BAB 3
"Eh, curut !! Kenapa lo makan makanan gueee !!!!!!" teriak Bima pada Adit yang tengah memakan makanannya hingga separuh.
"Bodo !!" Jawab Adit di sela-sela mengunyah makanan Bima.
"Gue gak mau tahu ! Pokoknya lo harus ganti makanan gue" Kata Bima dengan ngotot. Nampaknya dia sudah kelelahan dengan sikap sahabat karibnya yang bernama Adit itu.
"Elah. Perhitungan banget lo, sama temen sendiri. Orang gue lagi laper juga" Adit melahap makanan tersebut tanpa sisa seperti orang kelaparan.
"Perhitungan-perhitungan pala lo botak ! Ini udah kesekian kalinya lo abisin makanan gue nyet !"
"Hehe......sorry. Iye, ntar gue ganti deh" balas Adit dengan cengengesan.
"Lagian, gue heran sama lo. Napa kagak beli makanan sendiri sih?! Tuh kaki mau diapain kalo gak buat jalan?"
"Cerewet banget sih lo! Itu mulut apa petasan sih?! Udah kayak emak-emak berebut beli sayur."
"Bangsul" umpat Bima.
"Lagian lo tahu sendiri kan, kalo gue ke kantin, nanti yang ada gue jadi artis dadakan lagi. Secara, gue kan gantengnya melebihi Shawn Mendes." kata Adit sambil menata jambul kesayangannya.
"Dih......" Bima mencibir Adit dengan ekspresinya yang pura-pura muntah.
"Gue potong tuh jambul baru tahu rasa lo! Dasar curut !!" kesal Bima.
"Kambing lo!" balas Adit tak terima.
Reno yang sedari tadi hanya mendengarkan perdebatan Adit dan Bima mulai bosan. Dia menatap Farrel yang dari tadi hanya terdiam.
"Kenapa lo? Kesambet?" Tanya Reno pada Farrel yang sedari tadi terus melamun memikirkan sesuatu.
"Rel..." Reno kembali memanggil Farrel sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Farrel.
"Woyy !! Ya Allah," Reno mengusap wajahnya kasar. Namun Farrel masih tetap tak bergeming. Dia masih tak menghiraukan ucapan Reno. Malahan, makin asyik dengan kegiatan melamunnya itu.
"Elah......kenapa sih ni anak? Tumben-tumbenan amat" ucap Reno mulai kesal. Dia melirik Adit dan Bima yang masih saja berebut makanan layaknya kucing berkelahi milik tetangganya.
"Eh, lo berdua dari tadi berisik bener dah. Gue tabok juga lo" kata Reno pada kedua temannya.
"Apa salah dan dosaku banggg !" balas Adit dengan nada yang dibuat-buat manja.
"Cinta suciku kau buang-buang dekkkkksss" tambah Bima. Reno memutar bola matanya jengah. Dia harus bersabar dengan sikap kekanak-kanakan kedua temannya itu.
"Woyyy......"
Sebuah teriakan yang cukup keras membuat mereka terpaksa menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya seorang laki-laki tengah berlari ke arah Farrel dan teman-temannya berada.
"Cumi! Gue kirain siapa lo"
"Dari mana aja lo?" tanya Reno pada laki-laki yang kini berada dihadapannya dengan napas yang masih terdengar ngos-ngosan.
"Sialan !" umpat laki-laki yang tak lain bernama Rangga itu. Dia menyambar asal botol minuman yang masih digenggam oleh Bima, dan meminumnya hingga habis.
"Bangke lo ! Itu minuman gue Ga" Bima tak henti-hentinya mengumpat karena makanan dan minuman yang ia beli dirampas oleh teman-temannya. Memang sepertinya hari ini adalah hari keramat untuk Bima.
"Lo kenapa sih...kayak dikejar setan aja dah" kata Adit penasaran sekaligus mengejek.
"Emang gue abis dikejar setan. Tuh setannya!" Rangga menunjuk kerumunan peserta MOS yang rata-rata adalah perempuan itu dengan dagunya.
"Kayak gitu lo bilang setan? Itu sih namanya bidadari Ga" komentar Adit.
"Dasar ! Mata keranjang lo Dit"
Farrel yang sedang tidak mood mendengarkan ocehan-ocehan gaje dari teman-temannya pun beranjak dari duduknya.
"Gue pergi bentar ya" pamitnya pada teman-temannya.
"Kemana?" tanya Reno.
"Cari udara segar" ucap Farrel datar, yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Reno. Setelah kepergian Farrel, suasana nampak begitu hening. Reno menatap Adit, Rangga, dan Bima bergantian sebelum akhirnya bersama-sama mengatakan...
"Why?"
*****
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Rheny Sri Wahyunie
ngakak gw..
2020-09-21
1
Penikmat Senja
Bima kovlakk
2020-04-07
2
Fiska Ainun
semangat diriku
2020-01-02
1