Aizha membuka matanya, merasakan kepalanya sangat berat dan berdenyut-denyut nyeri. Masih tertidur diatas tempat tidurnya dan menatap lurus keatas langit-langit, gadis itu mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi tadi malam hingga membuat kepalanya terasa begitu sakit seperti seseorang telah memukul kepalanya kuat dengan balok kayu.
Tadi malam dia pergi ke apartermen Rafy dan mendapati pria sialan itu berselingkuh lalu dia patah hati, pergi ke bar yang dia temui di perjalanan pulang, masuk ke bar, minum alkohol… aroma mint dan parfum pria yang tak pernah Aizha cium sebelumnya, pelukan hangat, bibir kenyal dan basah…
Pemikiran terakhirnya membuat Aizha dengan cepat beralih ke samping kiri, tidak peduli lagi pada kepalanya yang teramat sakit. Disana, tepat disampingnya, seorang pria tengah tertidur sambil membelakangi dirinya, punggung pria itu tidak dibalut apapun tepat menghadap kearah Aizha, spontan membuat Aizha sangat kaget. Baiklah sekarang dia paham apa yang terjadi, semua ingatan kembali kepadanya seperti DVD rusak, sangat buram dan tak jelas. Bagaimana dia berada di bawah kukuhan pria itu, tangan pria itu yang terus mengunci tangannya, suara dirinya dan suara pria itu bercampur di udara dan lainnya, semua hal yang tak pernah dibayangi oleh Aizha sebelumnya telah ia lakukan dengan orang asing itu.
Aizha merutuki kebodohannya dan hampir menangis, namun dia memilih untuk bangkit dari tempat tidur itu dengan hati-hati tak ingin membanguni pria yang masih terlelap tidur itu, merasakan betapa sakit setiap inci tubuhnya terlebih di area bawahnya. Aizha bahkan tak mampu untuk merasa kaget lagi saat melihat tak ada sehelai benangpun yang melekat ditubuhnya. Dengan cepat Aizha memunguti semua pakaiannya di lantai dan memakainya, tak ada waktu untuk mandi, sialan. Setelah berpakaian, Aizha mengambil tas dan heels nya lalu keluar dari kamar itu, mencoba mengabaikan rasa sakitnya dan dia bahkan tak peduli lagi pada kotak kue yang terletak diatas meja tanpa sedikit pun terbuka, kue dengan susah payah ia buat. Aizha keluar dari hotel itu dan memesan taksi.
Selama di dalam taksi yang melaju menuju rumahnya, Aizha memikirkan banyak hal, pikirannya sangat sembrawutan seperti benang yang berantakan. Bagaimana dia bisa menjadi begitu mabuk? Bagaimana kejadian dengan Rafy itu mempengaruhinya hingga berakhir di kamar hotel dengan pria yang bahkan tak bisa Aizha ingat sedikitpun? Dan bagaimana mungkin dia bisa kehilangan keperawanannya dengan pria asing hanya karena patah hati dan dia bahkan tak pernah melakukannya dengan pacar yang sudah bersama nya selama 2 tahun lebih, komedi sekali hidup Aizha.
Setelah mandi dan membersihkan dirinya, Aizha dengan gelisah mondar mandir di ruang tamu rumah sewanya. Hari ini dia mengambil cuti di restoran dan toserba dengan alasan dia sedang sakit. Saat mandi tadi Aizha mendapati ada banyak kiss mark di tubuhnya yang tak ia sadari tadi pagi saat bangun dari kamar hotel. Aizha mencoba sekeras mungkin untuk mengingat wajah pria itu, semabuk apapun seharusnya dia ingat bahkan walaupun samar wajah pria itu, namun sama sekali tak bisa. Aizha sedikit pun tak bisa mengingat wajah pria itu, gaya rambutnya, warna matanya, bentuk bibirnya, bentuk rahangnya… semuanya, tak ada yang bisa Aizha ingat sedikitpun selain aroma parfum pria itu dan tangan hangatnya saat setiap kali menyentuh dirinya. Dan tentu saja itu tak bisa membantu sama sekali, siapa saja bisa memakai parfum itu dan semua orang memiliki tangan yang sama, atau hampir sama. Siapa saja bisa memiliki tangan berukuran itu dan lagian bagaimana dia bisa mengukurnya.
Aizha membanting tubuhnya di sofa dengan kalut, mencoba menenangkan dirinya sendiri, tidak apa-apa dia aman, dia mabuk dan pria itu tidak. Pasti pria itu ingat untuk memakai ini itu agar tak ada ‘kecelakaan’ apapun. Tanpa sadar Aizha menyentuh perutnya sendiri, dia bahkan tak ingat berapa banyak atau berapa lama mereka melakukannya.
No baby! Katanya pada diri sendiri dengan kenyakinan penuh, atau setidaknya dengan harapannya.
Disisi lain, masih di kamar hotel yang sama yang Aizha tinggali pagi tadi, pria itu mengeliat untuk merengangkan otot-otot tubuhnya yang kaku, setelah menguap sebentar dia mendudukan tubuhnya. Tak ada siapapun di kamar itu, hanya tinggal dirinya sendiri, jejak-jejak keberadaan gadis itu telah menghilang selain kotak kue yang masih tertinggal di atas meja tak jauh dari tempat tidur. Pria itu meraih ponselnya dan mengecek jam, 10.12. meletakan kembali ponselnya diatas nakas dan bangkit dari tempat tidur untuk mendekati kotak kue itu. hari ini tak ada pekerjaan yang harus ia kerjakan atau setidaknya tak ada pekerjaan yang ingin ia kerjakan. Membuka kotak kue itu dan mendapati kue tar dengan dipenuhi krim putih dan beberapa hiasan sederhana dari buah, di tengahnya terdapat tulisan happy birthday Raf, wish you the best. Senyum miring terbit di wajahnya, dia bukan Raf yang dimaksud di kue itu namun tentu saja dia akan dengan senang hati menerima harapan itu, sayang sekali kue itu tak sampai ke tangan orang yang dimaksudkan dan hubungan mereka tentu saja telah kandas. Pria itu terkekeh, bahkan kue cantik ini menjelaskan keadaan gadis itu tadi malam. Tanpa sendok atau pisau, pria itu mencomot kue itu dengan tangannya lalu memakannya, merayakan apapun yang bisa dirayakannya.
Setelah seminggu sejak kejadian itu, tak ada perubahan apapun pada Aizha yang membuatnya semakin yakin tak akan ada bayi yang hadir di rumah itu. dan Rafy? Tentu saja mereka sudah putus, berakhir dan yeah Aizha sedang mencoba melupakannya, atau mungkin sudah melupakannya. Lagian Aizha tak punya tenaga dan waktu untuk menangisi pria brengsek seperti itu. seminggu ini otaknya penuh dengan kejadian malam itu, dia berusaha keras untuk mengingat wajah pria yang menidurinya itu, namun tetap tak membuahkan hasil. Aizha sedikit menyesal tidak mencoba untuk mengintip wajah pria itu saat dia masih tertidur, saat itu pikirannya terlalu kalut dan dia sangat takut. Tapi bagaimanapun semua telah berlalu, kehidupan terus bergerak maju dan hal yang harus Aizha lakukan, satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah melupakannya dan terus menjalani kesehariannya yang biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Nur Yuliastuti
keluar dr kandang macan masuk ke kandang singa 🙈
2025-05-22
0