhhhhhh.... Tolong" pekik siswi yang terpeleset karena berlari di lantai yang licin akibat air pel yang tumpah

Grep...

Adrian menangkap siswi baru tersebut dan langsung membelalakkan matanya. Banyak para siswa dan siswi yang teriak melihat adegan romantis itu

"Lo" ucap Adrian dingin

"Eh.... Tukang palak!" Ucap siswi baru tersebut yang masih di rangkul Adrian

Bruk ... Adrian melepaskan rangkulannya dan membiarkan siswi yang ternyata pernah memukulnya semalam terjatuh dan rok yang di pakainya basah juga kotor

"Heh.. tukang palak, Lo dendam ya ama gue!" Pekik siswi tersebut berdiri dan langsung memarahi Adrian

"Gue nggak kenal Lo" jawab Adrian cuek

"Puspita Sari!" Pekik seorang siswi teman Puspita Sari, nama perempuan yang telah menghajar Adrian semalam

"Apaan?" Ucapnya dengan gaya tomboy

"Ayo kita harus kumpul di lapangan sekolah" ucap teman Puspita Sari yang bernama Vania

"Maaf ya kak, teman saya nggak sengaja nabrak kakak tadi" ucap Vania tersenyum canggung

"Nggak apa apa Nia, kamu langsung ke lapangan saja" yang menjawab Irsyad dan membuat semua temannya kaget

"Makasih ya kak Irsyad" ucap Vania tersenyum lembut dan membuat Hendra tak berkedip

"Ayo Puspita Sari kita ke lapangan" ajak Vania menarik tangan Puspita Sari

"Lo panggil gue Sari aja, kita kan sudah jadi teman" ucap Puspita Sari menepuk bahu Vania

"Dan Lo, tukang palak, karena Lo udah bikin rok gue basah, gue juga akan bikin celana Lo ini juga basah" ucap Puspita Sari ketus

Dia lalu mengambil alat pel yang tergeletak di lantai lalu melemparkannya ke celana Adrian

"Rasain Lo, makanya jangan suka jahat" ucap Puspita Sari puas lalu segera berlari sambil menarik tangan Vania

"Sabar Rian" bujuk Sandi yang melihat wajah Adrian sudah memerah menahan marah

"Gadis itu yang udah pukul Lo Rian?" Tanya Mandala serius

"Perlu gue balas perbuatannya?" Tanya Mahesa serius

"Nggak perlu, dia biar jadi urusan gue dan akan jadi musuh terbesar gue mulai sekarang!" Ucap Adrian dengan mata tajam dan tangan terkepal erat

Adrian terus menatap perempuan yang sudah berhasil memukulnya tadi malam dengan tatapan tajam, bahkan rahangnya sampai mengetat saking kesalnya.

"Tunggu pembalasanku gadis menyebalkan" gumam Adrian segera pergi dari sana untuk membeli celana baru agar bisa mengganti celananya yang basah akibat perbuatan Puspita Sari

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!