Juragan Subali

"Kalau begitu, ayo! Gendong aku..."

"Iya, baiklah..."

Dan gadis kecil itu pun langsung berjongkok, untuk menggendong sang Kacung. Tak lama...

"Heya... heya...!"

Selanjutnya siKacung berseru kencang, tak ubahnya nyimas lirih tadi saat menggendong dirinya. Yang menakjubkan, tanpa kesulitan nyimas lirih dapat menggendong badan kacungnya yang lebih besar daripada badanya sendiri.

Para bulu taneuh (petani), yang melihat kejadian itu hanya bisa menelan ludah, karena merasa khawatir kalau-kalau nuragan Subali melihatnya.

melihat sikacung digendong oleh anak majikanya..

"Hey, aling. Apa sedang yang kau lakukan? Cepat turun dari gendongan nden Lirih. Atau kau akan celaka jika juragan Subali tahu. Ayo lekas turunkan..." Terdengar salah seorang bulu taneuh mengingatkan.

"Haha... Tidak-tidak! Tidak mungkin juragan Subai marah, pak tua. Kenapa? Karena juragan Subali sangat baik terhadapku. Entahlah kalau pak tua yang melakukanya..."

"Huh, dasar kau bocah. Dikasih tau malah ngeyel..."

"Haha! Lebih baik urus saja urusan mu, pak Tua. Heya... Heya..."

Sialing terus berseru, tak menghiraukan peringatan pak tua tadi. Nyimas lirih terus berjalan sambil menggendong sang kacung, hingga hilang dari pandangan pak tua ditelan perbukitan tanah yang bergelombang tidak rata.

"Ada apa saki, kok malah mencak-mencak sendiri..." Terdengar gumaman seorang perempuan tua dibelakang siLelaki tadi.

"Itu siAling berani-beraninya dia naik kepunggung nden lirih. Dikasih tau, eh malah ngeyel..."

"Yah, namanya juga anak-anak saki. Sudah jangan diambil pusing, urus saja itu pacul sebelum jari kakimu hilang kembali..."

SiBulu taneuh gak bicara lagi, lalu terlihat dia mengayunkan pacul membenahi gundukan tanah yang urug bekas hama babi.***

Siapa sebenarnya kedua bocah tersebut? Dua bocah tersebut adalah tuan dan kacungnya. Yang perempuan bernama nyimas Lirih, dan yang lelaki bernama Lingga pakasi. Nyimas Lirih adalah putri Juragan Subali yang merupakan kepala kampung dusun cikahuripan.

Konon menurut cerita, juragan Subali adalah bekas senapati kerajaan Sunda yang mengundurkan diri beberapa tahun yang lalu. Ia merasa dunia perpolitikan sangat kejam dan kotor, lebih baik ia menyendiri hidup bahagia bersama keluarganya disuatu ?desa terpencil.

Selain bekas senapati kerajaan Sunda, juragan Subali terkenal dengan ilmu kanuraganya. Ia adalah lulusan suatu padepokan silat ternama yang berada dipuncak gunung Sanggabuana. 

Kini setelah lama menetap di desa ciKahuripan, namanya pun mulai menghilang dari dunia persilatan atau pun dunia perpulitikan dikerajaan Sunda.

Rumah juragan Subali terletak ditengah desa dan rumahnya pun tergolong paling besar dibanding rumah-rumah yang lainya.

Kendatipun begitu, rumah juragan Subali terlihat bersih, rapih dan asri dengan tumbuhnya berbagai macam tanaman disekitar halamanya.

Bahkan dibagian belakang rumah berdiri pohon Kupa dan manggu, yang usianya sudah sangat tuaLebih tua dari pada rumah besarnya, yang baru dibangun beberapa tahun yang lalu.

"Abah, ambu.. Kali ini nyai kalah bertaruh..." Terdengar nyimas lirih berlari sambil mengadu kepada orang tuanya.

"Oh ya, benarkah?"

"Iya abah, ambu.. sekali ini kang aling hebat.. "

"Hahaha! Bagus-bagus. Nah, begitulah seharusnya menjadi seorang anak lelaki, aling. Sesekali kau harus menunjukan kehebatanmu..."

"I.. iya juragan..." SiAling menyahut, sambil menundukan kepalanya. Ada perasaan bersalah karena ia sudah melakukan kecurangan.

"Memangnya kau bertaruh apa, anaku?" Sahut Juragan Subali seraya mengelus kepala nyimas Lirih.

"Mengumpulkan batu merah delima didasar leuwi (sungai), abah. Dan ternyata hasilnya lebih banyak kepunyaan kang aling dalam hal ini kang aling benar-benar jago menyelam..."

"Oh ya, sejak kapan kau pandai berenang aling?"

"I.. itu... itu... mungkin kebetulan saja, juragan..."

"Haha... tidak usah sungkan, Aling. Jika kau mempunyai sesuatu yang hebat, cobalah tunjukan pada dunia..."

"I... iya juragan..."

"Nyimas anaku, lebih baik kau makan dulu..." Terdengar ibunda nyimas Lirih berkata, "Aling... temani nyimas lirih makan siang..."

"Iya juragan, mangga..." Jawab siAling mengiyakan, karena memang sudah terbiasa melakukan hal semacam itu.

Yang disebut ruang makan ternyata sebuah ruangan yang cukup besar, berada dibelakang rumah berdekatan dengan pawon. Terlihat ditengah ruangan tersebut ada meja kecil lengkap dengan nasi beserta lauk pauknya.

Tidak jauh dari situ, terlihat seorang perempuan paruh baya yang berperawakan sedikit gemuk sedang membereskan piring bekas Juragan Subali beserta istrinya makan, perempuan gemuk tersebut tak lain siBibi pembantu juragan Subali.

"Euleuh... rupanya sienden lirih baru pulang?"

"Iya bibi..."

"Mau makan sekarang? Apa perlu bibi ambilkan, nden?"

"Tidak usah bibi, biar saya mengambil sendiri..."

"Yaya... kalau begitu, bibi tinggal mencuci, ya?"

"Iya bi, silahkan saja..." jawab nyimas Lirih sambil tersenyum, lalu sibibi pergi ketempat penyucian yang berada dipinggir rumah.

Setelah siBibi pergi nyimas Lirih dan kacungnyapun duduk dan mulai menyantap makanan yang sudah tersedia. Terlihat keduanya sangat lahap, mungkin karena sudah seharian bermain, tak heran sampai menambah nasi hingga dua kali.

Setelah makan keduanya terus bermain dihalaman belakang, dibawah pohon kupa yang rindang. Hingga matahari condong kebarat, barulah sialing berpamitan untuk pulang.

"Oh iya kang, tadi abah Subali menanyakan lagi..."

"Tentang apa, nyimas?" Lingga Paksi pura-pura tidak tahu.

"Apakah ibu akang sudah memberi izin untuk menemaniku berlatih silat?"

"Oh soal itu, mm... belum nyimas. Ibuku tetap bersikukuh tidak memberi ijin. Entahlah kalau kedepannya..."

"Harusnya akang lebih pandai merayu, toh silat banyak gunanya..."

"Iya nyimas akangpun mengerti, tapi... pandangan ibu Ratna memang berbeda dari pandangan yang lainya. Karena menurut beliau, silat hanyalah jalan menuju kekerasan..."

"Tapi tak bisakah kang Aling meyakinkannya?"

"Akang berjanji nyimas, kedepannya akang coba lagi..."

"Nah, harus begitu..."

"Ya..." Setelah itu Lingga Paksi pun pulang menuju rumah yang tak seberapa jauh dari kediaman juragan Subali.

Di sepanjang jalan Lingga Paksi sering bertemu orang desa lainya, kebanyakan diantara mereka baru pulang dari ladang atau kebun palawija.

Setiap orang yang bertemu langsung menyapanya dengan ramah dan bersahabat. Tak seberapa lama, akhirnya Lingga Paksi tiba dirumah orang tuanya. Meskipun sangat sederhana, namun terlihat resik dan terawat.

Nampak seorang wanita sekitar umur 35 an sedang menyapu halaman depan, meskipun sudah tidak lagi muda namun masih nampak keelokan dan kecantikanya.

"Sudah pulang anaku?"

"Iya mak..."

"Apa kau sudah makan?"

"Sudah tadi, mak. Tapi..." kata Lingga Paksi tak laju.

"Tapi kenapa?"

"Hhh... sebelum pulang, nyimas Lirih menanyakan kembali tentang izin belajar silat. Apakah Ibu sudah memberi ijin?"

"Terus.. apa jawaban mu?"

"Ya tentu saja aku menolaknya secara halus...”

"Hm, bagus anaku. lebih baik sementara ini kau tolak dulu permintaan nyimas Lirih tersebut..."

"Tapi mau sampai kapan, mak?"

"Sampai kau mampuh mengendalikan kekuatan yang ada dalam dirimu, karena jika tidak kau akan membahayakan banyak orang, terutama orang-orang berada disekitarmu termasuk emakmu sendiri..."

Lingga Paksi hanya tertunduk lesu, lalu berucap pelan.

"Baiklah, mak. Aku mengerti..."

"Baguslah kalau begitu, sekarang, istirahatlah..." Lingga Paksi mengangguk kembali, sambil melangkahkan kakinya menaiki gelodok rumah panggung.***

Terpopuler

Comments

Kadek

Kadek

kk aku mmpir nihh baw like n rate
jngan lupa mmpir ya kk

2020-07-16

1

Sugianti Bisri

Sugianti Bisri

Ceritanya bagus Thor 👍👍👍
Semangat, ya.


Ijin Promo ya Thor
Kunjungi juga novel aku
1. Bukan Yang Pertama
2. I am Feeling Blue
3. Temani Aku, Ken!

Terimakasih

2020-06-07

1

Yogi muhamad nur

Yogi muhamad nur

manco mamang yeuh uing

2020-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!