Bab 4

Dion mulai mengangkat tangannya untuk memegang pundak istrinya, akan tetapi niatnya dia urungkan, entah kenapa tangan Dion sekan sulit untuk memegang pundak sang istri meskipun hanya sekedar ingin menenangkan saja, rasa acuh ini di dasari dari hatinya yang merasa tidak pantas untuk menjadi penenang sedangkan luka yang berasal dari istrinya merupakan kesalahannya sendiri yang tidak mampu menjaga hati di luaran sana.

'Enggak aku tidak mungkin bisa menenangkan dirinya, aku tidak mau menjadi munafik, biarlah sikapku seperti ini, karena aku tahu dimana asal luka itu,' tutur Dion di dalam hatinya.

******

Keesokan harinya Sonia terbangun di pagi buta, wanita paruh baya itu langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, di dalam kamar mandi saat ini Sonia mulai berkaca dihadapan cermin, rasanya dia begitu membenci wajahnya sendiri yang tidak mampu menjaga Marwah sebagai seorang istri.

"Kau sudah kurang ajar Sonia, kau sudah menyalahi aturan, kau hamil tapi kau sendiri tidak tahu lelaki mana yang menghamili mu," gumam Sonia sambil menampar pipinya sendiri.

Rasa gundah gulana kini mulai membayangi pikirannya, apalagi sebentar lagi perut buncitnya itu pasti akan terlihat dan semua orang pasti tahu kalau dirinya sedang hamil, lalu Sonia akan membawa kemana penderitaannya ini.

"Ya Tuhan aku sudah tidak tahu lagi, aku pasrah dengan kenyataan ini, kalau memang kau ingin membuatku hina, aku pasrah dengan jalan takdir yang sudah Engkau tulis untuk diriku ini," ujar Sonia lalu mulai melanjutkan mandinya.

Sepuluh menit kemudian, Sonia pun mulai keluar dari kamar mandi dilihatnya suaminya itu masih terlelap dalam damainya Sonia hanya mengulas senyum, jika dulu dia selalu mengganggu suaminya ketika tidur seperti itu, akan tetapi berbeda dengan sekarang, untuk saat ini hubungannya dengan sang suami hanya sebagai orang asing yang terjebak dalam suatu ruangan saja.

Tidak ada kata sapaan yang terdengar hangat waktu itu, tidak ada lagi pelukan hangat yang dulu selalu dia rasakan, lambat laun cinta suaminya itu mulai pudar tapi tidak dengannya, cinta Sonia begitu besar terhadap Dion, bahkan sekalipun Dion sudah tidak mencintainya lagi.

"Wajahku masih cantik, meskipun usiaku tidak semuda dulu, tubuhku juga masih langsing, tapi kenapa suamiku berubah, apa mungkin aku sudah tidak mempesona lagi seperti dulu?" tanya Sonia terhadap pantulan kaca di kamarnya.

Setelah mengganti bajunya Sonia pun mulai melakukan ibadah wajibnya hingga selesai, setelah menjalankan ibadah wajibnya tiba-tiba saja rasa mual muntah itu kembali lagi mengganggu aktifitasnya.

"Uweeeegh ....," Sonia pun mulai memuntahkan cairan kuning dari mulutnya bahkan dalam keadaan perut kosong pun tubuhnya masih sanggup untuk mengeluarkan muntahan dari dalam perutnya.

Suara muntahan itu terdengar begitu jelas, bahkan mampu membangunkan tidur Dion, ada rasa sedih ketika kaki ini tidak mampu melangkah hanya untuk menenangkan hati dan pikiran sang istri, hingga pada akhirnya Dion pura-pura acuh dan tidak peduli dengan keadaan istrinya itu.

"Kau kenapa Sonia, hal ini mengingatkan waktu kau pertama kali mengandung anak kita," ujar Dion sendiri, tanpa di sadari kalau memang saat ini istrinya juga sedang mengandung.

Setelah keluar dari dalam kamar mandi Sonia langsung dihadapkan dengan tubuh suaminya yang sudah berdiri di samping ranjangnya itu, sedangkan Sonia mencoba untuk tidak melihatnya, karena percuma saja kalaupun dilihat maka reaksi dari Dion akan biasa-biasa saja, tidak ada pertanyaan bawel yang dulu kerap dia rasakan.

"Tubuhmu ada tapi aku tidak bisa untuk menyentuh sesuka hatiku seperti dulu lagi, aku hanya bisa memiliki ragamu, tapi tidak hatimu, bahkan aku tidak tahu, saat ini hatimu berlabuh kepada siapa? Apa wanita barumu itu bisa membuatmu bahagia hingga sampai lupa dengan bunga yang ada di dalam rumahmu yang sekarang nampak tidak mempesona lagi seperti dulu," tulis Sonia di buku catatannya.

Selesai menulis, Sonia langsung pergi ke dapur untuk memberi tahu kepada pembantu di rumah ini, untuk segera membuatkan sarapan, karena memang saat ini dirinya tidak bisa masak di karenakan tubuhnya yang mendadak kurang enak badan, mungkin saja ini bawaan dari kehamilannya.

Ketika Sonia ingin keluar tiba-tiba Dion mulai memanggil namanya, dan hal itu membuat langkah Sonia terhenti sejenak. "Son, kamu mau kemana?" tanya suara datar itu.

"Aku mau ke dapur," sahut Sonia.

"Tidak usah, kau istirahat saja bukannya kau sedang sakit, aku hanya tidak ingin mendengar drama lagi, seperti kemarin, jadi lebih baik kau tidak usah ke dapur, biarkan saja pembantu yang menyiapkan semua," ucap Dion.

Sonia pun mulai masuk kembali ke kamarnya rasanya dia terlalu sakit hati mendengar ucapan dari sang suami yang menganggapnya hanya sebagai pembawa masalah saja.

"Maaf, jika kejadian kemarin masih membekas dihatimu, sebagai seorang istri aku sudah melakukan yang terbaik, jadi apabila kau merasa kurang puas dengan kebaikanku selama ini, cari saja yang lebih baik di luaran sana," ucap Sonia datar.

"Kau menantang ku?" tanya Dion dengan tatapan yang mengintimidasi.

"Iya, aku menantang mu, bukannya aku sudah tidak ada harganya lagi di matamu, jadi silahkan saja kamu mencari pelampiasan di luaran sana, biar tujuanmu untuk menyakitiku semakin jelas dan transparan, jadi tidak usah sembunyi-sembunyi seperti kejadian semalam."

Deg!!

Mulut Dion mendadak bisu lidahnya seakan kaku, untuk mengucapkan sebuah perkataan entah kenapa tubuhnya mendadak lemas seperti ini, seharusnya dia bahagia mendengar perkataan Sang istri yang sudah mengetahui kelakuan bejadnya diluaran sana bersama dengan seorang gadis muda.

Tapi kenapa perkataan dari istrinya itu seolah menjadi tamparan keras untuk dirinya, sebagai seorang lelaki dia merasa gagal mempertahankan kesetiannya, dan sebagai seorang lelaki dia pun sudah gagal menjaga kepercayaan istrinya, dimana Dion yang dulu, yang selalu mencintai istrinya dan selalu mengupayakan apa yang menjadi keinginan istrinya, hal itu seolah hilang dengan datangnya wanita baru di dalam hidupnya.

"Kamu diam, apa memang benar prasangka ku selama ini, jawab Mas, Jawab!" gertak sang istri.

"Tidak Sonia kau jangan bicara seperti itu," bantah Dion.

"Tidak usah kau jawab suara semalam sudah menunjukkan sebuah bukti atas berubahnya sikapmu selama ini, sudah berapa tahun kau berhubungan dengan wanita lain, oh ya, apa tongkat kecil mu itu sudah kembali normal, dan wanita yang berhasil membangunkannya itu bukan aku," tangis Sonia mulai pecah.

Entah keberanian dari mana Sonia bisa berbicara seperti ini, bahkan sekalipun dengan nada bergetar dia mampu menyampaikan unek-uneknya selama ini terhadap sang suami.

"Apa ini hadiah 20 tahun pernikahan kita Mas, apa ini!" gertak Sonia. "Kau harus tahu mungkin kau bisa meminta maaf kepadaku atas apa yang sudah kau lakukan terhadapku, tapi kau juga harus ingat, wanita yang kau khianati selamanya akan memeluk lukanya sendirian," ujar Sonia lalu mulai melangkah pergi meninggalkan suaminya.

Dion hanya bisa termenung bahkan dia sudah tidak bisa mengejar ataupun membujuk istrinya seperti dulu lagi, hatinya kini mulai hancur dengan perkataan sang istri tadi bahkan angannya melayang pergi entah kemana.

"Aaaaah dasar ceroboh!" geram Dion sambil menendang nakas yang di samping tempat tidurnya itu.

Dion pun mulai mencari handphone yang tadi malam dia sembunyikan di dalam laci, karena kejadian semalam Dion pun sampai enggan melihat handphone nya itu hingga pada akhirnya dia ingin mengambil handphone itu untuk dia hancurnya sangking kesalnya terhadap benda pipih tersebut.

Akan tetapi ketika dia hendak mengambil handphone tersebut tiba-tiba saja dia melihat sebuah surat putih dari rumah sakit, yang benar-benar membuatnya penasaran untuk membukanya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

semua terbokar

2025-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Kenyataan Pahit
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab7
8 Pengakuan Kenzi
9 Flash beck
10 Kabar Dari Media
11 Mendatangi Kantor Dion.
12 Kedatangan Kenzi di Rumah Sonia
13 Bab 13
14 Bab acak
15 Berhasil Membujuk Dion
16 Kedatangan Kenzi di Pernikahan Dion
17 Pernikahan Tak Sampai
18 Menemui Sonia
19 Keputusan Sonia
20 Bab acak
21 Sonia Kelelahan
22 Rencana Dion
23 Kepergian Kenzie
24 Mencoba Untuk Kuat.
25 Bertemu Anak Kecil
26 Rasa Sunyi Mulai Melanda Kembali
27 Bab acak
28 Kedatangan Juna Di Tempat Kerja Sonia
29 Bab acak
30 Hujan Di Sore Itu
31 Sonia Kontraksi
32 Kelahiran Bayi Perempuan
33 Perjuangan Seorang Ibu
34 Keinginan Cleo
35 Kebersamaan Di Rumah Sakit
36 Satu Minggu kemudian.
37 Meyakinkan Hati Wanita Yang Pernah Tersakiti
38 Tuju Tahun Kemudian
39 Kenzi Meminta Izin
40 Kembali Ke Tanah Air
41 Pertemuan Yang Tak Disangka
42 Pertemuan Yang Dinanti
43 Menguji Cinta Ayah Sambungnya
44 Rencana Anya Untuk Suami Tercintanya
45 Nasib Pelayan Itu
46 Kebersamaan Keluarga
47 Pulang Ke Tanah Air
48 Bab acak
49 Bab acak
50 Jebakan Sendiri
51 Draft
52 Draft
53 Kemarahan Dion
54 Membawa Sonia kabur
55 Cidera
56 Bab acak
57 Bab acak
58 Draft
59 Penyakit yang di derita
60 Hampir Saja Anak Kecil Itu Keceplosan
61 Ketakutan Quin
62 Mencoba Bangkit daei Rasa Sakit
63 Kedatangan Dion.
64 Operasi Perjalan Lancar
65 Rindu Yang Menjadi Luka
66 Kepulangan Juna.
67 Surat Dari Mister D
68 Berhasil Menyelidiki
69 Rahasia Yang Terungkap
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Kenyataan Pahit
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab7
8
Pengakuan Kenzi
9
Flash beck
10
Kabar Dari Media
11
Mendatangi Kantor Dion.
12
Kedatangan Kenzi di Rumah Sonia
13
Bab 13
14
Bab acak
15
Berhasil Membujuk Dion
16
Kedatangan Kenzi di Pernikahan Dion
17
Pernikahan Tak Sampai
18
Menemui Sonia
19
Keputusan Sonia
20
Bab acak
21
Sonia Kelelahan
22
Rencana Dion
23
Kepergian Kenzie
24
Mencoba Untuk Kuat.
25
Bertemu Anak Kecil
26
Rasa Sunyi Mulai Melanda Kembali
27
Bab acak
28
Kedatangan Juna Di Tempat Kerja Sonia
29
Bab acak
30
Hujan Di Sore Itu
31
Sonia Kontraksi
32
Kelahiran Bayi Perempuan
33
Perjuangan Seorang Ibu
34
Keinginan Cleo
35
Kebersamaan Di Rumah Sakit
36
Satu Minggu kemudian.
37
Meyakinkan Hati Wanita Yang Pernah Tersakiti
38
Tuju Tahun Kemudian
39
Kenzi Meminta Izin
40
Kembali Ke Tanah Air
41
Pertemuan Yang Tak Disangka
42
Pertemuan Yang Dinanti
43
Menguji Cinta Ayah Sambungnya
44
Rencana Anya Untuk Suami Tercintanya
45
Nasib Pelayan Itu
46
Kebersamaan Keluarga
47
Pulang Ke Tanah Air
48
Bab acak
49
Bab acak
50
Jebakan Sendiri
51
Draft
52
Draft
53
Kemarahan Dion
54
Membawa Sonia kabur
55
Cidera
56
Bab acak
57
Bab acak
58
Draft
59
Penyakit yang di derita
60
Hampir Saja Anak Kecil Itu Keceplosan
61
Ketakutan Quin
62
Mencoba Bangkit daei Rasa Sakit
63
Kedatangan Dion.
64
Operasi Perjalan Lancar
65
Rindu Yang Menjadi Luka
66
Kepulangan Juna.
67
Surat Dari Mister D
68
Berhasil Menyelidiki
69
Rahasia Yang Terungkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!