Dengan pakaian sederhana dan dengan sebuah jubah hitam gelap ivana meninggal Mansion kediaman Duke. Elin yang dari tadi kawatir akhirnya hanya pasrah dan mengikuti nonanya itu.
Bahkan mereka pergi tanpa seorang pengawal, astaga bagaimana jika orang-orang berniat jahat pada gadis itu
Bangsawan muda merupakan target empuk dalam kasus penculikan
Tak mempedulikan itu semua ivana tetap dalam rencana keluar mansion dan pergi menuju ke pusat perbelanjaan ibukota.
Beberapa koin emas dalam kantungnya untuk berjaga-jaga, lalu langkahnya terhenti melihat brosur lotre yang bertebaran dimana dia mengambil satu lembaran kertas itu.
"Elin astagaa, ini aku menemukan sendok berlian" pekik ivana atau panggil saja vava, berapa girangnya gadis itu memandang kertas yang dia genggam
"Jangan bilang nona ingin ikut undian lotre, nona hal seperti itu tidak akan baik untuk gadis bangsawan " elin berucap dengan nada kawatir, dia tentu mengetahui niat ivana saat itu.
"Kau yakin tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini elin? Lihat saja kemampuan ini akan aku dapatkan hadiah utamanya itu" kata ivana percaya diri sambil meremas keras brosur ditangannya itu
"Nonaa tidak—!!" Ivana menarik tangan elin dan melenggang pergi menuju tempat Lotre
"Elin ayoo cepatt " kata ivana antusias
Matanya berbinar-binar saat menatap tiket emas yang berterbangan. Dia kemudian buru-buru menarik elin ketempat pengundian itu. Vava kemudian menuliskan sebuah nomor.
Dalam cerita aslinya seorang baron keen yang menjadi pemenang lotre tersebut namun dirinya dikisahkan terbunuh lebih dahulu karena usaha perjudian yang dilakukan tertangkap oleh pihak kekaisaran.
'9966 aku yakin hadiah itu akan menjadi milikku ' ivana kemudian menuliskan angka jackpot yang dia peroleh dari ingatan membaca novel itu. Seringai licik tak henti-hentinya terpatri pada wajah manis gadis cilik itu
"Elin ayo kita pergi berkeliling, aku ingin melihat pasar nanti kita kesini lagi" kata ivana selesai menyerahkan nomor undian yang dia pilih
"Astaga nonaa ini sangat sulit dibilang " elin berdecak kesal betapa keras kepala nonanya itu.
"Kau tidak perlu kawatir selama ak—
BRUKKKKKK!!!"
Ivana tanpak tak sengaja menabrak seseorang yang memakai tudung gelap, dan mengakibatkan orang itu jatuh tersungkur ketanah.
"Heyy anda tak apakah?" Tanya ivana pada pria itu, Pria itu sedikit merintih kesakitan tampaknya dia terluka
Lalu dibelakangnya tak jauh segerombolan orang seperti bandit mengejar pria itu seakan ingin membunuhnya.
'Aha!? Begitu ya anak-anak buah Baron keen yang mengejar putra mahkota, jadi yang aku tabrak ini pangeran yaa?' Vava teringat kejadian terbunuhnya Baron Keen, putra mahkota menerobos masuk ke markas persembunyian baron, dan ingin menangkap pria itu.
Dia berhasil menangkap basah Baron, namun sialnya anak buah dan para bantuan Baron yang merupakan para preman tempat itu menyadari dan berdatangan. Putra mahkota saat itu hanya dengan dua orang temannya tak mungkin melawan orang sebanyak itu bersamaan.
Alhasil tak ingin membiarkan baron selamat dia kemudian langsung membunuhnya saat itu ditempat. Dan bertarung melawan para ceceguk Baron.
Putra mahkota kalah jumlah dan sepertinya dia terdesak keadaannya pun buruk.
"ITU DIAA CEPAT TANGKAP ORANG ITU!!" Tunjuk preman-preman pasar itu pada putra mahkota yang masih merintih ditanah. Nampaknya dia bertubrukan dengan ivana cukup keras
"SIALAN KEMANA SAJA KAU !!" Mereka mulai berjalan semakin mendekat, dan berusaha untuk menangkap pangeran ini.
"Elin sepertinya situasi sekarang terlihat merepotkan kau tolong jaga pria itu biar aku yang mengurus mereka" ucap ivana pelan sambil mengibaskan-kibaskan tangannya melakukan pemanasan, dia kemudian beralih menatap dingin pada segerombolan bandit dihadapan
"NONAAA KUMOHON JANGAN!!" kata elin dengan cemas. Elin tidak tahu saja yaaa Selina Michelin dalam dunia modern adalah mantan atlet taekwondo dan karate tingkat provinsi, dia rajin bergulat mengikuti berbagai kejuaraan semasa masih menginjakkan kaki dibangku SMA
"Gadis cantik jika kau tak ingin terluka serahkan orang itu" ujar salah seorang preman sambil menyeringai licik pada gadis cantik dihadapannya.
"Kami sedang buru-buru jadi jika mau menyingkirkan akan kubiarkan lolos" temannya tak begitu tertarik dengan ivana, makanya dia berkata dingin pada gadis itu
"Menyingkir? yang benar saja" ivana tersenyum mendengar kata-kata para ceceguk Baron dihadapannya
3 menit
BUGHHHHH!! Uhukkkk!! BUGHHHHH!! Arghhhhh! BUGHHHHH!! BUGHHHHH!! Arghhhhh!!
Empat preman pasar itu berhasil vava tumbangkan. Mereka hanya ceceguk pasar tanpa senjata tajam seperti pedang dan kesatria. Hanya bermodalkan belati tumpul dan beberapa balok kayu itu bukan ancaman
Bukan hal yang susah untuk ivana, Lumayanlah modal skill bela diri ivana saat ini.
"Huff kalian ini sampah sekali yaa" gadis itu menghembuskan nafas panjang ketika melihat para preman itu tergeletak ditanah
"Nonaaa syukurlah" kata elin sambil berlari menghampiri ivana dengan tatapan haru, dia cukup terkejut nona kecil nya pandai ilmu beladiri bahkan tanpa senjata.
"Elin, bagaimana kalian? Heyy anda tak apakah tuan? Astaga lukanya elin cepat belikan sebuah obat dan perban ini gawat" ivana kemudian berjongkok dan melihat kondisi pria itu, luka diperut sebelum kirinya cukup dalam dan mengeluarkan banyak darah
"Baik nona mohon tunggu sebentar" elin bergegas menuju ke toko obat obatan
"Kau menolongku, tak ku sangka kau bisa bela diri nona muda" ucap pria itu dengan mata berbinar
"Itu bukan masalah, yang penting anda diam dulu " vava mengkerut kan dahinya, dia dibuat beberapa kali ngilu melihat luka pria itu yang cukup parah, namun dia terus saja mengajak vava berbicara apakah dia tak merasakan sakit
"Siapa namamu?" Tanya pria itu
"Aku? Ehmm ivana" jawab alisya seadanya
"Ivana siapa?" Ucapnya lagi
"Maaf tuan aku tidak bisa mengatakan hal yang lebih jelas, terlebih terhadap orang luar seperti anda" jelas ivana
"Hahaha baiklah ivana aku mengerti, terimakasih" kata pria itu
Taklama kemudian elin datang berserta belanjaan obat yang dia bawa. Ivana dengan telaten membersihkan luka-luka itu dia menyeka darah mengoleskan obat dan menutup luka itu dengan perban .
Walaupun putra mahkota sedang dalam mode penyamaran ivana tau pasti bahwa orang itu adalah pria nomor satu di kekaisaran ini. Mungkin dia sedang apes saja makanya dia tak sengaja menabrak Ivana .
Taklama kemudian beberapa orang seperti kesatria berjubah gelap datang, itu pasti prajurit bayangan putra mahkota.
Ivana merasakan tak ada lagi yang membahayakan mungkin saatnya untuk pergi.
"Tuan tuan tidak apa kan" kata pria berbadan tinggi dan besar kemudian beberapa dari mereka menghampiri ivana ditempat itu
"Aku baikk, berkat nona muda ini" kata putra mahkota
" Ahh syukurlah tuan" Argus salah satu pria tangan kanan putra mahkota cukup lega mendengar hal itu
"Seperti kami harus pergi, kalau begitu sampai jumpa " kata ivana singkat kemudian dia menarik tangan elin dan bergegas pergi meninggalkan mereka
" Heyy Kau langsung pergi?" Kata pangeran itu setengah berteriak hendak menahan gadis itu.
"Maaff aku orang sibuk" kata Ivana sembari mendorong badan elin didepannya pergi menjauh
'ivana nama yang cantik' guman Putra mahkota dalam hati.
"Ugh, argus selidik tentang gadis kecil bernama ivana itu, laporkan semua informasi tentang dirinya padaku" titah pangeran mahkota itu pada tangan kanannya
"Baik yang mulia " ucap argus menyanggupi
Gadis itu bersama Dengan pelayan pribadinya kemudian meninggalkan tempat kejadian perkara. Mereka menuju pasar tujuan utama mereka yang terhambat sebelumnya
Tak terasa Mereka menghabiskan waktu mereka untuk menikmati setiap makanan dan pernak-pernik yang dijual dipasaran. Hingga hari menjelang senja
🌠🌠🌠
"Ahyaa tadi hampir saja aku melupakannya lotre kita tadi pagi" kemudian ivana berjalan menuju tempat undian lotre tersebut
"Nonaa sebaiknya kita harus segera pulang, aku rasa tuan Duke akan marah besar " elin mengingat ivana untuk cepat pulang apalagi hari sudah menjelang gelap, tak baik untuk gadis bangsawan apa lagi keluar sendirian dalam keadaan gelap
"Tunggu sebentar lagi elin, lihat keajaiban apa yang terjadi " ucap ivana santai, namun tidak dengan hatinya yang telah berdebar-debar. Dia begitu menantikan kesempatan ini
Kemudian detik-detik yang mendebarkan pun tiba, saat pengumuman pemenang undian lotre
'Dan Nomor yang terpilih adalah 9966'
"Silahkan untuk yang terpilih dan beruntung mengambil hadiah yang menjadi hak anda"
Siapa yang memenangkan undian itu
Iya aku juga penasaran siapa yaa yang dapat
Ehh lihat itu gadis kecil bertudung apakah dia?
Wahh dia beruntung sekali
Siapa siapa?
Ehh seorang gadis muda
Lihat paman nomor undian ku sama
"Wahh aku tidak mengira bahwa seseorang gadis kecil ini sangat beruntung" ucap panitia undian
Hadiah yang didapatkan tak main-main kepingan koin emas bernilai 50.000.000 waww nilai yang cukup fantastis bukan.
Vava mengambil hadiah itu, namun sedikit dipotong pajak tentu untuk membeli sebuah artefak sihir hebat berupa kantong yang dapat menampung semua emas itu tanpa kawatir lebih.
Jika semua kepingan koin itu dapat masuk dalam kantung pun beratnya hanya sekitar satu pount, cukup ringan dan tak berat sama sekali, dengan mengeluarkan sedikit biaya tambah 100.000 koin emas dia bisa membawa koin-koin itu pulang dengan aman. Berarti uangku sisa 49.900.000
CEKRISSSSSSSSS!!
[ Bunyi duit, ketika kartu debit card digesekkan ke mesin EDC ]

Terlebih artefak itu mempunyai nilai plus dengan sihir kontrak. Jadi walaupun kantong emas itu hilang ataupun diambil orang sekalipun dia tidak akan pernah bisa mengambil aset yang tersimpan dalam artefak tersebut.
Dalam dunia modern seperti sistem face id/ fingers print censored. Jadi jika tangan, atau wajah tidak dikenali dan tidak terikat dengan sihir kontrak maka selama emas-emas itu tidak akan pernah bisa diambil
Jika hilang maka kantong itu akan cepat kembali dengan pemiliknya, hanya dengan mengalirkan mana kearea telapak tangan dan memanggilku artefak itu. Sungguh alat yang hebat kan dijaman kereta kuda dan pedang ini. Seperti brankas pribadi yang dapat dibawa kemana-mana
"Hahaha dengan ini aku akan kayaaa elin" seringai licik penuh kepuasan tersungging dibibir manis gadis muda itu
Xavier pov
"Yang mulia di ujung gang sebuah tokoh dua lantai itu merupakan markas persembunyian baron keen yang kita cari-cari." Ujar salah satu kesatria bayangan putra mahkota
"Nampak dia tahu bahwa kita sedang mengintai dirinya " guman Xavier pada anak buahnya
"Apakah kita harus menunggu bantuan dan prajurit bayangan yang lain yang mulia?" Tanya bawahannya
"Tidak itu terlalu lama, jika kita terus menunggu hanya akan semakin mengukur waktu dan memberikannya kesempatan melarikan diri" kata putra mahkota sambil menatap dingin bangunan itu
"Apakah kita akan langsung menyerang?" Tanya seorang bawahannya lagi
"Tentu tunggu apalagi tikus itu sudah terlihat jelasss sekarang aku tidak akan melepaskan mu kali ini pria tua" sebuah senyum smrik muncul diwajah tampan putra mahkota
BRAKKKKKK!!
Putra mahkota bersama dua orang prajurit bawaannya menerobos masuk melalui jendela. Didalam terlihat baron keen dan satu orang temannya.
Wajah pria tua dan gendut itu memucat pasi, mendapati tamu tak diundang menerobos masuk markas persembunyian nya.
"SIAPA KAUU?!"
"WAHH SERANGAN!!"
"Lama tak berjumpa baron keen" Kata putra mahkota dingin sambil tersenyum menyeringai
"KAUU JANGAN BILANG ORANG SURUHAN KERAJAAN, SIALAN!!" Ujar baron keen murka melihat para tamu tak dikenal masuk dan menerobos tempat persembunyiannya
"BAWA DIA HIDUP-HIDUP!!" Perintah putra mahkota pada bawahan untuk segera menangkap pria itu.
"MENYERAHLAH BARON!" Teriak kesatria bayangan Xavier
"Cih sial!!" Kepala baron sudah buntu dia telah ketahuan dan tersergap
BUGH BUGH SLASH TRINGGGGG TRINGGGGG SLASSH
Prajurit putra mahkota dan orang-orang Baron ditempat itu sedang bertarung, namun sang baron justru terpojok karena jelas kalah dalam adu kekuatan.
Bunyi keributan dan perkelahian dari bangunan markas Baron ternyata memancing perhatian para tikus yang berada disana.
BRAKKKKKK!! TRINGGGGG!! PYAARRR!! PYAARRR!!
TAP TAP TAP TAP!!
Bunyi pintu dari lantai satu yang didobrak paksa, lalu sebuah vas yang jatuh akibat pukulkan dari benda tumpul yang orang-orang itu bawa dan ayunkan kesembarang. Kemudian rak kayu yang menempel dinding penyangga sisi kirinya mendadak lepas ornamen piring pajangan diatas rak kayu itu menggelinding berjatuhan kebawah lantai kayu
Disusul derap langkah kaki segerombolan an orang yang menaiki tangga dan menuju kelantai dua. Sumber keributan pertama dimulai. Putra mahkota tersadar bahwa aksinya memancing keributan dan membuat ikan-ikan disekitarnya ikut memakan umpan
"HAHAHA TANPAKNYA KALIAN KALAH JUMLAH !!" Tawa bangga dari wajah baron muncul melihat bala bantuan yang berdatangan
"SEKARANG LIHAT SIAPA YANG BISA TERSENYUM !!" Kata bawahan Baron yang naas hampir jadi ayam geprek
"Cihhhhh sial, Mati kau sialan!" Mengetahui situasi nya semakin sulit tanpa basa-basi putra mahkota memilih mengakhiri konflik panas itu ditempat
"TUNGGU TIDA——KKKARRHHHHH !!!" Teriak Barok bak seorang dalam kondisi sakaratul maut
SRINGGGGGG!! CRASH!!
Bunyi pedang yang ditarik dari sarungnya, tepat setelahnya satu tebasan pedang itu memisahkan kepala dari tubuh Baron keen.
Putra mahkota terpaksa tak ada pilihan lain, mereka sekarang juga terdesak posisinya.
Pertarungan sengit terjadi diruangan yang tak sempit atau lembar itu. Sayang putra mahkota kalah jumlah dan terjepit mereka tidak bisa bertarung bebas. Orang-orang itu terus masuk dan berdatangan menyerang dengan brutal menggunakan senjata tumpul dan belati.
BUGHHHHH!!, CRASH!!
satu pukulan balok kayu berhasil menghantam bahu belakang putra mahkota membuat dirinya jatuh dan berlutut dibawah, lagi serangan dilanjutkan oleh seorang pria yang tiba-tiba menyerang dan menerkam dirinya menggunakan belati tajam.
Serangan itu cukup dalam sehingga membuat putra mahkota mengerang kesakitan. Dua orang prajurit bersamanya mencoba melindungi, salah seorang merangkul putra mahkota dan kabur mereka melompat lewat balkon lantai dua.
Aksi kejar-kejaran tak dapat lagi terelakkan. Saat tengah berlari sembari menahan luka dia menabrak seseorang gadis kecil menggunakan tudung. Xavier jatuh kebawah dan mengerang kesakitan.
"ITU DIAA CEPAT TANGKAP ORANG ITU!!"
"SIALAN KEMANA SAJA KAU !!"
Nampaknya mereka telah menemukan Xavier. Xavier hendak bangkit dan meraih gadis itu pergi bersama nya, namun kondisi sudah sangat lemas karena kehilangan banyak darah.
Nafasnya tercekat dia tak bisa mengatakan apapun, ditengah kondisi setengah sadarnya gadis kecil itu berdiri dihadapannya.
Lalu teman kecilnya itu membantu Xavier menepi di sebuah sudut gang. Dari situ Xavier menyaksikan pertarungan antara para preman pasar dengan gadis kecil yang terlihat kuat.
'Dia bangsawan? Apakah dia sedang menyamar, namun jika bangsawan jarang sekali menemukan seorang gadis pandai bela diri terlebih tanpa menggunakan pedang' batin putra mahkota diserang berbagai pertanyaan bersarang. Dia memandang gadis itu dengan tatapan kagum
"Elin sepertinya situasi sekarang terlihat merepotkan kau tolong jaga pria itu biar aku yang mengurus mereka" kata gadis itu santai
"NONAAA KUMOHON JANGAN!!"
"GADIS CANTIK JIKA KAU TAK INGIN TERLUKA SERAHKAN ORANG ITU!!" Ujar para bandit
"KAMI SEDANG BURU-BURU JADI JIKA MAU MENYINGKIRKAN AKAN KUBIARKAN LOLOS!!"
"Menyingkir? yang benar saja" kata gadis itu
3 menit
BUGHHHHH!! Uhukkkk!! BUGHHHHH!! Arghhhhh! BUGHHHHH!! BUGHHHHH!! Arghhhhh!!
Tak sampai lima menit orang-orang itu terbaring tak berdaya di tahan.
'Menarik dia kuat' batin Xavier senang seperti menemukan sesuatu yang menarik
"Huff kalian ini sampah sekali yaa"
"Nonaaa syukurlah" si maid langsung menghampiri nonanya
"Elin, bagaimana kalian? Heyy anda tak apakah tuan? Astaga lukanya elin cepat belikan sebuah obat dan perban ini gawat" gadis itu memekik panik mendapati kondisi arseano yang parah
"Kau menolongku, tak ku sangka kau bisa bela diri nona muda" ucap Xavier sedikit bersemangat
"Itu bukan masalah, yang penting anda diam dulu " muka gadis itu tampak sangat cemas
"Siapa namamu?" Tanya putra mahkota
"Aku? Ehmm ivana" jawab gadis itu
"Ivana' siapa?" Xavier kembali bertanya
"Maaf tuan aku tidak bisa mengatakan hal yang lebih jelas, terlebih terhadap orang luar seperti anda" nampaknya dia tak ingin memberi tahu
"Hahaha baiklah ivana aku mengerti, terimakasih"
" Heyy Kau langsung pergi?" Putra mahkota memang punggung gadis itu yang berlalu pergi
"Maaff aku orang sibuk" kata gadis itu sembari mendorong sang kawan pergi menjauh
'ivana nama yang cantik' guman Putra mahkota dalam hati.
"Ugh, argus selidik tentang gadis kecil bernama ivana itu, laporkan semua informasi tentang dirinya padaku"
"Baik yang mulia "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Mineaa
wahhhh.... keren 🤗
2025-05-24
0