Narura terkejut dengan sikap Alex. "Emm maafkan Alex ya Shi, dia mungkin sedang kacau pikirannya" kata Narura.
Shiray mengangguk. Tidak masalah pria yang satu itu butuh pelajaran. Pikir Shiray, dia menoleh pada Yoona yang tampaknya tidak mendengar apa yang dia pikirkan.
"Ya sudah, bibi mau pergi dulu ya" kata Narura kemudian berlalu.
"Emm, maaf Pak, saya mau mengajak Yoona bicara empat mata ya" kata Shiray pada Ryuga.
"Ah dasar wanita " kata Ryuga.
Shiray menarik tangan Narura menuju keluar toko. "Aku baru tahu kau punya kakak" kata Shiray.
Yoona hanya mengangguk menanggapi ucapan temannya itu.
"Dia cuek sekali " gerutu Shiray.
Yoona menatap mata Shiray. "Kau menyukai kakakku? " tanya Yoona.
"Ah? Tidak, hanya saja, waktu aku melihat nya aku sempat terpesona, tapi karena sikap menyebalkannya itu, aku jadi malas" kata Shiray.
"Hehe kau sudah dewasa ya, menyukai pria coba aku yang seperti kau" kata Yoona.
"Pak Ryuga kan ada" gerutu Shiray.
"Ah kau ini, dia hanya temanku" kata Yoona.
"Bukankah Pak Ryuga selalu memperhatikanmu ya dari tadi dia tidak mengalihkan pandangannya darimu" goda Shiray.
"Ah itu perasaanmu saja" kata Yoona sambil mengalihkan pandangannya.
"Asal kau tahu Yoo, Pak Ryuga sangat di kagumi oleh para karyawati di kantornya" kata Shiray.
"Cara bicaramu seperti ingin mempromosikannya saja" gerutu Yoona.
Shiray menatap Yoona. Yoona juga.
"Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu padamu " kata Shiray.
"Apa itu? " tanya Yoona.
"Aku.. Aku sebentar lagi akan menikah" kata Shiray.
Deg
"Apa? Ta.. Tapi.. Se.. Se.. "
Shiray menatap Yoona. "Kau tahu, selama aku di kota tempat baruku itu, aku bertemu orang tua kandungku"
Deg
Lagi-lagi Yoona dibuat terkejut.
"Pada awalnya mereka baik, bahkan aku di didik caranya menjadi wanita gemulai, namun.. Mereka.. Menjodohkanku dengan seorang pria.. Aku.. " kata-kata Shiray tidak dilanjutkan karena air matanya terlanjur keluar dan suaranya bergetar.
Yoona memeluk sahabatnya itu. "Kenapa mereka melakukan itu padamu Shi, setelah mereka membuangmu mereka mengambilmu kemudian memaksamu" kata Yoona dalam hati.
"Aku menolak.. Tapi, mereka memaksaku dengan alasan pria itu.. Bisa menyelamatkan perusahaan mereka "
Yoona menutup matanya membiarkan telinganya mendengar tangisan batin Shiray.
"Dan.. Yang lebih parahnya lagi.. Pria itu ladykiller selain itu... Dia kakaknya Pak Ryuga " kata Shiray.
Yoona terkejut bukan main. "Apa? Kakaknya Ryuga?"
Shiray mengangguk. Yoona mendengus marah. Dia menenangkan Shiray.
"Lalu bagaimana? " tanya Yoona.
"Aku tidak tahu, yang pasti aku kesini sebenarnya untuk kabur lari dari mereka dari pernikahan itu "
"Kalau begitu tenanglah disini kau aman" kata Yoona.
"Tidak, pria itu pasti akan menemukanku cepat atau lambat" kata Shiray.
"Kenapa kau berpikir begitu? " tanya Yoona. "Karena dia memiliki orang -orang kuat yang sebenarnya mata-matanya" jawab Shiray .
Yoona jadi ingat ucapan batinnya Ryuga tentang mata-matanya, mungkin kakaknya juga mengerahkan mata-mata untuk mengetahui suatu informasi.
"Kalau begitu lebih baik kau sembunyi disini saja, oh ya apa Ryuga tahu soal kau dan kakaknya? " tanya Yoona.
Shiray menggeleng sambil mengusap air matanya. "Akan ku bawakan air dingin. Tunggu disini ya aku akan ke dalam dulu, diluar sini kau akan tenang karena udaranya sejuk" kata Yoona.
Shiray mengangguk. Yoona berlalu kedalam. Shiray menatap suasana di dekat toko, tampaknya kota kecil ini sudah banyak berubah.
Terakhir kali dia kesini, tidak terlalu banyak toko disini. Sekarang toko lebih banyak mendominasi dibandingkan rumah penduduk. Termasuk toko milik Ryuga yang terlihat sangat besar dan desainnya sangat artistik.
Pandangan Shiray tertuju pada seorang pria yang terlihat tengah berbicara pada seekor anjing disebrang jalan. Pria itu tak asing bagi Shiray. Itu kakaknya Yoona. Shiray masih kesal dengan kecuekan Alex tadi. Biasanya pria manapun akan terpesona oleh kecantikannya.
Ingin sekali dia memberikan pelajaran pada pria itu. Sesekali menjadi gadis nakal boleh kan? Lagian Shiray belum pernah keluar dari batasannya sebagai gadis baik.
Shiray beranjak dari duduknya kemudian berjalan menghampiri pria itu. Shiray berdiri dekat pagar kayu pembatas jalan raya dan mansion kuno milik Narura.
"Ehm" Shiray berdehem. Alex tidak merespon sama sekali. Dia mengusap kepala anjing yang sepertinya nyaman.
"Semuanya akan baik-baik saja, tidak akan ada lagi yang memukulmu" kata Alex.
Shiray mengerutkan dahinya. Anjing itu tampak bergumam layaknya anjing kemudian berjalan pergi dengan kaki depannya yang pincang.
"Kkau? Bicara pada anjing atau.. Berbicara dengan anjing? " tanya Shiray.
Alex menoleh dan tatapannya tertuju pada Shiray. Jantung Shiray rasanya berpacu cepat.
"Dimana adikku Shikai? " tanya Alex.
"Di toko dan aku Shiray bukan Shikai" gerutu Shiray.
"Kedengarannya sama saja" kata Alex dingin. Ingin sekali Shiray mencakar wajah pria dihadapannya itu. Oh sepertinya tidak usah kalau itu sampai terjadi? Maka dia akan kehilangan ketampanannya.
"Kenapa kau begitu menyebalkan? Kau berbeda sekali dengan Yoo" gerutu Shiray.
"Siapa Yoo? " tanya Alex.
"Adikmu"
"Aku tidak punya adik bernama Yoo"
Shiray gemas sendiri dengan ekspresi dingin Alex namun berbanding terbalik dengan ucapannya.
"Maksudku Yoona "
"Mungkin aku brengsek seperti ayahku"
Shiray mengerutkan dahinya. Dia tidak menyangka dengan jawaban Alex.
"Brengsek, payah dan tidak berguna"
Shiray menunduk ada rasa bersalah di hati nya karena ingin membalas kecuekan Alex, kini dia malah merasa Flashback. Ayahnya juga brengsek yang tega menjual anaknya demi perusahaan dan uang.
Air mata Shiray kembali menetes dia berbalik ke jalan raya dan akan kembali ke toko namun dia tidak melirik kesana kemari tanpa dia sadari, sebuah mobil melaju kencang.
Terdengar suara klakson yang nyaring. Shiray terhenyak kemudian menoleh kearah mobil tersebut terlambat jaraknya hanya tinggal 30cm lagi.
"Aaaa!!! " teriak Shiray.
Shiray merasa tubuhnya berguling-guling dan dahinya menghantam aspal.
Shiray memang merasa terlempar namun sakitnya tidak seberapa dan tidak separah yang dia pikirkan. Perlahan mata Shiray terbuka.
Deg
Jantungnya kembali berpacu cepat bagaimana tidak kini Alex berada diatas tubuhnya. Apa barusan Alex yang menyelamatkannya? Padahal Shiray yakin jarak mereka cukup jauh.
Mata mereka saling menatap. Dengan jelas Alex dapat mendengar detak jantung Shiray yang berpacu cepat.
Shiray membelalak dia tidak mendengar apapun tangan kirinya bergerak dan memegang dada Alex. Keringat dingin membasahi dahinya.
Alex sadar dia segera bangkit. Shiray juga dibantu Alex. Tubuh Shiray yang masih gemetar karena shock terhuyung.
"Cepat ke tepi jalan, ini masih di tengah jalan" kata Alex.
Shiray mengangguk kemudian berjalan sambil gemetar menuju toko. Dia terduduk dikursi didepan toko tempat dia duduk tadi dengan Yoona.
Yoona keluar dari toko dan melihat Shiray dengan dahi berdarah.
"Shiray kau kenapa? " tanya Yoona.
"Aku tidak apa-apa"
"Tadi kulihat kau bicara dengan Kak Alex, jangan -jangan ini juga karena dia? "
"Bu.. Bukan, malah Alex yang menolongku"
"Ah? Memangnya apa yang terjadi? " aku hampir tertabrak mobil "
Yoona membelalak kemudian dia mengobati luka Shiray dengan obat-obatan milik ibunya. Hari ini bukannya Shiray yang memberikan pelajaran pada Alex, tapi dia yang mendapatkan pelajaran dari Alex, yaitu Detak Jantung.
♡♥♡♥♡♥♡
By
Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
ariasa sinta
1040
2021-12-28
0
AriendOppa
lanjut thor
2021-12-26
0
Chodhyland
satu kata"Bgus"
2021-03-11
0